METABOLISME VITAMIN C
Dosen Pembimbing : 1. Sajiman, SKM, M.Gz
2. Siti Masodah, S.Pd, M.Gz
3. Jujuk Anton Cahyono, S.Si, M.Sc
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Dicky Septiannor Khaira
NIM P07131215091
Eka Rusliana
NIM P07131215095
Fony Wardani
NIM P07131215099
NIM P07131215104
Muvidatul Khairiyah
NIM P07131215107
Raudah
NIM P07131215114
Puji syukur saya hanturkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kita
kesehatan. Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang
kita bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan
semoga kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita
temui syafaat selain dari beliau.
Makalah ini dibuat dengan judul MetabolismeVitamin C diharapkan bisa
membuat pembaca mengerti tentang Metabolisme Vitamin C.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan
kekurangan baik isi , atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami
sangat mengharap kritik dan saran untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun
demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca
makalah ini kita mengetahui tentang Metabolisme Vitamin C. Demikian sebagai
pengantar makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................
.i
Daftar Isi................................................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................
2
BAB II Isi
2.1 Pengertian.......................................................................................................................
3
2.2 Sejarah............................................................................................................................
3
2.3 Struktur Kimia................................................................................................................
3
2.4 Metabolisme...................................................................................................................
4
2.5 Fungsi.............................................................................................................................
5
2.6 Sumber...........................................................................................................................
6
2.7 Angka Kecukupan Gizi..................................................................................................
7
2.8 Akibat Kekurangan........................................................................................................
7
13
BAB I
PENDAHULUAN
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit (Priyanto, 2013).
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. (Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991).
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya,
dan logam.
Buah-buahan,
seperti jeruk,
jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan vitamin C. Zat ini kemudian
berhasil diseintesis pada tahun 1933 oleh Haworth dan Hirst sebagai asam
askorbat (Almatsier, 2004).
2.3 Struktur Kimia
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat
disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian
besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam
askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).
Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi
apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).
2. 4
Metabolisme
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.
Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam
jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui
4
2.5 Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi
vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan
yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan
untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan
penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang
mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang
rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan
demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam
penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.
Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang
menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure
integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di
semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini
penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan,
kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
metabolisme
kolesterol.
Kekurangan
vitamin
menyebabkan
33
19
94
50
69
77
120
BUAH
Jambu batu
Jeruk lemon
Jeruk nipis
Jeruk orange
Mangga
Nanas
Peaches
302
50
27
49
41
24
26
a. Anemia
Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk,
dan pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan nafas tersengalsengal kemudian pingsan. Anemia sendiri adalah penyakit dimana tubuh
kekurangan sel darah merah. Sel darah merah dihitung dalam jumlah
hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita saat menstruasi atau masa
kehamilan. Untuk menanganinya biasanya mengkonsumsi makananmakanan yang mengandung zat besi. Dengan mengkonsumsi juga vitamin C
untuk dapat mempermudah penyerapan zat besi tersebut. Konsumsi zat besi
bisa pada ikan, daging dan sayur-sayuran. Hindari juga ketergantungan pada
obat atau menghentikannya dulu sampai sel darah merah Anda kembali ke
jumlah semula.
c. Haemorhages
9
d. Gingivitis
Biasanya radang gusi bermula dari plak yang mengendap dan menjadi
karang gigi. Akibat dari penggunaan benang permbersih gigi. Kemudian
karang gigi tersebut mengakibatkan gusi berdarah. Selain itu, kekurangan
vitamin C menyebabkan gusi mudah berdarah sehingga peradangan pun
terjadi. Gusi meradang yaitu gusi akan tampak lebih merah dari yang gusi
lain, gusi akan tampak bengkak dan jika disentuh mudah digerakkan, lalu
merasa nyeri dan gusi mulai berdarah. Konsumsi vitamin C untuk
menanggulangi adanya radang gusi ini.
jaringan tubuh terutama antar tulang terganggu. Di sini tulang rawan dan
tulang biasa hubungannya akan terganggu. Sehingga pemberian vitamin C
tetap harus dilakukan untuk mencegah tulang menjadi kurang stabil.
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah mengenai vitamin C ini adalah vitamin C
ditemukan oleh Albert Szent-Gyrgyi pada tahun 1932. Merupakan vitamin yang
larut dalam air dan paling labil yang berfungsi sebagai antioksidan. Konsentrasi
tertinggi vitamin ini berada di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina.
Sumber dari vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan seperti jeruk, stroberi
dll. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin ini adalah penyakit skorbut
dan jika kelebihan mengkonsumsi suplemen vitamin C akan menderita penyakit
batu ginjal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.: Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama: hlm. 173-188.
Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and
Biochemistry. Hal : 97-100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge
Departemen Kesehatan RI. Analisa Bahan Makanan. Jakarta: Depkes, 1964.
Guyton, A.C., Hall,J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: EGC.
Khomsan, A., 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Pauling L. 1971. The Significance of the Evidence about Ascorbic Acid and the
Common Cold. Stanford: Stanford University. 2678-2681, dalam: Douglas,
RM. 2001, Vitamin C for Preventing and Treating the Common Cold.
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta:EGC, 578.
Sulistyowati, Y. 2006. Pengaruh Pemberian Likopen Terhadap Status Antioksidan
(Vitamin C, Vitamin E dan Gluthathion Peroksidase) Tikus (Rattus norvegicus galur
Sprague Dawley) Hiperkolesterolemik. Tesis. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Dipenegoro.
14
15