Eha Julaeha NIM 1203208, Mega Kusumah Putri NIM 1200312, Mochamad
Angga Kusumah NIM 1200070
Progam Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 207, Bandung 40154
ABSTRACT
Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar ,
makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi
fungsinya dan aman dikonsumsi. Warna merupakan faktor yang dapat
digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan suatu produk.
Warna juga merupakan daya tarik terbesar untuk menarik konsumen untuk
menikmati produk makanan tersebut. Warna dalam makanan dapat
meningkatkan penerimaan konsumen tentang sebuah produk. Namun,
penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku karena dapat merugikan kesehatan. Metode analisis kualitatif yang
digunakan adalah menggunakan benang wol sebagai media untuk
mengetahui kandungan zat pewarna yang terkandung pada sebuah
makanan. Pada analisis kadar warna dilakukan untuk mengetahui kandungan
pewarna sintetis secara berlebihan misalnya rhodamin, pewarna kain, dll
yang mengandung zat kiia yang berlebihan bagi tubuh yang menyebabkan
berbagai penyakit bila terlalu banyak masuk pada tubuh.
Kata Kunci : Makanan, pewarna sintetis, analisis kadar warna
I. PENDAHULUAN
2. Pewarna Buatan
Di Negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui perlakuan
pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh
arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat
pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu
senyawa dulu yang kadang-kadang berbahaya dan seringkali tertinggal
dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya
(Cahyadi, 2006).
Namun sering sekali terjadi penyalahgunaan pemakaian pewarna
untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit
untuk mewarnai bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan
adalah pewarna yang berbahaya terhadap kesehatan seperti Amaran,
Auramin, Methanyl Yellow, dan Rhodamin B. Jenis-jenis makanan jajanan
yang ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya ini antara lain sirup,
saus, bakpau, kue basah, pisang goring, tahu, kerupuk, es cendol, mie dan
manisan (Yuliarti,2007).
Timbulnya penyalahgunaan bahan tersebut disebabkan karena
ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan juga
disebabkan karena harga zat pewarna untuk industri lebih murah dibanding
dengan harga zat pewarna untuk pangan (Seto,2001).
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis warna pada makanan yang
menurut kami mencurigakan, dengan menggunakan meode kualitatif
sederhana menggunakan benang wol sebagai medianya. Analisis ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah makanan tersebut positif
mengandung pewarna sintetis atau tidak, dan dilakukan juga agar
mahasiswa dapat mengetahui cara analisis warna pada makanan
sekitarnya.
II. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 Mei 2014 di
Laboratorium Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Lantai 4 Gedung
Baru, FPTK UPI.
B. Alat dan Bahan
Alat :
beaker glas 100 ml
sudip
hotplat / penangas air
thermometer
benang wol dan krustang.
Bahan :
Aquades
Larutan
HCL
larutan NaOH 10%
larutan H2SO4 pekat, dan larutan Na2SO4 12%.
kerupuk warna warni (hijau dan merah)
minuman bersoda ( fanta )
kukubima, segar sari
selai nanas
saos dan pewarna wantex warna merah marun.
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi zat pewarna
sintetis pada bahan pangan.
D. Prosedur
Prosedur yang dilakukan pada analisis warna ini yaitu :
• Pengambilan larutan sampel sebanyak 30 ml, dan mengatur pHnya agar
4, bila sampel ber pH tinggi ( dalam keadaan basa ) maka di beri larutan
HCl sampai pHnya mencapai 4, namun bila sampel ber pH kurang dari 4
( terlalu asam ) di beri larutan NaOH hingga pHnya 4.
• Kemudian memanaskan benang wol di dalam aquades yang di didihkan
bersuhu 100o C, dilakukan selama 30 menit, setelah itu di dilakukan
pengeringan dalam oven kurang lebih 2 menit agar benang kering
seperti semula, lalu memotong benang menjadi 4 bagian.
• Setelah itu memasukan benang wol yang sudah di potong menjadi 4
bagian kedalam sampel, setelah benang dimasukan didihkan sampel
pada hotplate selama 30 menit juga dihitung sejak sampel mendidih.
• Setelah 30 menit benang di angkat lalu di bersihkan dengan aquades
dan oven benang agar kering seperti semula.
• Menyimpan 4 bagian benang tersebut pada masing – masing cawan, lalu
diteteskan HCL pada benang 1, NaOH pada benang 2, Na2SO4 pada
benang 3, dan H2SO4 pada benang 4.
• Terakhir melakukan pengamatan terhadap perubahan warna yang terjadi
pada benang, lalu dilakukan analisis sesuai dengan table yang tersedia,
jika linear maka analisis positif mengandung pewarna sintetis dan jika
tidak linear/sejaja maka negatif mengandung pewarna sintetis, kemudian
mencatat hasilnya.
A. HASIL PENGAMATAN
Kelompok Sampel HCL Pekat H2SO4 Pekat NaOH 10% NH4OH 12%
Identifikasi Warna
1 Kerupuk warna hijau Tidak berubah Lebih gelap Sedikit berubah Sedikit
berubah Tartrazine
2 Selai nanas + pewarna wantex Lebih gelap Ungu kecoklatan Coklat
keruh Sedikit berubah Amaranth
3 Selai nanas Sedikit Berbah Lebih Gelap Sedikit Berubah Sedikit
Berubah –
4 Kerupuk warna merah Sedikit berubah (Orange G) Orange-kuning
(Erythrosine) Tidak berubah (Erythrosine) Tidak berubah (Erythrosine) –
5 Segar sari Violet merah Orange kuning Sedikit berubah Tidak berubah
Anline Yellow
6 Kukubuma ungu Orange kuning Orange kuning Tidak berubah Tidak
berubah Erythrosine
7 Saus Sedikit berubah
(Orange G) Ungu kecoklatan
(Amaranth) Coklat kusam merah
(Orange G) Sedikit berubah (Amaranth) –
8 Fanta Tidak berubah Kuning keemasan Tidak berubah Tidak berubah –
B. Pembahasan
Hasil pengamatan dari uji analisis terhadap beberapa sampel dengan cara
membandingkan dan melihat pada tabel yang tersedia yaitu diantaranya
sebagai berikut :
a. Kerupuk warna hijau
Pada pengamatan terhadap kerupuk yang berwarna hijau ini dihasilkan
bahwa ketika sampel ditetesi dengan HCl pekat warnanya tidak berubah,
ditetesi dengan H2SO4 pekat warnanya menjadi lebih gelap, ditetesi
dengan NaOH 10% warnanya menjadi sedikit berubah dari warna benang
awalnya yang berwarna putih, dan ketika ditetesi dengan NH4OH 12%
warnanya sedikit berubah. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, setelah
dilakukan analisis dengan melihat tabel warna maka dapat diketahui bahwa
kerupuk hijau positif mengandung pewarna tartazine karena menunjukkan
hasil yang linear. Sedangkan penggunaan zat pewarna terutama tartrazine
ini sangat berbahaya untuk kesehatan manusia, diketahui bahwa
penggunaan tartrazine ini dapat menyebabkan tumor di ginjal dan adrenal
pada hean yang di teliti sebagai bahan percobaan sehingga untuk
konsumsi manusia harus lebih di cermati.
b. Selai nanas dengan pewarna wantex
Pada pengamatan terhadap selai nanas yang sengaja ditambahkan
pewarna pakaian wantex ini dihasilkan bahwa ketika sampel ditetesi
dengan HCl pekat warnanya lebih gela, dan yang ditetesi dengan H2SO4
pekat warnanya menjadi ungu kecoklatan, yang ditetesi dengan NaOH
10% warnanya menjadi coklat keruh, dan yang ditetesi dengan NH4OH
12% warnanya sedikit berubah. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
setelah dilakukan analisis dengan melihat tabel warna maka dapat
diketahui bahwa selai nanas positif mengandung pewarna Amaranth
karena menunjukkan hasil yang linear. Hal tersebut terjadi karena pada
selai nanas yang dibuat secara murni dan alami tanpa penambahan
pewarna terdeteksi mengandung pewarna karena pengaruh penambahan
zat pewarna yang disengaja untuk melihat perbandingan dan menunjukkan
bahwa pewarna pakaian wantex mengandung pewarna amaranth yang
berbahaya bagi tubuh dan kesehatan manusia diantaranya dapat
menyebabkan kematian yang cepat.
c. Selai nanas tanpa pewarna wantex
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap selai nanas yang tanpa
penambahan pewarna ini dihasilkan bahwa ketika sampel ditetesi dengan
HCl pekat warnanya sedikit berubah, dan yang ditetesi dengan H2SO4
pekat warnanya menjadi lebih gelap, yang ditetesi dengan NaOH 10%
warnanya menjadi sedikit berubah, dan yang ditetesi dengan NH4OH 12%
warnanya menjadi sedikit berubah. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
setelah dilakukan analisis dengan melihat tabel warna maka dapat
diketahui bahwa selai nanas negatif dan tidak mengandung pewarna
sintetis karena menunjukkan hasil yang tidak sejajar, selain itu karena
pembuatan dari selainyapun dilakukan secara alami dan murni tanpa
penambahan zat sintetis apapun.
d. Kerupuk warna merah
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kerupuk warna merah
dihasilkan bahwa ketika sampel ditetesi dengan HCl pekat warnanya
menjadi sedikit berubah, dan yang ditetesi dengan H2SO4 pekat warnanya
menjadi orange-kuning, yang ditetesi dengan NaOH 10% warnanya tidak
berubah, dan yang ditetesi dengan NH4OH 12% warnanya tidak berubah
juga. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, setelah dilakukan analisis
dengan melihat tabel warna maka dapat diketahui bahwa kerupuk merah
negatif dan tidak mengandung pewarna sintetis karena menunjukkan hasil
yang tidak sejajar. Hasil analisisdari kerupuk merah ini berbeda dengan
kerupuk hijau, padahal bahan yang digunakan merupakan sampel sejenis.
Hal tersebut mungkin pada kerupuk merah tidak terdeteksi pewarna yang
terkandung dalam kerupuk tersebut, atau mungkin terjadi suatu kesalahn
dan kekeliruan dalam melakukan analisis dan pengamatan selama
melakukan pengujian.
e. Segar sari
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sampel segar sari dihasilkan
bahwa ketika sampel ditetesi dengan HCl pekat warnanya menjadi violet
merah, dan yang ditetesi dengan H2SO4 pekat warnanya menjadi orange
kuning, yang ditetesi dengan NaOH 10% warnanya menjadi sedikit
berubah, dan yang ditetesi dengan NH4OH 12% warnanya tidakberubah.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, setelah dilakukan analisis dengan
melihat tabel warna maka dapat diketahui bahwa segar sari positif
mengandung pewarna sintetis Aniline Yellow karena menunjukkan hasil
yang sejajar.
f. Kukubima Energi Anggur (Ungu)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sampel kukubima energi rasa
anggur dihasilkan bahwa ketika sampel ditetesi dengan HCl pekat
warnanya menjadi orange kuning, dan yang ditetesi dengan H2SO4 pekat
warnanya juga menjadi orange kuning, yang ditetesi dengan NaOH 10%
warnanya tidak mengalami perubahan, dan yang ditetesi dengan NH4OH
12% warnanya tidakberubah juga. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
setelah dilakukan analisis dengan melihat tabel warna maka dapat
diketahui bahwa kukubima energi positif mengandung pewarna sintetis
Erythrosine karena menunjukkan hasil yang sejajar. Sementara itu,
penggunaan erythrosine ini sangat berbahaya bagi kesehtan diantaranya
dapat mengakibatkan reaksi alergiseperti nafas pendek, dada sesak, sakit
kepala, dan iritasi kulit. Efek samping lainnya adalah pada beberapa kasus
berakibatpada meningkatnya hiperaktivitas, juga adanya kemungkinan
hubungandengan mutagenisitas. Eritrosin mengakibatkan kenaikan
sensitivitascahaya pada orang yang sensitif terhadap sinar matahari.
g. Saus
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sampel saus dihasilkan
bahwa ketika sampel ditetesi dengan HCl pekat warnanya menjadi sedikit
berubah, dan yang ditetesi dengan H2SO4 pekat warnanya juga menjadi
ungu kecoklatan, yang ditetesi dengan NaOH 10% warnanya menjadi
coklat kusam merah, dan yang ditetesi dengan NH4OH 12% warnanya
sedikit berubah. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, setelah dilakukan
analisis dengan melihat tabel warna maka dapat diketahui bahwa saus
negatif, berarti tidak mengandung pewarna sintetis karena menunjukkan
hasil yang tidak sejajar.
h. Fanta
Dan hasil pengamatan terhadap sampel fanta dihasilkan bahwa ketika
sampel ditetesi dengan HCl pekat warnanya tidak berubah, dan yang
ditetesi dengan H2SO4 pekat warnanya juga menjadi kuning keemasan,
yang ditetesi dengan NaOH 10% warnanya tidak berubah, dan yang
ditetesi dengan NH4OH 12% warnanya tidak berubahjuga. Berdasarkan
hasil pengujian tersebut, setelah dilakukan analisis dengan melihat tabel
warna maka dapat diketahui bahwa fanta negatif, berarti tidak mengandung
pewarna sintetis karena menunjukkan hasil yang tidak sejajar.
Dari beberapa sampel yang telah diujikan menunjukkan hasil yang positif
dan ada juga yang negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang
positif berarti mengandung zat pewarna sintetis yang berbahaya bagi tubuh
dan kesehatan manusia. Maka dari itu, konsumen harus berhati-hati
terhadap pembelian makanan atau jajanan yang biasanya beredar
dipasaran karena seringkali makanan dipasaran sudah terkenal dengan
beberapa indikasi tidak sehat dalam bentuk kecurangan dari para
pedagang yang menginginkan keuntungan tanpa memperhatikan
kesehatan dan keselamatan para konsumennya. Namun, tidak semua
makanan maupun pedagangnya terindikasi buruk seperti itu, masih ada
pedagang yang baik dan jujur serta makanan yang sehat, aman yang dapat
dikonsumsi dn dipercaya. Hal tersebut kembali lagi kepada kepercayaan
masing-masing. Dan adapun makanan yang tidak terdeteksi mengandung
zat pewarna sintetis, karena bahan tersebut dibuat secara alami dan
adapula yang mengandung pewarna namun tidak terdeteksi dan tidak
diketahui analisisnya mungkin karena kesalahan dan kekurangan pada
saat melakukan analisis.
Anonim. 2007. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan yang
Beredar Di Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. IV, No. 1.7 – 25.
Anonim. 2010. Bahan Aditif Makanan Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan
Manusia. [ Online ] tersedia pada http://www.wordpress.com . Diakses Pada
tanggal 25 Mei 2014.
Azizahwati,. Maryati,. Heidi. 2007. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang
Untuk Makanan Yang Beredar Di Pasaran. [ Jurnal Ilmu Kefarmasian. Vol. IV,
No. 1, 7 – 25 ] Departemen Farmasi FMIPA. Universitas Indonesia. Depok.
Puspita Febrindari, Ayu. [Online]. Tersedia di:
http://www.scribd.com/doc/97894726/Eritrosin. Diakses pada tanggal 28 Mei
2014.
Sumarlin, La Ode. 2009. Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan
Yang Beredar di Jakarta dan Ciputat. [ Jurnal ] Progam Studi Kimia. FST.
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Suyatma, DEA, Dr. Ir. Nugraha E. 2009. Analisis Warna. [ Materi Kuliah ]
Departemen ITP, FATETA IPB. Bogor.