Laboratorium bioproses
Disusun oleh:
Kelompok C4
3. Cahaya
Waktu penyinaran:0, 5 menit, dan 3 jam
Sampel mikroba: : Bakteri Eschericia Coli
4. Kadar air
Media: ragi (3 gram) per cawan petri
Sampel mikroba: : Bakteri Eschericia Coli
5. Tekanan osmosis
Konsentrasi sukrosa: 10%,25%, dan 35%
Sampel mikroba: Ragi roti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu yang sangat ekstrem kadang dapat membunuh mikrooranisme. Suhu ekstrem
biasanya digunakan untuk menserilkan perlatan. Suhu yang sangat dingin juga dapat
membunuh sel mikroba, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai pengawet kulkas. Pendinginan
secara tiba-tiba dapat menimbulakan cold shock, yang menyebabkan matinya sel secara
cepat. Perubahan suhu secara cepat dari 37℃ menjadi 5℃ dapat membunuh E.Coli dan
Pseudomonas sampai lebih dari 90% (Murwani, 2015).
2.3 Pengaruh pH
pH optimum kebanyakkan bakteri terletak di antara 6,5 dan 7,5. Namun, beberapa
spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam, atau sangat alkali. Bagi kebanyakkan
spesies, nilai pH minimum dan maksimum adalah antara 4 dan 9. Bila bakteri dikultivasi
di dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pH nya, misalnya 7, kemungkinan
pH ini akan berubah akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan
selama pertumbuhannya. Pergeseren pH ini dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Pergeseran ini dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga
dalam medium. Larutan penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat
menahan perubahn pH (Hakim, 2015).
Bakteri dapat diklasifikan kepada tiga kelompok berdasarkan pH yaitu:
a. Asidofil mempertahankan pH internal 6,5 terhadap pH eksternal 1,0-5,0
b. Neutralofil mempertahankan pH internal 7,5 terhadap pH eksternal 5,5-8,5
c. Alkalifil mempertahankan pH internal 9,5 terhadap ph eksternal 9,0-11,0
(Murwani, 2015).
BAB III
METODOLOGI
3.2.1 Alat
Alat – alat yang digunakan sebagai berikut:
3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. NaCl 1 gram
2. Sukrosa/Fruktosa secukupnya
3. Glukosa 2.8 gram
4. Nutrient Agar 5 gram
5. Ekstrak Daging 20 ml
6. Aquades secukupnya
7. Kentang Rebus secukupnya
8. Ragi secukupnya
9. Biakan Jamur (Aspergilus atau Pennilium) secukupnya
10. Beras secukupnya
11. Sampel air parit (E.Coli atau Bacillus sp) secukupnya
12. Ekstrak jeruk 10 ml
13. Larutan detergent 10 ml
14. Air minum/ Air mineral 10 ml
a. Disiapkan 3 set tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung durham yang
telah diberi label 5° C, 30° C, dan 55° C;
b. Diukur 10 ml media cair dan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi;
c. Sampel bakteri E.Coli dari air parit ditanamkan pada masing-masing tabung
reaksi;
d. Diinkubasikan pada suhu 5° C dalam lemari es, 35° C dalam inkubator, dan 55° C
dalam oven;
e. Dimasukkan ke dalam clean bench; dan
f. Diamati pertumbuhan bakteri pada sampel setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
a. Disiapkan 3 set tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung durham yang
telah diberi label basa, netral, dan asam;
b. Dikur 10 ml media cair lalu dituangkan ke dalam masing-masing tabung reaksi;
c. Diukur 10 ml larutan detergent lalu dituangkan ke dalam tabung reaksi yang
berlabel basa;
d. Diukur 10 ml ekstrak jeruk dan dituangkan ke dalam tabung reaksi berlabel asam;
e. Diukur 10 ml air minum dan dituangkan ke dalam tabung reaksi berlabel netral;
f. Sampel bakteri E.Coli dari air parit ditanamkan pada masing-masing tabung
reaksi;
g. Diinkubasikan pada suhu 30° C;
h. Dimasukkan ke dalam clean bench; dan
i. Diamati pertumbuhan bakteri setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
a. Disiapkan 3 set tabung reaksi yang dilengkapi dengan tabung durham yang telah
diberi label 50%, 25%, dan 0%;
b. Disiapkan 3 set Medium Malt Ekstract Broth dengan konsentrasi sukrosa 0%,
25%, dan 50% lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing berisi 10
ml medium;
c. Dinokulasikan suspensi ragi pada masing-masing tabung reaksi 1 ml;
d. Dimasukkan ke dalam clean bench;
e. Dinkubasikan pada suhu 30° C; dan
f. Diamati pertumbuhan ragi setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagian besar bakteri yang tumbuh melalui suatu mekanisme disebut dengan
pembelahan biner. Dalam pembelahan biner, bakteri membelah menjadi dua sel yang
identik, yang kemudian membelah lagi menjadi empat, delapan, enam belas dan
seterusnya. Waktu yang diperlukan untuk membelah diri disebut waktu generasi. Waktu
generasi berbeda pada satu spesies dengan spesies lain. Seperti E.coli membelah hanya
dalam 20 menit sedangkan Mycobacterium Tuberculosis baru dapat membelah dalam
waktu berjam-jam. Waktu generasi dalam suatu spesies tidak selalu tetap karna
tergantung dari berbagai faktor seperti medium, spesies dan umur bakteri (Hidayat,
2017).
Metode fisika dan kimia dapat digunakan untuk mengendalikan mikroba. Aktivitas
mikroba sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah faktor fisis, faktor kimia, dan faktor
biologis. Faktor fisis misalnya suhu, pH, tekanan osmosis, kelembaban, dan pengaruh
cahaya. Faktor kimia, misalnya senhyawa racun, senyawa metabolit, dan senyawa kimia
lain yang berperan sebagai nutrisi tambahan bagi mikroba. Faktor biologis, misalnya ada
interaksi baik yang bersifat saling menguatkan atau menghilangkan untuk proses
pertumbuhan mikroorganisme (Attoriq 2018).
BAB V
KESIMPULAN
Bersdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Faktor lingkungan fisis mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah
suhu, pH,cahaya, kadar air, dan tekanan osmosis.
2. Mikroorganisme E.Coli tidak dapat hidup dengan baik pada sampel C dengan
suhu 55℃ karna suhunya terlalu tinggi. Namun pada sampel B dengan suhu
35℃ bakteri tumbuh dengan baik kerana bakteri E.Coli hidup pada suhu
optimumnya 37℃, dan pada sampel A dengan suhu 5℃, bakteri tidak dapat
hidup dengan baik karna suhunya terlalu rendah sehingga menghambat
pertumbuhannya.
3. Pada pengaruh pH, bakteri E.Coli tumbuh dengan baik pada sampel B dengan pH
netral (7). Hal ini menunjukkan bahwa mikroba E.Coli adalah mikroba
neutrofilik yaitu mikroba yang hidup pada keadaan pH dengan rentang 5.5-8 pH.
4. Pada pengaruh kelembaban, pada sampel B mikroba tumbuh dengan baik dalam
keadaan yang lembab. Karna tempat yang lembab adalah habitat yang sangat baik
untuk pertumbuhan mikroba. Sedangkan pada sampel A dan sampel B,
pertumbuhan mikroba sangat sedikit.
5. Pada pengaruh cahaya, bakteri banyak tumbuh pada media yang tidak
mendapatkan cahaya, yakni pada sampel A. kerana sebagian mikroba tidak dapat
hidup dibawah penyinaran matahari.
6.Pada tekanan osmosis, semakin tinggi nilai absorbansi berarti semakin keruh media
pertumbuhan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Arivo, D., & Annisstussholeha, N. 2017. Pengaruh Tekanan Osmotik, pH dan Suhu
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli. Ilmu Kedoktoran dan
Kesehatan, 4(3), 153-159.
Hakim, L. 2015. Bakteri Patogen Tumbuhan. Syiah Kuala Universiti Press: Banda Aceh.
Hidayat, N., Meitiniarti, I., & Yuliana, N. (2018). Mikroorganisme dan Pemanfaatannya.
Malang: UB Press.
James, J., dkk. 2008. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Sudjadi, B., Laila, S. 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA Kls X. Penerbit
Yudisthira: Jakarta
Wijaya, A. 2006. Biologi SMP/MTs Kls VIII (KTSP). Gramedia Widyasarana: Indonesia.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
A.1 Uji Pengaruh Suhu
50
Konsentrasi 50% = = 0,5 M
100
M . mr . V (ml)
gr =
1000
(0,5)(342)(10)
gr =
1000
= 1,71 gram
100
Konsetrasi 100% = =1M
100
M . mr . V (ml)
gr =
1000
(1)(342)(10)
gr =
1000
= 3,42 gram