Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial kita hidup di dunia ini selalu berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang
mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat
disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik.
Komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi
pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka
sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan
membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi
dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau
komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan
dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk barang antik, topik ini
menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai
penemuan yang revolusioner, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang
pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi
bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi
mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi
masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.
Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peranan dan cakupan pers sebagai sarana kegiatan Jurnalistik?
2. Bagaimana peranan dan cakupan Jurnalistik sebagai objek studi ilmu komunikasi?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui peranan dan cakupan pers
sebagai sarana kegiatan Jurnalistik.
2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui peranan dan cakupan
Jurnalistik sebagai objek studi ilmu komunikasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peranan dan Cakupan Pers sebagai Sarana Kegiatan Jurnalistik
2.1.1. Pengertian dan Ciri-Ciri Pers

1. Pengertian Pers
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press.
Secara harfiah pers berarti cetak dan sarana maknawiah berarti penyiaran secara tercetak
atau publikasi secara dicetak (printed publication).
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam
pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi
segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, radio siaran, dan televisi
siaran, sedangkan Pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak,
yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita.
Kenyataan bahwa radio dan televisi termasuk ke dalam lingkup pers ialah jika
diadakan jumpa pers (press conference), maka yang meliputi berita dalam pertemuan itu
bukan hanya wartawan-wartawan surat kabar, majalah, dan kantor berita, melainkan
juga wartawan-wartawan radio dan televise. Hal ini ialah karena pada radio dan televisi
terdapat kegiatan jurnalistik yang hasilnya berbentuk berita seperti yang dimuat dalam
media surat kabar.
2. Ciri-Ciri Pers
Ciri-ciri komunikasi massa atau pers, yakni menggunakan media massa, adalah
prosesnya berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,
medianya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen.
Pers adalah lembaga kemasyarakatan (social institution). Sebagai lembaga
kemasyarakatan tempat ia berada bersama-sama dengan subsistem lainnya. Dengan
demikian maka pers tidak hidup secara mandiri, tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.
Fred S.Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm dalam bukunya yang
terkenal berjudul Four Theories of The Press menyatakan bahwa pers dunia sekarang
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Authoritarian press,
Libertarian press,
Social responsibility press, dan
Soviet Communist press.
Akan tetapi, diakui oleh ketiga pengarang tersebut bahwa sebenarnya kalau kategori

itu disebut teori, Soviet Communist theory hanyalah perkembangan dari Authoritarian

theory, sedangkan apa yang disebut social responsibility theory hanyalah modifikasi dari
libertarian theory.
2.1.2. Fungsi Pers
Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya, selain
menyiarkan informasi, juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Fungsi menyiarkan informasi (to inform)
Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama.
b. Fungsi mendidik (to educate)
Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana.
c. Fungsi menghibur (to entertain)
Dapat berupa cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang,
pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mengandung minat insani (human
interest), dan kadang-kadang tajuk rencana.
d. Fungsi mempengaruhi (to influence)
Fungsi mempengaruhi dari surat kabar, secara implisit terdapat pada tajuk rencana
dan artikel.
Mengenai fungsi pers di Indonesia sudah jelas landasan dan pedomannya di samping
fungsi pers secara universal sebagaimana dipaparkan di atas. Hal tersebut dapat dikaji
dalam pasal 2 Undang-Undang No. 11 Tahun 1966 yang kemudian ditambah dengan ayat
baru berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1982.

2.2. Peranan dan Cakupan Jurnalistik sebagai Objek Studi Ilmu Komunikasi
2.2.1. Pengertian Jurnalistik
Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek. Seperti halnya dengan
istilah bahasa Inggris journalism yang bersumber pada perkataan journal, ini merupakan
terjemahan dari bahasa Latin diurna yang berarti harian atau setiap hari.
Pada mulanya kegiatan jurnalistik berkisar pada hal-hal yang sifatnya informatif
saja. Ini terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman
Romawi ketika Kaisar Julius Caesar berkuasa. Dalam perkembangan masyarakat
selanjutnya, surat kabar sebagai sarana jurnalistik dan dapat mencapai khalayak secara

massal itu oleh kaum idealis dipergunakan untuk melakukan kontrol sosial sehingga surat
kabar yang tadinya merupakan journal dinformation, yang hanya menyebarkan
informasi, menjadi juga journal dopinion, yang menyebarkan pesan-pesan untuk
mempengaruhi masyarakat.
2.2.2.

Proses Jurnalistik sebagai Proses Komunikasi


Kegiatan jurnalistik sebagai suatu proses harus dilihat sebagai proses komunikasi.

Dalam hubungan ini paradigma Lasswell yang terkenal yakni Who Says What In Which
Channel to Whom With What Effect.
a. Komunikan Jurnalistik
Bagi jurnalistik pers khalayak adalah pembaca yang buta aksara tidak termasuk ke
dalam khalayaknya. Hal ini berlainan dengan komunikan jurnalistik radio dan televisi
yang jumlahnya lebih banyak karena meskipun buta aksara mereka akan mengerti semua
berita yang muncul dari pesawat radio atau pesawat televisi.
Para pembaca sebagai sasaran surat kabar bersifat anonim dan heterogen. Mereka
tidak dikenal oleh para wartawan sebagai komunikator, dan mereka berbeda dalam jenis
kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, agama, kebudayaan, kepercayaan, pandangan
hidup, hobi, cita-cita, dan pengalaman, yang dalam keadaan berbeda itu semua harus
dipenuhi kebutuhan (needs) dan keinginannya (wants).
b. Ciri dan Sifat Media yang Dipergunakan
Ciri dan sifat media yang dipergunakan dalam rangka kegiatan jurnalistik amat
berpengaruh kepada komponen-komponen proses komunikasi lainnya. Jurnalistik surat
kabar berbeda dengan jurnalistik majalah, berbeda pula dengan jurnalistik radio, berbeda
juga dengan jurnalistik televisi meskipun dalam hal-hal tertentu ada kesamaannya.
Contohnya, surat kabar yang memiliki ciri publisitas, universal, dan aktualitas serta
memiliki sifat yaitu terekam dan menimbulkan perangkat mental secara aktif.
c. Pesan Menyangkut Kebutuhan Komunikan
Wilbur Schramm, seorang ahli kenamaan bidang komunikasi, dalam karyanya, How
Communication Works menyatakan sebagai berikut:

Pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat

menarik perhatian sasaran yang dimaksud.


Pesan hendaknya menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara sumber dan sasaran sehingga sama-sama dapat dimengerti.

Pesan hendaknya membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu.


Pesan hendaknya menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi,
yang layak bagi situasi kelompok tempat sasaran berada saat ia digerakkan untuk

memberikan tanggapan yang dikehendaki.


d. Efek Sesuai dengan Tujuan
1. Tujuannya agar pembaca tahu,
2. Tujuannya agar pembaca berubah sikap dan perilakunya,
3. Tujuannya agar pembaca meningkatkan intelektualitasnya.
e. Yang Harus Dilakukan oleh Wartawan sebagai Komunikator
Wartawan sebagai komunikator harus memahami ciri-ciri dan sifat-sifat komponen
komunikasi. Ia harus memperhitungkan dictum-diktum yang tercantum dalam UndangUndang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers, serta pasal-pasal yang tertera dalam
Kode Etik Persatuan Wartawan Indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas maka didapat kesimpulan bahwa beberapa hal
mengenai jurnalistik seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, jurnalistik dinilai
sebagai jiwa pers ditinjau dari ilmu komunikasi yang menekankan pada aspek-aspek yang
esensial. Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut
secara sama. Kata lain yang mirip adalah komunitas (community) yang juga menekankan
kebersamaan dan kesamaan. Komunitas berarti sekumpulan orang yang berkelompok atau hidup
bersama untuk mencapai tujuan terntentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Jurnalistik
adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum,
pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada
surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran.

3.2 Saran
Demikianlah makalah dibuat agar bermanfaat semua. Di harapkan setelah membaca
makalah ini pembaca dapat lebih menggali pemahaman dan pengetahuan tentang komunikasi
dan jurnalistik itu sendiri. Namurn kritik dan saran sangat diperlukan untuk lebih mengevalusi
diri dan membangun kreativitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai