Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS SENYAWA

BERACUN

Analisis Senyawa Beracun

Racun
Secara umum, racun merupakan zat padat, cair, atau gas,
yang dapat mengganggu proses kehidupan sel suatu organisme.
Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral (mulut)
maupun topikal (permukaan tubuh). Dalam hubungan dengan
biologi, racun adalah zat yang menyebabkan luka, sakit, dan
kematian organisme, biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas
lainnya dalam skala molekul.

Bapak Toksikologi, Paracelsus, menyatakan bahwa: Segala sesuatu


adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang
membuat sesuatu menjadi bukan racun (Dosis solum facit venum).

Terminologi

Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki
definisi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin"
didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi, atau sering
disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan
mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama
proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan
maupun sengatan.

Istilah beracun, toksik, dan berbisa juga merupakan kata yang sebanding
apabila digunakan untuk menyatakan sifat atau efek dari racun. Namun,
tetap terdapat sedikit perbedaan pada ketiga kata tersebut. Beracun
digunakan untuk segala sesuatu yang dapat berakibat fatal atau
berbahaya apabila dimasukkan dalam jumlah tertentu ke makhluk hidup.
Sedangkan toksik menyatakan sifat atau efek dari toksin, dan berbisa
mengacu kepada hewan penghasil bisa.

Klasifikasi

Dalam

sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun diklasifikasikan menjadi

5 golongan, yaitu:

1.

Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral,

fungi beracun, dan preparasi arsenik.

2.

Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada otak,

paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dll.

3.

Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh

dan menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam hidrosianat,
sianida seng, dan kloroform.

4.

Racun yang menyebabkan marasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal

bagi kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik.

5.

Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada

keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan ternak.

Penawar racun

Penawar racun adalah obat yang dapat melawan efek dari racun.
Beberapa penawar racun yang sering digunakan adalah:

Racun

Penawar

Asetominofen
Antikolinergik
Antikoagulan
(warfarin/coumadin, heparin)

NAC(N-asetilsistein).
Fisostigmin

Benzodiazepina
Botulisme
Penyekat beta
Penyekat saluran kanal
kalsium
Kolinergik

Vitamin K1, protamin.


Perawatan pendukung,
flumazenil
Antitoksin botulinum
Glukagon
Kalsium, Glukagon
Atropin, Pralodixime dalam
organofosfat dengan dosis
berlebih

Karbon monoksida
Sianida
Digitoksin
Besi
Isoniazid
Timbal
Methemoglobinemia
Opiod
Alkokol beracun
antidepresan trisiklik

Oksigen, Oksigen
hiperbarat
Amil Nitrat, Natrium Nitrat,
Natrium Thiosulfat,
Hidroksikobalamin
Antibodi Fab digoksin
Deferoksamin
Piridoksin
BAL, EDTA, DMSA
Methelene Biru
Nalokson
Dialisis, Etanol Drip.
Kemungkinan juga dapat
menggunakan inhibitor
enzim.
Natrium bikarbonat

MACAM- MACAM SENYAWA


BERACUN

1.

Senyawa Beracun Alamiah

a. Kentang
Racun alami yang dikandung kentang termasuk dalam golongan
glikoalkaloid dengan dua macam racun utama yaitu solanin dan
chaconine. Biasanya racun yang dikandung oleh kentang berkadar
rendah dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia.

b. Bayam
Sayuran yang satu ini banyak dikonsumsi ibu rumah tangga karena
kandungan gizi yang melimpah. Namun, jika tidak hati-hati bayam
bisa meracuni akibat asam oksalat yang banyak terkandung dalam
bayam. Asam oksalat yang terlalu besar dapat mengakibatkan
defisiensi nutrient, terutama kalsium.

c. Tomat
Tomat hijau yang memiliki racun alami jenis glikoalkaloid yang dapat
menimbulkan perasaan mual dan nyeri perut. Racun itu menyebabkan
tomat hijau berasa pahit saat dikonsumsi.
d. Seledri
Seledri mengandung senyawa psoralen yang termasuk racun golongan
kumarin. Senyawa itu bisa menimbulkan reaksi sensitivitas pada kulit
jika terpapar matahari.
e. Singkong
Singkong mengandung racun linamarin dan lotaustralin, yang keduanya
termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat pada
semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan daun.
f. Biji buah-buahan
Biji buah-buahan ternyata mengandung racun jenis glikosida sianogenik,
terutama pada buah apel, aprikot, pir, plum, ceri dan peach. Walaupun
bijinya mengandung racun, daging buahnya tidak beracun.

g. Pucuk bambu atau rebung.


Racun alami dalam rebung masuk dalam golongan glikosida sianogenik.
h. Zucchini (semacam ketimun)
Mulai banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Racunnya menyebabkan
zucchini berasa pahit.
i. Jengkol (Pithecolobium lobatum) dan Petai Cina
Anda yang hobi mengonsumsi jengkol atau petai cina? Sebaiknya
berhati-hati dan jangan mengonsumsinya dalam keadaan mentah.
Mengingat di dalam biji jengkol terkandung asam jengkolat (Jen-colid
acid).
Asam jengkolat dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan
mual dan susah buang air kecil, karena tersumbatnya saluran kencing.
j. Kopi (Caffea arabica) dan Teh (Camelia sinensis)
Kopi dan teh mengandung kafein yaitu senyawa yang pahit rasanya.
Kafein ini bersifat diuretik, merangsang pengeluaran kelenjar urin,
merangsang kerja otak dan aktivitas jantung.

2. SENYAWA BERACUN SINTETIS


a. Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis, kirakira 550 kali lebih manis dari pada gula biasa.
b. Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30 kali
lebih mains dari pada gula tebu (dengan kadar siklamat kira-kira
0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka
akan terasa getir dan pahit.
c. Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal yang tak berwama atau sedikit semu
kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau bongkahan
dan tidak berbau.
d. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis
yang paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning,
jingga, hijau dan coklat.
Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah

e. onosodium Glutamat (MSG)


Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan dan
sangat populer di kalangan para ibu rumahtangga, warung nasi dan
rumah makan.
f. Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwana dan baunya sangat menusuk.
Di dalam formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam air.
Biasanya ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet.
g. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan
stabil pada suhu tekanan normal.Boraks merupakan senyawa kimia
berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat
(NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk padat dan jika larut dalam
air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks
atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen,
bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini
haram digunakan untuk makanan.

3. SENYAWA BERACUN DARI MIKROBA


a. Infeksi dan Keracunan
Menurut Volk (1989), foodborne diseases yang disebabkan oleh
organisme dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu infeksi
makanan dan keracunan makanan. Infeksi makanan terjadi karena
konsumsi makanan mengandung organisme hidup yang mampu
bersporulasi di dalam usus, yang menimbulkan penyakit. Organisme
penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi Clostridium
perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah Salmonella.
b. Bakteri Patogen
Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan
manusia, antara lain :
1. Escherichia coli
E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran
pencernaan manusia dan hewan.
2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan,

3. Salmonella
Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat
menyebabkan demam enterik dan gastroentritis.
4. Shigella
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab
shigella (disentri basher). Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah
salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang
terkontaminasi.
5. Vibrio cholerae
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta
merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang.
6. Clostridium botulinum
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena
dapat menyebabkan keracunan botulinin.
7. Pseudomonas cocovenenans
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans
adalah toksoflavin dan asam bongkrek.
8. Kapang dan khamir
Kapang dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai macam makanan dalam
kondisi aw, pH, dan suhu rendah.

c. Pencucian, Desinfeksi dan Pemblansiran


Pencucian atau pembilasan sayuran dapat menghilangkan kotoran dan
kontaminan lainnya. Pencucian dapat dilakukan dengan air, deterjen,
larutan bakterisidal seperti klorin, dan lain-lain.
Desinfeksi adalah tindakan yang bertujuan untuk membunuh mikroba
patogen maupun pembusuk dengan menggunakan bahan kimia
(desinfektan). Desinfektan merupakan bahan kimia yang mampu
membunuh bakteri pembusuk dalam bentuk sel vegetatif, tetapi tidak
dalam bentuk spora.
Pemblansiran merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk
membunuh mikroba patogen.
d. Kerusakan Produk Makanan Kaleng
Satu hal yang perlu mendapat perhatian untuk produk kemasan adalah
proses yang, tidak sempurna dan kerusakan kemasan selama distribusi
maupun penyimpanan. Hal itu sangat membahayakan karena patensial
jadi tempat tumbuhnya mikroba patogen yang mematikan, salah satunya
Clostiridium botulinum.

Struktur Kimia
Nikotin

Gambar Anatomi dan fisiologi


organ yang terkena penyakit

Kandungan Rokok

Studi kasus

Bahaya Merokok

Zat apa saja yang terdapat dalam sebatang rokok? Nikotin


merupakan zat utama yang terdapat pada rokok. Namun, lebih dari
700 jenis bahan kimia tambahan kemungkinan digunakan oleh
perusahaan rokok untuk menambah kenikmatan merokok.
Beberapa bahan bahkan begitu beracun sehingga beberapa pabrik
rokok besar biasanya akan memiliki standar yang tinggi untuk
membuang bahan-bahan beracun yang sangat berbahaya tersebut.

Perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih


mengerikan jika asap rokok dihirup mereka. Selain itu, asap rokok
mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan,
karbon monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh
perokok maupun perokok pasif akan menganduk 43 zat yang
diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif

Beberapa penyakit dan dampak negatif yang disebabkan karena


merokok :
Penyakit Jantung
Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat
jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh
Anda akan oksigen.
Kanker Paru-Paru
Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab
kanker. Asap yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat
merusak paru-paru.
Emfisema
Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema.
Emfisema merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat
paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan
keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-

Lebih Cepat Tua


Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para
perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka
yang tidak merokok.
Kerusakan Tubuh
Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru,
jantung, dan saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut
penelitian bisa merusak jaringan tubuh lainnya. Belasan penyakit yang
berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan mencakup pneumonia
(radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker ginjal,
kanker serviks, dan sakit pada pankreas.

Penutup

Pembahasan :

Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga
dapat menyebabkan gangguan kesehatan,penyakit, bahkan kematian.
Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau
bersifat racun, telah diketahui. Namun, tidak demikian halnya dengan
beberapa jenis hewan dan tumbuhan, termasuk beberapa jenis tanaman
pangan yang ternyata dapat mengandung racun alami, walaupun dengan
kadar yang sangat rendah.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk didalamnya adalah bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang sengaja ataupun
tidak disengaja bercampur dengan makanan atau minuman tersebut.

Dalam setiap produksi yang menghasilkan pangan tidak lepas


dari bahan-bahan kimia untuk membantu proses, misalnya pada
proses pengolahan sering digunakan bahan tambahan pangan
(BTM) seperti pengawet makanan, pewarna makanan, dan lain lain.
Akan tetapi hal-hal tersebut bukanlah suatu halangan bagi manusia
untuk selalu mengkonsumsi makanan ( pangan ) karena makanan
adalah kebutuhan pokok manusia. Setiap hari manusia harus
makan untuk memberi tenaga pada tubuh.
Mungkin sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang
kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang
bersifat racun dan berbahaya, baik itu sebagai pewarna, penyedap
rasa dan dan bahan campuran lain.
Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level sel,
sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam
waktu yang lama. Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat
memicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir, dan
lain-lain.

KESIMPULAN :
Bahan toksik yang terbawa oleh makanan bisa bersumber dari limahal,
yaitu:
1. Secara alami terdapat di dalam makanan itu sendiri,seperti alkoloid
pada kentang, asam sianida pada singkong, asam jengkolat pada
jengkol serta mimosin dan leukonin pada petai cina.
2. Senyawa racun dari residu pencemaran merupakan sisa buangan
hasil aktivitas manusia yang terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan
dan hewan yang dikonsumsi manusia, seperti pestisida.
3. Akibat penambahan senyawa tertentu selama proses pengolahan
pangan, misalnyapenggunaan bahan tambahan pangan (food additives)
secara berlebih atau
penggunaan senyawa beracun sintetis diantaranya sakarin, nitrosiamin
dan monosodium
Glutamat.
4. Akibat kontaminasi dari lingkungan yang tidak sehat, berupa
kontaminasi senyawa kimiayang beracun atau mikroba penghasil
racun.

Senyawa Beracun :
(1) Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah
dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak,
serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia
(2) Senyawa beracun dalam makanan dapat berasal dari senyawa alami,
sintesis, mikroba, serta residu pencemaran.
(a) Senyawa beracun alamiah diantaranya pada solanin dan chaconine
pada kentang serta kafein pada kopi.
(b) Senyawa beracun sintetis diantarnya sakarin dan siklamat.
(c) Senyawa beracun dari mikroba yaitu bakteri patogen diantaranya
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
(d) Residu pencemaran yang terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan
dan hewan yang dikonsumsi manusia, seperti residu pestisida.
(3) Untuk menanggulangi senyawa beracun yang terdapat dalam
makanan tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahaya senyawasenyawa beracun itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita
lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati

SARAN

Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahan-bahan kimia itu
dalam kehidupan sehari-hari, yang perlu dilakukan adalah
meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas
yang disarankan.
(1) Hendaknya lebih teliti dalam memilih makanan maupun minuman
yang sehat.
(2) Meningkatkan kewaspadaan kita terhadap senyawa-senyawa
beracun yang terkandung dalam makanan dan minuman.
(3) Dari beberapa contoh bahan kimia beracun yang sehari-hari
dipergunakan sebagai zat tambahan dalam makanan dan dipakai
secara meluas di kalangan masyarakat, maka bahaya dalam jangka
panjang sudah dapat perkirakan. Untuk mencegah hal ini, pemerintah
harus sudah berani melakukan tindakan preventif mulai sekarang dan
jangan menunggu-nunggu kalau sudah ada korban.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Racun

http://ricky-kurniawan-20-12-1993.blogspot.com/2012/06/senyawaberacun.html

http://www.hasbihtc.com/inilah-bahaya-merokok-wajib-dibaca.html

https://www.google.com/search?q=bahaya+merokok&safe=off&
tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=BBTGUpawIeTlsASDrYHID
Q&sqi=2&ved=0CCYQsAQ&biw=1366&bih=605

http://senyawaberacun.blogspot.com/2010/08/senyawa-beracun-d
alam-makanan.html

Anda mungkin juga menyukai