Anda di halaman 1dari 11

Tugas m.

k Manajemen Hari, tanggal : Rabu, 16 September 2020


Pembenihan Ikan Praktikum : 3B
Dosen : Giri Maruto D., S.Pi., M.Si

KOMODITAS IKAN LELE (Clarias sp.)

Disusun oleh :
Kelompok 2

Taufan Maulana J3H118057


Zohani Aji P J3H118062
Shally Eka J3H118078
Kristin Novita S J3H218126
Khofifah Nadia F J3H218140
Annisa Chika Insyiria J3H218152
Nur Asri Jannah Nasution J3H918174
Agus Salim Pulungan J3H918181
Hafni Suryani Lubis J3H918190

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
I. PENDAHULUAN

Ikan lele (Clarias sp.) termasuk salah satu dari keenam komoditas lainnya
yaitu, rumput laut, patin, bandeng, nila, dan kerapu yang akan dipacu
pengembangan budidayanya dengan tujuan meningkatkan produksi budidaya
pada beberapa tahun kedepan (Riyanto, dkk., 2010). Hal tersebut akan disertai
dengan meningkatnya kebutuhan pakan pada budidaya ikan. Ikan lele merupakan
salah satu komoditas budidaya yang memiliki berbagai kelebihan, diantaranya
adalah pertumbuhan cepat dan memiliki kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan yang tinggi. Menurut Soares (2011) permintaan ikan lele mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan produksi ikan lele juga
mengalami peningkatan. Produksi ikan lele nasional selama 2010-2014 rata-rata
meningkat sebesar 35% per tahun yakni pada tahun 2010 sebesar 270.600 ton dan
meningkat pada tahun 2014 sebesar 900.000 ton (Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, 2014 dalam Rica, 2015). Peningkatan jumlah produksi ikan lele dapat
terjadi karena ikan ini dapat dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang
terbatas dengan padat tebar yang tinggi, menyukai semua jenis pakan, modal
usahanya relatif rendah karena dapat menggunakan sumber daya yang relatif
mudah didapatkan, teknologi budidayanya relatif mudah dikuasai masyarakat dan
pemasaran benih serta ukuran konsumsinya pun relatif mudah.
Konsumen lele sangatlah luas, tidak saja masyarakat pedesaan, namun juga
masyarakat perkotaan. Seiring melemahnya daya beli masyarakat akibat berbagai
tekanan ekonomi, lele semakin diminati. Tidak hanya kelas menengah ke bawah
yang makan di warung-warung tenda dengan sambal terasi dan lalapan, tetapi
telah merambah ke konsumen menengah atas. Munculnya fenomena pecel lele
kian mendongkrak citra lele di mata masyarakat. Selain harganya yang
terjangkau, warung pecel lele ini banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan. Bahkan,
pecel lele menjadi santapan yang digemari mahasiswa. Sebagai sumber protein
murah, nilai gizi lele termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan karena tergolong
makanan dengan kandungan lemak relatif rendah dan mineral yang relatif tinggi.
Kebutuhan atau permintaan terhadap lele tak pernah surut bahkan cenderung
meningkat setiap tahunnya. Produksi yang ada semuanya dapat terserap pasar
dengan baik.
Alasan kelompok kami memilih ikan lele dikarenakan peluang pasar yang
sangat tinggi di berbagai daerah sehingga memutuskan kelompok kami melimih
komoditas ikan lele. Lalu dengan proses pemijahan yang tergolong mudah dan
dengan fekunditas yang besar maka secara ekonomi sangat menguntungkan
untung kelompok kami jika bisa melakukan pembenihan secara kontinu.
Lele juga meupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang sangat
potensial. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Ikan ini sudah dibudidayakan secara komersial oleh
masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele berkembang pesat karena dapat
dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
pemasaran yang relatif mudah, dan modal relatif rendah (Effendie, 2003).
II. PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan


PT. AKARA didirikan pada tanggal 31 Agustus 2020. Perusahaan berlokasi
di daerah Bogor, Jawa Barat, Tepat nya di Jl. Iwul Kp. Parung Jambu, Desa
Lengkong Barang, Kec. Parung, No.30, Jawa Barat 16330. PT. AKARA (Akala
Nusantara) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perikanan
budidaya khususnya pembenihan dengan komoditas yang dibudidayakan adalah
lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Jumlah produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan Nusantara berkisar antara 108.000 ekor /siklus produksi.
Nama “Nusantara” yang terpaut Akala sebagai nama perusahaan memiliki
makna bahwa nusantara adalah wilayah kepulauan yang membentang dari sabang
sampai merauke, sedangkan Akala diambil dari Bahasa latin yang artinya gunung.
Perpaduan nama perusahaan diharapkan mampu memiliki nama yang besar
(sebesar gunung) dan dikenal dengan perusahaan dengan produk bermutu baik
senusantara. Adapun pendiri dan pengembang perusahaan ini yaitu Nur Asri
Jannah, Shally Eka, Kristin Novita, Taufan Maulana, Hafni Suryani, Zohani Aji,
Nadia Khofifah, Annisa Chika dan Agus Salim. Perusahaan ini didirikan atas
kehendak dan modal bersama.

2.2 Struktur Perusahaan

Personalia dan Struktur Organisasi dan Pengendalian

Direktur
Annisa Chika

Sekretaris
Nadia Khofifah

Bagian Keuangan Manajer Produksi Manajer Pemasaran


Nur Asri Jannah
Shally Eka Kristin Novita S.
Hafni Suryani

Manajer Penerapan Bagian


Teknologi Transportasi Teknisi
Tre
Zohani Aji
Teknologi Agus Salim Taufam M

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan Akara


Deskripsi Pekerjaan :

 Direktur
 Memimpin dan bertanggung jawab menjalankan perusahaan;
 Menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan;
 Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
 Menyusun strategi bisnis perusahaan;
 Menyampaikan laporan kepada kinerja perusahaan
 Melakukan evaluasi terhadap perusahaan;
 Mengawasi situasi bisnis; dan
 Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan.

 Sekretaris
 Mengurusi pencatatan dan mengatur janji;
 Menyiapkan, membuat dan menyusun laporan-laporan;
 Menjawab panggilan, menjawab pesan dan menangani korespondensi (surat
menyurat);
 Memeriksa dikte dan mengingatkan pemimpin terhadap perjanjian dengan
perusahaan lain.
 Mengamankan informasi dengan mengelola data base; dan
 Menjadi narahubung dengan organisasi atau klien tertentu.

 Bagian Keuangan
 Mengklarifikasi semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan;
 Menyusun dokumen-dokumen kegiatan akuntansi dan keuangan perusahaan; dan
 Melaksanakan pencatatan dan pengumpulan data-data atau bukti transaksi dalam
kegiatan perusahaan.

 Manajer Penerapan Teknologi


 Bertanggung jawab melakukan pengembangan dan peningkatan sistem informasi
dan teknologi dalam suatu perusahaan;
 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BBPBAT
 Memantau, membina, dan melayani kegiatan perusahaan di bidang penerapan
teknologi dalam rangka inovasi dan difusi;
 Memastikan sistem IT berjalan lancar dan mengambil solusi jika terjadi
permasalahan; dan
 Melakukan riset dan analisis, perencanaan, dan desain terhadap sistem dan aplikasi
pengembagan IT.

 Manajer Produksi
 Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi;
 Menentukan standar kontrol kualitas;
 Mengawasi proses produksi;
 Ber-negosiasi dan menyetujui anggaran serta rentang waktu dengan klien;
 Melakukan pemesanan bahan yang dibutuhkan perusahaan; dan
 Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi.

 Bagian Transportasi
 Memastikan bahwa seluruh kendaraan dan pengemudi untuk siap beroperasi;
 Mengatur operasional unit;
 Pengecekan service;
 Menangkap keluhan customer;
 Pemantauan kondisi kendaraan; dan
 Meminta tim mekanik melakukan perbaikan jika diperlukan.

 Manajer Pemasaran
 Menyusun, mengatur, menganalisis, mengimplementasikan dan mengevaluasi
pemasaran, penjualan dan promosi serta bertanggungjawab bagi perkembangan dan
kemajuan perusahaan;
 Melakukan pengawasan dan pengendalian atas seluruh kinerja pemasaran agar
sesuai perencanaan yang telah disusun; dan
 Sigap dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah pemasaran.

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan


 Visi
 Menjadi perusahaan dengan berbasis teknologi dan produksi yang bergerak di
bidang perikanan untuk menciptakan petani yang maju dan unggul.
 Misi
 Membudidayakan lele yang mengahasilkan output berkualitas Grade A.

 Menjadi badan organisasi serta koperasi yang mampu mensejahterakan masyarakat


2.3 Tujuan

Menjadi pemasok kebutuhan benih Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)


tersebar luas di Indonesia. Menghasilkan benih ikan Lele Sangkuriang yang lebih
berkualitas dan meningkatkan jumlah produksi benih ikan lele dengan
menggunakan sistem intensif yang terkontrol.
III. TARGET PRODUKSI

Komoditas : Ikan lele (target 100.000 benih/siklus)


Fekunditas = 40.000-60.000 butir (Warisno dan Dahan, 2009).
Fr : 75-90%
Hr : 80-90%
Sr : 90-95 %
Perhitungan: Asumsi telur : 50.000 butir
Fr = 75% = 75/100 x 50.000 = 37.500 telur
Hr = 80% = 80/ 100 x 37.500 = 30.000 butir
Sr = 90% = 90/100 x 30.000 = 27.000 larva
Target panen ukuran sekitar 4-5 cm dengan harga Rp130 dalam waktu ± 1 bulan.

 Kebutuhan induk
Menurut perhitungan sepasang ikan lele dapat menghasilkan benih
sebanyak 27.000, sehingga. 27.000 benih x Rp130 = Rp3.510.000. Target
100.000 ekor/bulan. Kelompok kami menargetkan dapat memijahkan ikan
lele sebanyak 4 pasang, sehingga didapatkan target 100.000 ekor/bulan.
sehingga dapat dihitung (27.000x4) x Rp130= Rp.14.040.000
Waktu rematurasi lele jantan 2 minggu sedangkan lele betina 1-1,5 bulan
sehingga agar tercapai target produksi kita membutuhkan 8 induk jantan
dan 12 induk betina.

 Kebutuhan Kolam
Umumnya, kepadatan bibit ikan yang digunakan untuk kegiatan
budidaya memiliki ukuran, yaitu 3-5 cm dengan padat tebar sebanyak 500 -
700 ekor/m² (Warisno dan Kres Dahana, 2009). Kelompok kami
menggunakan jumlah bibit ikan sebanyak 500 ekor/m. Berikut merupakan
perhitungannya.
Kolam ukuran 4 x 3 m = 12m2
= 12m2 x 500 benih/m2
= 6000 benih/ kolam
Maka kebutuhan kolam = 108.000 benih : 6000 benih/kolam
= 18 kolam
Pola Tanam
IV. NFRASTRUKTUR DAN SARANA PRODUKSI

Fasilitas Utama

No Keterangan Satuan Spesifikasi


1 Kolam induk M Beton (2m x 2m)
2 Kolam pemijahan M Beton ( 4m x 3m)
3 Kolam pemeliharaan M Beton (4m x 3m)
4 Tandon M Beton (5m x 5 m)
5 Ruang teknisi M Bata ( 5m x 4m)

Fasilitas Pendukung

No Keterangan Satuan Spesifikasi


1 Pompa Buah Sanyo P-WH 75
2 Seser Buah
3 Ember Buah
4 Kakaban Buah Ijuk (2 m x 1 m)
5 Blower Buah Resun GF - 120
6 Timbangan Buah Tokuniku SF - 400
7 Tabung Oksigen Buah
8 Selang aerasi M Resun
9 Batu aerasi Buah Ukuran 3 cm
10 Plastik packing Pak Plastik PE ( 70 cm x 40
cm)
11 Karet gelang pak
12 Pakan benih Karung ( 10 kg ) PF 500, PF 800
13 Pakan Indukan Karung ( 10 kg) PF 128
14 Centong buah
V. KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANAN PRODUKSI

 Sarana dan Prasarana dalam Kegiatan Pemeliharaan Ikan Lele (Clarias sp.).

No Keterangan Satuan Jumlah


1 Pompa Buah 2
2 Seser Buah 2
3 Ember Buah 5
4 Kakaban Buah 18
5 Blower Buah 2
6 Timbangan Buah 2
7 Tabung Oksigen Buah 1
8 Selang aerasi M 100
9 Batu aerasi Buah 18
10 Plastik PE Pak 2
11 Karet gelang pak 1
12 Cacing sutra takar 9
13 Feng Li 0 Kg 1
14 PF 500 (benih) Kg 1
15 Pf 800 ( benih) Kg 1
16 Pf 128 (Indukan) Karung (10kg) 1
17 Centong buah 5

Perhitungan pakan
1. Egg yolk 3 hari
2. Cacing sutra seminggu ( 1800.000 butuh 20 takar ) sehingga untuk 108.000
benih butuh kurang lebih 1,2 takar/ hari . ( 8,4 takar / minggu)
3. Fengli 0 seminggu ( 125 g/ hari untuk 1800.000 benih) sehingga untuk 108.000
benih butuh 7,5 gram / hari (52,5 gram/ minggu)
4. PF 500 5 hari ( 250 gram/hari untuk 1800.000 benih) sehingga untuk 108.000
benih butuh 15 gram/hari. ( 75 gram/ 5 hari)
5. PF 800 10 hari ( 250 gram/ hari untuk 1.800.000 benih) sehingga untuk
108.000 benih butuh 15 gram/ hari. ( 150 gram/ 10 hari)

Pakan indukan PF 128 Fr 1% asumsi bobot induk 1 kg sehingga 1 induk


membutuhkan 1% x 1000 g= 10 g/e
Sehingga untuk 20 induk ( 8 jantan dan 12 betina ) membutuhkan pakan 10 g/e x 20 e
= 200 g/ hari. ( 6000 g atau 6 kg/ bulan) atau juga bisa menggunakan Teknik at
satiation ( sekenyangnya).

Dosis Penyuntikan:
 Menggunakan ovaprim
 Asumsi bobot induk 1 kg
 Betina = 1 kg x 0,5 ml/ kg = 0,5 ml
Jumlah yang di suntik ovaprime : larfish = 1 :1 = 0,5 + 0,5 = 1 ml
 Jantan = 1 kg x 0,3 ml/kg = 0,3 ml
Jumlah yang disuntik ovaprime : larfish = 1 : 1 = 0,3 + 0,3 = 0,6 ml
 Layout Lokasi

Toilet
Ruang Teknisi
Musholah

BAK 1 BAK 10

2 11
Tandon 1

3 12

Bak
4 Pemijahan 1 13

Bak Jantan
5 14

Bak Betina
6 15

Bak
7 16
Pemijahan 2

8 17

Tandon 1
9 18

Jalan
Daftar Pustaka

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Jakarta.


Rica A. 2015. Variasi Bagian Telur dan Persentasenya dengan Daging Ikan pada Proses Pengolahan Amplang
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus), Skripsi. Universitas Jember, Jember.
Soares T. 2011. Kajian Usaha Benih Ikan Lele Dumbo Di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri,
Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Surabaya.
Warisno. dan Dahana, K. 2009. Meraup Untung Berternak Lele Sangkuriang. Yogyakarta: Lily.

Anda mungkin juga menyukai