Anda di halaman 1dari 8

LembarKerjaPraktikum

Percobaan ReaksiUji Lipid dan Karbohidrat

NAMA MAHASISWA : REISYA NABILA


STB : 15020200226
KELAS/KELOMPOK : C10 / 4 (Empat)

1. REAKSI UJI LIPID


A. Pengumpulan data dan informasi
Uji Reaksi Bahan-bahan yang digunakan
Aquadest, Alcohol, Eter, Kloroform, dan Minyak kelapa
Uji Kelarutan

Uji Ketidakjenuhan Minyak sawit, Minyak canola, Minyak wijen, Minyak


kelapa, Hubl Iod dan Kloroform.

Uji Gliserol/akrolein KHSO4 padat, gliserol sebagai ganti Minyak kelapa.

Etanol, Indikator Phenolpthalein,NaOH 0,1 N, dan


Uji Asam Lemak Bebas Sampel Minyak goring sawit.

Uji Saponikasi Minyak Kelapa, Aquadest, NaOH 5%, dan KOH 5%.

Uji Libermann-Bouchard
Kloroform, Sampel Lipid, Anhidrat Asetat, dan Asam
Sulfat Pekat.
B. Pencatatan danPelaporan
Perlakuan Hasil pengamatan Tujuan uji reaksi
(untuk membuktikan
atau identifikasi apa)
Uji Kelarutan
Diukur masing bahan Minyak tidak larut dalam air dan uji ini dilakukan untuk
sebanyak 2 mL dan alcohol, minyak larut dalam melihat sifat lipid,
masukkan masing-masing Khloroform dan eter yaitu molekuk
kedalam tabung reaksi dan nonpolar (khloroform,
tambahkan 3 tetes minyak eter, metilen, alkohol)
kelapa kemudian dikocok sehingga bila
dilarutkan dalam
pelarut polar lipid
tidak akan homogen
dengan larutan tersebut
Uji Ketidakjenuhan

Masukkan maisng-masing Minyak sawit 20 tetes, minyak Uji ini dapat dilakukan
2 mL kloroform kedalam canola 13 tetes, minyak wijen 19 untuk idenitifikasi
tabung reaksi lalu tetes,minyak kelapa 100 tetes larutan yang tergolong
ditambahkan 2 tetes reagen ke dalam asam lemak
Hubl Iod hingga berwarna jenuh atau takjenuh.
merah, lalu tambahkan Bila larutan
minyak sawit setetes demi khloroform yang
setetes sambil dikocok ditambah asam lemak
hingga warna merah hilang dicampur dengan
unsur halogen akan
merubah warna larutan
unsur halogen (bromin
atau iodin) sehingga
hal tersebut dijadikan
indikator adanya
ikatan rangkap dalam
larutan asam lemak
Uji Gliserol/akrolein
Ditambahkan 3-4 tetes Minyak kelapa memberikan Dalam uji ini, terjadi
gliserol/minyak kelapa lalu aroma yang sangat kuat seperti dehidrasi gliserol
dipanaskan diatas api pada gliserol dalam bentuk bebas
bunsen menghasilkan akrolein
aldehihi,d bila larutan
dipanaskan dengan
kalium bisulfat
(KHSO4) akan tercium
karakteristik bau yang
C. Pembahasan (Pelaporan)
• uji kelarutan
1. Masukkan 2 ml pereaksi/pelarut ke dalam tabung reaksi yang bersih.
2. Bubuhkan sedikit bahan percobaan ke dalam tabung yang sudah berisi bahan pelarut,
3. kemudian kocok kuat-kuat, dan lihat hasilnya.
4. Bila kedua bahan terlihat terpisah berarti tidk larut, bila tidak terlihat ambillah setetes
larutan kemudian teteskan pada kertas saring, uapkan bila perlu di bawah sinar matahari.
5. Bila terdapat residu (berupa bercak) berarti ada bahan yang terlarut. Jumlah residu
menunjukkan derajat kelarutan bahan yang diuji.
• Uji ketidakjenuhan
1. Ambil 3 buah tabung reaksi yang kering.
2. Ke dalam tabung pertama masukkan sedikit minyak kelapa, ke dalam tabung ke dua
masukkan seikit margarine, dan ke dalam tabung ke tiga disi lemak hewan, sedemikian
rupa sehingga tiap-tiap zat tadi mengisi bagian bulat/bawah tabung.
3. Ke dalam tiap tabung ditambahkan chloroform dalam jumlah yang sama.
4. Kemudian teteskan dalam tiap tabung larutan Iodine Hubl.
5. Goyangkan tabung reaksi pada tiap penambahan iodium.
6. Terangkan apa yang terjadi.
• Uji gliserol/koloesterol
1. Kedalam sebuah tabung reaksi dimasukkan bubuk halus KHSO4 padat sampai kira-kira
setinggi 1 cm.
2. kemudian 3 – 4 tetes minyak kelapa diteteskan ke dalam tabung reaksi tersebut. Lalu
panaskan dengan hati-hati di atas nyala api.
3. Kemudian pemanasan dilakukan lebih kuat. Perhatikan akrolein yang terbentuk.
4. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan 3 – 4 tetes gliserol sebagai ganti minyak
kelapa.
• Uji asam lemak bebas
1. Ditimbang 10 gram sampel kedalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan n-heksan sebanyak 10 ml dengan gelas ukur.
3. Ditambahkan alkohol netral sebanyak 25 ml dengan gelas ukur, dihomogenkan lalu
ditambahkan 3 tetes indikator Phenolpthalein 1%.
4. Dititrasi dengan KOH 0,1115 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning pucat
menjadi merah lembayung.
5. Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak 3 kali untuk setiap sampel. Dicatat hasil yang
diperoleh.
• Uji saponifikasi
1. Proses saponifikasi (pembentukan sabun) adalah proses ketika asam lemak dicampur
dengan larutan alkali dalam alkohol (KOH atau NaOH) akan membentuk garam kalium
atau garam natrium yang memberikan karakteristik larutan bersabun.
2. Larutan tersebut bila dicampur dengan larutan yang mengandung Ca++, Mg++, dan Pb-
asetat akan menghasilkan garam-garam yang tidak larut dan menyebabkan larutan tidak
berbusa.
• Uji Libermann-Bouchard
1. Masukkan 4-5 tetes bahan percobaan ke dalam tabung reaksi yang bersih.
2. Kemudian tambahkan 10 tetes asam asetat dan 2 tetes asam sulfat pekat,
3. Dihomogenkan.
4. Amati warna yang terbentuk (pembentukan warna hijau atau hijau-biru setelah beberapa
menit adalah reaksi positif)

D. Kesimpulan
• Uji kelarutan lipid
Dari hasil Uji kelarutan lemak diperoleh data yaitu minyak tidak larut dalam air dan
alcohol, minyak lariut dalam kloroform dan eter.
• Uji ketidakjenuhan
Dari hasil uji kejenuhan lipid diperoleh data yaitu minyak sawit 20 tetes, minyak canola
13 tetes minyak wijen 19 tetes, minyak kelapa 100 tetes
• Uji gliserol/acrolein
Dari hasil uji Gliserol/Akrolein diperoleh data yaitu Minyak kelapa memberikan aroma
yang sangat kuat seperti pada gliserol
• Uji asam lemak bebas
Dari hasil uji asam lemak bebas diperoleh data yaitu Volume titran yang digunakan yaitu
0,9 mL dengan nilai asam lemak bebasnya yaitu = 0,22%
• Uji saponifikasi
Dari hasil uji saponifikasi diperoleh data yaitu dengan penambahan KOH, terbentuk busa
yang banyak, dengan penembahan NaOH tidak ada busa
• Uji libermaan-burchard
Dari hasil uji Liebermann-Burchard diperoleh data yaitu larutan berwarna hijau
menandakan terdapat kolesterol pada sampel lipid yang digunakan

2. REAKSI UJI KARBOHIDRAT

A. Pengumpulan data daninformasi


Uji Reaksi Bahan-bahan yang digunakan
Reagen Benedict, larutan amilum 1%, maltose 1%, laktosa
Uji Benedict 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%,
arabinose 1%, dan aquadest (pembanding).

Larutan Iodine, larutan amilum 1%, maltose 1%, laktosa


Uji Iodin 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%,
arabinose 1%, dan aquadest (pembanding).

Pereaksi Molisch, larutan amilum 1%, maltose 1%,


Uji Mollisch laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%,
galaktosa 1%, arabinose 1%, dan aquadest (pembanding).

Larutan Barfoed, larutan amilum 1%, maltose 1%, laktosa


1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%,
Uji Barfoed
arabinose 1%, dan aquadest (pembanding).

Pereaksi Seliwanoff, larutan amilum 1%, maltose 1%,


Uji Seliwanoff laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%,
galaktosa 1%, arabinose 1%, dan aquadest (pembanding).
B. PencatatandanPelaporan
Perlakuan Hasil pengamatan Tujuan uji reaksi
(untuk membuktikan
atau identifikasi apa)
Uji Benedict
Dipanaskan dalam Dari hasil percobaan diperoleh Untuk identifikasi
penangas air data yaitu larutan amilum 1% gula-gula pereduksi.
dan sukrosa 1% = negative tidak
ada endapan merah. Maltose
1%, laktosa 1%, glukosa 1%,
fruktosa 1%, galaktosa 1%,
arabinose 1% = positif ada
endapan merah

Uji Iodine

Penambahan 2-3 tetes Dari hasil percobaan diperoleh Digunakan untuk


Larutan Iodin data Hasil positif yaitu menunjukkan adanya
Polisakarida (amilum) larutan Polisakarida.
berwarna ungu/biru Hasil
negative tidak berwarna yaitu
bukan polisakarida (maltose 1%,
laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa
1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%,
arabinose 1%)

Uji Mollisch
Penambahan 0,5 mL Dari hasil percobaan diperoleh Digunakan untuk
H2SO4 Pekat data yaitu larutan amilum 1%, menunjukkan hasil
maltose 1%, laktosa 1%, sukrosa reaksi negatif yang
1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, menunjukkan bahwa
galaktosa 1%, arabinose 1% - larutan yang diperika
semuanya positif terbentuk tidak mengandung
cincin berwarna ungu diantara karbohidrat.
kedua bagian cairan, kecualia
quadest (pembanding) hasilnya
negatif.
Uji Barfoed
Tambahkan 0,5 mL sampel Dari hasil percobaan diperoleh Untuk membedakan
(10 tetes) lalu data yaitu Hasil positif terbentuk monosakarida dan
Dihomogenkan dan endapan merah pada larutan diskarida
dipanaskan dalam yaitu monosakarida (glukosa
penangas air selama 5 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%
menit. dan arabinose 1%). Dan Hasil
negative tidak ada endapan
merah yaitu pada amilum 1%,
laktosa 1%, maltose 1%, sukrosa
1%.
Uji Seliwanoff
Penambahan 3 tetes Dari hasil percobaan diperoleh Digunakan untuk
sampel dan dihomogenkan, data yaitu untuk sukrosa dan membedakan
Lalu dipanaskan dalam fruktosa (mengandung gugus karbohidrat golongan
Penangas air selama 3 keton) hasil positif larutan ketosa (gugus keton)
menit berwarna ceri, maltose 1%, dan aldosa (gugus
laktosa 1%, glukosa 1%, aldehid).
amilum1%, galaktosa 1%,
arabinose 1% = hasil negative
larutan tidak berwarna.

C. Pembahasan (Pelaporan)
• Pada uji Benedict dengan perlakuan dipanaskan dalam penangas air dengan hasil
percobaan diperoleh data yaitu larutan amilum 1% dan sukrosa 1% = negative tidak ada
endapan merah. Maltose 1%, laktosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%,
arabinose 1% = positif ada endapan merah. Dimana untuk tujuan reaksi ini yaitu untuk
mengidentifikasi adanya gula-gula pereduksi.
• Pada Uji Iodine Dari hasil percobaan diperoleh data Hasil positif yaitu Polisakarida
(amilum) larutan berwarna ungu/biru Hasil negative tidak berwarna yaitu bukan
polisakarida (maltose 1%, laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa
1%, arabinose 1%) dan uji ini di gunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida.
• Pada Uji Mollisch dengan perlakuan penambahan H2so4 pekat, Dari hasil percobaan
diperoleh data yaitu larutan amilum 1%, maltose 1%, laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa
1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, arabinose 1% -semuanya positif terbentuk cincin
berwarna ungu diantara kedua bagian cairan, kecualia quadest (pembanding) hasilnya
negatif. Uji ini Digunakan untuk menunjukkan hasil reaksi negatif yang menunjukkan
bahwa larutan yang diperika tidak mengandung karbohidrat.
• Pada uji Barfoed dengan perlakuan yaitu Tambahkan 0,5 mL sampel (10 tetes) lalu
Dihomogenkan dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit. Kemudian Dari
hasil percobaan diperoleh data yaitu Hasil positif terbentuk endapan merah pada larutan
yaitu monosakarida (glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1% dan arabinose 1%). Dan
Hasil negative tidak ada endapan merah yaitu pada amilum 1%, laktosa 1%, maltose 1%,
sukrosa 1%. Dimana uji ini dilakukan Untuk membedakan monosakarida dan diskarida.
• Pada uji Barfoed dengan perlakuan yaitu Penambahan 3 tetes sampel dan dihomogenkan,
Lalu dipanaskan dalam Penangas air selama 3 menit. Kemudian Dari hasil percobaan
diperoleh data yaitu untuk sukrosa dan fruktosa (mengandung gugus keton) hasil positif
larutan berwarna ceri, maltose 1%, laktosa 1%, glukosa 1%, amilum1%, galaktosa 1%,
arabinose 1% = hasil negative larutan tidak berwarna. Dimana pengujian ini Digunakan
untuk membedakan karbohidrat golongan ketosa (gugus keton) dan aldosa (gugus
aldehid).

D. Kesimpulan
• Uji benedict dengan sampel glukosa termasuk golongan monosakarida dengan hasil
positif yaitu terbentuk endapan merah bata, sedangkan sampel sukrosa dan amilum
mempunyai hasil negatif yaitu tetap berwarna biru bening,
• Uji iodine dengan sampel amilum termasuk golongan polisakarida yang mempunyai hasil
positif terbentuk kompleks warna biru tua/ungu tua,sedangkan hasil negative dengan
sampel glukosa dan sukrosa menhgasilkan warna tetap bening
• Uji molish dengan sampel glukosa,sukrosa dan amilum termasuk golongan
monosakarida,disakarida dan polisakarida. Hasil positifnya adalah terbentuk cincin ungu .
• Uji barfoed dengan sampel glukosa termasuk golongan monosakarida dengan hasil positif
terbentuk endapan merah bata, sedangkan sampel sukrosa mempunyai hasil negatif yaitu
tidak terbentuk endapan merah bata.
• Uji seliwanoff dengan sampel sukrosa termasuk golongan disakarida dengan hasil positif
yaitu terbentuk larutan berwarna merah ceri, sedangkan sampel glukosa mempunyai
hasiln egatif dengan hasil uji yaitu tetap bening.

Anda mungkin juga menyukai