Disusun oleh:
Kelompok 6
Kristin Novita Simanihuruk J3H218126
Latar belakang
Probiotik merupakan istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup
yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain atau
inangya. Pada akuakultur, probiotik digunakan dengan cara menambahkannya
pada campuran pakan serta dapat langsung ditambahkan ke kolam budidaya.
Penambahan pada pakan ataupun kolam perairan memiliki tujuan yang berbeda
dalam proses kegunaannya. Pemberian probiotik pada pakan lebih diutamakan
untuk mempermudah pencernaan ikan dalam mencerna pakan agar proses
penyerapan menjadi lebih baik. Disisi lain, penambahan probiotik pada kolam
budidaya lebih diutamakan untuk menekan bakteri pathogen pada kolam budidaya
sehingga ikan yang berda di kolam tersebut tidak mudah untuk terserang penyakit.
Penerapan probiotik pada sistem budidaya mampu meningkatkan resistensi ikan
terhadap suatu penyakit. Pakan dan kesehatan ikan menjadi bagian penting dalam
lingkup budidaya perikanan, karena itu harus ditingkatkan efisiensi dan efektivitas
yaitu dengan cara penambahan probiotik. Probiotik merupakan makanan
tambahan berupa sel-sel mikroba hidup, yang memiliki pengaruh menguntungkan
bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba
intestinalnya (Fuller 1987). Selanjutnya Verschere et al, (2000) menyatakan
bahwa probiotik sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki pengaruh
menguntungkan bagi komunitas mikroba lingkungan hidupnya. Pendapat lain oleh
Salminen et al, (1999) bahwa probiotik merupakan segala bentuk preparasi sel
mikroba atau komponen sel mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan
bagi kesehatan dan kehidupan inang. Menurut Feliatra dkk. (2004) prinsip kerja
dari probiotik adalah dengan pemecahan molekul-molekul kompleks Penggunaan
probiotik dalam akuakultur merupakan cara antisipasi atau strategi yang efisien
untuk pencegahan dari infeksi mikroba dan sebagai pengganti antibiotik dan
kemoterapi. Penggunaan probiotik sebagai bentuk pengendalian biologis
(biological control) karena perannya dalam membatasi atau membunuh hama dan
penyakit, juga berperan dalam peningkatan kualitas air media pemeliharaan ikan
(Yulvizar dkk. 2014). Pemberian probiotik secara terus menurus juga dapat
menurunkan keefektifan keguanaan pada probiotik tersebut, sehingga pemberian
probiotik harus dengan selang waktu dan dapat menghasilkan sistem imun yang
lebih efektif karena setiap probiotik yang masuk kedalam tubuh dapat langsung
merangsang aktifnya sistem imunitas dan ketahanan ikan terhadap penyakit.
Seleksi bakteri sebagai kandidat probiotik dapat didasarkan pada kemampuannya
yang mampu tumbuh dalam berbagai lingkungan (Hong et al., 2005), bakteri
probiotik mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen, meningatkan
respons imun, kelangsungan hidup ikan (Aji et al., 2014) dan meningkatkan
kinerja pertumbuhan (Septiana et al., 2017). Bakteri kandidat probiotik lain yang
berpotensi mampu meningkatkan daya cerna ikan dan menghambat pertumbuhan
A.hydrophila adalah B.methylotrophicus yang ditemukan oleh Haditomo et al.,
(2017)
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menyeleksi bakteri yang baik untuk
digunakan sebagai probiotik dalam bidang akuakultur.
METODOLOGI
Prosedur Kerja
Siapkan dua buah cawan petri yang berisi media TSA untuk dua kali
pengulangan. Cawan petri diberi tanda P1 untuk pengulangan pertama dan P2
untuk pengulangan kedua, serta cawan dibagi menjadi dua bagian untuk larutan
fisiologis dan bakteri Bacillus sp. mengunakan spidol dan kertas label. Bakteri
Aeromonas Hydrophila diambil sebanyak 100 µl dengan mikropipet, lakukan
secara aseptik. Pengerjaan dilakukan di depan api bunsen untuk menghindari
kontaminasi dengan bakteri lain. Kemudian bakteri dipindahkan ke cawan petri
yang telah ditandai sesudahnya disebar menggunakan batang penyebar.
Pengujian larutan uji dimulai dengan mengambil kertas saring berbentuk
bulat kecil dari dalam tube atau cawan petri menggunakan pinset. Setelah itu
kertas saring yang diambil sebanyak selembar tadi dicelupkan ke dalam larutan
bakteri probiotik. Kemudian kertas saring diletakkan pada bagian atas media
sesuai dengan larutan uji masing-masing. Sisi bagian samping cawan petri diberi
plastik wrap agar tidak terkontaminasi. Tahap terakhir cawan petri diinkubasi
dengan suhu 28C selama 2x24 jam sehingga pengamatan dilakukan dua hari
setelahnya. Catat hasil pengamatan dengan mengukur diameter zona hambatnya
menggunakan penggaris.
PEMBAHASAN
Hasil
Berikut merupakan hasil dari praktikum Seleksi Bakteri Probiotik Untuk
Akuakultur oleh kelompok enam mikrobiologi akuatik yang disajikan dalam
bentuk tabel.
Larutan fisiologis 0 0
Bacillus sp. 0 0
Keterangan: + = terdapat zona bening dan tumbuh
- = tidak terdapat zona bening dan tidak tumbuh
KESIMPULAN
SARAN