Anda di halaman 1dari 31

ASPEK LEGAL

PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 47 TAHUN 2021

SUNDOYO, SH, MKM, M.HUM


KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
NAMA : SUNDOYO, S.H., M.K.M., M.Hum
TTL : Pati, 8 April 1965
NPWP : 07.041.876.9-407.000
PANGKAT/GOL. : Pembina Utama Muda/ IV c
JABATAN : Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sekretariat Jenderal,
Kementerian Kesehatan RI
CURICULUM VITAE PENDIDIKAN :
▪ S1 Ilmu Hukum, Universitas Ibnu Kaldum
Kementerian Kesehatan RI
Jl. Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9 ▪ S2 Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Jakarta Selatan
Masyarakat Universitas Indonesia
Jl. Pemuda Kranji No. 56
Kota Bekasi ▪ S2 Magister Hukum, Fakultas Hukum
sundoyo_sh@yahoo.com
Universitas Gadjah Mada

0811 - 1831048
01 PENDAHULUAN

PP NOMOR 47 TAHUN 2021


02 TENTANG
SISTEMATIKA PEYELENGGAARAN BIDANG
PERUMAHSAKITAN

03 PP NOMOR 5 TAHUN 2021


TENTANG
PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO
PENDAHULUAN
PERJALANAN PENGATURAN
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
KEMUDAHAN PENINGKATAN AKSES
PERIZINAN BERUSAHA PELAYANAN
SE No.
DAN PENINGKATAN PERMOHONAN KESEHATAN RUMAH HK.02.01/MENKES/
AKSES PELAYANAN UJI MATERIIL SAKIT 606/2019
RUMAH SAKIT Register No :
47P/HUM/2020

2021 2020 KAJIAN 2019


PERMOHONAN UJI
UU NO 11 TAHUN PMK NO 3/2020 PMK No. 30 TAHUN 2019
MATERIIL
2020 TENTANG Register No : TENTANG KLASIFIKASI KAJIAN TENTANG KLASIFIKASI
CIPTA KERJA 45P/HUM/2020 DAN PERIZINAN DAN PERIZINAN RUMAH
RUMAH SAKIT SAKIT
❑ PP No.47/2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN
BIDANG KLASIFIKASI RS KHUSUS
PERUMAHSAKITAN MASIH MENGGUNAKAN
LAMPIRANPMK NO.
❑ PP No. 5/2021TENTANG 340/MENKES/PER/III/2010
PENYELENGGARAAN .
PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO

2009 2010 2014


START
PMK NO. 147/MENKES/PER/2010 PMK NO. 56 TAHUN 2014
UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN RS KLASIFIKASI DAN
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RS
PMK NO. 340/MENKES/PER/III/2010
PERIZINAN RS
TENTANG KLASIFIKASI RS
UU TENTANG CIPTA KERJA

MENDORONG
TENAGA KERJA
PENCIPTAAN LAPANGAN
Banyak orang butuh kerja dan terus
bertambah setiap tahun .
KERJA

MEMUDAHKAN
UMKM PEMBUKAAN USAHA
Dari 64,19 juta UMK-M, 64,13 juta adalah BARU
UMK yang Sebagian besar berada di sektor
informal, sehingga perlu didorong untuk
bertranformasi menjadi formal.
MENDUKUNG
REGULASI PEMBERANTASAN
Permasalahan Perizinan yang Rumit dengan KORUPSI
banyaknya regulasi pusat & daerah (hiper-regulasi)
yang mengatur sektor, menyebabkan disharmoni,
tumpang tindih, tidak operasional, dan sektoral.
MATERI MUATAN UU CIPTA KERJA
PENYEDERHANAAN PERIZINAN
Bab I Ketentuan Umum BERUSAHA SEKTOR KESEHATAN, OBAT
Bab II Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup DAN MAKANAN

Bab III Peningkatan Ekosistem Investasi dan


Kegiatan Berusaha Undang-Undang Nomor 36
15 BAB
Bab IV Ketenagakerjaan Tahun 2009 tentang Kesehatan
Bab V Kemudahan, Perlindungan,
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM
Undang-Undang Nomor 44
Bab VI Kemudahan Berusaha
Tahun 2009 tentang Rumah
186 Bab VII Dukungan Riset dan Inovasi
Sakit
PASAL Bab VIII Pengadaan Lahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Bab IX Kawasan Ekonomi 1997 tentang Psikotropika
Bab X Investasi Pemerintah Pusat dan
Kemudahan Proyek Strategis Nasional Undang-Undang Nomor 35
78 UU Bab XI Pelaksanaan Administrasi Pemerintahan Tahun 2009 tentang Narkotika
Untuk Mendukung Cipta Kerja

Bab XII Pengawasan dan Pembinaan


Undang-Undang Nomor 18
Bab XIII
Tahun 2012 tentang Pangan
Ketentuan Lain-Lain
Bab XIV Ketentuan Peralihan
Bab XV Ketentuan Penutup
PERATURAN PELAKSANAAN UU CK SEKTOR KESEHATAN

TINDAK LANJUT UU CIPTA KERJA DI SEKTOR KESEHATAN

PP TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PP TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN


PERUMAHSAKITAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

MATERI MUATAN MATERI MUATAN

• klasifikasi rumah sakit • Penetapan perizinan berbasis risiko di sektor kesehatan


• kewajiban rumah sakit dan sektor lainnya
• akreditasi rumah sakitpembinaan dan pengawasan • Persyaratan dan kewajiban pelaksanaan kegiatan usaha
• tata cara pengenaan sanksi administratif • Tata cara pengawasan

DIPRAKARSAI OLEH KEMENKO


DIPRAKARSAI OLEH KEMENKES
PEREKONOMIAN
PP NO. 47 TAHUN 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN BIDANG
PERUMAHSAKITAN
PP TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PERUMAHSAKITAN

Pasal 56 ayat (6)


perubahan terhadap Pasal 24 ayat (2),
amanah pasal 61 undang-undang Pasal 29 ayat (3), Pasal 40 ayat (4), Pasal
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN,
tentang cipta kerja 54 ayat (6) Undang-Undang Nomor 44
SERTA KRITERIA, JENIS DAN TATA
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit CARA PENGENAAN SANKSI
Pasal 40 ayat (4) ADMINISTRATIF
AKREDITASI
RUMAH SAKIT Step 4
Pasal 29 ayat (3) 4
Pasal 24 ayat (2) KEWAJIBAN
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT Step 3
RUMAH SAKIT 3

Step 2
2
1 PERMENKES NO 18 TH 2018
Step 1 TENTANG PENGAWASAN
BIDANG KESEHATAN DAN
BERBAGAI PUU DI BIDANG
PERUMAHSAKITAN LAINNYA
PERMENKES NO 12 TH
2020 TENTANG AKREDITASI
RUMAH SAKIT
PERMENKES NO 4 TH 2018 TTG
PERMENKES NO 3 TH 2020 KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN
TTG KLASIFIKASI DAN KEWAJIBAN PASIEN
PERIZINAN RUMAH SAKIT
REFORMASI REGULASI
KLASIFIKASI RS
→ Kemampuan Pelayanan
PELAYANAN SPESIALISTIK → Fasilitas Kesehatan
DAN SUBSPESIALISTIK → Sarana Penunjang
→ Sumber Daya Manusia
KELAS Kelas A:
A&B 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima)
penunjang medik spesialis, 12
(dua belas) spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 13 (tiga belas)
KELAS A 01 AKSES PELAYANAN KESEHATAN KEPADA
MASYARAKAT
subspesialis
Kelas B:
4 (empat) spesialis dasar,4 (empat)
KELAS C
02 KEMUDAHAN PELAKU USAHA DALAM
MENYEDIAKAN PELAYANAN KESEHATAN
penunjang medik spesialis, 8
(delapan) spesialis lain selain KEMUDAHAN PEKERJA/TENAGA
spesialis dasar, dan 2 (dua) sub
spesialis dasar
03 KESEHATAN DALAM MEMPEROLEH
LAPANGAN KERJA & MENINGKATKAN
PELAYANAN SPESIALISTIK KELAS B KOMPETENSI
KELAS Kelas C:
C&D 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (em
pat) penunjang medik spesialis KELAS D
Kelas D:
2 (dua) spesialis dasar

EKSISTING Perizinan Berusaha


1 Izin Mendirikan
KEDEPAN
2 Izin Operasional
SISTEMATIKA PENGATURAN
8. KETENTUAN PENUTUP

1. KETENTUAN UMUM

7. KETENTUAN PERALIHAN

2. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

6. TATA CARA PENGENAAN


SANKSI RUMAH SAKIT 3. KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

5. PEMBINAAN DAN
4. AKREDITASI RUMAH SAKIT
PENGAWASAN RUMAH SAKIT
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

KELAS A KETENTUAN :
01
KELAS B Pemerintah menetapkan klasifikasi RS berdasarkan:
RS UMUM → Kemampuan Pelayanan
→ Fasilitas Kesehatan
KELAS C → Sarana Penunjang
→ Sumber Daya Manusia

KELAS D
02

Menjabarkan gambaran RS Umum dan RS


KELAS A Khusus berdasarkan kemampuan pelayanan
yang diberikan, bangunan dan prasarana,
ketersediaan tempat tidur, dan peralatan, serta
RS KHUSUS KELAS B Sumber Daya Manusia.

KELAS C
RUMAH SAKIT KELAS D
PRATAMA
RUMAH SAKIT KELAS D PRATAMA
HANYA DAPAT DIDIRIKAN PADA DAERAH YANG
MEMENUHI KRITERIA:
Daerah terpencil dan daerah yang sulit
dijangkau karena keadaan geografis;
Daerah yang belum tersedia Rumah Sakit
atau Rumah Sakit yang telah ada sulit
dijangkau akibat kondisi geografis

Daerah perbatasan yang berhadapan


dengan negara lainnya baik yang dibatasi
darat maupun laut

Daerah tertinggal

Daerah kepulauan, wilayah pesisir dan


pulaupulau kecil, dan pulau-pulau kecil
terluar
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
KATEGORI BERDASARKAN JENIS
1 KEMAMPUAN PELAYANAN
PELAYANAN YANG DIBERIKAN
Kemampuan pelayanan merupakan jenis pelayanan yang dapat
diberikan oleh Rumah Sakit
RUMAH SAKIT UMUM
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit. FASILITAS KESEHATAN DAN SARANA PENUNJANG
Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang pada Rumah Sakit
RUMAH SAKIT KHUSUS terdiri atas: (a). bangunan dan prasarana (b). ketersediaan
tempat tidur rawat inap; dan (c). peralatan
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia untuk setiap kelas Rumah Sakit
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan 2
oleh Rumah Sakit
PEMERINTAH MENETAPKAN
KLASIFIKASI RS BERDASARKAN
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
BATANG TUBUH LAMPIRAN
Pelayanan yang diberikan
• RS umum meliputi pelayanan medik dan penunjang medik,
keperawatan dan kebidanan, kefarmasian, dan pelayanan
penunjang.
• RS khusus meliputi pelayanan medik dan penjang medik KEMAMPUAN PELAYANAN
sesuai kekhususan, , keperawatan dan/atau kebidanan,
kefarmasian, dan pelayanan penunjang,

FASILITAS KESEHATAN DAN


Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang Rumah Sakit terdiri
SARANA PENUNJANG
atas: a. bangunan dan prasarana; b. ketersediaan tempat tidur
rawat inap; dan c. Peralatan, disesuaikan dengan kelas RS dan
kebutuhan pelayanan

SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia untuk setiap kelas Rumah Sakit
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit..

Digunakan sebagai Self


assessment dalam
pendirian rumah sakit
KEMAMPUAN PELAYANAN
RUMAH SAKIT KHUSUS
Memberikan pelayanan utama pada satu
RUMAH SAKIT UMUM
bidang atau satu jenis penyakit tertentu
RS yang memberikan pelayanan berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
kesehatan pada semua bidang dan organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya
jenis penyakit
Dapat menyelenggarakan pelayanan lain di
luar kekhususannya (paling banyak 40% dari
seluruh jumlah tempat tidur rawat inap).

Menteri dapat menetapkan (koordinasi dg


K/L terkait) RS khusus lainnya berdasarkan
PELAYANAN KESEHATAN hasil kajian kebutuhan pelayanan

BERUPA:
1. Pelayanan medik dan
KLASIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
penunjang medik
2. Pelayanan keperawatan dan BERUPA:
kebidanan 1. Pelayanan medik dan penunjang
3. Pelayanan kefarmasian medik sesuai dengan kekhususan
4. Pelayanan penunjang lainnya 2. Pelayanan keperawatan dan/atau
(yang diberikan oleh nakes dan kebidanan
non nakes) 3. Pelayanan kefarmasian
4. Pelayanan penunjang lainnya (yang
diberikan oleh nakes dan non nakes)
FASILITAS KESEHATAN DAN SARANA PENUNJANG
TEMPAT TIDUR RAWAT INAP KELAS STANDAR
a. 60% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah; dan
b. 40% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.

DITERAPKAN SECARA BERTAHAP PALING LAMBAT SAMPAI


DENGAN 31 DESEMBER 2022

TEMPAT TIDUR PERAWATAN INTENSIF


1 2 3 Paling sedikit 10% dari seluruh tempat tidur
a. 6% untuk pelayanan unit perawatan intensif/ICU; dan
b. 4% untuk pelayanan intensif lain yang terdiri atas perawatan
intensif neonatus dan perawatan intensif pediatrik (NICU dan
BANGUNAN DAN PERALATAN KETERSEDIAAN PICU).
TEMPAT TIDUR DIKECUALIKAN
PRASARANA BAGI RUANG SEBAGAI TEMPAT ISOLASI
• Peralatan medis dan
• Harus memenuhi RS Umum RS KHUSUS
nonmedis yang
aspek keandalan memenuhi standar
Kelas A paling sedikit 250 GILUT, • Paling sedikit 10% dari seluruh tempat tidur
teknis bangunan Kelas B paling sedikit 200 MATA DAN
pelayanan, • Dalam kondisi wabah atau KKM, kapasitas ruang yang dapat
gedung dan Kelas C paling sedikit 100 THT-KL
persyaratan mutu, digunakan sebagai tempat isolasi paling sedikit:
konstruksi Kelas D paling sedikit 50
keamanan, a. 30% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik Pemerintah Pusat
• Harus memenuhi keselamatan, dan dan Pemda; dan
persyaratan teknis RS Khusus
laik pakai. b. 20% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik swasta.
bangunan Rumah Kelas A paling sedikit 100
Sakit Kelas B paling sedikit 75
Kelas C paling sedikit 25 RUMAH SAKIT PMA

• Jumlah tempat tidur RS Umum PMA paling sedikit sesuai dengan


jumlah tempat tidur RS Umum kelas B
RS Khusus Gigi dan Mulut RS Khusus THT KL dan Mata
• Jumlah tempat tidur untuk RS Khusus PMA paling sedikit sesuai
• Kelas A paling sedikit 14 TT dan 75 dental unit • Kelas A paling sedikit 40 TT dengan jumlah tempat tidur RS kelas A pada setiap jenis Rumah
• Kelas B paling sedikit 12 TT dan 50 dental unit • Kelas B paling sedikit 25 TT Sakit khusus.
• Kelas C paling sedikit 10 TT dan 25 dental unit • Kelas C paling sedikit 15 TT ATAU SESUAI KESEPAKATAN/KERJA SAMA INTERNASIONAL
SUMBER DAYA MANUSIA
SDM PADA RUMAH SAKIT UMUM DAN RS KSUSUS

Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap


01 dan/atau tenaga lainnya berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan Rumah Sakit

SDM RS diangkat dan ditetapkan oleh kepala atau direktur


-40 02 Rumah Sakit

Pemilik Rumah sakit dan kepala atau direktur RS


bertanggung jawab dalam pemenuhan SDM dengan
03 jumlah dan kualifikasi sesuai hasil ABK, kebutuhan, dan
kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

04 Meliputi tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan,


tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lain, tenaga manajeman
rumah sakit, dan tenaga non kesehatan.

05 Merupakan tenaga tetap yang bekerja secara purna waktu .


PERUBAHAN KELAS RUMAH SAKIT

1. Usulan dari pemilik atau Kepala/Direktur RS


DASAR PERUBAHAN
KELAS RS
1. 2. Hasil pengawasan oleh Pemerintah Pusat/Pemda

Usulan perubahan kelas dari pemilik atau


SYARAT PERUBAHAN 2. kepala/direktur rumah sakit hanya dapat dilakukan
terhadap Rumah Sakit yang telah terakredi
KELAS RS
Perubahan kelas dilakukan dengan menilai pemenuhan
MEKANISME PERUBAH
KELAS RS
3. kemampuan pelayanan, faskes dan sarana penunjang,
dan SDM sesuai ketentuan klasifikasi RS

Perubahan kelas Rumah Sakit ditindaklanjuti dengan


TINDAKLANJUT penetapan kelas Rumah Sakit yang baru melalui
4. perubahan Perizinan Berusaha sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

1. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan RS kepada 10. melaksanakan sistem rujukan;
masyarakat; 11. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
2. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan etika serta ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan 12. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan
standar pelayanan RS; kewajiban pasien;
3. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan 13. menghormati dan melindungi hak pasien;
kemampuan pelayanannya; 14. melaksanakan etika Rumah Sakit;
4. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada 15. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya; bencana;
5. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu 16. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan, baik secara
atau miskin; regional maupun nasional;
6. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas 17. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan 18. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit
kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan; (hospital by laws);
7. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan 19. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien; Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
8. menyelenggarakan rekam medis; 20. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
9. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain tanpa rokok.
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui, anak-anak, dan lanjut usia;

MENGURAIKAN 20 KEWAJIBAN RS SEBAGAIMANA DIATUR


DALAM UU
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT …
MEMBERIKAN INFORMASI YANG BENAR TENTANG PELAYANAN RUMAH
SAKIT KEPADA MASYARAKAT
1. profil Rumah Sakit;
2. tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
3. hak dan kewajiban Pasien;
Dikecualikan bagi informasi yang bersifat
4. mekanisme pengaduan; dan
rahasia kedokteran
5. pembiayaan.

PENGECUALIAN INFORMASI UMUM RUMAH SAKIT

12
INFORMASI TERKAIT KINERJA PELAYANAN
43 INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN
RUMAH SAKIT PELAYANAN KESEHATAN KEPADA PASIEN

Paling sedikit berupa hasil pencapaian Paling sedikit berupa:


indikator nasional mutu pelayanan kesehatan pemberi pelayanan, diagnosis dan tata cara
di Rumah Sakit yang ditetapkan sesuai dengan tindakan medis, tujuan tindakan medis,
ketentuan peraturan perundangundangan. alternatif Tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadiI, prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan; dan perkiraan pembiayaan.
AKREDITASI RUMAH SAKIT

01 LEMBAGA PENYELENGGARA AKREDITASI


Lembaga Independen dari dalam atau luar negeri
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat (Menteri
Kesehatan)

02 KEGIATAN
• Persiapan Akreditasi → dilakukan oleh Rumah Sakit
yang akan menjalani proses Akreditasi, untuk
pemenuhan Standar Akreditasi dalam rangka survei
Akreditasi
• Pelaksanaan Akreditasi → dilakukan oleh lembaga
independen penyelenggara Akreditasi, yang meliputi Akreditasi RS dilakukan
kegiatan survei akreditasi dan penetapan status paling lambat setelah 2
akreditasi
• Pascaakreditasi → dilakukan oleh Rumah Sakit
melalui penyampaian perencanaan perbaikan strategis
02 tahun sejak memperoleh
perizinan berusaha
kepada lembaga independen penyelenggara Akreditasi pertama kali
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi

Akreditasi RS secara berkala minimal 3


03 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib
mendukung, memotivasi, mendorong, dan 01 (tiga) tahun sekali
memperlancar penyelenggaraan Akreditasi baik untuk Penjelasan PP:
Rumah Sakit milik pemerintah maupun swasta
DIMAKNAI PALING CEPAT 3 TAHUN SEKALI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1

PELAKSANA BINWAS Dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


dengan melibatkan organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan,
dan organisasi kemasyarakatan lainnya sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing (dilakukan sesuai NSPK yang
BENTUK PEMBINAAN ditetapkan oleh Pemerintah Pusat)
a. bimbingan teknis;
b. advokasi; TUJUAN BINWAS
c. konsultasi; dan/atau
d. pendidikan dan pelatihan Diarahkan untuk: pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat, peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, keselamatan pasien, pengembangan
jangkauan pelayanan, dan peningkatan kemampuan
BENTUK PENGAWASAN kemandirian RS

a. monitoring;
b. evaluasi; dan LINGKUP BINWAS
c. pemeriksaan
Lingkup binwas: pemenuhan persyaratan RS; kesesuaian
klasifikasi RS; perizinan RS; pemenuhan kewajiban dan hak
RS dan Pasien; dan standar dan mutu pelayanan RS.
2
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

TENAGA PENGAWAS
Pemerintah dan
Pemerintah daerah
dapat mengangkat
PENGAWASAN BERSIFAT TEKNIS MEDIS tenaga pengawas
o Pengawasan yang
DAN TEKNIS PERUMAHSAKITAN bersifat teknis medis dalam melakukan
berupa audit medis pengawasan yang
eksternal bersifat teknis medis
o Pengawasan yang dan teknis
bersifat teknis perumahsakitan
perumahsakitan berupa
evaluasi kinerja
Dilakukan oleh pelayanan dan
Dewan Pengawas keuangan RS.
Rumah sakit

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Dilakukan oleh SECARA INTERNAL
Badan Pengawas
Rumah sakit
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
SECARA EKSTERNAL
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Jenis sanksi administratif:
a. teguran;
JENIS SANKSI b. teguran tertulis;
c. denda; dan/atau
d. pencabutan perizinan berusaha

1. Melakukan pelanggaran terhadap pelaksanaan kewajiban Rumah Sakit


KRITERIA 2. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
SANKSI
1. Pengenaan sanksi berdasarkan laporan dari:
a.Pengaduan
b.Pemberitaan media elektronik/cetak
c. Hasil monitoring evaluasi
2. Pemeriksaan laporan dugaan pelanggaran dengan membentuk tim panel yang bersifat
TATA CARA adhoc
PENGENAAN 3. Tim Panel memberikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang memberikan
SANKSI sanksi (Pemerintah Pusat dan Pemda)
4. Pengenaan sanksi dilakukan secara bertahap mulai dari sanksi teguran, teguran
tertulis, denda, sampai dengan pencabutan perizinan berusaha

SANKSI DENDA PALING BANYAK SEBESAR RP.100.000.000,


26DENGAN PERHITUNGAN UNTUK
SETIAP 1 (SATU) JENIS PELANGGARAN SEBESAR RP.10.000.000 26
PP TENTANG
PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO
1. Pangkas Perizinan
Berusaha
REFORM PERIZINAN
2. Sederhanakan Posedur
Perizinan BERUSAHA
3. Penerapan Standar Usaha
4. Perlakuan Khusus untuk Kegiatan usaha saat ini menggunakan pendekatan
Usaha Mikro dan Kecil izin (license approach) dimana seluruh kegiatan
usaha harus memiliki izin
(UMK)
Sangat banyak peraturan (hyper regulation)
yang mengatur tentang perizinan untuk usaha
DAN tumpang tindih pengaturan antar sektor

Format NSPK tidak terstandardisasi, sehingga


UU CIPTA KERJA implementasi di lapangan menjadi bervariasi

Pelaksanaan pengawasan kegiatan usaha


Mengubah konsepsi kegiatan usaha dari berbasis izin tidak standar dan belum optimal
(license approach) menjadi penerapan standar dan
berbasis risiko (Risk-Based Approach/RBA)

Izin hanya untuk kegiatan usaha yang memiliki


risiko tinggi
Risiko Menengah→ Sertifikat Standar;
Risiko Rendah → Pendaftaran/ NIB (Nomor Induk
Berusaha).

Pemerintah
kegiatan usaha
melakukan pengawasan KONDISI SAAT INI
PERIZINAN BERUSAHA
JENIS PERIZINAN
KRITERIA RISIKO (DASAR) TINGKAT RISIKO
BERUSAHA

KESEHATAN RENDAH NIB

ANALISIS RISIKO TERINTEGRASI


KESELAMATAN MENENGAH
NIB +SERTIFIKAT
MENENGAH RENDAH STANDAR
MENENGAH TINGGI
LINGKUNGAN

NIB + IZIN
KETERBATASAN TINGGI
SUMBER DAYA (SERTIFIKAT STANDAR)

ASPEK RISIKO LAINNYA


DISESUAIKAN DENGAN potensi bahaya
KEGIATAN USAHA x RUMAH
probabilitas SAKIT
terjadinya
PERIZINAN BERUSAHA RUMAH SAKIT
PEMBERIAN IZIN BERUSAHA
MELALUI REFORM 1 Izin mendirikan IMB dengan tambahan standar
RS Kelas A : Menteri Kesehatan LEMBAGA bangunan rumah sakit bangunan rumah sakit
RS Kelas B : Gubernur PERIZINAN
RS Kelas C dan D : Bupati/Walikota OSS
BERUSAHA 2 Izin Pelayanan x IZIN
RUMAH SAKIT Kesehatan Tertentu
Bukti pemenuhan standar
berupa sertifikat atau checklist
SEBELUM OPERASIONAL di sitem OSS
Memenuhi Persyaratan Administrasi
Umum dan Teknis (lokasi, bangunan,
prasarana dan alat kesehatan, struktur
organisasi SDM dan SDM, pelayanan)

Perizinan Berusaha berlaku selama


5 tahun PENGAWASAN
PELAKSANAAN
USAHA
Oleh Pemerintah Pusat
SETELAH OPERASIONAL
dan Pemerintah Daerah
Harus melaksanakan KEWAJIBAN:
1. Standar pelayanan rumah sakit Untuk memastikan kepatuhan
2. Bukti akreditasi RS terhadap pemenuhan
3. Nomor register RS persyaratan dan kewajiban
4. Indikator mutu RS
5. Update/pembaruan jika terjadi Dilakukan secara rutin dan
perubahan data RS insidental
Thank you
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Anda mungkin juga menyukai