Anda di halaman 1dari 38

Penyakit gondongan atau sering juga di sebut dengan gondok adalah suatu penyakit menular yang dimana

seseorang terinfeksi oleh suatu virus yaitu virus paramyxovirus yang menyerang kelenjar ludah atau kelenjar parotis
yang terletak di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada daerah leher bagian atas

Menurut Dr. Irawan, gangguan atau ketidakseimbangan neurotransmitter sebagai pencetus epilepsi,
bisa terjadi dipisu oleh cedera kepala, kurangnya oksigen pada saat proses kelahiran, gangguan
perkembangan otak, selaput otak, dan infeksi otak, gangguan perdarahan darah atau stroke, tumor
otak dan akibat kelainan genetik tertentu. Meski demikian, hampir 2/3 kasus epilepsi tidak diketahui
penyebabnya. Di luar serangan, pada dasaranya penyandang penyakit epilepsi seperti orang
normal lainnya. Untuk itu perlu diketahui penyebab yang bisa mencetuskan serangan, seperti
kurang tidur atau tidur terputus-putus dan alergi makanan. Konsumsi alkohol, rokok dan obat
yang menstimulasikan otak dapat menurunkan ketahanan terhadap kejang, sehingga lebih mudah
terjadi bangkitan. Menurut Dr. Irawati, cahaya berkedip-kedip, seperti pada video game atau
tayangan dengan kilatan-kilatan cahaya juga dapat mencetuskan serangan.

1.

Virus Influenza. Hampir semua orang pernah terkena flu. Gejalanya antara lain kepala yang terasa
berat, hidung berlendir, tenggorokan gatal, bersin-bersin dan masih banyak lagi lainnya. Penyebab
penyakit ini adalah virus bernama influenza.

2.

Virus Flu Burung. Nama lainnya adalah H5N1 atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama avian
influenza. Virus ini memang menunjukan gejala yang hampir sama dengan virus influenza, hanya saja
pada flu burung ini, penderita mengalami kecenderungan gejala yang lebih parah dan sering menjurus
pada kematian.

3.

Virus SARS. Virus ini menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome yakni suatu penyakit
pernafasan yang akut. Penyakit ini bisa mengakibatkan infeksi parah pada saluran pernapasan dan tak
jarang berujung pada kematian. Penyakit ini terkait erat dengan infeksi virus SARS yang menyerang
organ paru-paru dan mengakibatkan sel darah putih berkurang drastis.

4.

Virus herpes simpleks. Mikro-organisme yang satu ini mengakibatkan penyakit herpes yang cukup
mengganggu. Penyakit ini menyerang kulit dengan gejala antara lain kulit radang dan memerah, terasa
perih, gatal dan panas. Puncaknya kulit akan melepuh. Apabila dibiarkan, infeksi virus ini bisa saja
sampai pada sistem saraf kita dan mengakibatkan gejala yang lebih serius lagi.

5.

Papilomavirus. Virus yang satu ini merupakan salah satu penyebab munculnya kanker mulut rahim
pada wanita. Cara kerjanya dengan memunculkan kutil atau papiloma pada mulut rahim.

6.

Virus Varicella zoster. Jenis virus yang satu ini bisa menyebabkan penyakit yang kita kenal dengan
nama cacar. Gejalanya antara lain suhu tubuh yang meninggi dan puncaknya muncul bintik-bintik yang
berair dan terlihat melepuh.

7.

Virus HIV. Penyakit yang diakibatkan oleh virus ganas yang satu ini adalah AIDS. Sampai saat ini,
belum ditemukan penangkal yang bisa mengembalikan penderita AIDS ke keadaan normal sebelum
terinfeksi virus HIV. Umumnya, penyebaran virus ini melalui jarum suntuk dan hubungan seksual.

2. BAKTERI MERUGIKAN PENYEBAB PENYAKIT: Difteri Kolera Mengingitis


Tetanus Lepra

Melalui air minum atau makanan yang telah terkontaminasi 3. PENULARAN


Menyebar dengan cepat di tempat yang tidak mempunyai bakteria kolera.
Bakteria penanganan pembuangan kotoran dan pengolahan air minum yang memadai
kolera hidup di lingkungan air payau dan perairan pesisir

4. PENGOBATAN Mengganti cairan tubuh dan garam yang hilang dengan larutan
rehidrasi, dari campuran garam dan gula tertentu, yang harus diminum dalam Di
dalam kasus yang parah, pengobatan dilakukan melaluijumlah banyak (oralit)
penggantian cairan dengan jalan infus

Berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat 5. VIBRIO CHOLERAE


bergerak), berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan
eukariot. V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki
keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. cholerae ditemukan
pertama kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo Pacini pada tahun 1854.
Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas setelah Robert Koch, yang mempelajari
penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 berhasil membuktikan bahwa bakteri
tersebut adalah penyebab kolera.

6. DIFTERI

7. PENULARAN Melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang
lain yang sehat. Selain itu juga ditularkan melalui benda atau makanan yang
terkontaminasi.

8. GEJALA sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan


Kelenjar getah bening di leherlendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah
membesar dan terasa sakit. Lapisan (membran) tebal terbentuk menutupi belakang
kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernafasan dan menyebabkan
kekurangan oksigen dalam darah.

Antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. 9. PENGOBATAN


menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaranEritromisin dan penisilin
Membuat lubang pada pipa saluran pernapasan atas (tracheotomy) mungkin toksin.
Umumnya difteri dapat dicegah melalui perlu untuk menyelamatkan nyawa.
vaksinasi. Bayi, anakanak, remaja, dan orang dewasa memerlukan suntikan setiap 10
tahun.

Bakteri ini dikenal juga sebagai 10. CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE


basillus Klebs-Lffler karena ditemukan pada 1884 oleh bakteriolog Jerman, Edwin
Klebs (1834-1912) dan Friedrich Lffeler (1852-1915). C. diphtheriae adalah
makhluk anaerobik, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, tak bergerak, dan
berbentuk batang 1 hingga 8 m dan lebar 0,3 hingga 0,8 m.

11. MENINGITIS

12. MENINGITIS Radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan
sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut mening dapaten.
menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang
belakang

Ketakutan pada cahaya Otot leher kaku Demam 13. GEJALA? Sakit kepala
Nampak Sering ingin Muntah Ketakutan pada suara keras (phonophobia) terang
Pada Timbul ruam ruam merah Susah bangun dari tidurnya seperti kebingungan
nampak lemah dan kurang aktif, gemetar pada tubuhnya, tidak mau menyusu bayi:
ibu nya, dan sering muntah.

pemakaian sikat gigi bersama ciuman bersin batuk 14. PENULARAN Alat
makan ingus dan cairan ludah merokok bergantian dalam satu batangnya. yang
terkontaminasi penderita

15. PENCEGAHAN pemberian vaksinasi (vaksin meningokokus tersedia untuk grup


cucilah tangan yang bersih antibiotik untuk jangka pendek A, C, W135 dan Y)
sebelum makan dan setelah ke toilet umum dan memegang hewan peliharaan.
Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang
teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

16. PENYEBAB MENINGITIS? Bakteri Meningokokus atau Meningococcal bakteri


- ada beberapa jenis bakteri meningococcal disebut grup A, B, C, W135, Y dan Z.
Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus (bayi dan anak-anak dan orang
Mereka yang memiliki CSF shunttua karena sistem kekebalan tubuh mereka lemah)
atau memiliki cacat dural mungkin untuk mendapatkan meningitis yang disebabkan
Pasien memiliki tulang belakang prosedur (misalnya tulangoleh Staphylococcus
belakang anaesthetia) beresiko meningitis yang disebabkan oleh Pseudomonas spp.

17. TETANUS

18. PENYEBAB Bakteri yang dikenal dengan nama Clostridium tetani, hidup dan
Luka yang terkontaminasiberkembang pada tanah, debu, kotoran hewan, dsb adalah
mata rantai di mana bakteri tetanus berkembang biak. Luka tusuk seperti yang
disebabkan oleh paku, pecahan, atau gigitan serangga adalah kasus klasik penyebab
tetanus yang banyak menginfeksi.

19. CLOSTRIDIUM TETANI dapat mengeluarkan toksin tetanus sehingga


memperkuat sinyal kimia dari saraf ke otot, yang menyebabkan otot-otot untuk
memperketat mengakibatkan baik kejang otot lokal atau umum. kontraksi atau
spasme ditemukan dalam dua bentuk: sebagai spora (aktif) atau sebagai sel vegetatif
sel bakteri aktif merilis dua exotoxins:(aktif) yang dapat berkembang biak.
tetanolysin dan tetanospasmin. Fungsi tetanolysin tidak jelas, tetapi tetanospasmin
bertanggung jawab untuk penyakit tetanus.

dibuat untuk orang 7 tahun ke20. PENCEGAHAN Imunisasi tetanus toksoid


Sebelum menerima imunisasi tetanus toksoid, katakan kepada dokter hal halatas
berikut ini: 1. Memiliki HIV atau AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh; 2. Menggunakan obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
(misalnya steroid, obat antipenolakan) 3. Menderita kanker 4. Menerima pengobatan
kanker dengan sinar-x, radiasi, atau obat. 5. Hamil atau sedang menyusui

21. LEPRA Penyakit lepra disebut juga penyakit kusta atau Morbus Hansen.
Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan
Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873. Penyakit ini
cenderung berkaitan dengan lingkungan kumuh dan kotor dan sulit mendapat air
bersih. Pria memiliki resiko terkena penyakit ini dibanding wanita.

22. PENYEBAB LEPRA Lepra disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, jenis bakteri
Bakteri lepraeyang berfamili dengan M.tuberculosis penyebab penyakit TBC.
tumbuh dan berkembang biak pada bag.tubuh yang bersifat hangat spt lipatan paha,
Selain itu, menetap juga pada jaringankepala, ketiak dan bag.tengah punggung tubuh
yg lembab spt saluran nafas bag.atas, kulit, ruang depan mata, testis, dan saraf perifer

Pencegahan dapatdilakukan dengan vaksin BCG. Sedangkan 23. PENCEGAHAN


pengobatan lepra pada awalnya dilakukan dgn dapson, namun kini tidak lagi karena
bakteri sudah kebal terhadap obat tersebut Pada tahun 1960-1970 ditemukan obat
bernama klofazimin dan rifampisin hingga akhirnya dikombinasikan kembali dengann
dapson oleh panitia ahli WHO namun terapi tsb sulit didapatkan oleh negara
berkembang karena faktor biaya yang mahal

24. PENULARAN Penyakit lepra dapat terjadi mll/ infeksi lendir hidung, tanah Jika
penyakit ini tidak segera mendapatyang subur dan bagian kulit yang pecah penangan
maka dapat terjadi komplikasi pada anggota gerak, hidung, mata, abses Anggota
gerak dapat kehilangan indra perasa dan tak berfungsisaraf dan testis sebagimana
mestinya

2. BAKTERI MERUGIKAN PENYEBAB PENYAKIT: Difteri Kolera Mengingitis


Tetanus Lepra

Melalui air minum atau makanan yang telah terkontaminasi 3. PENULARAN


Menyebar dengan cepat di tempat yang tidak mempunyai bakteria kolera.
Bakteria penanganan pembuangan kotoran dan pengolahan air minum yang memadai
kolera hidup di lingkungan air payau dan perairan pesisir

4. PENGOBATAN Mengganti cairan tubuh dan garam yang hilang dengan larutan
rehidrasi, dari campuran garam dan gula tertentu, yang harus diminum dalam Di
dalam kasus yang parah, pengobatan dilakukan melaluijumlah banyak (oralit)
penggantian cairan dengan jalan infus

Berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat 5. VIBRIO CHOLERAE


bergerak), berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan
eukariot. V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki
keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. cholerae ditemukan
pertama kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo Pacini pada tahun 1854.
Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas setelah Robert Koch, yang mempelajari
penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 berhasil membuktikan bahwa bakteri
tersebut adalah penyebab kolera.

6. DIFTERI

7. PENULARAN Melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang
lain yang sehat. Selain itu juga ditularkan melalui benda atau makanan yang
terkontaminasi.

8. GEJALA sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan


Kelenjar getah bening di leherlendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah
membesar dan terasa sakit. Lapisan (membran) tebal terbentuk menutupi belakang
kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernafasan dan menyebabkan
kekurangan oksigen dalam darah.

Antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. 9. PENGOBATAN


menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaranEritromisin dan penisilin
Membuat lubang pada pipa saluran pernapasan atas (tracheotomy) mungkin toksin.
Umumnya difteri dapat dicegah melalui perlu untuk menyelamatkan nyawa.
vaksinasi. Bayi, anakanak, remaja, dan orang dewasa memerlukan suntikan setiap 10
tahun.

Bakteri ini dikenal juga sebagai 10. CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE


basillus Klebs-Lffler karena ditemukan pada 1884 oleh bakteriolog Jerman, Edwin
Klebs (1834-1912) dan Friedrich Lffeler (1852-1915). C. diphtheriae adalah
makhluk anaerobik, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, tak bergerak, dan
berbentuk batang 1 hingga 8 m dan lebar 0,3 hingga 0,8 m.

11. MENINGITIS

12. MENINGITIS Radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan
sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut mening dapaten.
menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum tulang
belakang

Ketakutan pada cahaya Otot leher kaku Demam 13. GEJALA? Sakit kepala
Nampak Sering ingin Muntah Ketakutan pada suara keras (phonophobia) terang
Pada Timbul ruam ruam merah Susah bangun dari tidurnya seperti kebingungan
nampak lemah dan kurang aktif, gemetar pada tubuhnya, tidak mau menyusu bayi:
ibu nya, dan sering muntah.

pemakaian sikat gigi bersama ciuman bersin batuk 14. PENULARAN Alat
makan ingus dan cairan ludah merokok bergantian dalam satu batangnya. yang
terkontaminasi penderita

15. PENCEGAHAN pemberian vaksinasi (vaksin meningokokus tersedia untuk grup


cucilah tangan yang bersih antibiotik untuk jangka pendek A, C, W135 dan Y)
sebelum makan dan setelah ke toilet umum dan memegang hewan peliharaan.
Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang
teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

16. PENYEBAB MENINGITIS? Bakteri Meningokokus atau Meningococcal bakteri


- ada beberapa jenis bakteri meningococcal disebut grup A, B, C, W135, Y dan Z.
Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus (bayi dan anak-anak dan orang
Mereka yang memiliki CSF shunttua karena sistem kekebalan tubuh mereka lemah)
atau memiliki cacat dural mungkin untuk mendapatkan meningitis yang disebabkan
Pasien memiliki tulang belakang prosedur (misalnya tulangoleh Staphylococcus
belakang anaesthetia) beresiko meningitis yang disebabkan oleh Pseudomonas spp.

17. TETANUS

18. PENYEBAB Bakteri yang dikenal dengan nama Clostridium tetani, hidup dan
Luka yang terkontaminasiberkembang pada tanah, debu, kotoran hewan, dsb adalah
mata rantai di mana bakteri tetanus berkembang biak. Luka tusuk seperti yang
disebabkan oleh paku, pecahan, atau gigitan serangga adalah kasus klasik penyebab
tetanus yang banyak menginfeksi.

19. CLOSTRIDIUM TETANI dapat mengeluarkan toksin tetanus sehingga


memperkuat sinyal kimia dari saraf ke otot, yang menyebabkan otot-otot untuk
memperketat mengakibatkan baik kejang otot lokal atau umum. kontraksi atau
spasme ditemukan dalam dua bentuk: sebagai spora (aktif) atau sebagai sel vegetatif
sel bakteri aktif merilis dua exotoxins:(aktif) yang dapat berkembang biak.
tetanolysin dan tetanospasmin. Fungsi tetanolysin tidak jelas, tetapi tetanospasmin
bertanggung jawab untuk penyakit tetanus.

dibuat untuk orang 7 tahun ke20. PENCEGAHAN Imunisasi tetanus toksoid


Sebelum menerima imunisasi tetanus toksoid, katakan kepada dokter hal halatas
berikut ini: 1. Memiliki HIV atau AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh; 2. Menggunakan obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
(misalnya steroid, obat antipenolakan) 3. Menderita kanker 4. Menerima pengobatan
kanker dengan sinar-x, radiasi, atau obat. 5. Hamil atau sedang menyusui

21. LEPRA Penyakit lepra disebut juga penyakit kusta atau Morbus Hansen.
Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan
Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873. Penyakit ini
cenderung berkaitan dengan lingkungan kumuh dan kotor dan sulit mendapat air
bersih. Pria memiliki resiko terkena penyakit ini dibanding wanita.

22. PENYEBAB LEPRA Lepra disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, jenis bakteri
Bakteri lepraeyang berfamili dengan M.tuberculosis penyebab penyakit TBC.
tumbuh dan berkembang biak pada bag.tubuh yang bersifat hangat spt lipatan paha,
Selain itu, menetap juga pada jaringankepala, ketiak dan bag.tengah punggung tubuh
yg lembab spt saluran nafas bag.atas, kulit, ruang depan mata, testis, dan saraf perifer

Pencegahan dapatdilakukan dengan vaksin BCG. Sedangkan 23. PENCEGAHAN


pengobatan lepra pada awalnya dilakukan dgn dapson, namun kini tidak lagi karena
bakteri sudah kebal terhadap obat tersebut Pada tahun 1960-1970 ditemukan obat
bernama klofazimin dan rifampisin hingga akhirnya dikombinasikan kembali dengann

dapson oleh panitia ahli WHO namun terapi tsb sulit didapatkan oleh negara
berkembang karena faktor biaya yang mahal

24. PENULARAN Penyakit lepra dapat terjadi mll/ infeksi lendir hidung, tanah Jika
penyakit ini tidak segera mendapatyang subur dan bagian kulit yang pecah penangan
maka dapat terjadi komplikasi pada anggota gerak, hidung, mata, abses Anggota
gerak dapat kehilangan indra perasa dan tak berfungsisaraf dan testis sebagimana
mestinya

Sudianto Aditya_Ijho
KAMIS, 26 JANUARI 2012

ARTIKEL MENGENAI PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR, BAKTERI,


VIRUS DAN CACING

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas
limpahan berkah, rahmat serta inayahnya-lah sehingga kita masih diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan TUGAS pengganti FINAL dari mata kuliah Agen
Penyakit Menular dengan judul Penyakit yang disebabkan oleh Jamur, Bakteri, Virus dan
Cacing yang diberikan oleh dosen pembimbing, kakanda Zhelfina Ummi Muslimah, S.pd,
M.kes.
Dalam penyusunan Tugas ini, penulis hanya mengambil referensi baik dari buku-buku
yang ada maupun dari internet. Oleh sebab itu, penulis sadar sepenuhnya akan kekurangankekurangan dalam penyusunannya sehingga penulis mengharapkan saran serta kritikan yang
sifatnya konstruktif demi perbaikan tugas selanjutnya.
Akhirnya tiada kata yang patut penulis ucapkan selain ucapan syukur dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Dosen pembimbing Kakanda Zhelfina Ummi Muslimah,
S.pd, M.kes atas kesediaannya memberikan kebijakan kepada penulis sebagai suatu upaya

agar mendapatkan nilai tambahan yang tiada lain untuk bisa memenuhi kriteria dalam
mengikuti KKN/KKP.

Makassar, 26 Januari 2012


Penulis

PENYAKIT AKIBAT JAMUR


a. Keputihan
Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi karena
infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa
sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat
pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih
vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi
virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual.
Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlahnya
banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau
busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.
Keputihan jenis ini harus diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala
adanya kanker leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya
dan diobati secara adekuat sejak dini.
b. Panu dan Kudis
Panu dan Kudis disebabkan oleh jamur mikroskopis. Jamur bertahan dengan hidup dari selsel kulit mati kita. Sebagian besar waktu, organisme ini tidak berbahaya. Tapi jamur bisa
c.

menjadi masalah ketika mereka berkembang biak dengan cepat.


Penyakit histoplasmosis
Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur yang diberi
nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada kandang ayam dan

merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan tanah basah yang kaya bahan organik,
terutama kotoran dari burung dan kelelawar.
Suhu tubuh burung yang terlalu tinggi, menyebabkan burung tidak dapat terinfeksi
dengan histoplasmosis, namun burung dapat membawa H. capsulatum di bulu mereka. Selain
itu, kotoran burung dapat mendukung pertumbuhan jamur. Kelelawar memiliki suhu tubuh
lebih rendah dan dapat terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari
kelelawar atau dari orang lain.
d. Viginitas
Penyakit Vagina yang disebabbkan oleh jamur dan bakteri. Jenis bakteri penyebab penyakit
ini adalah bakteri Clhamydia dan Gonorrhea. Walaupun jenis bakteri ini kurang berbahaya,
e.

namun bakteri ini dapat menetap menimbulkan penyakit.


Kutu Kelamin
Penyakit yang seperti kutu di rambut kepala yang berwarna kelabu dan kecoklatan. Memiliki

f.

ukuran tubuh sekitar satu per delapan inci yang tinggal diantara rambut-rambut kemaluan.
Kutu kelamin dibawah kulit Kelamin
Kutu ini lebih kecil disbanding kutu kelamin, dan kutu ini sangat berbahaya hingga akan
membuat saran dibawah kulit kelamin yang akan menyebabkan gatal-gatal dan akan
membuat luka disekitarnya.
Banyak sekali hal hal yang dapat menyebabkan keputihan patologis, tapi umumnya

disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi. Infeksi tersebut dapat berasal dari:
a. Jamur Candida atau Monilia
Keputihan akibat jamur ini akan berwarna putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa
gatal yang dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang.
Keputihan ini biasanya dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB,
dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat
jamur Candida ini karena tanpa sengaja tertelan cairan ibunya yang adalah penderita saat
persalinan.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan terutama lewat hubungan seks sehingga termasuk salah satu dalam Penyakit
Menular Seksual (PMS), namun selain hal itu juga dapat lewat perlengkapan mandi, atau
bibir kloset yang telah terkontaminasi. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna

kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit ini tidak menyebabkan
gatal, tapi nyeri bila liang vagina ditekan.
c. Bakteri Gardnella
Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi vagina bakterial tanpa gejala gejala berarti
disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan, berair,
berbuih, dan berbau amis (fishy odor). Bau akan lebih menusuk setelah melakukan hubungan
seksual dan menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah
vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang disebabkan oleh
d.

Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.


Blastomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan dimorfik
Blastomyces dermatitidis. Cendawan B. dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang
mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian
tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari
miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun
terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran
darah. Gejala penyakit ini sangat bervariasi karena banyak sistem organ yang berperan dalam
penyebarannya. Namun, beberapa gejala yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang
berkaitan dengan manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang
seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari
(urogenital). Uji keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan
tubuh untuk mengkultur dan melihat histopatologinya, mengambil sampel dari sekresi

e.

f.

(pembuangan) sisa kotoran tubuh dan jaringan.


Kandidiasis
adalah infeksi spesies Candida, dengan Candida albicans sebagai penyebab yang paling
banyak ditemui.
Kriptokokosis adalah infeksi yang diterima oleh pernapasan pada tanah yang terkontaminasi
oleh fungi Cryptococcus neoformans. Kriptokokosis adalah infeksi oportunistik yang terjadi

untuk AIDS. Penyakit ini didistribusikan ke seluruh dunia. Jumlah kriptokokosis meningkat
selama 20 tahun terakhir untuk banyak alasan, termasuk meningkatnya insiden AIDS.
g. Panau atau Pitriyasis versikolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada
saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada
warna kulit penderita. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida Albicans. Panau
paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa
ditemukan pada penderita berumur yang lebih tua atau lebih muda. Penyakit ini biasanya
menyerang kulit di daerah yang menghasilkan banyak keringat. Biasanya panau terdapat pada
bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipatan paha, muka dan kepala. Panau
h.

terutama ditemukan di daerah yang lembap dan dilindungi pakaian.


Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah bentuk pneumonia yang disebabkan oleh fungi
Pneumocystis jirovecii. Agen yang menyebabkan pneumonia ini dideskripsikan sebagai
protozoa dan disebut P. jiroveci.[1][2] Nama tersebut didiskusikan dan hasilnya, pneumonia
pneumosistis juga diketahui sebagai pneumonia pneumosistis jiroveci dan sebagai
pneumonia pneumosistis carinii, yang juga dijelaskan.
PENYAKIT AKIBAT BAKTERI
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan
dari hewan kemanusian atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama
Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield
fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah,
Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada
anak sapi, dan tifus anjing.
Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi
akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran.
Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis. Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala

klinis penyakit. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan
banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan
sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir
sehingga penularan antar manusia jarang terjadi.
a.

Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paruparu akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel
paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan
mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini
membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi
sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami
pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya
epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman
merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

b.

Penyakit Maag

Penyakit Maag adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung
yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Dalam kondisi normal asam diperlukan untuk
membantu pencernaan dalam mengolah makanan yang kita makan. Namun produksi asam di lambung
dapat lebih besar dari yang dibutuhkan bila pola hidup kita tidak teratur dan tidak sehat, misalnya :

makan tidak teratur atau terlalu cepat

makan makanan yang terlalu pedas dan berminyak

Merokok dan banyak minum kopi/alcohol serta stress yang berlebihan.


Selain akibat gangguan keasaman lambung ada peran organisme renik yaitu bakteri

Helicobacter pylori sebagai penyebab lain dari sakit maag. Bakteri ini mempunyai sifat luar
biasa. Jika bakteri lain mati pada suasana asam dalam lambung, Helicobacter pylori mampu
bertahan hidup bahkan berkembang biak. Kuman Helicobacter pylori dapat mengiritasi
dinding lambung, sehingga menimbulkan peradangan dan luka (ulkus). Akibat dinding
lambung mengalami perlukaan, penderita akan merasakan perih di bagian ulu hati.
c.

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat. Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary,
batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan
meningkat). Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia
adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
Etiologi
Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus
Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.

d.

Penyakit Legiuner atau yang juga dikenal dengan Demam Legiun adalah bentuk yang lebih parah dari
pneumonia atau peradangan paru-paru. Di Indonesia sendiri penyakit ini belum begitu populer, dan

pertama kali terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit ini,
berikut penjelasannya.
Wabah penyakit legiuner pertama kali terjadi pada 27 Juli 1976, ketika banyak orang menghadiri
konvensi dari Legiun Amerika di Hotel Bellevue-Stratford di Philadelphia. Legiuner disebabkan oleh jenis
bakteri yang dikenal dengan nama Legionella.
Bakteri Legionella ditemukan secara alami di lingkungan, biasanya dalam air. Bakteri tumbuh
terbaik di air hangat, seperti jenis yang ditemukan di kolam air panas, menara pendingin, tangki air panas,
sistem pipa besar, atau bagian dari sistem pendingin udara bangunan besar.
Apa saja gejala penyakit legiuner?
Penyakit legiuner dapat memiliki gejala seperti bentuk lain dari pneumonia, sehingga akan sulit
untuk mendiagnosis pada awalnya. Tanda-tanda penyakit ini dapat mencakup: demam tinggi, menggigil,
dan batuk. Beberapa orang mungkin juga menderita dari sakit otot dan sakit kepala. Gejala ini biasanya
mulai 2 sampai 14 hari setelah terkena bakteri. Infeksi ringan disebabkan oleh sejenis bakteri Legionella
disebut Pontiac Fever. Gejala Demam Pontiac biasanya berlangsung selama 2 sampai 5 hari dan mungkin
juga termasuk demam, sakit kepala, dan nyeri otot, namun tidak ada pneumonia. Gejala pergi sendiri tanpa
pengobatan dan tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut. Demam Pontiac dan penyakit legiuner juga
dapat disebut "Legionellosis" (Lee-juh-ti-low-sis) secara terpisah atau bersama-sama.
e.

Penyakit Meningitis

1.

Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada
bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan
rongga hidung (sinus).

2.

Neisseria meningitidis (meningococcus).

Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah

Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang
kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3.

Haemophilus influenzae (haemophilus). Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang
juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas,
telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka
penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4.

Listeria monocytogenes (listeria). Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan
meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang
terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri
ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5.

Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan
Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:

Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

Diplococcus, jka berganda dua-dua

Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar

Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

Staphylococcus, jika bergerombol

Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:

Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:

Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)

Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara
morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat
terpisah dari koloninya.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

Atrik, tidak mempunyai flagel.

Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.

Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.

Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.

Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.


PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUZ

a. Penyakit Cacar (Herpes)


Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah
penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air
secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes
Genetalis dan Herpes Zoster. Herpes Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung
lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus serta
pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS),
Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada
bagian seluruh tubuh.

Herpes zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan
dari pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat
perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar
dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.
Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes).
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Namun pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses
penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi
melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut
akibat oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang mengalami
kontak (terserang) virus varicella-zoster.
Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan kemudian sembuh, sebenarnya virus
tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion
dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus
akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama
dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar
air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes
zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu.
Tanda dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes).
Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah
demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh,
munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes)
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan
tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi
sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit.

Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk
mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan
penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta
melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes.
Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar
pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan (blisters).
Pada kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir.
Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela
zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu
kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu,
untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang
didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun.
b. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)
Penyakit ini disebabkan oleh HIV (Human Immuno-deficiency Virus) yang
menyerang kekebalan tubuh. Virus ini menular melalui kontak cairan, antara lain aktivitas
hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas penderita HIV, dan wanita penderita HiV
yang sedang mengandung janin.
Hepatitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, non A, dan non B.
d. Influenza
Penyakit ini ditularkan oleh virus influenza melalui udara, menyerang saluran
c.

pernapasan, akibatnya penderita mengalami kesulitan bernapas.


e. Campak (Morbili)
Penyakit ini disebabkan oleh morbivirus. Virus menyerang bagian kulit, akibatnya
f.

pada kulit muncul bercak-bercak merah disertai rasa gatal.


Rabies

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan hewan yang sudah
terkena rabies, antara lain: anjing, kucing, dan kera. Virus kemudian menyerang sistem saraf
yang menyebabkan penderita mengalami gangguan saraf. Vaksin rabies ditemukan oleh
Louis Pasteur.
g. Kanker (tumor ganas)
Penyakit ini disebabkan oleh virus onkogen. Virus ini, menyebabkan sel pada tubuh
bagian tertentu mengalami pembeiahan tanpa terkendali, sehingga pada penderita stadium
lanjut bagian tubuh tertentu yang terkena kanker akan membentuk benjolan yang semakin
membesar.
h. Demam Ebola
Penyakit ini disebabkan oleh virus ebola yang meng-akibatkan pendarahan pada
seluruh tubuh. Gejala penyakit ini adalah demam tinggi, muntah-muntah, mencret, nyeri pada
dada, kepala, dan otot. Masa inkubasi penyakit 2-21 hari.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin adalah
bibit penyakit yang telah dilumpuhkan dan dikemas dalam cairan, kemudian disuntikkan.
Vaksin

akan

menstimulai

tubuh

membentuk

antibodi.

Serum adalah darah manusia yang mengandung antibodi penyakit. Misal penderita campak
akan diberi serum campak. Sehingga kekebalan pada penderita akan terbentuk dan
dinamakan kekebalan pasif.
i. Herpes
Adanya pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan
bila terinfeksi virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia
dapat tertular dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita
penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan
menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang,
orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes.
Penyakit ini disebabkan oleh herpesvirus. Gejalanya akan muncul bintik bernanah yang
membahayakan pada kulit, mata, mulut, dan alat kelamin.

PENYAKIT AKIBAT CACING


Selain akibat serangan bakteri atau virus sebagai penyebab umum penyakit ada juga
parasit cacing yang dapat menimbulkan penyakit. Ini lumrah terjadi di daerah tropis atau
negara berkembang. Parasit cacing akan mudah menimbulkan infeksi pada tubuh manusia
karena dicetuskan oleh berbagai faktor perilaku hygiene personal yang kurang bersih dan
sehat. Disamping itu juga akan dipermudah oleh karena kondisi sanitasi lingkungan
pemukiman penduduk yang buruk.
Tanpa disadari parasit cacing berupa telur atau larvanya bisa melekat pada sela jari
dan kuku tangan yang tidak bersih. Demikian juga dapat menempel pada bahan makanan
yang akan dikonsumsi sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Pada beberapa
keadaan lingkungan, larva cacing dapat menginfeksi lewat kontak langsung menembus kulit
sehingga dapat bermigrasi menuju organ vital seperti pembuluh darah, pembuluh limfe, hati,
paru-paru dan jantung.
Berikut ini ringkasan dari berbagai sumber beberapa jenis penyakit yang umum
terjadi akibat invasi (serangan) parasit cacing :

1.

Ascaris = Penyakit Cacing Gelang.


Parasit penyebabnya Ascaris lumbricoides yang dapat menimbulkan keluhan mual,

nafsu makan berkurang, diare, keluar cacing dewasa dari tinja atau muntahan.

2.

Anchilostomiasis = Penyakit Cacing Tambang.


Parasit penyebabnya Ancylostoma duodenale. Larvanya dapat menembus kulit dan

dapat menimbulkan keluhan gatal, letih, lesu, kekurangan darah (anemia).

3.

Enterobiasis = Penyakit Cacing Kremi.


Parasit penyebabnya Enterobius vermicularis. Parasit ini seringkali menimbulkan

keluhan gatal-gatal pada daerah sekitar lubang pantat (anus).

4.

Taeniasis = Penyakit Cacing Pita.


Parasit penyebabnya Taenia saginata (daging sapi) atau Taenia soleum (daging babi)

dapat menimbulkan keluhan mual, muntah, diare atau sembelit serta dapat pula keluar cacing
seperti lembaran pita ketika BAB.

5.

Trikuriasis = Penyakit Cacing Cambuk.


Parasit penyebabnya Trichuris trichiura yang dapat menimbulkan keluhan mual,

muntah, diare atau sembelit, nyeri perut dan penurunan berat badan.

6.

Filariasis = Penyakit Cacing Filaria.


Salah satu parasit penyebabnya Brugia malayi yang dapat menimbulkan keluhan

sumbatan pada pembuluh limfe, pembengkakan kaki sehingga disebut juga penyakit kaki
gajah (elephantiasis).
Prinsip penangananya semua jenis penyakit akibat serangan parasit cacing tersebut
pada dasarnya sama, yakni pemberian obat anti cacing (anthelmintika), misalnya:
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoate dengan dosis tunggal atau dosis rumatan
(maintenance) menurut usia dan berat badan dan sebaiknya dikonsultasikan pada ahli
kesehatan. Sedangkan yang paling penting adalah pencegahannya yaitu Melalui kesadaran
menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, denagn cara:

1.

Membiasakan mencuci tangan yang benar.

2.

Mengolah makanan dengan baik.

3.

Menjaga kebersihan lingkungan pemukiman.

Sumber :

1. Robert H. Gates (2003). Infectious disease secrets. Hanley & Belfus. ISBN 978-1-56053543-0.Page.194-195
2. Buku Kantong Biologi SMA, Oleh Nuri Handayani, S.Si
3. http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/kenali-infeksi-keputihan-patologis.html
4. http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/9-penyakit-akibat-virus.html
5. Frank J. Domino (2006). The 5-Minute Clinical Consult. Lippincott Williams & Wilkins.
ISBN 978-0-7817-6334-9.Page.160-161
6. Redhead SA, Cushion MT, Frenkel JK, Stringer JR (2006). "Pneumocystis and Trypanosoma
cruzi: nomenclature and typifications". J Eukaryot Microbiol 53 (1): 211. PMID 16441572.
7. Cushion MT . (1998). Chapter 34. Pneumocystis carinii. In: Collier, L., Balows, A. &
Sussman, M. (ed.), Topley and Wilson's Microbiology and Microbial Infections 9th ed. Arnold
and Oxford Press, New York.. pp. 645683.
8. Cushion MT (2004). "Pneumocystis: unraveling the cloak of obscurity". Trends Microbiol 12
(5): 243249.
9. Hatta M (Maret 2002). "Detection of IgM to Leptospira Agent with ELISA ang Leptodipstick
Method". Jurnal Kedokteran dan Kesehatan FK Universitas Tarumanegara
10. Bovet P (1999). "Factor Assosiated with Clinical Leptospirosis, A Population Based Control
Study in Seychelles". American Journal Tropical Medicine and Hygiene
Diposkan oleh Sudianto Aditya di 20.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Sudianto Aditya_Ijho
KAMIS, 26 JANUARI 2012

ARTIKEL MENGENAI PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR, BAKTERI,


VIRUS DAN CACING

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas
limpahan berkah, rahmat serta inayahnya-lah sehingga kita masih diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan TUGAS pengganti FINAL dari mata kuliah Agen
Penyakit Menular dengan judul Penyakit yang disebabkan oleh Jamur, Bakteri, Virus dan
Cacing yang diberikan oleh dosen pembimbing, kakanda Zhelfina Ummi Muslimah, S.pd,
M.kes.
Dalam penyusunan Tugas ini, penulis hanya mengambil referensi baik dari buku-buku
yang ada maupun dari internet. Oleh sebab itu, penulis sadar sepenuhnya akan kekurangankekurangan dalam penyusunannya sehingga penulis mengharapkan saran serta kritikan yang
sifatnya konstruktif demi perbaikan tugas selanjutnya.
Akhirnya tiada kata yang patut penulis ucapkan selain ucapan syukur dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Dosen pembimbing Kakanda Zhelfina Ummi Muslimah,
S.pd, M.kes atas kesediaannya memberikan kebijakan kepada penulis sebagai suatu upaya
agar mendapatkan nilai tambahan yang tiada lain untuk bisa memenuhi kriteria dalam
mengikuti KKN/KKP.

Makassar, 26 Januari 2012


Penulis

PENYAKIT AKIBAT JAMUR


a. Keputihan

Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi karena
infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa
sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat
pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih
vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi
virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual.
Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlahnya
banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau
busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.
Keputihan jenis ini harus diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala
adanya kanker leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya
dan diobati secara adekuat sejak dini.
b. Panu dan Kudis
Panu dan Kudis disebabkan oleh jamur mikroskopis. Jamur bertahan dengan hidup dari selsel kulit mati kita. Sebagian besar waktu, organisme ini tidak berbahaya. Tapi jamur bisa
menjadi masalah ketika mereka berkembang biak dengan cepat.
c. Penyakit histoplasmosis
Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur yang diberi
nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada kandang ayam dan
merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan tanah basah yang kaya bahan organik,
terutama kotoran dari burung dan kelelawar.
Suhu tubuh burung yang terlalu tinggi, menyebabkan burung tidak dapat terinfeksi
dengan histoplasmosis, namun burung dapat membawa H. capsulatum di bulu mereka. Selain
itu, kotoran burung dapat mendukung pertumbuhan jamur. Kelelawar memiliki suhu tubuh
lebih rendah dan dapat terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari
kelelawar atau dari orang lain.
d. Viginitas

Penyakit Vagina yang disebabbkan oleh jamur dan bakteri. Jenis bakteri penyebab penyakit
ini adalah bakteri Clhamydia dan Gonorrhea. Walaupun jenis bakteri ini kurang berbahaya,
namun bakteri ini dapat menetap menimbulkan penyakit.
e. Kutu Kelamin
Penyakit yang seperti kutu di rambut kepala yang berwarna kelabu dan kecoklatan. Memiliki
f.

ukuran tubuh sekitar satu per delapan inci yang tinggal diantara rambut-rambut kemaluan.
Kutu kelamin dibawah kulit Kelamin
Kutu ini lebih kecil disbanding kutu kelamin, dan kutu ini sangat berbahaya hingga akan
membuat saran dibawah kulit kelamin yang akan menyebabkan gatal-gatal dan akan
membuat luka disekitarnya.
Banyak sekali hal hal yang dapat menyebabkan keputihan patologis, tapi umumnya

disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi. Infeksi tersebut dapat berasal dari:
a. Jamur Candida atau Monilia
Keputihan akibat jamur ini akan berwarna putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa
gatal yang dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang.
Keputihan ini biasanya dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB,
dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat
jamur Candida ini karena tanpa sengaja tertelan cairan ibunya yang adalah penderita saat
persalinan.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan terutama lewat hubungan seks sehingga termasuk salah satu dalam Penyakit
Menular Seksual (PMS), namun selain hal itu juga dapat lewat perlengkapan mandi, atau
bibir kloset yang telah terkontaminasi. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna
kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit ini tidak menyebabkan
c.

gatal, tapi nyeri bila liang vagina ditekan.


Bakteri Gardnella
Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi vagina bakterial tanpa gejala gejala berarti
disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan, berair,
berbuih, dan berbau amis (fishy odor). Bau akan lebih menusuk setelah melakukan hubungan
seksual dan menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah

vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang disebabkan oleh
Candida albicans atau Trichomonas vaginalis.
d. Blastomikosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan dimorfik
Blastomyces dermatitidis. Cendawan B. dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang
mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian
tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari
miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun
terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran
darah. Gejala penyakit ini sangat bervariasi karena banyak sistem organ yang berperan dalam
penyebarannya. Namun, beberapa gejala yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang
berkaitan dengan manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang
seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari
(urogenital). Uji keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan
tubuh untuk mengkultur dan melihat histopatologinya, mengambil sampel dari sekresi
(pembuangan) sisa kotoran tubuh dan jaringan.
e. Kandidiasis
adalah infeksi spesies Candida, dengan Candida albicans sebagai penyebab yang paling
banyak ditemui.
f. Kriptokokosis adalah infeksi yang diterima oleh pernapasan pada tanah yang terkontaminasi
oleh fungi Cryptococcus neoformans. Kriptokokosis adalah infeksi oportunistik yang terjadi
untuk AIDS. Penyakit ini didistribusikan ke seluruh dunia. Jumlah kriptokokosis meningkat
selama 20 tahun terakhir untuk banyak alasan, termasuk meningkatnya insiden AIDS.
g. Panau atau Pitriyasis versikolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada
saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada
warna kulit penderita. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida Albicans. Panau
paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa
ditemukan pada penderita berumur yang lebih tua atau lebih muda. Penyakit ini biasanya

menyerang kulit di daerah yang menghasilkan banyak keringat. Biasanya panau terdapat pada
bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipatan paha, muka dan kepala. Panau
terutama ditemukan di daerah yang lembap dan dilindungi pakaian.
h. Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah bentuk pneumonia yang disebabkan oleh fungi
Pneumocystis jirovecii. Agen yang menyebabkan pneumonia ini dideskripsikan sebagai
protozoa dan disebut P. jiroveci.[1][2] Nama tersebut didiskusikan dan hasilnya, pneumonia
pneumosistis juga diketahui sebagai pneumonia pneumosistis jiroveci dan sebagai
pneumonia pneumosistis carinii, yang juga dijelaskan.
PENYAKIT AKIBAT BAKTERI
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan
dari hewan kemanusian atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama
Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield
fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah,
Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada
anak sapi, dan tifus anjing.
Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi
akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran.
Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis. Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala
klinis penyakit. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan
banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan
sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir
sehingga penularan antar manusia jarang terjadi.
a.

Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paruparu akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah

infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel
paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan
mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini
membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi
sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami
pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya
epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman
merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
b.

Penyakit Maag
Penyakit Maag adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung
yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Dalam kondisi normal asam diperlukan untuk
membantu pencernaan dalam mengolah makanan yang kita makan. Namun produksi asam di lambung
dapat lebih besar dari yang dibutuhkan bila pola hidup kita tidak teratur dan tidak sehat, misalnya :

makan tidak teratur atau terlalu cepat

makan makanan yang terlalu pedas dan berminyak

Merokok dan banyak minum kopi/alcohol serta stress yang berlebihan.

Selain akibat gangguan keasaman lambung ada peran organisme renik yaitu bakteri
Helicobacter pylori sebagai penyebab lain dari sakit maag. Bakteri ini mempunyai sifat luar
biasa. Jika bakteri lain mati pada suasana asam dalam lambung, Helicobacter pylori mampu
bertahan hidup bahkan berkembang biak. Kuman Helicobacter pylori dapat mengiritasi
dinding lambung, sehingga menimbulkan peradangan dan luka (ulkus). Akibat dinding
lambung mengalami perlukaan, penderita akan merasakan perih di bagian ulu hati.
c.

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat. Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary,
batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan
meningkat). Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia
adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
Etiologi
Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus
Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.

d.

Penyakit Legiuner atau yang juga dikenal dengan Demam Legiun adalah bentuk yang lebih parah dari
pneumonia atau peradangan paru-paru. Di Indonesia sendiri penyakit ini belum begitu populer, dan
pertama kali terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit ini,
berikut penjelasannya.
Wabah penyakit legiuner pertama kali terjadi pada 27 Juli 1976, ketika banyak orang menghadiri
konvensi dari Legiun Amerika di Hotel Bellevue-Stratford di Philadelphia. Legiuner disebabkan oleh jenis
bakteri yang dikenal dengan nama Legionella.
Bakteri Legionella ditemukan secara alami di lingkungan, biasanya dalam air. Bakteri tumbuh
terbaik di air hangat, seperti jenis yang ditemukan di kolam air panas, menara pendingin, tangki air panas,
sistem pipa besar, atau bagian dari sistem pendingin udara bangunan besar.
Apa saja gejala penyakit legiuner?
Penyakit legiuner dapat memiliki gejala seperti bentuk lain dari pneumonia, sehingga akan sulit
untuk mendiagnosis pada awalnya. Tanda-tanda penyakit ini dapat mencakup: demam tinggi, menggigil,

dan batuk. Beberapa orang mungkin juga menderita dari sakit otot dan sakit kepala. Gejala ini biasanya
mulai 2 sampai 14 hari setelah terkena bakteri. Infeksi ringan disebabkan oleh sejenis bakteri Legionella
disebut Pontiac Fever. Gejala Demam Pontiac biasanya berlangsung selama 2 sampai 5 hari dan mungkin
juga termasuk demam, sakit kepala, dan nyeri otot, namun tidak ada pneumonia. Gejala pergi sendiri tanpa
pengobatan dan tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut. Demam Pontiac dan penyakit legiuner juga
dapat disebut "Legionellosis" (Lee-juh-ti-low-sis) secara terpisah atau bersama-sama.
e.

Penyakit Meningitis

1.

Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada
bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan
rongga hidung (sinus).

2.

Neisseria meningitidis (meningococcus).

Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah

Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang
kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3.

Haemophilus influenzae (haemophilus). Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang
juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas,
telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka
penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4.

Listeria monocytogenes (listeria). Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan
meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang
terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri
ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5.

Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan
Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:

Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

Diplococcus, jka berganda dua-dua

Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar

Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

Staphylococcus, jika bergerombol

Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:

Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:

Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)

Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara
morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat
terpisah dari koloninya.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

Atrik, tidak mempunyai flagel.

Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.

Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.

Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.

Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.


PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUZ

a. Penyakit Cacar (Herpes)


Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan medis adalah
penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air
secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes
Genetalis dan Herpes Zoster. Herpes Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung
lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus serta
pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS),
Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada
bagian seluruh tubuh.
Herpes zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang merupakan lanjutan
dari pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat
perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar
dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.
Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes).
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Namun pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses
penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi
melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut

akibat oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang mengalami
kontak (terserang) virus varicella-zoster.
Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan kemudian sembuh, sebenarnya virus
tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion
dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus
akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama
dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar
air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes
zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu.
Tanda dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes).
Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah
demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh,
munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes)
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan
tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi
sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit.
Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk
mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan
penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta
melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes.
Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar
pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan (blisters).
Pada kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir.

Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela


zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu
kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu,
untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang
didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun.
b. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)
Penyakit ini disebabkan oleh HIV (Human Immuno-deficiency Virus) yang
menyerang kekebalan tubuh. Virus ini menular melalui kontak cairan, antara lain aktivitas
hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas penderita HIV, dan wanita penderita HiV
yang sedang mengandung janin.
Hepatitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, non A, dan non B.
d. Influenza
Penyakit ini ditularkan oleh virus influenza melalui udara, menyerang saluran
c.

pernapasan, akibatnya penderita mengalami kesulitan bernapas.


e. Campak (Morbili)
Penyakit ini disebabkan oleh morbivirus. Virus menyerang bagian kulit, akibatnya
f.

pada kulit muncul bercak-bercak merah disertai rasa gatal.


Rabies
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan hewan yang sudah
terkena rabies, antara lain: anjing, kucing, dan kera. Virus kemudian menyerang sistem saraf
yang menyebabkan penderita mengalami gangguan saraf. Vaksin rabies ditemukan oleh

Louis Pasteur.
g. Kanker (tumor ganas)
Penyakit ini disebabkan oleh virus onkogen. Virus ini, menyebabkan sel pada tubuh
bagian tertentu mengalami pembeiahan tanpa terkendali, sehingga pada penderita stadium
lanjut bagian tubuh tertentu yang terkena kanker akan membentuk benjolan yang semakin
membesar.
h. Demam Ebola

Penyakit ini disebabkan oleh virus ebola yang meng-akibatkan pendarahan pada
seluruh tubuh. Gejala penyakit ini adalah demam tinggi, muntah-muntah, mencret, nyeri pada
dada, kepala, dan otot. Masa inkubasi penyakit 2-21 hari.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin adalah
bibit penyakit yang telah dilumpuhkan dan dikemas dalam cairan, kemudian disuntikkan.
Vaksin

akan

menstimulai

tubuh

membentuk

antibodi.

Serum adalah darah manusia yang mengandung antibodi penyakit. Misal penderita campak
akan diberi serum campak. Sehingga kekebalan pada penderita akan terbentuk dan
dinamakan kekebalan pasif.
i. Herpes
Adanya pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan
bila terinfeksi virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia
dapat tertular dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita
penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan
menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang,
orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes.
Penyakit ini disebabkan oleh herpesvirus. Gejalanya akan muncul bintik bernanah yang
membahayakan pada kulit, mata, mulut, dan alat kelamin.
PENYAKIT AKIBAT CACING
Selain akibat serangan bakteri atau virus sebagai penyebab umum penyakit ada juga
parasit cacing yang dapat menimbulkan penyakit. Ini lumrah terjadi di daerah tropis atau
negara berkembang. Parasit cacing akan mudah menimbulkan infeksi pada tubuh manusia
karena dicetuskan oleh berbagai faktor perilaku hygiene personal yang kurang bersih dan
sehat. Disamping itu juga akan dipermudah oleh karena kondisi sanitasi lingkungan
pemukiman penduduk yang buruk.
Tanpa disadari parasit cacing berupa telur atau larvanya bisa melekat pada sela jari
dan kuku tangan yang tidak bersih. Demikian juga dapat menempel pada bahan makanan
yang akan dikonsumsi sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Pada beberapa

keadaan lingkungan, larva cacing dapat menginfeksi lewat kontak langsung menembus kulit
sehingga dapat bermigrasi menuju organ vital seperti pembuluh darah, pembuluh limfe, hati,
paru-paru dan jantung.
Berikut ini ringkasan dari berbagai sumber beberapa jenis penyakit yang umum
terjadi akibat invasi (serangan) parasit cacing :

1.

Ascaris = Penyakit Cacing Gelang.


Parasit penyebabnya Ascaris lumbricoides yang dapat menimbulkan keluhan mual,

nafsu makan berkurang, diare, keluar cacing dewasa dari tinja atau muntahan.

2.

Anchilostomiasis = Penyakit Cacing Tambang.


Parasit penyebabnya Ancylostoma duodenale. Larvanya dapat menembus kulit dan

dapat menimbulkan keluhan gatal, letih, lesu, kekurangan darah (anemia).

3.

Enterobiasis = Penyakit Cacing Kremi.


Parasit penyebabnya Enterobius vermicularis. Parasit ini seringkali menimbulkan

keluhan gatal-gatal pada daerah sekitar lubang pantat (anus).

4.

Taeniasis = Penyakit Cacing Pita.


Parasit penyebabnya Taenia saginata (daging sapi) atau Taenia soleum (daging babi)

dapat menimbulkan keluhan mual, muntah, diare atau sembelit serta dapat pula keluar cacing
seperti lembaran pita ketika BAB.

5.

Trikuriasis = Penyakit Cacing Cambuk.


Parasit penyebabnya Trichuris trichiura yang dapat menimbulkan keluhan mual,

muntah, diare atau sembelit, nyeri perut dan penurunan berat badan.

6.

Filariasis = Penyakit Cacing Filaria.


Salah satu parasit penyebabnya Brugia malayi yang dapat menimbulkan keluhan

sumbatan pada pembuluh limfe, pembengkakan kaki sehingga disebut juga penyakit kaki
gajah (elephantiasis).
Prinsip penangananya semua jenis penyakit akibat serangan parasit cacing tersebut
pada dasarnya sama, yakni pemberian obat anti cacing (anthelmintika), misalnya:
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoate dengan dosis tunggal atau dosis rumatan
(maintenance) menurut usia dan berat badan dan sebaiknya dikonsultasikan pada ahli
kesehatan. Sedangkan yang paling penting adalah pencegahannya yaitu Melalui kesadaran
menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, denagn cara:

1.

Membiasakan mencuci tangan yang benar.

2.

Mengolah makanan dengan baik.

3.

Menjaga kebersihan lingkungan pemukiman.

Sumber :

1. Robert H. Gates (2003). Infectious disease secrets. Hanley & Belfus. ISBN 978-1-56053543-0.Page.194-195
2. Buku Kantong Biologi SMA, Oleh Nuri Handayani, S.Si
3. http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/kenali-infeksi-keputihan-patologis.html
4. http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/9-penyakit-akibat-virus.html
5. Frank J. Domino (2006). The 5-Minute Clinical Consult. Lippincott Williams & Wilkins.
ISBN 978-0-7817-6334-9.Page.160-161

6. Redhead SA, Cushion MT, Frenkel JK, Stringer JR (2006). "Pneumocystis and Trypanosoma
cruzi: nomenclature and typifications". J Eukaryot Microbiol 53 (1): 211. PMID 16441572.
7. Cushion MT . (1998). Chapter 34. Pneumocystis carinii. In: Collier, L., Balows, A. &
Sussman, M. (ed.), Topley and Wilson's Microbiology and Microbial Infections 9th ed. Arnold
and Oxford Press, New York.. pp. 645683.
8. Cushion MT (2004). "Pneumocystis: unraveling the cloak of obscurity". Trends Microbiol 12
(5): 243249.
9. Hatta M (Maret 2002). "Detection of IgM to Leptospira Agent with ELISA ang Leptodipstick
Method". Jurnal Kedokteran dan Kesehatan FK Universitas Tarumanegara
10. Bovet P (1999). "Factor Assosiated with Clinical Leptospirosis, A Population Based Control
Study in Seychelles". American Journal Tropical Medicine and Hygiene
Diposkan oleh Sudianto Aditya di 20.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai