Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

TOKSIKOLOGI FARMASI
“BAHAN TOKSIK ALAMIAH”

OLEH :
DINDA LARASATI 15020200211
ANDI ADRIA ANNISA 15020200221
REISYA NABILA 15020200226
C2 / KLP 8

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
1. Deskripsi dari bahan toksik alamiah
Jawaban :
Toksikan (zat toksik) adalah bahan apapun yang dapat memberikan
efek yang berlawanan (merugikan). Racun merupakan istilah untuk toksikan
yang dalam jumlah sedikit (dosis rendah) dapat menyebabkan kematian atau
penyakit (efek merugikan) yang secara tiba-tiba. Zat toksik dapat berada dalam
bentuk fisik (seperti radiasi), kimiawi (seperti arsen, sianida) maupun biologi
(bisa ular). Juga terdapat dalam beragam wujud (cair, padat, gas). Beberapa
zat toksik mudah diidentifikasi dari gejala yang ditimbulkannya, dan banyak zat
toksik cenderung menyamarkan diri (Candra, 2008). Racun alami adalah zat
yang secara alami terdapat pada tumbuhan, dan sebenarnya merupakan salah
satu mekanisme dari tumbuhan tersebut untuk melawan serangan jamur,
serangga, serta predator (BPOM, 2008).
Racun Alami dari hewani, salah satunya adalah racun yang disebabkan
oleh ikan. Keracuan tetrodotoksin ( keracunan fugu ) terjadi pada ikan yang
termasuk dalam ordo tetraodontiformers , seperti ikan buntal , ikan Globe , ikan
balon (buntal), ikan tiup, dan ikan kodok. Efek terhadap manusia meliputi gejala
keracunan yang pertama kali muncul dalam waktu 15 menit hingga beberapa
jam (bahkan mencapai 20 jam) setelah menyantap makanan yang
mengandung tetrodotoksin. Gejala awal meliputi parestesi bibir dan lidah, yang
berlanjut ke muka dan ekstremitas. Seterusnya terjadi pula salivasi, mual,
muntah, dan diare yang disertai sakit perut. Keracunan yang disebabkan
skombrotoksin (histamin) terjadi pada ikan laut yang bermotif, terutama warna
gelap yang memanjang dari kepala ke pangkal ekor adalah tuna ( Thunnus spp
), bonito ( Sarda spp ), mackerel ( Scomber sp ), cakalang ( Katsuwonus
pelamis spp).). Efek terhadap manusia Keracunan baru terjadi bila kandungan
histmanin mencapai kadar ≥ 100 mg. meskopun demikian, kercunan pernah
dilaporkan pada kadar 20 mg. gejala akan timbul dalam waktu beberapa
sampai beberapa menit (biasanya 10-30 menit) jam setelah memakan ikan.
Gejala keracunan ini dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan sistem yang
dirusaknya, yaitu sistem kardiovaskular serta sistem pencernaan dan saraf.
Urtikaria, hipotensi, sakit kepala, dan kemerahan dapat timbul, sedangkan
keterlibatan sistem pencernaan menimbulkan gejala berupa kram perut, diare,
dan muntah. Rasa nyeri dan gatal yang terkait dengan urtikaria adalah wujud
dari keterlibatan sistem saraf.
Racun alami ialah bahan kimia yang diproduksi oleh organisme hidup
secara alami. Bahan kimia ini tidak berbahaya bagi organisme itu sendiri, tetapi
mungkin beracun bagi makhluk lain, termasuk manusia. Racun alami ini sering
kali dibentuk sebagai mekanisme pertahanan tanaman. Namun, jika
dikonsumsi manusia, racun ini dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan
yang merugikan.

2. Penyebab dari jenis toksisitas


Jawaban :
Beberapa kelompok racun ditemukan pada tanaman yang biasa kita
konsumsi. Beberapa racun tanaman yang larut lemak dapat bersifat
bioakumulatif. Ini berarti bila tanaman tersebut dikonsumsi, maka racun
tersebut akan tersimpan pada jaringan tubuh, misalnya solanin pada kentang.
Kadar racun pada tanaman dapat sangat bervariasi. Hal itu dipengaruhi antara
lain oleh keadaan lingkungan tempat tanaman itu tumbuh (kekeringan, suhu,
kadar mineral, dll) serta penyakit. Varietas yang berbeda dari spesies tanaman
yang sama juga mempengaruhi kadar racun dan nutrien yang dikandungnya.

3. Contoh zat, bahan kimia dan obat-obatan yang dapat menyebabkan ketoksikan
bahan toksik alamiah (minimal 5)
Jawaban :
• Kacang merah (Phaseolus vulgaris)
Racun alami yang dikandung oleh kacang merah disebut
fitohemaglutinin (phytohaemagglutinin), yang termasuk golongan
lektin.Keracunan makanan oleh racun ini biasanya disebabkan karena
konsumsi kacang merah dalam keadaan mentah atau yang dimasak
kurang sempurna. Gejala keracunan yang ditimbulkan antara lain
adalah mual, muntah, dan nyeri perut yang diikuti oleh diare. Telah
dilaporkan bahwa pemasakan yang kurang sempurna dapat
meningkatkan toksisitas sehingga jenis pangan ini menjadi lebih toksik
daripada jika dimakan mentah. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya keracunan akibat konsumsi kacang merah, sebaiknya kacang
merah mentah direndam dalam air bersih selama minimal 5 jam, air
rendamannya dibuang, lalu direbus dalam air bersih sampai mendidih
selama 10 menit, lalu didiamkan selama 45-60 menit sampai teksturnya
lembut.
• Singkong
Singkong mengandung racun linamarin dan lotaustralin, yang keduanya
termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat pada
semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan daun.
Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe
pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis.
Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi,
maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang
dinamakan hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per
kilogram, sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg
per kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi
oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1
mg per kilogram berat badan per hari. Gejala keracunan sianida antara
lain meliputi penyempitan kerongkongan, mual, muntah, sakit kepala,
bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian. Untuk
mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya
singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya
dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang hangat
selama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu dibakar
atau direbus. Singkong tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan
pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik.
• Pucuk bambu (rebung)
Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida
sianogenik. Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi pucuk
bambu, maka sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih
dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air
mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10 menit. Gejala
keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain
meliputi penyempitan kerongkongan, mual, muntah, dan sakit kepala.
• Biji buah-buahan
Contoh biji buah-buahan yang mengandung racun glikosida sianogenik
adalah apel, aprikot, pir, plum, ceri, dan peach. Walaupun bijinya
mengandung racun, tetapi daging buahnya tidak beracun. Secara
normal, kehadiran glikosida sianogenik itu sendiri tidak membahayakan.
Namun, ketika biji segar buah-buahan tersebut terkunyah, maka zat
tersebut dapat berubah menjadi hidrogen sianida, yang bersifat racun.
Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong dan
pucuk bambu. Dosis letal sianida berkisar antara 0,5-3,0 mg per
kilogram berat badan. Sebaiknya tidak dibiasakan mengkonsumsi biji
dari buah-buahan tersebut di atas. Bila anak-anak menelan sejumlah
kecil saja biji buah-buahan tersebut, maka dapat timbul kesakitan akibat
keracunan dan pada sejumlah kasus dapat berakibat fatal.
• Kentang
Racun alami yang dikandung oleh kentang termasuk dalam golongan
glikoalkaloid, dengan dua macam racun utamanya, yaitu solanin dan
chaconine. Biasanya racun yang dikandung oleh kentang berkadar
rendah dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia.
Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau, bertunas, dan secara
fisik telah rusak atau membusuk dapat mengandung kadar glikoalkaloid
yang tinggi. Racun tersebut terutama terdapat pada daerah yang
berwarna hijau, kulit, atau daerah di bawah kulit. Kadar glikoalkaloid
yang tinggi dapat menimbulkan rasa pahit dan gejala keracunan berupa
rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual, dan muntah. Sebaiknya
kentang disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering, serta
dihindarkan dari paparan sinar matahari atau sinar lampu. Untuk
mencegah terjadinya keracunan, sebaiknya kentang dikupas kulitnya
dan dimasak sebelum dikonsumsi
• Obat-obatan
- Paracetamol adalah obat penurun demam yang sangat sering
digunakan di kalangan masyarakat. Obat yang satu ini juga dapat
meredakan nyeri seperti sakit kepala dan sakit gigi. Namun ternyata
paracetamol dapat menyebabkan kerusakan hati loh! Ya, obat ini
dapat menimbulkan kerusakan hati jika digunakan tidak sesuai
dengan petunjuk yang tertera pada kemasan atau sesuai dengan
anjuran dokter. Terlebih jika obat ini dikonsumsi dengan dosis tinggi
dan jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter.
- Selain paracetamol, obat anti nyeri lainnya yang masuk kedalam
golongan NSAID ternyata juga dapat menyebabkan kerusakan hati.
Obat anti nyeri golongan ini biasa digunakan untuk meredakan nyeri
pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, hingga nyeri sendi dan otot.
Beberapa obat-obatan yang masuk ke dalam golongan ini adalah
obat ibuprofen, diclofenac, dan aspirin. Saat mengonsumsi obat-
obatan tersebut, pastikan Anda menyesuaikannya dengan aturan
pakai atau sesuai dengan anjuran dokter.
- Obat-obatan antibiotik merupakan obat yang sering digunakan untuk
mengatasi infeksi. Obat ini dapat membunuh patogen penyebab
infeksi. Namun obat yang satu ini tidak dapat dikonsumsi
sembarangan, melainkan memerlukan resep dokter. Hal ini karena
obat antibiotik dapat menimbulkan resistensi obat jika
penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pakai
- Methotrexate adalah obat yang digunakan untuk mengatasi psoriasis
berat dan rheumatoid arthritis. Obat ini juga digunakan dalam terapi
pengobatan kanker dan penyakit Crohn. Dilihat dari penyakit yang
dapat diatasi obat ini saja, kita dapat memahami bahwa
methotrexate merupakan obat keras yang mana penggunaannya
memerlukan resep dokter. Namun ternyata obat ini dapat
menyebabkan sirosis hati jika penggunaannya bersamaan dengan
konsumsi alkohol
- Statin (Obat Penurun Kolesterol) Golongan obat statin (penurun
kolesterol) ternyata juga dapat menyebabkan kerusakan hati loh!
Beberapa golongan statin seperti atorvastatin dan simvastatin
memang dapat menurunkan kadar kolesterol dan dapat dikonsumsi
dalam jangka waktu yang panjang
4. Dampak yang dihasilkan dari setiap zat tersebut pada manusia
Jawaban :
1) Mikotoksin
Mikotoksin berasal dari bahasa Yunani untuk jamur “mykes” dan kata Latin
“toxicum” yang berarti racun. Dijelaskan laman Canada.ca, mikotoksin
adalah racun alami yang diproduksi oleh jamur yang dapat tumbuh pada
tanaman di lapangan atau setelah panen. Makanan yang bisa mengandung
mikotoksin termasuk sereal, kacang-kacangan, buah, kopi, kakao, rempah-
rempah, minyak sayur, dan susu. Terdapat lebih dari 300 mikotoksin
dengan struktur kimia dan cara kerja yang berbeda. Beberapa menargetkan
ginjal, hati, atau sistem kekebalan, dan beberapa bersifat karsinogenik.

2) Glikoalkaloid
Glikoalkaloid adalah racun alami yang terdapat dalam kentang. Dilansir
Auriga Research, glikoalkaloid konsentrasi tinggi ditemukan pada
kecambah dan kulit kentang yang rasanya pahit. Racun diproduksi oleh
tanaman sebagai respons terhadap stres, seperti kerusakan. Konsumsi
glikoalkaloid dalam kadar tinggi bisa meracuni manusia. Gejala biasanya
muncul 30 menit sampai 12 jam setelah konsumsi, seperti mual, muntah,
kram perut, dan diare. Keracunan yang parah biasanya disertai berbagai
efek neurologis, seperti mengantuk, gelisah, gemetar, kebingungan,
kelemahan, dan gangguan penglihatan. Sayangnya, memasak kentang
tidak akan menghancurkan racun ini. Oleh karena itu, kecambah kentang
tidak boleh dimakan dan bagian yang hijau atau rusak harus dibuang.

3) Grayanotoxin
Lebah mengumpulkan nektar dari bunga untuk menghasilkan madu.
Apabila di dalam bunga-bunga itu terdapat racun, racun akan berakhir di
madu. Salah satu contohnya adalah grayanotoxin, yang diproduksi secara
alami oleh tanaman seperti rhododendron dan laurel gunung. Menurut U.S
Food & Drug Administration, makan madu dengan jumlah toksin yang tinggi
dapat menyebabkan gejala keracunan, seperti mual, muntah, atau pusing.

4) Furokumarin
Furokumarin terdapat dalam wortel, peterseli, akar seledri, tanaman sitrus,
dan beberapa tanaman obat. Furokumarin adalah racun yang dilepaskan
sebagai respons terhadap stres, seperti kerusakan fisik pada tanaman.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), racun ini dapat menyebabkan
masalah gastrointestinal pada orang yang rentan. Furokumarin juga bersifat
fototoksik yang dapat menyebabkan reaksi kulit parah di bawah sinar
matahari.

5) Asam oksalat
Asam oksalat ditemukan secara alami di banyak tanaman, seperti:
• Buah-buahan.
• Biji cokelat.
• Sayuran berdaun hijau.
• Kacang.
• Biji.
• Bayam.
• Ubi jalar.
• Belimbing.
• Lobak hijau.
• Endive.
• Swiss chard.
• Sayuran bit.
Asam oksalat tidak boleh dimakan. Asam oksalat bersifat racun yang jika
dimakan dapat menyebabkan kedutan otot, kram, penurunan pernapasan
dan detak jantung, muntah, nyeri, sakit kepala, dan kejang.

6) Glikosida sianogenik
Glikosida sianogenik adalah fitotoksin yang ditemukan pada setidaknya
2.000 spesies tumbuhan. Singkong, sorgum, akar bambu, dan almon
adalah beberapa makanan yang mengandung glikosida sianogenik.
Menurut WHO, glikosida sianogenik dapat menyebabkan keracunan yang
ditandai dengan pernapasan cepat, penurunan tekanan darah, pusing, sakit
kepala, sakit perut, muntah, diare, kebingungan mental, kedutan, dan
kejang. Paparan sianida dalam tingkat melebihi batas yang dapat
didetoksifikasi dapat menyebabkan kematian.

7) Solanina dan chaconine


Solanina dan chaconine ditemukan di dalam tomat, kentang, dan terung.
Konsentrasi yang lebih tinggi biasanya ditemukan pada bagian kecambah,
kulit, serta bagian hijau yang rasanya pahit. Racun ini dihasilkan tanaman
sebagai respons terhadap situasi stres, seperti memar, sinar UV,
mikroorganisme dan serangan dari hama serangga dan herbivora. Untuk
mengurangi produksi solanina dan chaconine, penting untuk menyimpan
kentang di tempat yang gelap, sejuk, dan kering, serta tidak memakan
bagian yang hijau atau kecambah.

Anda mungkin juga menyukai