Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOKIMIA

METABOLISME VITAMIN C
Dosen Pembimbing : 1. Sajiman, SKM, M.Gz
2. Siti Masodah, S.Pd, M.Gz
3. Jujuk Anton Cahyono, S.Si, M.Sc

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Dicky Septiannor Khaira

NIM P07131215091

Eka Rusliana

NIM P07131215095

Fony Wardani

NIM P07131215099

Meylan Indah Puspitasari

NIM P07131215104

Muvidatul Khairiyah

NIM P07131215107

Raudah

NIM P07131215114

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN GIZI
DIPLOMA IV
2016
KATA PENGANTAR
1

Puji syukur saya hanturkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kita
kesehatan. Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang
kita bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan
semoga kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita
temui syafaat selain dari beliau.
Makalah ini dibuat dengan judul MetabolismeVitamin C diharapkan bisa
membuat pembaca mengerti tentang Metabolisme Vitamin C.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi , atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami
sangat mengharap kritik dan saran untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun
demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca
makalah ini kita mengetahui tentang Metabolisme Vitamin C. Demikian sebagai
pengantar makalah ini.

Banjarbaru, 14 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................
.i
Daftar Isi................................................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................
2
BAB II Isi
2.1 Pengertian.......................................................................................................................
3
2.2 Sejarah............................................................................................................................
3
2.3 Struktur Kimia................................................................................................................
3
2.4 Metabolisme...................................................................................................................
4
2.5 Fungsi.............................................................................................................................
5
2.6 Sumber...........................................................................................................................
6
2.7 Angka Kecukupan Gizi..................................................................................................
7
2.8 Akibat Kekurangan........................................................................................................
7

2.9 Akibat Kelebihan...........................................................................................................


11
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
12
Daftar Pustaka

13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam askorbat oksidase atau disingkat askobase merupakan enzim yang
hanya mengkatalisis reaksi oksidasi asam askorbat saja, baiki asam askorbat alami
ataupun sintesis, tetapi tidak mengkatalisis senyawa yang lain misalnya sistein,
glutation,tirosin dan phenol. Enzim heksosidase tersebut mempunyai aktifitas
optimal pada pH 5,6 5,9. Asam askorbat oksidase dapat mengakibatkan
defisiensi vitamin C akibat intake zat gizi yang kurang dari makanan (Priyanto,
2013).
Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relative
sangat kecil, dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, di antaranya ada yang
berbentuk provitamin atau calon vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam
tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segara setelah diserap oleh tubuh, provitamin
mengalami perubahan kimia sehingga menjadi satu atau lebih bentuk yang aktif.
Vitamin tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama
yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak (Priyanto,
2013).
Oleh karna itu kebutuhan vitamin dalam tubuh harus terpenuhi. Dalam
aktivitas sehari-hari tubuh sangat memerlukan vitamin yang digunakan sebagai
pengatur metabolisme dalam tubuh terutama vitamin C (asam askorbat) (Priyanto,
2013).

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit (Priyanto, 2013).
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. (Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991).
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya,

dan logam.

Buah-buahan,

seperti jeruk,

merupakan sumber utama vitamin ini (Priyanto, 2013).


Pada makalah ini akan dibahas tentang Metabolisme, kekurangan, kelebihan,
serta sumber-sumber bahan pangan yang mengandung vitamin C (asam askorbat).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari vitamin C?
2. Bagaimana sejarah ditemukannya vitamin C?
3. Bagaimana struktur kimia vitamin C?
4. Bagaimana proses metabolisme vitamin C dalam tubuh?
5. Apa fungsi dari mengkonsumsi vitamin C?
6. Apa saja sumber vitamin C?
7. Berapa kecukupan gizi untuk vitamin C
8. Apa akibat kekurangan vitamin C?
9. Apa akibat kelebihan vitamin C?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui definisi vitamin C

2. Dapat mengetahui sejarah ditemukannya vitamin C.


3. Dapat mengetahui struktur kimia vitamin C.
4. Dapat mengetahui proses metabolisme vitamin C dalam tubuh.
5. Dapat mengetahui fungsi vitamin C.
6. Dapat mengetahui sumber-sumber vitamin C.
7. Dapat mengetahui Angka Kecukupan Gizi vitamin C.
8. Dapat mengetahui akibat kekurangan vitamin C.
9. Dapat mengetahui akibat kelebihan vitamin C.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang
disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air.
Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut,
vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama
apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup
stabil dalam larutan asam (Almatsier, 2004). Di dalam tubuh, vitamin C terdapat
di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang.
Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif (Sherwood, 2001).
2.2 Sejarah
Penyakit scurvy telah dikenal sejak abad ke-15 yaitu penyakit yang banyak
diderita oleh pelaut yang berlayar selama berbulan-bulan serta bertahan dengan
makanan yang dikeringkan dan biskuit. Penyakit ini menyebabkan pucat, rasa
lelah berkepanjangan diikuti oleh perdarahan gusi, perdarahan di bawah kulit,
edema, tukak, dan pada akhirnya kematian (Almatsier, 2004).
Pada tahun 1750, Lind, seorang dokter dari Skotlandia menemukan bahwa
scurvy dapat dicegah dan diobati dengan memakan jeruk. Baru pada tahun 1932
Szent-Gyrgyi dan C. Glenn King berhasil mengisolasi zat antiskorbut dari

jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan vitamin C. Zat ini kemudian
berhasil diseintesis pada tahun 1933 oleh Haworth dan Hirst sebagai asam
askorbat (Almatsier, 2004).
2.3 Struktur Kimia
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat
disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian
besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam
askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).
Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi
apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).

2. 4

Metabolisme
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.
Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam
jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui
4

urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului


kulit (Yuniastuti, 2008).
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi
mencapai 100 mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui
tandatanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda
klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tandatanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar vitamin C darah
di bawah 0,20 mg/dl (Almatsier, 2004).

2.5 Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi
vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan
yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan
untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan
penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang
mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang
rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan
demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam
penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.
Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang
menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure
integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di
semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini
penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan,
kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah

untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit


dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem
meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah
mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya
Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis
tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling,
1971).
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan
dengan

metabolisme

kolesterol.

Kekurangan

vitamin

menyebabkan

peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol


adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam
bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar
HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C
dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan
kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan
konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).
Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi
pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang
melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran
pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan
menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis menunjukkan bahwa
vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang
mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang
mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C
berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari
setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10% dan trigliserida 40%
(Khomsan, 2010).

2.6 Sumber Vitamin C


Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu
sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Almatsier, 2004).
Tabel 2.1. Bahan Makanan Sumber Vitamin C (mg Vit.C/100 g bahan) (Sumber:
Daftar Analisa Bahan Makanan, Dep.Kes.RI, 1964)
SAYUR
Asparagus
Kacang-kacangan segar
Brussels sprout
Sawi
Kol kembang
Salada air
Cabe hijau

33
19
94
50
69
77
120

BUAH
Jambu batu
Jeruk lemon
Jeruk nipis
Jeruk orange
Mangga
Nanas
Peaches

302
50
27
49
41
24
26

2.7 Angka Kecukupan Gizi Vitamin C


Tabel 2.6. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C (sumber:
Widya Karya Pangan dan Gizi, 1998).

2.8 Akibat Kekurangan


Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi, karena sudah diketahui
cara mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lelah, lemah, napas
pendek, kejang otot, tulang, otot dan persendian sakit serta kurang nafsu makan,
kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan dibawah kulit,
perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan
rambut rontok. Di samping itu luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang-kadang
jumlah sel darah putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf.
Gangguan saraf dapat terjadi berupa histeria, depresi diikuti oleh gangguan
psikomotor. Gejala skorbut akan terlihat bila taraf asam askorbat dalam seru,
turun di bawah 0,20 mg/dl. Yang termasuk ke dalam penyakit kekurang vitamin
C yaitu :
8

a. Anemia
Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk,
dan pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan nafas tersengalsengal kemudian pingsan. Anemia sendiri adalah penyakit dimana tubuh
kekurangan sel darah merah. Sel darah merah dihitung dalam jumlah
hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita saat menstruasi atau masa
kehamilan. Untuk menanganinya biasanya mengkonsumsi makananmakanan yang mengandung zat besi. Dengan mengkonsumsi juga vitamin C
untuk dapat mempermudah penyerapan zat besi tersebut. Konsumsi zat besi
bisa pada ikan, daging dan sayur-sayuran. Hindari juga ketergantungan pada
obat atau menghentikannya dulu sampai sel darah merah Anda kembali ke
jumlah semula.

b. Kulit Kering, Kasar dan Bersisik


Kulit kering juga bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada
tubuh. Pada saat kulit kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah.
Misalnya saja saat mencoba menggarukkan kuku Anda ke kulit maka dengan
jelas ada guratan putih, maka kulit anda menandakan kulit yang kering.
Banyak cara untuk menganggulangi kulit kering ini. Atau pada sela sela
jari kaki terlihat banyak kerutan seperti keriput maka sangat mungkin anda
sendang kekurangan vitamin C. Sebabnya banyak, bisa jadi terpapar sinar
matahari terlalu lama juga bisa mengakibatkan kulit kering. Lalu atasilah
dengan mengkonsumsi vitamin C secara harian.

c. Haemorhages
9

Pendarahan ini biasanya pada pendarahan kelopak mata, selaput jala


mata, dan memungkinkan untuk mengakibatkan katarak. Saat kekurangan
vitamin C maka pembuluh darah yang berada pada sekitar mata akan sulit
melunak sehingga terjadi pendarahan dalam. Vitamin C inilah yang
berfungsi dalam melunakkan pembuluh darah, serta memelihara sel-sel yang
ada. Serta melindungi mata pada oksidasi yang ada sehingga mata tidak
mudah mengalami penyakit pendarahan internal. Mengkonsumsi vitamin C
harian mampu mencegah dari pendarahan internal ini.

d. Gingivitis
Biasanya radang gusi bermula dari plak yang mengendap dan menjadi
karang gigi. Akibat dari penggunaan benang permbersih gigi. Kemudian
karang gigi tersebut mengakibatkan gusi berdarah. Selain itu, kekurangan
vitamin C menyebabkan gusi mudah berdarah sehingga peradangan pun
terjadi. Gusi meradang yaitu gusi akan tampak lebih merah dari yang gusi
lain, gusi akan tampak bengkak dan jika disentuh mudah digerakkan, lalu
merasa nyeri dan gusi mulai berdarah. Konsumsi vitamin C untuk
menanggulangi adanya radang gusi ini.

e. Tulang Menjadi Kurang Stabil


Kurangnya konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan perubahan
pada tulang rawan yang mendukung tulang biasa. Walaupun sebenarnya
mengkonsumsi kalsium juga mampu dalam pembentukan tulang menjadi
stabil namun kekurangan vitamin C dapat mempengaruhi penyakit-penyakit
yang menyerang tulang. Dengan kurangnya vitamin C maka hubungan antar
10

jaringan tubuh terutama antar tulang terganggu. Di sini tulang rawan dan
tulang biasa hubungannya akan terganggu. Sehingga pemberian vitamin C
tetap harus dilakukan untuk mencegah tulang menjadi kurang stabil.

f. Kerusakan pada J. Jantung


Jantung juga menjadi lebih kuat dengan mengkonsumsi rutin vitamin
C ini. Saat konsumsi vitamin C berkurang, maka susunan sel pada pembuluh
darah pun rusak, kerusakan pun akhirnya terjadi pada dinding-dinging
jantung. Sel yang rusak akan diisi oleh kolesterol dan penyakit jantung pun
bisa terjadi dengan banyaknya kolesterol yang terisi pada sel yang rusak ini.
Sehingga otot jantung pun melemah. Mengkonsumsi vitamin C inilah yang
akan menyehatkan otot jantung yang terdiri dari jaringan pembuluh darah
dan memacu kolesterol yang dibuang melalui asam empedu.

g. Penurunan Sistem Imun


Sistem imun manusia juga dapat menurun. Seperti pada artikel tentang
vitamin C yang telah dibuat sebelumnya, dimana kekurangan vitamin C
dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Sehingga infeksi terhadap bakteri
dan virus yang masuk ke dalam tubuh tidak mampu ditangkal. Seperti
seseorang terkena flu adalah bentuk tubuh tidak mampu melawan infeksi
dari luar tubuh. Konsumsilah vitamin C agar kemampuan imunitas tubuh
tidak lagi menurun akibat rutinitas yang sibuk dan padat.

11

h. Penurunan Penyembuhan Luka


Vitamin C ini berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen inilah
yang merupakan serabut kuat yang dibutuhkan di setiap tubuh. Jaringan
kolagen inilah yang membantu tubuh dalam penyembuhan luka. Karena
kolagen juga terdapat di pembuluh darah. Cegah penurunan tingkat
penyembuhan luka tentu dengan konsumsi vitamin C. Belum kami bahas
disini berapa yang dibutuhkan tubuh untuk vitamin C ini. Untuk kebutuhan
vitamin C harian Anda sekitar 60 mcg perhari. Pada buah jeruk 100 gram
terkandung sekitar 40 mcg vitamin C. Jika Anda ingin mengkonsumsi secara
instan, Anda bisa mengkonsumsinya dengan menggunakan suplemen
vitamin C.

2.9 Akibat Kelebihan


Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat
menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan
konsumsi 5-10 gram vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui
urin. Risiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan
demikian rendah, akan tetapi hal ini dapt menjadi berarti pada seseorang yang
mempunyai kecendrunga untuk pembentukan batu ginjal.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah mengenai vitamin C ini adalah vitamin C
ditemukan oleh Albert Szent-Gyrgyi pada tahun 1932. Merupakan vitamin yang
larut dalam air dan paling labil yang berfungsi sebagai antioksidan. Konsentrasi
tertinggi vitamin ini berada di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina.
Sumber dari vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan seperti jeruk, stroberi
dll. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin ini adalah penyakit skorbut
dan jika kelebihan mengkonsumsi suplemen vitamin C akan menderita penyakit
batu ginjal.

13

DAFTAR PUSTAKA
Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.: Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama: hlm. 173-188.
Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and
Biochemistry. Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge
Departemen Kesehatan RI. Analisa Bahan Makanan. Jakarta: Depkes, 1964.
Guyton, A.C., Hall,J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: EGC.
Khomsan, A., 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Pauling L. 1971. The Significance of the Evidence about Ascorbic Acid and the
Common Cold. Stanford: Stanford University. 2678-2681, dalam: Douglas,
RM. 2001, Vitamin C for Preventing and Treating the Common Cold.
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta:EGC, 578.
Sulistyowati, Y. 2006. Pengaruh Pemberian Likopen Terhadap Status Antioksidan
(Vitamin C, Vitamin E dan Gluthathion Peroksidase) Tikus (Rattus norvegicus galur
Sprague Dawley) Hiperkolesterolemik. Tesis. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Dipenegoro.

14

Priyanto, T.2013.Makalah tentang Vitamin C.


http://imocahriau.blogspot.co.id/2013/07/contok-makalah-tentang-vitaminc.html. [Diakses pada 17 November 2016]
Tjay, T. H & Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex Media
Komputindo. hlm. 805-809.
Yuniastuti, A., 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

15

Anda mungkin juga menyukai