Anda di halaman 1dari 2

Penyakit ikan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh
organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan.
Jadi, timbulnya serangan penyakit ikan di kolam terjadi karena interaksi yang tidak serasi
antar ikan, kondisi lingkungan, dan patogen. Interaksi yang tidak serasi tersebut menyebabkan
pertahanan tubuh ikan menurun dan akhirnya mudah diserang penyakit (Suwarsito dan
Mustafidah 2011). Menurut jurnal Haryani et al., (2012), pada organ ginjal ikan sehat dapat
dilihat strukturnya masih lengkap terdapat tubulus distal, sementara pada ikan sakit inti sel
(tubulus distal hancur). Ikan sehat secara internal memiliki insang berwarna merah hati dan
dapat menjalankan fungsinya untuk respirasi, gelembung renang berisi udara sehingga ikan
bisa tidur di dalam air tanpa tenggelam ke dasar perairan atau mengambang ke permukaan.
Sedangkan ikan sakit secara internal respirasinya tidak seimbang, produksi lendir berlebihan,
darah berwarna abu-abu kecoklatan, terbentuk lapisan coklat pada insang karena adanya
necrosis pada lapisan epitheliumnya akibat protein dalam keadaan masam, abonemen ikan
berwarna kecoklatan karena keracunan zat besi, terjadi degenerasi lemak pada hati karena
kekurangan asam lemak pada nutrisi ikan, bagian perut menggelembung, berisi cairan
berwarna kuning, terjadi pendarahan pada organ tubuh, terdapat akumulasi cairan pada rongga
tubuh, usus membengkak, insang menjadi pucat, bintik-bintik haemorhagic pada mulut, dasar
sirip dan organ dalam ikan.
Gejala klinis yang ditunjukkan ikan yang terserang bakteri adalah nafsu makan
berkurang, ikan cenderung tidak aktif, insang rusak, kadang-kadang terdapat bintik-bintik
putih, berwarna pucat dan geripis. Selain itu, tanda-tanda ikan yang terserang penyakit
bakterial adalah bercak merah pada pangkal sirip, sisik tegak, bergerak lamban, keseimbangan
terganggu, nafsu makan berkurang, mata menonjol, perut berisi cairan dan menggantung di
permukaan. Ikan sehat memiliki ciri-ciri yaitu gerakannya aktif, nafsu makan tinggi, warna
kulit cerah, tidak berselaput atau mengeluarkan lendir berlebihan, sisik pada ikan bersih dan
tidak terkelupas, warna mata bening, bentuk tubuh normal, cara bernafas teratur, dan gaya
berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat (Sarjito et al., 2014). Myxobolusis merupakan
penyakit yang mengancam keberhasilan budidaya ikan koi. Menurut Mulyana et al. (1990)
dikutip oleh Irianto dan Madya (2012), infeksi Myxobolus koi dapat menyebabkan kematian
sekitar 50% dari populasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Myxobolus sp. dapat merugikan
dan berbahaya bagi usaha budidaya ikan koi. Gejala klinis yang terjadi pada ikan terserang
Myxobulus sp. adalah adanya benjolan (bisul) pada bagian insang dan mengeluarkan cairan
keruh berwarna kemerahan seperti nanah (Bachtiar 2002). Nodul yang terdapat pada insang
akan mengganggu suplai oksigen ke dalam darah, kondisi ikan akan semakin parah ketika
nodul pecah sehingga menyebabkan nekrosis pada jaringan karena fungsi pernafasan
terganggu. Tahun 2012 pernah terjadi kematian masal di daerah Sleman dan Kulon Progo
yang disebabkan oleh infeksi Myxobolus. Infeksi Myxobolus koi dapat menyebabkan
kematian sekitar 50% dari populasi (Irianto 2012).
Bachtiar Y., 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Pustaka. Jakarta. 96
hal.

Haryani, A., Granduosa, R., Buwono, I. D. dan Santika, A. 2012. Uji Efektivitas Daun Pepaya
(Carica papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan
Mas Koki (Carassius auratus). J. Perikanan dan Kelautan, 3 (3) : 213–220.

Irianto dan Madya, 2012. Waspada Myxobolus Sp. Tipe Baru Parasit Pada Ikan Mas
(Cyprinus carpo) Di Ngrajek Jawa Tengah. www.badandiklat.jatengprov. go.id.
Diakses 2 Januari 2015.

Sarjito, Suwarno, Y. F., dan Prayitno, S. B. 2014. Sesitivitas Bakteri yang Berasosiasi Dengan
Penyakit Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Terhadap Berbagai Macam Obat Ikan
yang Beredar di Kabupaten Pati. Universitas Diponegoro. Semarang.

Suwarsito dan H. Mustafidah. 2011. Diagnosa Penyakit Ikan Menggunakan Sistem Pakar
(Diagnozing Fish Disease Using Expert System). Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai