Anda di halaman 1dari 12

Dosen Pengampu : Muhammad Iqbal, S.Si., M.Si., Apt.

Mata Kuliah : Farmakognosi Analitik

Analisis Serbuk/Ukuran Partikel Dengan Metode


Mikroskopik Optik

Kelompok 1

Nama – Nama Anggota Kelompok 1 NIM

1. Ahmad Fauzan Harun 18 031 014 100


2. Zepti Firginia Qifni 18 031 014 082
3. Fitriani 18 031 014 086
4. Andi Indri Alam Vakita 18 031 014 112
5. Andi Nuraynung 18 031 014 097
6. Yuyun Nadilah 18 031 014 103
7. Elfi Sam Riningsi 18 031 014 118

Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Universitas Islam Makassar

Makkassar

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan kita kesehatan kekuatan dan kesempatan sehingga kami

kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam kita

junjungkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah membimbing

kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang ini.

Keberhasilan berkat jalinan kerjasama yang erat serta adanya rasa

saling mempercayai antara setiap anggota kelompok kami.

Dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat mempelajari analisis

serbuk degan metode mikroskopik optik . Dalam penyusunan makalah ini

pastinya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat

terbuka bagi kami dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca sekalian.

Makassar, 19 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.............................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................2

C. Tujuan Masalah........................................................................2

BAB II Pembahasan............................................................................3

A. Pengertian Sebuk.....................................................................3

B. Keuntungan dan Kerugian Serbuk...........................................3

C. Derajat Halus Serbuk................................................................4

D. Menentukan Ukuran Partikel dengan Mikroskopik Optik........5

E. Keuntungan dan Kerugian Mikroskopik Optik..........................7

BAB III Penutup...................................................................................8

A. Kesimpulan...............................................................................8

B. Penutup.....................................................................................8

BAB IV Daftar Pustaka........................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu: micro = kecil dan

scopein = melihat. Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat benda

yang bersifat mikroskopis atau untuk memperoleh bayangan yang besar

dari benda yang kecil yang tidak terlihat oleh mata, sehingga dapat dilihat

dan diamati susunannya. Mikroskop ada 2 macam, yaitu mikroskop

electron dan mikroskop optik. Mikroskop optik yang sering digunakan

adalah mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Salah satu pengukur

objek mikroskopis adalah mikrometer. Ada 2 macam mikrometer yaitu

mikrometer objektif dan mikrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi apabila

dipakai bersama-sama dengan mikroskop.

Pentingnya ukuran partikel terhadap suatu sediaan obat

berbanding terbalik dengan tingkat optimalisasi peredarannya di pasaran.

Hal ini disebabkan karena kurangnya konsumtivitas masyarakat terhadap

sediaan obat tersebut. Masyarakat  tidak menyukai serbuk karena tidak

mampu menutupi bau yang kurang enak dari obat tersebut. Padahal

serbuk mempunyai ukuran partikel yang kecil. Semakin kecil ukuran

partikel maka semakin cepat absorpsi obat tersebut sehingga cepat

memberikan efek farmakologi.

1
B. Rumusan Masalah

Bagaimana analisa serbuk/ukuran partikel dengan metode

mikroskopik optik

C. Tujuan Masalah

Mampu mengetahui analisa serbuk/ukuran partikel dengan

metode mikroskopik optik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Serbuk

Dalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat

banyak digunakan. Menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah

campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan

untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk adalah

campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.

Sediaan serbuk dibagi menjadi dua, yaitu pulvis dan pulveres.

Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan pulveres adalah

serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus

kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

Syarat–Syarat Sediaan Serbuk:

1. Harus halus sesuai dengan derajat halus serbuk.

2. Harus homogen dengan semua komponen.

3. Harus dalam keadaan kering.

B. Keuntungan dan Kerugian Serbuk

Seperti halnya sediaan farmasi yang lain, sediaan bentuk serbuk

memiliki keuntungan dan kerugian.

1. Keuntungan bentuk serbuk :

 Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan

yang dipadatkan.

3
 Anak–anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet

lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.

 Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair

tidak ditemukan dalam sediaan serbuk.

 Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat

dibuat dalam bentuk serbuk.

 Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul

dapat dibuat dalam bentuk serbuk.

 Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan

keadaan penderita.

2. Kekurangan bentuk serbuk:

 Keengganan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit,

atau rasa yang tidak enak.

 Kesulitan menahan terurainya bahan–bahan higroskopis.

 Mudah mencair atau menguap zat–zat yang dikandungnya.

 Waktu dan biaya yang digunakan pada pengelola dan

pembungkusan dalam keseragaman dosis tunggal.

C. Derajat Halus Serbuk

Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan

derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai

berikut:

 Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)

 Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)

4
 Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)

 Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)

 Serbuk halus adalah serbuk (85)

 Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)

 Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300)

Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk simplisia nabati,

digerus lebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan

pada suhu tidak lebih dari 50°C. serbuk obat yang mengandung bagian

yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor ata

bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan

digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai

derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus

serbuk.

D. MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL DENGAN METODE

MIKROSKOPIK OPTIK

 Mikroskopik Optik

Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik

bisanya untuk pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-

kira 100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada

sediaan suspensi dan emulsi. Manakala sediaan tersebut terlebih dahulu

diencerkan, kemudian diletakkan pada slide, dan kemudian dilihat di

mikroskop dengan standar slide mikrometer.

5
Jumlah partikel yang berada dalam area jangkauan ukuran

tertentu, dihitung satu persatu dan kemudian hasil hitungannya kemudian

dimasukkan ke dalam analisis data.

6
E. Keuntungan dan Kerugian Miksrokopik Optik

1. Keuntungan metode mikroskopik yaitu

 adanya gumpalan dapat terdeteksi

 metode langsung

2. Kerugian metode mikroskopik yaitu

 diameter hanya 2 dimensi

 jumlah partikel yang harus dihitung (300-500) makan waktu dan

tenaga

 variasi antar operator besar, tetapi dapat diatasi dengan:

fotomikrograf, proyeksi, scanner otomatis.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik

bisanya untuk pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-

kira 100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada

sediaan suspensi dan emulsi. Manakala sediaan tersebut terlebih dahulu

diencerkan, kemudian diletakkan pada slide, dan kemudian dilihat di

mikroskop dengan standar slide mikrometer.

B. Saran

Semoga dalam makalah ini pembaca dapat memahami segala

aspek dalam analisa ukuran partikel/serbuk dengan menggunakan

metode mikroskopik optik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2007. Farmasetika Dasar. Gadjah Mada University Press:


Yogyakarta.

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.

Sinko, Patrick J. 1993. Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika. Martin Edisi 5.
EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai