Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ANALISA KUALITAS LINGKUNGAN

Agen Biologi (Protozoa) pada Makanan

OLEH KELOMPOK 6
1. Meyga Nazilla (K11113342)
2. Erza Destryana Effendi (K11113353)
3. Febryanti Ramadhani (K11113355)
4. Fitrah Yulianti (K11113359)
5.Dechany Aisyah Creamona (K11113361)
6. Fira Alfarindah (K11113364)
7. Anisah Maulidyah (K11113501)
KELAS C

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya lah
penulisan makalah ini dapat disesuaikan. Saya selaku penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi
perbaikan selanjutnya.
Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini. Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik
dalam susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan
makalah ini bermanfaat khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada pembaca.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang
mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Makassar, 23 NOVEMBER 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................(ii)
DAFTAR ISI ........................................................................................................................(iii)
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Fakta Masalah ...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................5
A. Hasil / Data Penelitian (Tabel Rangkap Hasil) .........................................................5
B. Faktor Penyebab dan Dampak Kesehatan .................................................................7
C. Solusi .........................................................................................................................9
BAB III PENUTUP .............................................................................................................10
Kesimpulan ..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................11

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah

Seperti yang kita ketahui, salah satu penyebab timbulnya penyakit adalah karena adanya
penularan penyakit melalui vektor makanan (food borne disease). Telah banyak penelitian yang
dilakukan terkait dengan penyakit yang ditularkan melalui makanan yang bisa menyebabkan
seseorang mengalami kesakitan hingga kematian, hal ini terjadi karena sangat mudahnya suatu
agen penyakit masuk ke dalam tubuh dengan vektor makanan, agen tersebut bisa saja lewat
udara, air, bahkan makanan itu sendiri yang mudah tertelan ke dalam tubuh manusia, hal inilah
yang menyebabkan terjadinya penyakit
Menurut Kordi (2010) upaya meningkatkan produksi ikan kerapu melalui usaha budidaya
berpeluang besar karena teknologi budidaya beberapa spesies kerapu telah dikuasai meliputi
pembenihan, pembesaran, penanggulangan penyakit, dan pakan. Salah satu permasalahan yang
timbul pada sektor perikanan adalah penyakit. Begitu pula pada budidaya ikan kerapu, kendala
yang sering dihadapi yaitu kematian ikan di bak budidaya akibat adanya penyakit. Parasit dapat
berpindah dari satu inang ke inang yang lain dan menginfeksi seluruh populasi ikan. Penularan
parasit dengan cara kontak langsung antara ikan yang sehat dengan ikan yang terinfeksi. Pada
populasi ikan yang tinggi penyebaran terjadi dengan cepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
parasit protozoa dari genus Trichodina sp., Acineta sp., Vorticella sp., dan Epistylis sp.,
menginfeksi kerapu bebek dan macan yang dibudidayakan di BBPBAP Jepara. Demikian juga
Arman (2011) menemukan Vorticella sp, Epistylis sp, dan Trichodina sp yang menginfeksi ikan
kerapu di BBPBAP Jepara.
Selain itu, dalam penelitian Putra (2006) pemberian saponin yang berasal dari daun waru
dan kembang sepatu diberikan dengan pakan basal berupa rumput lapangan, daun gamal, dan
daun lamtoro. Dalam penelitian ini pakan yang digunakan adalah 45% jerami padi aminoasi
dalam ransum sapi potong lokal dapat meningkatkan bobot badan harian mencapai 09-1,3 kg.
Saponin yang diberikan pada pakan akan dapat meningkatkan kecernaan jerami padi. Karena
defaunasi protoza dapat menurunkan tingkat predasi bakteri oleh protozoa (Thalib,2008)
41

Adapun , terdapat hubungan fitoplankton di perairan dengan di dalam lambung saluran


pencernaan tiram mutiara selama 24 jam. Bacillariophyceae di perairan dan di dalam saluran
pencernaan mempunyai nilai persentase yang berbeda. Per78 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia, Desember 2004, Jilid 11, Nomor 2: 73-79 sentase di perairan pada pukul
12 adalah sangat kecil dibandingkan dengan waktu pengamatan yang lain, sedangkan untuk nilai
persentase di dalam lambung saluran pencernaan justru paling tinggi. Hal ini diduga ada
kaitannya dengan intensitas cahaya matahari di perairan pada pukul 12 (tertinggi) dan semakin
lemah menjelang sore hari. Rendahnya persentase fitoplankton di perairan disebabkan oleh
intensitas cahaya matahari, fitoplankton cenderung melakukan distribusi vertikal untuk
menghindari besarnya intensitas cahaya. Di lain pihak, Bacillariophyceae yang ditemukan di
dalam saluran pencernaan tiram semakin tinggi persentasenya, hal ini diduga karena tiram terus
menerus mengambil fitoplankton dari lingkungannya padahal untuk mencerna fitoplankton
diperlukan waktu yang cukup lama karena ada dinding selnya sehingga makin terjadi
penumpukan fitoplankton dalam alat pencernaan.

Diare dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri, virus, parasit, keracunan
makanan, kekurangan gizi, efek obat-obatan, dan lain-lain. Parasit protozoa usus yang sering
dilaporkan sebagai penyebab diare yaitu Entamoeba histolytica (E.histolytica), Giardia lamblia
(G.lamblia), dan Balantidium coli (B.coli). Prevalensi E.histolytica di berbagai daerah di
Indonesia sekitar 10%-18% yang penyakitnya disebut amebiasis kolon. Infeksi dapat terjadi
melalui fecal-oral atau secara tidak langsung melalui air dan terkadang juga melalui makanan
yang telah terkontaminasi Teknik untuk diagnosis E.histolytica yang dapat digunakan yaitu
dengan pemeriksaan tinja secara langsung maupun tidak langsung untuk mengidentifikasi dan
menemukan protozoa Penularan juga sangat mudah baik secara langsung maupun dengan
perantaraan vektor seperti lalat atau lipas. Vektor tersebut akan hinggap pada tinja manusia yang
mengandung kista dan kemudian berpindah ke makanan ataupun minuman.Hal ini disebabkan
karena bentuk kista yang sangat kecil sehingga mudah berpindah dari satu tempat ketempat yang
lain. Cara infeksi adalah secara fekal oral sehingga kebersihan lingkungan maupun makanan
sangat berpengaruh terhadap tingginya kejadian infeksi ini.

2
5

Balantidiosis adalah suatu penyakit infeksius yang terjadi di seluruh dunia dan
disebabkan oleh protozoa, Balantidium coli. Organisme bersel tunggal ini secara khas ditandai
oleh ukurannya yang besar berkisar dari 50500 mikron termasuk cilia pada permukaan selnya.
(Jones et al., 1997). Parasit ini dapat ditemukan pada lumen sekum, kolon babi, manusia, dan
primata sebagai organism komensal namun dapat menjadi patogen kalau didahului oleh adanya
kerusakan pada jaringan akibat mikroorganisme lain. Protozoa tersebut dapat menular melalui
media makanan atau minuman yang tercemar tinja babi, atau mengkonsumsi daging babi itu
sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan disentri dan infeksi usus jika diderita oleh manusia.
Infeksi protozoa usus oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang
hidup di usus yang biasanya tidak menyebabkan penyakit tetapi pada keadaan imunitas buruk
maka akan menjadi patogenik. Infeksi protozoa usus oportunistik dapat menginfeksi individu
imunokompeten

maupun

imunokompromais,

pada

individu

imunokompeten

biasanya

mempunyai gejala diare akut yang bersifat cair tanpa adanya darah yang dapat sembuh dengan
sendirinya dan kadang-kadang bersifat asimptomatis, tetapi jika daya tahan tubuh seseorang
menurun seperti pada human Immunodeficiency virus/aquired immunodeficienency syndrome
(HIV/AIDS) dapat menimbulkan gejala klinis yang berarti, yang paling sering adalah diare,
mual, muntah, anoreksia, demam, malaise, nyeri abdomen, dehidrasi dan lain-lainprotozoa usus
oportunistik yang sering dilaporkan dapat menginfeksi manusia adalah Cryptosporidium sp
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan, tidak satupun makhluk hidup di dunia ini
yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Keperluan sehari-hari terhadap air berbeda
beda untuk tiap tempat dan untuk tiap tingkatan kehidupan , dan air minum isi ulang menjadi
salah satu alternatif sehari-hari, tetapi dari hasil penilitian tidak semua air minum isi ulang dapat
dikatakan bersih atau layak pakai, maka perlu dilakukan uji bakteriologis pada air minum isi
ulang pada depo yang terdapat di kota singaraja, dalam penelitian ini akan dilihat apakah
terdapat cemaran bakteri koliform dalaim air minum isi ulang karena bakteri ini dapat
menyebabkan beberapa penyakit seperti tifus/paratifus , disentri baselirdan disentri amuba.

6
3

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis protozoa yang dapat menginfeksi makanan?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi infeksi protozoa pada makanan?
3. Bagaimana dampak infeksi protozoa pada makanan bagi kesehatan manusia yang
mengonsumsinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis protozoa yang dapat menginfeksi bahan makanan.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi adanya infeksi protozoa pada
makanan.
3. Untuk mengetahui dampak infeksi protozoa pada makanan yang dikonsumsi bagi
kesehatan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
4

A. HASIL / DATA PENELITIAN


Tabel Hasil Rekapitulasi Jurnal Penelitian
Agen Biologi Protozoa pada Makanan

No

Nama Mahasiswa

Jenis Media

Parasit/Penyebab

Dampak Kesehatan
Bagi manusia: Disentri berat
yang berdarah dan berlendir,
infeksi pada usus, nyeri perut,

Babi,
1.

Meyga Nazilla

Makanan/minuman

Balantidium coli

yang tercemar tinja

kolik intermiten
Bagi babi: diare sedang sampai
berat pada ileum sampai

babi

rektum juga disertai adanya


kerusakan ringan
pada mukosa usus besar

Parasit masuk

2.

Erza Destryana
Effendi

melalui

Bagi manusia biasanya

kontaminasi

menimbulkan gejala klinis

makanan/minuman

Cryptosporidium sp

seperti diare, mual, muntah,

yang tidak higenis,

anoreksia, demam, malaise,

terutama susu yang

nyeri abdomen, dehidrasi, dll

dikonsumsi balita
Buahbuahan/sayuran
yang ditanam di

3.

Febryanti Ramadhani

tanah yang

Dampak pada manusia adalah

tercemar parasit

dapat menyebabkan diare sedang

serta air

sampai parah (berdarah),

minum/makanan

E.histolytica

penurunan berat badan,

melalui vektor

kelelahan, sakit perut,

lalat/ lipas yang

amoeboma, kerusakan pada

hinggap di tinja

usus, dll.

manusia kemudian
berpindah ke
4.

Fitrah Yulianti

makanan/minuman.
Sapi
Trypasonoma evansi
P
8

Penyakit surra akan


menampakkan gejala gejala

yaitu :
1. Suhu badan (demam)
yang terjadi secara
berselang selang
2. Karena kekurangan
darah, akan tampak
pucat, letih dan tidak
memiliki tenaga
3. Nafsu makanannya akan
berkurang
Serangan parasit dapat
menimbulkan gangguan
kesehatan dan menyebabkan
kerugian besar, antara lain
Trichodina sp.,

Ikan Kerapu
5.

Dechany Aisyah

Macan

Creamona

(Ephinephelun

Acineta sp.,
Vorticella sp.,
dan Epistylis sp.,

fuscoguttatus)

kematian massal, penurunan


berat dan pengurangan
fekunditas. Serangan parasit
juga menyebabkan penolakan
konsumen terhadap ikan karena
penurunan mutu dan kualitas
ikan. Infeksi parasit pada ikan

juga berpengaruh terhadap


kesehatan manusia apabila ikan
mengandung parasit zoonotik.
Pada manusia dapat
menyebabkan gangguan

6.

Fira Alfarindah

Tiram Mutiara

Ciliata, Molusca

pencernaan, penyakit jantung,


diabetes, dan mengganggu

7.

Anisah Maulidyah

Air minum

BakteriKkoliform

sistem kekebalan tubuh


1) salmonella penyebab penyakit
tifus/paratifus.
2) shigella penyebab penyakit
disentri basiler ,

3) vibrio penyebab penyakit


kolera, entamoeba penyebab
disentri amuba

B. Faktor Penyebab dan Dampak Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Balantidiosis merupakan suatu penyakit


infeksius yang terjadi di seluruh dunia dan disebabkan oleh protozoa, Balantidium coli. Makanan
yang tercemar protozoa ini dapat mengakibatkan dampak kesehatan bagi manusia serta babi.
Bagi manusiadapat menyebabkan disentri berat berdarah dan berlendir, infeksi pada usus, nyeri
perut, kolik intermiten. Pada babi dapat menyebabkan diare sedang sampai berat pada ileum
sampai rektum juga disertai adanya kerusakan ringan pada mukosa usus besar.
Infeksi protozoa usus oportunistik dapat menginfeksi individu imunokompeten maupun
7
imunokompromais, pada individu imunokompeten
biasanya mempunyai gejala diare akut yang

bersifat cair tanpa adanya darah yang dapat sembuh dengan sendirinya. Disamping itu, gejala
yang paling sering adalah diare, mual, muntah, anoreksia, demam, malaise, nyeri abdomen,
dehidrasi dan lain-lainprotozoa usus oportunistik yang sering dilaporkan dapat menginfeksi
manusia adalah Cryptosporidium sp.
Parasit protozoa usus yang sering dilaporkan sebagai penyebab diare yaitu Entamoeba
histolytica (E.histolytica), Giardia lamblia (G.lamblia), dan Balantidium coli (B.coli). Dalam
penelitian ini, biasanya dampak pada manusia adalah dapat menyebabkan diare sedang sampai
parah (berdarah), penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, amoeboma, kerusakan pada
usus, dll..
Selain itu, pemberian saponin yang berasal dari daun waru dan kembang sepatu diberikan
dengan pakan basal berupa rumput lapangan, daun gamal, dan daun lamtoro. Faktor
penyebabnya ialah protozoa Trypasonoma evansi P. Akibatnya Suhu badan (demam) yang terjadi
secara berselang selang, kekurangan darah, akan tampak pucat, letih dan tidak memiliki
tenaga, dan nafsu makanannya akan berkurang
Adapun, parasit protozoa dari genus Trichodina sp., Acineta sp., Vorticella sp., dan
Epistylis sp., menginfeksi kerapu bebek dan macan yang dibudidayakan di BBPBAP Jepara.
10

Akibatnya dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan menyebabkan kerugian besar, antara lain
kematian massal, penurunan berat dan pengurangan fekunditas.
Di lain pihak, Bacillariophyceae yang ditemukan di dalam saluran pencernaan tiram
semakin tinggi persentasenya, hal ini diduga karena tiram terus menerus mengambil fitoplankton
dari lingkungannya padahal untuk mencerna fitoplankton diperlukan waktu yang cukup lama
karena ada dinding selnya sehingga makin terjadi penumpukan fitoplankton dalam alat
pencernaan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, penyakit jantung, diabetes, dan
mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Di samping itu, bedasarkan hasil penelitian air minum depo isi ulang di kota singaraja
Bali, diketahui bahwa di dalam air terdapat BakteriKkoliform yang dapat menyebabkan penyakit
tifus/paratifus, disentri basiler, kolera, dan disentri amuba.
C. Solusi
Masing-masing individu menjaga 8higenitas lingkungan serta makanan/minuman
yang dikonsumsi agar protozoa patogen tidak mudah terkontaminasi di dalam

makanan/minumannya.
Memasak dengan sempurna makanan yang tersumber dari hewan ternak seperti

daging sapi, babi, dll.


Dianjurkan untuk mencuci dengan bersih sayuran sebelum dimakan. Menyimpan
daging mentah terpisah dari sayuran, mengkomsumsi makanan yang telah dimasak
dan mencuci peralatan yang digunakan untuk mengolah daging mentah.

11

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Makanan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, namun jika makanan
tersebut tidak higienis atau terkontaminasi protozoa maka dapat berdampak buruk bagi kesehatan
manusia karena berpotensi menimbulkan penyakit. Makanan yang umumnya sering
terkontaminasi protozoa adalah sayuran/buah-buahan yang ditanam di tanah yang tercemar
protozoa, makanan/minuman yang terkontaminasi dengan protozoa, daging sapi, babi, ikan, atau
tiram yang mengandung protozoa patogen dan tidak dimasak dengan baik, dll. Makanan yang
terkontaminasi tersebut dapat menyebabkan timbulnya beragam jenis penyakit bagi yang
mengkonsumsinya seperti Balantidium coli yang mengkontaminasi babi dapat menyebabkan
diare dan infeksi usus. Makanan/minuman yang terkontaminasi Cryptosporidium sp dan
E.histolytica juga dapat menyebabkan kerusakan pada usus, disentri, mual, dll. Adapun
Trypasonoma evansi P pada sapi dapat menyebabkan demam, kekurangan darah, dll. Adanya
Trichodina sp., Acineta sp., Vorticella sp., dan Epistylis sp pada ikan serta Ciliata, Molusca pada
tiram juga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Maka dari itu, kita perlu memperhatikan dan
menjaga kualitas setiap makanan yang kita makan agar tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh
kita.

DAFTAR PUSTAKA
10
12

Meyga Nazilla: Ida Bagus Oka Winaya dkk, 2011, Kejadian Balantidiosis pada Babi Laundrace.
Erza Destryana Effendi: Hendro Mandela dkk, 2010, Deteksi Protozoa Usus Oportunistik pada
Penderita Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Kota Pekan Baru.
Febryanti Ramadhani: Setri Herlina dkk, 2012, Deteksi Protozoa Usus Patogen pada Penderita
Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Kota Pekan Baru.
Ftrah Yulianti: Riris Restiti dkk, 2013, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Waru (Hibiscus
Tiliaceus) Sebagai Pakan Tambahan Dalam Ransum Sapi Potong Lokal Terhadap
Populasi Protozoa Dan Kecernaan Bahan Kering Secara In Vitro
Dechany Aisyah Creamona: Retno Purwanti dkk, 2012, Pengaruh Ekstrak Jahe terhadap
Penurunan Jumlah Ektoparasit Protozoa pada Benih Kerapu Macan.
Fira Alfarindah: Kasful Anwar dkk, 2004, Kebiasaan Makan Tiram Mutiara Pintada Maxima Di
Perairan Teluk Sekotong, Lombok.
Anisah Maulidyah : Widyanti Ni Luh Putu Manik,2004, Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.

1
1

13

Anda mungkin juga menyukai