Anda di halaman 1dari 21

PENGRUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN

MIKROORGANISME

(Laporan Pratikum Fisiologi Mikroba)

Oleh

Lidya Ika Mefida


2117021115

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan

Mikroba

Tanggal Percobaan : 02 Maret 2023

Tempat Percobaan : Laboratorium Kimia Organik

Nama : Lidya Ika Mefida

NPM : 2117021115

Prodi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : 5 (Lima)

Bandarlampung, 10 Maret 2023

Mengetahui,

Asisten

Berti Krisnawati Yusuf


NPM. 2017021001
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan mikroba sangat menyebar di alam dan sangat amat mudah


ditemukan karena tempat hidup mereka yang tersebar di air , tanah , maupun
atmosfer. Pada masing – masing mikroorganisme memiliki cara tersensiri
untuk hidup yang berhubungan dengan lingkungan hidupnya sendiri. Semua
makhluk hidup sangat bergantung pada lingkungan sekitar , hal ini pun juga
terjadi pada jasad renik. Jasad – jasad renik ini tidak sepenuhnya menguasai
faktor – faktor lingkungan, sehingga untuk hidupnya sangat bergantung
dengan lingkungan sekitarnya.

Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutri pertumbuhan.


Pengetahuanakan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu didalam
mengkultivasi, menginkubasi, dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba
memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda – beda didalam persyaratan
pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang
mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya.
Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan
bermacam – macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.

Pertumbuhan mikroba diartikan sebagai pembelahan sel atau semakin


banyaknya organisme yang terbentuk. Mikroba akan semakin cepat
pertumbuhannya apabila ia diinkubasi dalam suasana yang disukai oleh
mikroba. Kondisi pertumbuhan suatu mikroba tidak akan lepas dari faktor
fisiko-kimia seperti pH , suhu, tekanan, salinitas, kandungan nutrisi media ,
sterilitas media , kontaminan dan juga paparan radiasi yang bersifat inhibitor.
Faktor lingkungan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas
mikroba, faktor lingkungan ini dapat mengakibatkan perubahan fisik
morfologi
dan fisiologi mikrobia. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor abiotik
(suhu, kelembaban , pH , tekanan osmosa , sinar gelombang pendek , dan
juga daya oligodinamik). Faktor biotik yang mencakup adanya asosiasi atau
kehidupan bersama antar mikroorganisme. Berdasarkan latar belakang diatas ,
perlu dilakukannya praktikum ini untuk dapat mengetahui bagaimana
pengaruh lingkungan tempat hidupnya mikroba terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakannya.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pengaruh variasi pH terhadap populasi bakteri.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu inkubasi terhadap populasi
bakteri
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Suhu merupakan salah satu faktor dari luar bahan pangan yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba dengan mempengaruhi fase lag,
kecepatanpertumbuhan, proses enzimatis dan penyerapan nutrisi oleh
mikroba. Rentang suhu berbahaya (danger zone) yang harus diantisipasi
karena merupakan suhu optimum bagi tumbuh kembang mikroba adalah
suhu 40-60 (Yulianti, 2022).

2.2 pH Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

pH merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan bakteri yang


mempunyaihubungan erat dengan pertumbuhan bakteri yang
dipengaruhi oleh temperatur penyimpanan. Sangat sensitif terhadap pH
sebagai media tumbuh kebanyakan bakteri dapat tumbuh pada kisaran
pH 6,0 sampai 8,0. Tetapi itu dapat berubah-ubah tergantung kepada
beberapa hal diantaranya lama penyimpanan suhu dan adanya aktivitas
dari bakteri pembentuk asam laktat (Danah, 2019).

2.3 Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang


kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang sangat penting
untuk kehidupan perludirawat dan ditingkatkan kualitasnya supaya
memberikan daya dukung bagi makhluk hidup secara optimal. Terkadang
udara sering sekali tercemar atau tercampur bahan kimia, virus, bakteri
maupun parasit yang merupakan agen

penyakit (Anggraini, 2020). Dinegara berkembang terdapat masalah


kesehatan sampai menyebabkan kematian akibat sanitasi yang buruk.
Diare salah satu penyakit yang dialami oleh hampir semua orang
akibat sanitasi buruk. Sanitasi merupakan sarana dasar yang
diperlukan pada lingkungan sebagai upaya untuk menunjang kesehatan
manusia.

Sanitasi dasar yang sangat mempengaruhi kejadian diare seperti air


bersih, pemanfaatan jamban, pembuangan sampah, dan lingkungan
yang sehat serta penerapan perilakuan hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Kelembaban udara relatif dapat mempengaruhi
pertumbuhan bakteri melalui perannya yang berhubungan dengan
aktivitas air. Umumnya bakteri yangada pada air minum yaitu
Salmonella enterica, Chaetomium sp, Legionella pneumophila,
Naegleria fowleri, Rhizopus stolonifer, Rotifers, Anabaena sp
(Birawida, 2020).

2.4 Antimikroba

Pertumbuhan bakteri penyebab infeksi dan penyakit perlu dihambat


dengan antibakteri. Antibakteri adalah zat yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteridan dapat membunuh bakteri patogen.
Antibakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteriostatik yang menekan
pertumbuhan bakteri dan bakterisidal yang dapat membunuh bakteri.
Kitosan memiliki sifat antibakteri yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen termasuk bakteri Gram positif dan
Gram negatif. Adanya polikation yang bermuatan positif kitosan
dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Kitosan
sekarang banyak dibuat menjadi ukuran nanopartikel yang berkisar
100-400 nm (Magani, 2019). Tingkat pertumbuhan kultur bakteri
tergantung pada komposisi media pertumbuhan dan genotipe strain
tertentu. Sekresi asetat dan asam fermentasi lainnya selama
pertumbuhan umumnya terjadi pada mikroorganisme, misalnya laju
pertumbuhan E.coli efek penghambatan asetat dan asam organik pada
pertumbuhan mikroba ini dengan penambahan asam organik yang
digunakan dalam industri pangan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri patogen (Pinhal, 2019)
III. METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 02 Maret 2023 di


Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Lampung

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung
reaksi steril, cawan petri steril,vorteks, kertas indikator pH
unuversal, pipet volumetri, lampu spiritus, kertas label, kertas tisue,
jarum ose, autoklaf, dan inkubator bakteri.

b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alkohol,
spiritus, aluminium foil, kapas, aquades, biakan murni bakteri,
media Nutrient Broth(NB), KOH/NaOH, dan HCl/H2SO4.

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut.


a. Pengaruh variasi pH terhadap populasi bakteri

Biakan murni bakteri Bacillus + media Nutrient Broth (NB)


Dibuat media Nutrient Broth (NB)
Dibagi masing-masing 4 bagian sama banyak dan
letakan pada tabung steril

Diberi masing-masing label pada tabung reaksi sesuai


dengan pH yang digunakan yaitu 3,7 dan 9

Dimasukan larutan KOH pada keempat tabung reaksi


sesuai dengan kebutuhan pH pada masing-masing label
di tabunf reaksi

Ditambahkan larutan HCL untuk menciptakan pH yang


rendah kemudian identifikasi nilai pH menggunakan
kertas indikator pH universalung reaksi yang ber

Dimasukan larutan KOH dan larutan HCL pada dua


tabung reaksi yang berbeda sebagai kontrol. Larutan
KOH ditandai sebagai K+ dan larutan HCL ditandai
dengan K-

Diikat dan ditutup ujung tabung reaksi dengan plastic


wrap kemudian bungkus untuk disterilkan dengan
autoklaf pada suhu 121˚C dengan tekanan 2 atm selama
15 menit

Dimasukan suspensi bakteri Bacillus pada masing-


masing sampel kecuali larutan K+ menggunakan jarum
ose lalu tutup dengan plastic wrap

Diinkubasi sampel selama 24 jam didalam inkubator

Diamati sampel setelah 24 jam dengan indikator


gelembung, endapan, dan kelarutan larutan
Hasil
b. Pengaruh variasi suhu pada populasi bakteri

Biakan murni bakteri Bacillus + media Nutrient Broth (NB)

Dibuat media Nutrient Broth (NB

Dibagi masing-masing 4 bagian sama banyak dan


letakan pada tabung steril

Diberi masing-masing label pada tabung reaksi


berdasarkan suhu yang digunakan yakni 4˚C, 25˚C,
37˚C dan 60˚C

Diisi masing-masing tabung reaksi dengan Nutrient


broth (NB) sebanyak 9 ml

Diikat dan ditutup ujung tabung reaksi dengan plastic


wrap kenudian bungkus untuk disterilakan dengan
autoklaf dengan suhub 121˚C dengan tekanan 2 atm
selama 15 menit

Dimasukan suspensi bakteri Bacillus pada masing-


masing sampel menggunakan jarum ose, lalu tutup
dengan plastic wrap

Diinkubasisampel selama 24 jam didalam inkubator

Diamati sampel setelah 24 jam dengan indikator


gelembung, endapan, dan kekeruhan larutan

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Tabel 1. Pengaruh variasi pH terhadap populasi bakteri


No pH Gelembung Endapan Warna Gambar

1 3 - - Keruh

2 7 + + Keruh

3 9 + - Keruh
Tabel 2. Pengaruh variasi suhu terhadap populasi bakteri

No suhu Gelembung Endapan Warna Gambar


1 4℃ - - Keruh

2 25℃ + + Keruh

3 37℃ + + Keruh

4 60℃ - - Bening

4.2 Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, dilakukan


percobaan dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu pengaruh
variasi pH terhadap sampel yakni E-coli. Berdasarkan hasil yang
telah dilakukan pada perlakuan ini maka didapatkan hasil bahwa
pada pH 3 diindikasikan tidak adanya gelembung dan endapan
namun mengalami perubahan warna menjadi keruh. Pada pH 7
menunjukan hasil positif pada indikator gelembung dan endapan
serta mengalami perubahan warna, hal ini menunjukan bahwa pada
pH 7 merupakan pH optimal dalam pertumbuhan mikroba.
Sedangkan pada pH 9 menunjukan hasil positif pada indikator
glembung dan mengalami perubahan warna tetapi tidak adanya
endapan.

Pada perlakuan pengaruh variasi suhu maka didapatkan hasil bahwa


pada suhu 4˚C dan 60˚C diindikasikan tidak adanya endapan,
gelembung tetapi terdapat perubahan warna namun pada suhu
60˚C. Pada suhu 25˚C dan 37˚C mengindikasikan hasil positif pada
indikator gelembung, endapan dan perubahan warna, hal ini
menunjukan bahwa pada suhu tersebut merupakan suhu optimal
dalam pertumbuhan mikroba
Suhu sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan mikroba,
kecepatan sintesis enzim dan kecepatan inaktivasi enzim. Pada
penelitian (Sanita, 2013) terlihat laju pertumbuhannya meningkat
seiring dengan peningkatansuhu. Setiap mikroba termasuk bakteri
mempunyai suhu optimum, maksimum dan minimum untuk
pertumbuhannya. Jika suhu lingkungan lebih kecil dari suhu
minimum atau lebih besar dari suhu maksimum pertumbuhannya
maka aktivitas enzim akan terhenti bahkan pada suhu yang terlalu
tinggi akan terjadi denaturasi enzim. Pada penelitian ini, ada isolat
yang tidak memberikan variasi pada tiap perlakuan suhu yang
diberikan. Hal ini diduga terjadi karena suhu yang diberikan masih
tergolong dalam rentang suhu optimum dari pertumbuhannya,
sedangkan beberapa isolat memilik variasi laju pertumbuhan pada
perlakuan suhu yang diberikan. Isolat-isolat yang pertumbuhannya
lambat diduga karena faktor suhu yang diberikan lebih kecil dari
suhu minimum atau lebih besar dari suhu maksimum
pertumbuhannya. Pertumbuhan mikroba terjadi pada suhu dengan
kisaran kira-kira 30o C. Kecepatan pertumbuhan mikroba
meningkat lambat dengan naiknya suhu mencapai kecepatan
pertumbuhan maksimum. Di atas suhu maksimum kecepatan
pertumbuhan mikroba menurun dengan cepat dengan naiknya suhu.
(Megani, 2020)

Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri menjadi salah satu


faktor pendukung untuk menciptakan lingkungan kehidupan
mikroba, sehingga mikroba mampu hidup pada berbagai media
yang telah disesuaikan. Suhupertumbuhan mikroba dibagi menjadi
suhu minimum, suhu optimum, dansuhu maksimum. Pengaruh
suhu inkubasi pada aktivitas Selulase berada pada suhu berbeda
yaitu 40C,250C, 370C, dan 600C. Berdasarkan pengamatan suhu ini
menghasilkan nilai yang berbeda.(Itani, et.all, 2017).
V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan maka dapat saya tarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Suatu suspensi positif mengandung bakteri apabila terdapan, gelembung
dan perubahan warna kekeruhan
2. Berdasarkan data yang didapatkan pada variasi pH, pertumbuhan bakteri
tumbuh baik pada pH 7 dan 9 karena pH sitoplasma mendekati antara 7,4
– 7,8
3. Bakteri mempunyai homeostatik pH dikarenakan bakteri mempunyai
membran yang dinakan sebagai transfor anion dan kation pada kondisi
tercekam pH
4. Gas yang ditimbulkan pada tabung durham disebabkan oleh aktivasi dari
bakteri E-coli tersebut dalam melakukan fermentasi karbohidrat pada
medium NB
5. Peningkatan atau penurunnan suhu temperatur berpengaruh dengan
kecepatan laju reaksi sekaligus dengan interaksi antar partikel sehingga
berdampak pada enzim dan substrat.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Anggraini D., Hamdani N. (2020). Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan


TerhadapAngka Kuman Udara Dan Keberadaan Bakteri
Staphylococcus Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar. Jurnal Promotif Preventif.Vol. 3 No. 1, Hal. 22-39.

Birawida A B., dkk. (2020). Sanitasi Dan Keberadaan Bakteri Pada Air
MinumDengan Risiko Diare Di Pulau Barrang Lompo. Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan. Vol 3 Edisi 1.

Istia'nah, dkk., (2020). Karakterisasi Enzim Amilase dari Bakteri Bacillus


megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat. Jurnal
RisetBiologi dan Aplikasinya. 2(1): 11-17.

Itani, A., Olama, Z., Holail, H. 2017. Optimization of the Nutritional


Requirements of Two Novel Bacterial Cellulose Decomposers
IsolatedFrom Lebanese Habitat. International Journal of
Micro

Magani, Trina E., dkk. (2020). Uji Antibakteri Nanopartikel Kitosan Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
JurnalProgram Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi. Vol.
10-15.
Pinhal S., Ropers D, dkk. (2019). Acetate Metabolism and the Inhibition of
Bacterial Growth by Acetate. Journal American Society For
Microbiology.Vol. 201.

Yulianti R., dkk. (2022). Keamanan Dan Ketahanan Pangan. PT. GlobalEksekutif
Teknologi. Sumatera Barat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai