C. Kelembaban
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel
bakteri, umumnya lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel.
Sebagian besar bakteri, kecuali pada Mycoplasma dan bakteri yang
mengalami kerusakan dinging selnya, tidak toleran terhadap
perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor
kompleks dan alat pengatur sensor-osmotik untuk memelihara
keadaan osmotik konstat dalam sel (Wibowo MS, 2012).
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur
sel yang terdapat pada E. coli. Pada E. coli dan bakteri Gram-
negatif lain, terdapat dua bagian cairan yang berbeda, sitoplasma
yang terdapat pada membran dalam, dan daerah periplasma yang
terdapat di antara membran luar dan membran dalam. Pada saar
bakteri ini tumbuh pada medium dengan osmolaritas rendah maka
membran sitoplasma yang sedikit kaku akan mengembang paling
tidak dapat mencegah perubahan osmolaritas daerah periplasma,
sama dengan pada sitoplasma.Pada sel yang tumbuh dalam
medium dengan osmolaritas rendah, MDO merupakan sumber
utama anion terfiksasi pada daerah periplasma dan berperan
memelihara tekanan osmotik tinggi dan potensial membran
Donnan pada bagian periplasma. Struktur oligosakarida ini sangat
layak untuk peran pengaturan tersebut. Oligosakarida ini memiliki
BM antara 2200-2600 dan bersifat impermeabel terhadap membran
luar, suatu komponen penting untuk fungsi spesifiknya.
Oligosakarida ini terdiri dari 8-10 unit glukosa. Pertumbuhan sel
pada medium dengan osmolaritas rendah mensintesis MDO pada
kecepatan maksimum, kecepatan sintesis nampaknya diatur secara
genetik untuk merespon perubahan osmolaritas medium (Wibowo
MS, 2012).
E. Faktor Kimia
Faktor kimia yang memengaruhi mikroorganisme adalah
senyawa kimia yang berfungsi sebagai bahan makanan dan
senyawa kimia yang bersifat racun bagi mikroorganisme. Senyawa
kimia yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi
mikroorganisme, misalnya karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, trace
element, dan organic growth factor (Tortora dkk.
2010). Sementara itu, senyawa yang bersifat racun bagi mikroba
adalah zat desinfektan dan antiseptik. Zat desinfektan adalah zat
kimia yang dapat membunuh mikroorganisme, tetapi tidak perlu
endospora, dan digunakan pada objek yang mati. Zat antiseptik
adalah agen kimia yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroba dan tidak toksik jika digunakan oleh
jaringan hidup. Contoh zat desinfektan adalah ethanol dan
detergen kationik yang digunakan untuk disinfeksi lantai, meja,
dinding, dan lain-lain. Contoh zat antiseptik adalah ethanol,
walaupun dapat juga berfungsi sebagai desinfektan (Madigan dkk.
2011).
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
dan membandingkan zat yang bersifat racun bagi mikroba, yaitu
metode paper disk assay dan metode cylinder plate assay. Metode
paper disk assay memiliki prinsip membandingkan zat kimia yang
beracun terhadap mikroba dengan cara mecelupkan paper disk
dalam zat kimia tersebut kemudian meletakkannya pada medium
yang telah ditumbuhkan bakteri. Jika agen kimia bersifat inhibitor,
akan terbentuk zona bening (clear zone) di sekitar disk. Ukuran
dari zona bening adalah ekspresi dari tingkat efektivitas agen kimia
tersebut dan dapat dibandingkan secara kuantitatif dengan efek dari
agen kimia yang lain (Benson 2001). Sementara itu, metode
cylinder plate assay memiliki prinsip yang sama seperti metode
paper disk assay, namun bedanya pada metode cylinder plate
assay menggunakan silinder kaca (Gandjar dkk. 1992).
F. Karbon
Telah lama dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan karbon,
organisme itu dapat dibagi dalam dua golongan dengan alasan
sebagai berikut.
a. Organisme itu dapat semata-mata hidup dari diet bahan
anorganik (diet mineral) dengan menggunakan CO2 atau karbonat
sebagai satu-satunya sumber karbon. Golongan ini disebut autotrof
(Greek : auto = sendri ; trophe = memberi makanan).
b. Tidak menggunakan CO2 sebagai satu-satunya sumber
karbon, tetapi membutuhkan satu atau lebih zat organik (glucose,
asam amino) di samping mineral sebagai sumber karbon. Golongan
ini disebut heterotroph (Greek : hetero = lain). Pernah dianggap
bahwa karbon dapat dikombinasi dalam bentuk organik hanya oleh
organisme hidup lain (anggapan ini dibantah oleh Wohler, 1828).
H. Oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan
mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Berdasarkan kebutuhan oksigen tersebut, bakteri dapat dipisahkan
menjadi lima kelompok (Wibowo MS, 2012).:
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan
oksigen yang sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan
oksigen.
3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan
anaerob.
4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen
rendah,tekanan oksigen tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Bakteri anaerobik atau di sebut anaerob adalah kolompok bakteri
yang tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen. Bakteri
anaerobik yang bersifat aerotoleran dapat tumbuh dengan baik
pada permukaan yang mempunyai tekanan oksigen rendah. Tetapi
bakteri yang bersifat anaerobik obligan dapat seera mati jika
terkena oksigen (Fardiaz S,1993)..
Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat
fermentatif kuat. Pada anaerob fakultatif, cara metabolisme
respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak terjadi
fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat
udara, terjadi sejumlah reaksi enzimatik dan mengakibatkan
produksi hidrogen peroksida dan radikal superoksida(Wibowo MS,
2012)
I. Mikronutrin Organik
Contoh yang baik adalah vitamin. Banyak bakteri tidak
membutuhkannya, sedangkan ada pula yang hamper selalu
memerlukannya seperti halnya pada manusia.
Selain itu, beberapa asam amino seperti triptofrin
mempunyai kedudukan sebagai mekronutrin organic. Tampa asam
amino ini. Salmonella typhosa, Clostridium tetani,
Corynebacterium diphtheria, dan beberapa lainnya tidak tadap
tumbuh, meskipun zat-zat lainnya lengkap tersedia dan triptofan itu
hanya sedikit sekali dibutuhkan. Sebaliknya banyak spesies
mikroorganisme dapat membuat triptofan sendiri dank arena itu
tidak memerlukan penambahan dalam makanannya.
2. METABOLISME MIKROBA
A. Peran metabolisme dalam biosintesis & pertumbuhan
F.JALUR-JALUR ASIMILATORIK
Depolimerase
Oksigenase
Jalur-jalur pereduksi
Asimilasi Nitrogen
Nitrogen amida glutamin, suatu zat antara dalam asimilasi dua langkah
ammonia menjadi glutamate juga ditransfer secara langsung kedalam
nitrogen organic yang ditemukan dalam struktur-struktur purin,
pirimidin,arginine,triptofan dan glukosamin.
JALUR-JALUR BIOSINTETIK
JALUR-JALUR FERMENTASI
Kebutuhan yang paling lazim dalam tahap terakhir ini adalah suatu
mekanisme untuk mengoksidasi NADH yang dibentuk dalam tahap
pertama fermentasi, menjadi NAD+ sehingga fermentasi dapat berlanjut .
B. Fermentasi glukosa
Fotosintesis Bakteri
C. Aktivasi Alosterik
D. Kooperativitas
F. Inaktivasi enzim
Fungsi paling umum RNA adalah komunikasi sekuens gen DNA dalam
bentuk messengerRNA (mRNA) ke ribosom. Proses ini dikenal sebagai
transkripsi dan translasi mRNA ditranskripsikan sebagai komplemen
RNA ke untaian DNA pengkode. mRNA ini kemudian ditranslasi oleh
ribosomal RNA (rRNA) dan protein, mentranslasikan perintah ini ke
dalam struktur primer protein melalui aminoasil-transferRNA (tRNA).
Molekul RNA bervariasi dalam ukurannya, dari tRNA kecil, yang
mengandung kurang dari 100 basa sampai mRNA yang mungkin membawa
perintah genetik hingga beberapa ribu basa. Ribosom bakteri mengandung
tiga jenis tRNA, dengan ukuran berturut-turut 120, 1540, dan 2900 basa dan
sejumlah protein. Molekul Rrna yang setara pada ribosom eukariota
biasanya lebih besar. Kepentingan ekspresi gen individual berubah sesuai
tuntutan fisiologis, dan kebutuhan akan ekspresi gen yang fleksibel
tercermin dalam perputaran metabolisme yang cepat pada sebagian besar
mRNA. Di lain pihak, tRNA dan rRNA yang berkaitan dengan fungsi
sintetis protein yang diperlakukan secara universal cenderung stabil dan
bersamaan mencakup lebih dari 95% total RNA pada sel bakteri. Sebagian
kecil molekul RNA tampak berfungsi sebagai enzim (ribozim). misalnya
RNA 23S pada subunit ribosom 50S mengatalisis pembentukan ikatan
peptide selama sistesis protein akhir-akhir ini suatu golongan baru molekul
RNA yang dinamakan small interfering RNA (siRNA) didapatkan pada
tanaman. SiRNA merupakan molekul RNA untai-ganda, dengan panjang
20-25 nukleotida yang mempunyai beberapa peran dalam fungsi biologi.
GENOM EUKARIOTIK
GENOM PROKARIOTA
DNA EUKARIOTA
DNA BAKTERI
TRANSPOSON
FAGA
TRANSFER DNA
MEKANISME REKOMBINASI
A. KONJUGASI
Genetika mikroorganisme
a.Plasmid
c.Transformasi
Mutasi Spontan
Mutasi adalah perubahan dalam sekuens DNA. Mutasi
spontan pada gen tertentu dengan latar belakang tipe-liar biasanya
terjadi dengan frekuensi sebesar 106-104 dalam suatu populasi yang
berasal dari bakteri tunggal (tergantung dari spesies bakteri dan
kondisi yang digunakan untuk mengindetifkasi mutasi). Mutasi
meliputi subtitusi basa, delesi,inserasi dan pengaturan ulang.
Subtansi basa dapat terjadi sebagai konsekuensi dari pembentukan
pasangan yang salah antara basa komplementer selama replikasi.
Rerspon SOS adalah sistem perbaikan DNA pasca replikasi yang
memungkinkan replikasi DNA meminta jeni atau kesalahan pada
DNA. Banyak subtitusi basa luput dari proses deteksi pada tingkat
lenotip karenamereka tidak mengganggu fungsi produk gen secara
bermakna. Contohnya,mutasi missense,yang mengakibatkan
subtsubtitusi dari satu asam amino dengan yang lainnya.
Mutagen
Frekuenwsi mutasi bertambah besar dengan adanya
pemaparan sel terhadap mutagen sinar ultraviolet (UV) adalah
mutagen fisik yang merusak DNA dengan menghubungkan basa
timin yang berseblahan sehingga membentuk dimer. Kesalahan
urutan dapat terjadi selama perbaikan enzimatik pada kerusakan
genetik ini. Mutagen kimia dapat bekerja dengan cara mengubah
struktur fisik ataupun struktur kimiawi DNA.
REKAYASA GENETIK
Pemetaan Restriksi
B. Bidang Industri
Di dalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan dalam
bidang ini. Terutama dalam bidang industri pangan. Terdapat beberapa kelompok
bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak
diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah
difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga
dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada
makanan tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang
berperan
C. Bidang Kesehatan
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan, bakteri juga dapat
memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibotik merupakan zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan
mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan
suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
§ Streptomyces griseus ® menghasilkan antibiotik streptomycin
§ Streptomyces aureofaciens ® menghasilkan antibiotik tetracycline
§ Streptomyces venezuelae ® menghasilkan antibiotik chloramphenicol
§ Penicillium ® menghasilkan antibiotik penisilin
§ Bacillus polymyxa ® menghasilkan antibiotik polymixi
2. Peranan Bakteri Yang Merugikan Dalam Bidang:
A. Tumbuhan
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
1. Xanthomonas oryzae = Menyerang pucuk batang padi
2. Xanthomonas campestris = Menyerang tanaman kubis
3. Pseudomonas solanacaerum = Penyakit layu pada famili terung-
terungan
4. Erwinia amylovora = Penyakit bonyok pada buah-buahan
B. Hewan
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
1. Brucella abortus = Brucellosis pada sapi
2. Streptococcus agalactia = Mastitis pada sapi
3. Bacillus anthracis = Antraks
4. Actinomyces bovis = Bengkak rahang pada sapi
5. Cytophaga columnaris = Penyakit pada ikan
C. Manusia
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
1. Salmonella typhosa = Tifus
2. Shigella dysenteriae = Disentri basiler
3. Vibrio comma = Kolera
4. Haemophilus influenza = Influensa
5. Diplococcus pneumoniae = Pneumonia
6. Mycobacterium tuberculosis = TBC paru-paru
7. Clostridium tetani = Tetanus
8. Neiseria meningitis = Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae = Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum = Sifilis atau Lues atau raja singa
11. Mycobacterium leprae = Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue = Puru atau patek
13. Corinebacterium diphteriae = Dipteri
14. Pasteurella pestis = Pes
15. Staphylococcus = Bisul