ISLAMIC ENTERPRENEURSHIP
Disusun Oleh :
Nim : 105200050
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui :
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerah dan pertolongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
proposal usaha ini dengan baik.
Proposal usaha “Budidaya Ikan Nila” ini merupakan proposal usaha yang berisi
konsep dan rencana usaha tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal usaha ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis meminta maaf atas apabila terdapat kekurangan dalam
proposal tersebut. Penulis meminta saran berikut dengan kritik yang kiranya dapat
membantu penulisan proposal ini agar lebih baik lagi.
Penulis berharap bahwa proposal usaha ini dapat memberikan manfaat dan referensi
bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Terimakasih.
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………….2
2.1 Klasifikasi dan indentifikasi ikan Nila ………………………………………………………………………………………2
2.2 Morfologi ikan Nila…………………………………...................................................................................2
2.3 kualitas air…………….......................................................................................................................3
2.5 pakan……………………………………………………………………………………………………………………………………….5
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mencari keuntungan/laba.
iv
Gambar Budidaya Ikan Nila
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percormorphii
v
Sub Ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Ikan Nila berasal dari daerah Afrika bagian timur seperti di bawah sungai
Nil, Danau Tangayika, Nigeria yang pada awal perkembangan ikan nila
masih digolongkan dalam kelompok Tilapia. Dalam perkembangannya
para taksonom menggolongkan ikan ini ke jenis Sarathrodon Niloticus atau
kelompok Tilapia yang yang mengerami telur dalam ikan betina yang
disebut Mouth Breeder. Nama ikan nila diambil dari tempat asalnya yaitu
sungai Nil (Satyani, 2001).
Ikan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila sangat cocok
dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan
nila merupakan ikan tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal
dari benua Afrika dan memiliki sifat cepat tumbuh dan berkembang biak
pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan (khoironi, 1996).
Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan
tumbuh baik pada air dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan
jenis Tilapia Aurea dan Tilapia Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh
baik pada salinitas perairan berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990).
vi
hitam belang yang semakin memudar atau samar-samar kelihatan pada
saat ikan dewasa. (Satyani, 2001).
1. Sistem pelindung : Kulit
2. Sistem otot : Penggerak otot
3. Sistem rangka : Pelindung organ dalam
4. Sistem pernafasan : Ekskresi dan Sekresi
5. Sistem peredaran darah : Sirkulasi
6. Sistem pencernaan : Metabolisme
7. Sistem saraf : Penyusun
8. Sistem Hormon : Pengendali
9. Sistem Reproduki : Perkembangbiakan
vii
2. Disalurkan melalui faring dan esophagus
3. Pencernaan di lambung dan usus halus
4. Absorbs air dalam usus besar, sisa makanan menjadi feses
5. Feses dikeluarkan melalui kloaka
Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk ikan
yang akan dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup
umurnya dan siap memijah. Rasio ideal antara induk jantan dan betina
adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan dengan wadah atau kolam
pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan populasi tinggi,
pertumbuhannya kurang pesat.
viii
Keramba jala apung untuk memelihara ikan nila di Ranu Pakis, Klakah,
Lumajang
Suhu|
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan
pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang
dikonsumsi organisme perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut
dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38 °C.
Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C namun suhu yang
baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor
yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu,
dan terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila
berkisar antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya
yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .
Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme
akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk
sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam bentuk plankton dari bahan
organik tersuspensi. Pembusukan bahan organik, terutama yang banyak
mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila
proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka
dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang
membahayakan bagi ikan.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan,
aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber
oksigen perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di
atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan
fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal bagi pertumbuhan ikan
nila adalah lebih dari 5 mg/l.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan
memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air
disebabkan oleh adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna
hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak mengandung
diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila, sedangkan plankton
biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harus
dikendalikan.
ix
2.4.1 Persiapan Wadah Pemijahan
Pada lokasi calon pembenihan terdapat sumber air yamg memadai secara
teknis, tersedia sepanjang tahun. Setidaknya, pada pemeliharaan benih,
debit air yang dibutuhkan berkisar 0.5 liter/detik. Nila dapat hidup pada
suhu 25-30 0 C; pH air 6.5 – 8.5; oksigen terlarut > 4 mg/I dan kadar
ammoniak (NH3) < 0.01 mg/I; kecerahan kolam hingga 50 cm. selain itu
ikan Nila juga hidup dalam perairan agak tenang dan kedalaman yang
cukup Kolam pemijahan dapat dibuat berdinding beton.
Kolam pemijahan nila yang berdasar tanah disukai nila karena banyak
dihuni plankton dan tumbuhan air kecilyang menjadi pakan tambahan.
Dasar kolam tanah juga memudahkan nila jantan membuat cekungan
untuk memijah. Untuk kolam pemijahan, padat tebar disarankan 1 – 3 ekor
/ m². Satu paket induk berjumlah 300 ekor. Sistem paket diberlakukan
untuk menekan laju penurunan mutu benih yang dihasilkan bila
keturunannya dijadikan induk kembali setelah melalui seleksi ketat. Bila
induk yang dipijahkan sebanyak 1 paket, luasan kolam yang dibutuhkan
sekitar 100 – 300 m². Ketinggian air sekitar 75 cm dengan tinggi kolam
sekitar 1 m. Debit air nila cukup 1 liter / detik. Jika terlalu deras nila tidak
nyaman memijah. Air yang mengalir diperlukan untuk mengganti
penguapan yang terjadi.
Persiapan Kolam
alami untuk konsumsi induk dan larva hasil pemijahan. Pemupukan dapat
diberikan pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan atau kombinasi
dari ketiga macam pupuk tersebut. Pengapuran dilakukan untuk
mengendalikan hama, penyakit dan parasit larva ikan serta meningkatkan.
Kualitas air
Kualitas air yang sesuai yaitu oksigen terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20 -30
0 C dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan kondisi seperti tersebut,
pengairan kolam harus dilakukan dengan pengaturan yang baik. Air
pemasukan terus menerus dialirkan dengan debit 2 – 5 liter/ menit untuk
luasan kolam 200 m 2 .
Pemberian pakan
Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami, pemberian
Metoda ini dilakukan pada kolam yang didesain sedemikian rupa sehingga
setelah pemijahan selesai dapat dipisahkan antara induk jantan, induk
betina dan larva ikan dalam kolam yang berbeda, dengan demikian
pemanenan larva relative mudah dilakukan dan induk akan lebih produktif
xi
karena tidak sering terganggu yang dapat menimbulkan stres dan kematian
pada induk.
Persiapan kolam
jantan, kolam betina dan kolam larva. Kolam induk jantan (lingkaran I)
hanya dapat dimasuki ikan betina yang berukuran lebih kecil dari ikan
jantan, kolam induk betina (lingkaran II) hanya dapat dilalui larva sedang
induk betina tidak dapat keluar dari sekat, dan kolam larva (III) untuk
menangkap larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar kolam dilakukan
seperti pada persiapan kolam pemijahan alami.
Proses pemijahan
Pemeliharaan
2.5 Pakan
xii
Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk memelihara
tubuh dan menganti alat-alat tubuh yang rusak, kelebihannya baru
digunakaan untuk pertumbuhan. Pakan ikan yang diberikan harus
menggunakan protein, karbohidrat dan lemak, zat makanan ini akan di
ubah mejadi energi. Protein merupakan sumber energi utama, kandungan
protein pada pakan harus berkisar antara 28-30% (Hapher, 1975)
Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Bila pakan
yang diberikan kurang dari yang di butuhkan kemungkinan yang terjadi
adalah pakan tersebut hanya digunakan hanya untuk memprtahankan
kondisi tubuh saja sedangkan bila berlebihan ikan tidak akan
menghabiskannya, sehingga terjadi pembusukan sisa pakan. Menurut
Admadja dkk (1985) pemberian pakan perhari adalah 2-5% dari bobot ikan
yang dipelihara.
Jenis pakan ikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pakan alami dan
buatan. Pakan alami adalah pakan yang diberikan pada ikan yang
wujudnya masih asli. Keadannya bias hidup, mati, segar ataupun awetan,
contohnya: infusoria, daphnia, jenis yamuk, cacing, jangkrik, bekicot, dan
lain-lain. Pakan buata adalah pakan yang diberikan pada ikan yang wujud
asalnya tidak nampak lagi. Pakan buatan ini umumnya sudah diramu
sehingga bahan lebih dari satu jenis dan kandungan nutrisinya bias diatur
oleh pembuatnya.
Bentuk pakan yang dimaksud adalah bentuk pakan buatan, karena pakan
buatan bias dibentuk sesuai keinginana pembuat dan peruntuknya.
Macam-macam bentuk pakan ikan ini diantaranya adalah bentuk emulsi,
pasta, tepung, flek, butiran, remah, pellet.
xiii
Cara pemberian pakan ikan ada bermacam-macam di antaranya dengan
automatic deman feeder, ditebar, dihamparan. Macam-macam cara
pemberian pakan itu tegantung dari jenis dan ukuran ikan yang dipelihara.
ASPEK PRODUKSI
1. Lokasi usaha
Dalam mendirikan usaha budidaya ikan nila maka harus mencari tempat
yang strategis, karena pada umum nya sebagian konsumennya akan merasa
nyaman jika tempat penjualan produk yang ingin di belinya tidak jauh dari
tempat mereka dan jalan yang di laluinya tidak hancur. Sehingga para
pemasok yang ingin membeli produk kita tidak susah membawa barang
yang ingin di pesannya tersebut.
Lokasi yang sedang saya incar adalah di tempat orang biasa berlalu lalang.
Terkhusus di daerah yang ramai penduduk. Karena, Lokasi ini lah yang
dapat membuka jalan kesuksesan dalam menjalakan usaha yang sedang
kita tekuni.
1. Penetapan Harga
Harga yang saya tetapkan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau
oleh masyarakat sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang,
akhirnya saya tetapkan sebagai harga yang saya tawarkan agak murah dari
harga umum di pasaran . Jika di pasaran harga perkilo ikan nila di jual
dengan harga 30.000-35.000, maka saya akan menjual ikan nila yang saya
produksi dengan harga kisaran 20.000-25.000 perkilo. Harga itu pun akan
disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.
1. Tenaga kerja
Karena masih tahap awal mungkin tenaga kerja masih belum di perlukan
karena masih tahap awal mungkin semua kegiatan masih di lakukan
sendiri dan beum memerlukan bantuan orang lain.
xiv
1. Biaya Produksi
2. a)Modal Awal
Jaring tempat
5 penampungan ikan yang 150.000 5 x 150.000 750.000
siap panen
Jumlah 6.150.000
1. b) Biaya Lain-lain
BAB IV
Rencana Keuangan
xv
· Biaya Tetap
Penyusutan kolam dan peralatan Rp 850.000,-
· Modal awal
· Biaya Lain-lain
Rp 1.000.000,-
Simpanan modal berikutnya/bulan
Rp 300.000,-
Transportasi
Rp 700.000,- +
Pemeliharaan dan peralatan kolam
Rp 2.000.000
2. Keuntungan
o Keuntungan = Rp.18.000.000,00
BAB 4 PENUTUP
2. Pengeluaran
· Biaya Tetap
xvi
· Modal awal
· Biaya Lain-lain
Rp 1.000.000,-
Simpanan modal berikutnya/bulan
Rp 300.000,-
Transportasi
Rp 700.000,- +
Pemeliharaan dan peralatan kolam
Rp 2.000.000
2. Keuntungan
o Keuntungan = Rp.18.000.000,00
TINJAUAN PUSTAKA
http://tahubulatsetengahdewa.blogspot.com
https://gudangilmufaz.blogspot.com
http://martinasihombing.blogspot.com
xvii
xviii
1