Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH KERAJAAN BALI

(rating: 4.1 | 9 votes | 3196 views)

Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau berukuran kecil yang tak
jauh dari Pulau Jawa dan berada di sebelah timur. Kerajaan ini berada di sebuah pulau kecil yang
dahulu masih dinamakan dengan Pulau Jawa sehingga bisa dikatakan pulau ini masih dianggap
sebagai bagian dari Pulau Jawa.
Kerajaan ini pada umumnya menganut kepercayaan berupa agama Hindu walau pada
perkembangannya nanti ternyata tidak hanya agama Hindu yang dominan, tapi juga
kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Ini bisa terjadi karena kentalnya
budaya nenek moyang pada saat itu walau kerajaan ini sudah berdiri. Di kerajaan ini pun
berkembang agama Buddha dengan cukup baik dan cukup banyak penganutnya.
Bukti adanya kerajaan di pulau kecil yang dahulu juga dinamai Pulau Dewata ini bisa didapatkan
dari bukti-bukti sejarah yang ditemukan di pulau ini. Salah satunya adalah sebuah prasasti yang
ditemukan di sebuah desa bernama Desa Blanjong Sanur. Prasasti itu menuliskan tahun 836 saka
dengan nama-nama rajanya pada saat itu.
Pusat Kerajaan Bali kali pertama ada di Singhamandawa dengan raja pertama kerajaan ini
bernama Sri Ugranesa. Menariknya, jika mengacu pada bukti sejarah prasasti, kerajaan ini
pernah dikuasai oleh Kerajaan Singasari pada abad ke-10 dan Kerajaan Majapahit pada abad ke14.
Walau Pulau Bali terpisah secara geografis dengan Pulau Jawa, hubungan di antara keduanya
sangatlah baik, termasuk ketika kerajaan ini berkuasa di Pulau Bali. Hubungan yang dibangun
pun sangat baik. Hal ini terbukti ketika pada saat kerajaan ini ditaklukkan oleh Kerajaan
Majapahit sehingga sebagian besar masyarakat Kerajaan Bali melarikan diri ke Pulau Jawa,
sedangkan sisanya memilih untuk tetap tinggal di Bali.
Kejayaan Kerajaan Bali
Memang sudah menjadi hukum alam bahwa suatu peradaban yang muncul pasti akan mengalami
masa kejayaan, masa kemunduran, dan pada akhirnya keruntuhan. Hal ini bisa kita lihat dengan
silih bergantinya kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia lewat berbagai macam sumber sejarah.
Sama halnya dengan kerajaan ini. Kerajaan Bali pun mengalami masa kejayaan dan masa
kemunduran.
Masa kejayaan Kerajaan Bali terjadi pada saat Dharmodayana naik tahta. Pada masa

Dharmodaya, kerajaan ini mengalami kejayaan dengan sistem pemerintahan yang semakin jelas
daripada sebelumnya. Di sisi lain, kita mengetahui bagaimana akrabnya hubungan Bali dengan
Pulau Jawa.
Pada masa Dharmodayana ini, pihak kerajaan memperkuat hubungan tersebut dengan
mengawinkan Dharma Udayana dengan Mahendradata, putri dari raja Makutawangsawardhana
dari Jawa Timur. Hal ini akhirnya semakin memperkokoh kedudukan kerajaan di antara Pulau
Jawa dan Bali.
Kehidupan Masyarakatnya
a.
Kehidupan Politik
Stuktur birokasi kerajaan Bali berdasarkan pada prasati yang dikeluarkan oleh raja Udayana
adalah sebagai berikut.
1)
Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan Raja diwariskan secara turun temurun.
2)
Badan penasihat Raja disebut pekirakiran i jro makabehan yang bertugas memberi nasehat
dan pertimbangan kepada Raja dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini terdiri dari
beberapa senapati dan beberapa pendeta agama Hindu ( dang acarya ) dan Buddha ( dan
upadhyaga )
3)
Pegawai Kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan pajak dan
administrasi.
b.
Kehidupan Sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem kasta, sistem hak
waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal yang menarik dalam sistem
keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman,
dan Ketut. Pada golongan Brahmana dan Ksatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian
nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya
pengendalian jumlah penduduk.
c.
Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat di
ketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak ( sawah kering ), gaja
(ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah).
d b. Kehidupan Budaya
Pada prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut beberapa jenis
seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu dapat membedakan
jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya
berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu :
a)
Patapukan (atapuk/topeng)
b)
Pamukul (amukul/penabuh gamelan)
c)
Abanwal (permainan badut)
d)
Abonjing (bujing musik Angklung)
e)
Bhangin (peniup suling)
f)
Perbwayang (permainan wayang)
Kemunduran Kerajaan Bali

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa adalah sifat alamiah suatu peradaban
mengalami pasang surut. Ketika peradaban itu muncul, ia akan mengalami masa kejayaan
kemudian mengalami masa kemunduran dan pada akhirnya akan berakhir pada masa
kehancurannya.
Pernah pada suatu masa, pihak kerajaan memiliki seorang patih yang kekuatannya sangat luar
biasa. Patih itu bernama Kebo Iwa, kekuatannya yang sangat terkenal di seantero Pulau Jawa dan
Bali membuat kedudukan kerajaan semakin kuat dan sulit untuk ditaklukkan. Patih Kebo Iwa
hidup bersamaan tepat pada masa Kerajaan Majapahit yang kemudian mulai berpikir untuk
menaklukkan Bali.
Suatu ketika, Patih Kebo Iwa berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit sebagai sebuah
penghargaan terhadap dirinya oleh Patih Gajah Mada. Hal ini dilakukan karena Patih Gajah
Mada dari Kerajaan Majapahit yang pada saat itu pergi ke Bali untuk menaklukkannya ternyata
tidak bisa karena ketangguhan pasukan di bawah pimpinan Patih Kebo Iwa.
Ketika sampai di Pulau Jawa, Patih Kebo Iwa diminta untuk membuat sebuah sumur. Dengan
kekuatannya, hal itu tentu menjadi hal yang mudah bagi dirinya. Tetapi, kemudian muslihat pun
dilaksanakan. Ketika Patih Kebo Iwa sedang menggali sumur, sumur itu pun ditutup dengan
tanah dan batu-batu oleh para tentara Kerajaan Majapahit.
Mereka berniat untuk mengubur hidup-hidup Patih Kebo Iwa di dalam sumur itu. Namun, hal ini
ternyata tidak berhasil karena saking kuatnya Patih Kebo Iwa, pasir dan batu-batu yang
ditimpakan di atas Patih Kebo Iwa tadi berhasil dilontarkan ke atas. Itu membuktikan betapa
kuatnya Patih Kebo Iwa dan tidak dapat dibunuh dengan cara seperti itu.
Pada akhirnya, Patih Kebo Iwa menyerahkan dirinya sendiri kepada Kerajaan Majapahit dan
merelakan dirinya untuk dibunuh. Mengetahui hal ini, tentu pihak Kerajaan sangat marah.
Kemudian, Patih Gajah Mada mengambil inisiatif berupa sebuah strategi perang untuk pergi ke
Bali dengan berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali.
Patih Gajah Mada berniat untuk menangkap Raja Bali pada saat itu, yakni Gajah Waktra dengan
dalih menyerah dan ingin mengadakan perundingan di Bali. Ia pun berhasil hingga pada saat
itulah kerajaan ini resmi runtuh dan berada dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Setelah ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit, para penduduk Kerajaan Bali pun melarikan diri
ke daerah pegunungan, masyarakat Bali Kuno ini sering disebut Bali Aga. Kini, mereka bisa kita
temui di daerah Pulau Bali seperti di Desa Tenganan atau mungkin di daerah Tengangan
Pengringsingan. Mereka memiliki adat dan pakaian adat sendiri yang khas dan sedikit berbeda
dengan pakaian adat Bali pada umumnya.
Beberapa Peninggalan Kerajaan Bali
Sudah menjadi sifat alamiah jika suatu peradaban meninggalkan berbagai macam benda
bersejarah. Demikian juga dengan Kerajaan ini. Banyak sekali peninggalan benda bersejarah
yang ditinggalkan oleh kerajaan ini, seperti benda-benda berikut ini.
Komplek Candi Gunung Kawi, terletak di Tampaksiring
Prasasti Blanjong, dikeluarkan oleh Sri Kesari
Prasasti-prasasti Raja Jayapangus, Udayana, Jayasakti, dan Anak Wungsu
Seni keraton
Seni rakyat
Memang banyak sekali peninggalan dari kerajaan ini. Tidak bisa dimungkiri, untuk mendapatkan
dan mengidentifikasinya cukup sulit mengingat bukti sejarah yang kurang dan sebagian sudah

mulai hancur dimakan zaman.


Namun, kita masih bisa mengingatnya dengan berkunjung, melihat berbagai macam
peninggalannya tadi, hingga merasakan dan mungkin membayangkan bagaimana kondisi pada
saat itu. Tertarik? Silakan langsung berkunjung ke tempat-tempat bersejarah peninggalan
Kerajaan Bali.
Ingatlah bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu dan ingat dengan sejarahnya,
termasuk sejarah Kerajaan Bali. Kita pun bisa mengambil berbagai macam pelajaran dan
pengalaman dari sana.
Raja2 Bali sebelum Majapahit yang datanya di dapat berdasarkan prasasti :
1. ri Keari Warmad?wa (Saka 835/913M)
2. ri Ugras?na (Saka 837-864/915-942M)
3. Agni Nripati (Saka 841-875/953-953 M)
4. Taban?ndra Warmad?wa (Saka 877-889/955-967 M)
5. Candrabhaya Singha Warmad?wa (Saka 878-896/956-974M) > Pendiri Tirta Empul.
6. Jana Sadhu Warmad?wa (Saka 897/975M)
7. Gunapryadharmapatni-Dharmo
dayana Warmad?wa (Saka 910-933/998-1011M)
Memiliki tiga Putra :
a. Airlangga (Kemudian menjadi Raja Kahuripan/Sebelum disebut Kadiri)
b. Marakata
c. Anak Wungsu
8. ri Adnya Dewi (Saka 933-938/1011-1016M)
9. Marakata Pangkaja Sthana Tunggad?wa (Saka 938-962/1016-1040M)
10. Anak Wungsu (Saka 971-999/1049-1077M)
11. Sakalendu Kirana (Saka 1020-1023/1088-1101M)
12. Suradipa (Saka 1037-1041/1115-1119M)
13. Jaya akti (Saka 1055-1072/1133-1150M)
14. Ragajaya (Saka 1077-1092/1155-1170M)
15. Jayapangus (Saka 1099-1103/1177-1181M)
16. Arjaya Deng Jayaketana (Tidak diketemukan tahunnya, namun dari cara penulisan dan isinya
diperkirakan antara Jayapangus dengan Ekajayalancana)
17. Ekajayalancana (Saka 1122-1126/1200-1204M)
18. Adhikuntiketana (Saka 1126/1204M)
19. Masula Masuli
20. Pameswara ri Hyangning Hyang Adhidewalancana (Saka 1182-1208/1260-1286M)
Serangan Prabhu Kerthanegara Raja Singhasari Saka 1208/1286M
Pemerintahan Bali di bawah Singhasari :
1. Kryan Demung Sasabungalan (Saka 1206/1284M)
2. Kebo Parud Makakasir (Saka 1206-1246/1284-1324M)
a. Kedatangan para Arya dan Rohaniwan Kerajaan Singhasari
b. Kedatangan Para Mpu Keturunan Sapta Rsi bersama Bhujangga

Runtuhnya Singhasari, Bali kembali Mandiri :


1. Bethara ri Maha Guru (Saka 1246/1324M)
2. ri Walajaya Krethaningrat (Saka 1250-1259/1328-1337M)
3. Asta Sura Ratna Bumi Banten (Saka 1259-1265/1337-1343M)
Serangan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada, bersama masuknya para Arya :
1. Arya Damar (1343-1345M)
2. Arya Kenceng (1343-1345M)
3. Arya Gajahpara (1343-1345M)
Kemenangan akhirnya diperoleh walau pun dengan berbagai trik dan tipu muslihat sebab kalah
sakti oleh orang Bali Aga dan Bali Mula.
Pemerintahan Bali oleh Raja yang ditunjuk oleh Majapahit dan masih berasal dari Bali :
1. Kyayi I Gusti Agung Pasek Gelgel (Saka 1265-1272/1343-1350M)
Pemerintahan Bali oleh Raja (Adipati/sekarang = Gubernur) yang ditunjuk oleh Majapahit dan
masih berasal dari Jawa :
1. ri Kresna Kapakisan / Adipati Samprangan (Saka 1272-1295/1350-1373M)
Kemudian karena ri Kresna Kapakisan merasa tidak sanggup memerintah Bali, maka
bermaksud ingin meletakkan jabatan dan melapor ke Kota Raja Majapahit.
Akhirnya Gajah Mada mengutus Arya Kepakisan sebagai Patih Agung untuk mendampingi ri
Kresna Kapakisan. Sebab Gajah Mada memahami bahwa rakyat Bali tetap tidak akan mau
tunduk kepada Majapahit jika tidak dipimpin oleh bukan orang2 keturunan Bali. Arya Kepakisan
adalah keturunan dari Prabu Airlangga (Raja Kahuripan) yang merupakan anak kandung dari
Gunapryadharmapatni-Dharmodayana Warmad?wa.
2. ri Agra Samprangan (Saka 1295/1373M)
3. ri Smara Kapakisan (Saka 1302-1382/1380-1460M)
4. Dalem Watur Enggong (Saka 1382-1472/1460-1550M)
5. Dalem Bekung (Saka 1472-1502/1550-1580M)
6. Dalem Sagening (Saka 1502-1543/1580-1621M)
7. Dalem Di Made (Saka 1543-1573/1621-1651M)
8. Gusti Anglurah Ketut Karang (Saka 1572-1602/1650-1680M)
9. I Gusti Agung Maruti (Saka 1573-1599/1677-1651M)
10. I Dewa Agung Jambe (Saka 1599-1664/1722-1736M)
11. I Dewa Agung Di Made (Saka 1664-1742/1714-1792M)
12. I Dewa Agung Gde (Saka 1714-1759/1792-1837M)
13. I Dewa Agung Sakti (Saka 1759/1837M)
14, Dst ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,..................

Anda mungkin juga menyukai