Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di seluruh dunia, sekita 2 miliar orang bermasalah dengan akses air minum. Lebih dari
setengah populasi dunia tidak memiliki akses sanitasi aman.Tiga miliar orang tidak memiliki
akses ke fasilitas cuci tangan pakai sabun. Namun, 673 juta orang masih melakukan buang air
besar sembarangan. (Organization, 2019).

Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi kehidupan manusia, karena air di perlukan
untuk berbagai macam kegiatan seperti kegiatan sehari hari, pertanian, industri, perikanan, dan
rekreasi, dan air merupakan komponen penting kedua setelah oksigen. Dan dehidrasi akan lebih
cepat menyebabkan kematian.

Berdasarkan rantai penularannya penyakit infeksi terkait air di bagi menjadi 5 kategori
yaitu water borne,water based,water related,water washed, dan water dispersed.Water borne
disease adalah penyakit yang ditularkan melalui air,penyakit ini dapat ditularkan melalui air
minum, air yang diminum mengandung kuman penyakit atau bahan kimia yang beracun.Water
based disease adalah penyakit yang di tularkan melalui air sebagai perantara/ host.Water related
disease seperti malaria, adalah penyakit yang ditularkan oleh serangga yang hidup di air atau
dekat air.Water washed disease biasannya diakibatkan oleh sanitasi dan kebersihan yang
kurang.selain itu terdapat water dispersed yang diakibatkan oleh agen infeksi yang hidup di air
dan masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernafasan. (Atika, 2016).

Air sangat penting untuk kehidupan, tetapi banyak orang tidak memiliki akses air minum
yang bersih dan aman dan banyak yang meninggal karena infeksi bakteri yang ditularkan melalui
air. Penyakit yang ditularkan melalui air disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang
ditularkan secara langsung ketika air minum yang dikonsumsi terkontaminasi. Penyakit yang
ditularkan melalui air dapat disebabkan oleh protozoa, virus, atau bakteri, banyak di antaranya
adalah parasit usus. Secara umum, risiko mikroba terbesar terkait dengan konsumsi air yang
terkontaminasi dengan kotoran manusia atau hewan. Pembuangan air limbah di sungai maupun
perairan laut merupakan sumber utama mikroorganisme tinja yang patogen.
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari Water Based Disease?


2. Apa jenis-jenis penyakit dari Water Based Disease?
3. Bagaimana Penanggulangannya?

1.3. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah menganalisi definisi dari Water Based Disease
serta jenis-jenis penyakit dan penanggulangannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Water Based Disease

Water Based Disease adalah Penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian
besar siklus hidupnya di air seperti Schistosomiasis. Larva Schistosoma hidup di dalam keong-
keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi Cercaria dan menembus
kulit (kaki) manusia yang berada di dalam air tersebut.

Infeksi yang ditularkan melalui hewan-hewan air yang tidak bertulang belakang. (Water
Based Diseases). Peranan hewan air yang tidak bertulang belakang seperti siput sebagai
perantara perkembangan hidup mikroba. Semula dari telur atau larva yang kemudian hidup dalm
siput dan menjadi matang dan tersebar di perairan dan akan menjdi infektif terhadap manusia,
contoh dari water based diseases adalah schtstosomtasis.

Beberapa penyakit dapat ditularkan dengan melalui air, dalam hal ini air berfungsi
sebagai media penularan penyakit maka untuk mengurangi timbulnya penyakit/menurunkan
angka kematian tersebut salah satu usahanya adalah pengunaan air minum yang memenuhi
persyaran kualitas dan kuantitas.

Proses penularan penyakit melalui air melalui dua cara, yaitu langsung diminum dan
digunakan untuk pengolahan makanan. Pada kasus yang kedua, beberapa jenis bibit penyakit
tidak mati walaupun telah dimasak.

2.1. Jenis-jenis Penyakit

1. Diare

Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja yang melembek dan mencair serta bertambahnya frekuensi buang air besar
lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari) atau diare adalah buang-buang air besar lebih
dari 3 kali sehari yang kadang-kadang desertai darah dan lender, muntah, panas dan badan lemah
lesu. Sedangkan pengertian diare menurut (Sunoto) adalah buang air besar tidak normal dengan
frekuensi lebih dari biasanya dari bentuk tinjanya lumer atau encer.
Secara klinis penyebab penyakit diare dikelompokkan dalam golongan 6 (enam) besar,
tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi
dan keracunan, pengelompokan enam golongan besar tersebut adalah sebagai berikut (Depkes
RI, 2002) :

1. Karena Infeksi yang disebabkan oleh:

 Bakteri, misal Vibrio cholerae, Shigella, Salmonella, E. coli, Bacillus cereus,


Aeromonas, Clostridium perfringens, dan Campylobacter Jejuni.
 Virus, seperti Rotavirus, Adenovirus, Norwalk+Norwalk like agent.
 Parasit, seperti Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Balantidium
coli, Cryptosporodium), cacing perut (Ascaris, Trichuris), jamur (Candida).

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral, kontak dari orang ke orang,
atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Infeksi ini menyebar antara lain melalui makanan
atau minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita dan ini biasanya
terjadi pada daerah dengan sanitasi dan hygiene perorangan yang buruk (Depkes dan Kessos RI,
2002).

Beberapa perilaku dan keadaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare atau
memperberat penyakit diare, antara lain (Depkes RI, 2002) :

1. Menggunakan air minum yang tercemar oleh kuman penyebab diare. Pencemaran air
dapat terjadi pada sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di
rumah dapat terjadi apabila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan
yang sedah tercemar menyentuh air saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
2. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Banyak orang
beranggapan bahwa tinja bayi atau balita tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya
mengandung bakteri atau virus dalam jumlah besar.
3. Tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar, atau sesudah
membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.
Penyebaran penyakit diare pada masyarakat dapat dikendalikan atau dapat dicegah agar tidak
terjadi wabah, yaitu dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengolah makanan dan setelah buang
air besar.
2. Merebus air minum hingga mendidih
3. Membiasakan buang air besar di WC/ kakus/ jamban.
4. Menutup makanan rapat-rapat agar terhindar dari lalat.
5. Memberi air susu ibu pada bayi hingga usia 2 tahun.
6. Peningkatan hygiene perorangan dan kesehatan lingkungan, seperti: penggunaan
jamban yang memenuhi syarat kesehatan dan kebiasaan cuci tangan baik sebelum
makan maupun sesudah makan.
7. Penyuluhan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Demena, M., Workie, A., Tadesse, E., Mohammed, S., & Gebru, T. (t.t.). Water Borne Disease For the
Ethiopian Health Center Team.

World Health Organization. Regional Office for Europe., Funari, E., Herbst, S., Kistemann, T., & Rechenburg, A.
(2011). Technical guidance on water-related disease surveillance. World Health Organization, Regional
Office for Europe.

Anda mungkin juga menyukai