1. Efi Rohmawati
2. Indra Maun Hamzah
3. Indras Dwi Astuti
4. Nurul Rohmayanti
5. Ravina Ika Damayanti
6. Septyan Ferry Herlambang
7. Viving Rizky Lukyaning P
Tingkat : III B
T.A 2015/2016
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
INTOKSIKASI
A. PENGERTIAN
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan
alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan oleh
kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh diri atau
dengan maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan yang tidak disengaja
dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupun lingkungan
B. ETIOLOGI
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
a. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhan dan
aktivitas mikroorganisme yang mempengaruhi langsung kepada nilai bahan makanan tersebut
untuk kepentingan manusia. Selain itu, keracunan bahan makanan dapat juga disebabkan oleh
bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasit, bakteri yang
yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya dari suhu yang agak tinggi
dengan jalan membentuk spora. Karena cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak
yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang kemudian disusul dengan penglihatan yang
kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya,
sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.Pengobatan hanya dapat
diberikan di rumah sakit dengan penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk botulinum. Oleh
(Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat
Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter
air), atau dengan putih telur campur susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita
ke rumah sakit.
3) Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing.
Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan, yaitu: jumlah yang
kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak keluar bersama air
sakitnya. Pada keracunan yang lebih berat, penderita harus dirawat di rumah sakit.
4) Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga racun tersebut terbawa dari
ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut
muncul kira-kira 20 menit sesudah memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di
Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan pernafasan buatan. Obat yang khas untuk
hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun asam biru
tersebut bekerja sangat cepat. Dalam beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-
gejala mulai timbul. Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.
b. Minyak Tanah
Penyebabnya karena meminum minyak tanah. Insiden Intoksikasi minyak tanah:
tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat
terjadi kemudian. Pada anak yang lebih besar mungkin mengeluh rasa panas pada lambung dan
muntah secara spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan konvulsi. Pada kasus yang
gawat, pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan fatal ventrikular fibrilasi dapat terjadi. Kerusakan
ginjal dan sumsum tulang juga pernah dilaporkan. Gejala lain seperti bronchopneumonia, efusi
lain seperti rash pada kulit dan dermatitis bila terjadi paparan pada kulit. Sedangkan pada mata
akan terjadi tanda-tanda iritasi pada mata hingga kerusakan permanen mata.
c. Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang berada dalam golongan
propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah sama. Contoh
golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin), pirimicarb (rapid, aphox), timethacarb (landrin)
dan lainnya.
Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia urin, miosis, fasikulasi
otot, cemas dan kejang. Miosis, salvias, lakrimasi, bronkospasme, keram otot perut, muntah,
hiperperistaltik dan letargi biasanya terlihat sejak awal. Kematian biasanya karena depresi
pernafasan.
bronchial, Bronkospasme, Hiperperistaltik : mual, muntah, diare, kram perut., Inkontinensia urin,
(hipertensi).
Efek SSP berupa: sakit kepala, bicara ngawur, bingung, kejang, koma, dan depresi pernafasan.
Efek pada kardiovaskular bergantung pada reseptor mana yang lebih dominan.
d. Bahan kimia umum ( Chemical toxicants ) yang terdiri dari berbagai golongan seperti pestisida (
klor ), golongan logam (timbal, posfor, air raksa,arsen) ,golongan bahan organik ( akrilamida,
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer,dan
sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi mungkin berat
dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia terjadi bila ada
depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena
adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan
E. KOMPLIKASI
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
e. Syok (Brunner and Suddarth, 2010).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium toksikologi
2. uji darah, urin, isi lambung, atau muntah.
3. foto sinar X abdomen (Noer Syaifoellah,2006).
G. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Emergenci
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau pernapasan
tidak adekuat.
Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.
2. Identifikasi Penyebab Keracunan
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari penyebab
keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus segera
dilakukan.
3. Eliminasi
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. Katarsis,
( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan
besar. Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau
pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan
lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 6 jam. Pada koma
derajat sedang hingga berat tindakankumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan
psikosis).
A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang
mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung dan status kesadaran.
b. Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui
setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang
koma.
c. BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
d. Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah besar, hipoglikemi
Arif,2009).
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran menurun
2. Pernafasan
Nafas tidak teratur
3. Kardiovaskuler
Hipertensi, nadi aritmia
4. Persarafan
Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran, kelemahan, paralise
5. Gastrointestinal
Muntah, diare
6. Integumen
Berkeringat
7. Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan
8. Integritas Ego
Gelisah, pucat
9. Eliminasi
Diare
10. Selaput lendir
Hipersaliva
11. Sensori
Mata mengecil/membesar, pupil miosis (Mansjoer Arif,2009).
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin,
glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan
mual,muntah
5. Perubahan perfusi berhubungan dengan efek toksik pada miokard
6. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan depresi mekanisme suhu tubuh
7. Cemas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping individu (Doengoes, 2014).
E. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd
Tujuan : Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
Intervensi :
a. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital.
Rasional : Data tersebut berguna dalam menentukan perubahan perfusi
b. Kaji daerah ekstremitas dingin,lembab,dan sianosis
Rasional : Ekstremitas yang dingin,sianosis menunjukan penurunan perfusi jaringan
c. Berikan kenyamanan dan istirahat
Rasional : Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien istirahat mengurangi komsumsi
oksigen
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antidotum
Rasional : Obat antidot (penawar) dapat mengakumulasi penumpukan racun.
individual
Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi
paru.
d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasioanal : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi resusitasi :
kecemasan pasien
c. Tingkatkan mekanisme koping yang efektif
Rasional : Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki efektif
d. Jika keracunan sebagai usaha untuk bunuh diri maka lakukan safety precautions.
8. Rasional : Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis dapat membantu proses pengobatan
(Doengoes, 2014).
DAFTAR PUSTAKA