Anda di halaman 1dari 10

TUGAS I.

EPIDEMIOLOGI INTERMEDIATE

Nama : Monika Anggraini Sapitri


NIM : 23210020

PENDAHULUAN
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT DISENTRI

Sejarah Penyakit

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang berarti
radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah. Secara umum
terdapat 4 spesies Shigella yang menyebabkan disentri basiler, meliputi Shigella dysenteriae,
Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella sonnei.

Secara umum gejala yang terjadi pada disentri basiler adalah diare, adanya lendir dan darah
dalam feses, nyeri perut dan tenesmus. Adanya darah dan lendir dalam feses disebabkan karena
invasi bakteri Shigella sp. pada dinding usus sehingga menyebabkan kerusakan pada dinding
usus. Selain itu penyakit ini dikarakterisasi dengan meningkatnya frekuensi buang air besar,
sedikitnya volume feses, feses lembek, terdapatnya darah dan lendir dalam feses, demam, serta
rasa nyeri.

Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitu disentri


amuba dan disentri basiler. Penyebab yang paling umum yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba
histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang
menjadi penyebab disentri basiler.

Disentri atau dysentery adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare disertai
lendir atau darah karena peradangan atau infeksi pada usus. Berdasarkan penyebabnya, disentri
terbagi menjadi dua jenis yaitu disentri basiler (disebabkan oleh bakteri Shigella, Salmonella, E.
coli) dan disentri amoeba (disebabkan oleh Entamoeba histolytica, B. coli).

Disentri basiler terjadi di seluruh dunia dan bertanggung jawab terhadap lebih dari 600.000
kematian setiap tahun, dengan 2/3 kasus kematian muncul pada anak-anak usia dibawah 10
tahun. Penularan penyakit ini umumnya disebabkan karena person-to-person infection. Selain itu
dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri Shigella sp.,
menggunakan air yang tercemar, dan kurangnya higienitas (Shigellosis Investigation Guidelines,
2012). Terkait dengan higienitas, disentri basiler terutama terdapat pada negara berkembang
dengan kebersihan lingkungan yang kurang dan penghuni padat. Disentri basiler mudah
menyebar pada kondisi lingkungan yang jelek. Di Amerika, penyebab disentri basiler paling
banyak adalah Shigella sonnei yang mencapai 75,2% dan kejadian terendah disebabkan oleh
Shigella dysentriae yaitu sebesar 0,3% dari jumlah keseluruhan kasus disentri basiler. Selain itu,
pada tahun 2012 juga dilaporkan bahwa umur rata- rata terjangkit disentri basiler akibat Shigella
sonnei adalah umur 7 tahun dan angka tersebut relatif sama dari tahun ke tahun. Di Indonesia,
dari hasil penelitian yang dilakukan di berbagai rumah sakit dari tahun 1998 sampai dengan
1999, terdapat 3848 penderita diare berat dan 5% disebabkan oleh bakteri Shigella sp. Selain itu
juga dilaporkan bahwa 29% kematian anak-anak usia 1 hingga 4 tahun yang disebabkan diare
adalah akibat disentri basiler.

Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam,
dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus
halus. Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB
berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair
tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada
orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4
minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat
terjadi.

Setelah timbul gejala,sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum
dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan
darah. Tiap gerakan usus disertai dengan “mengedan” dan tenesmus (spasmus rektum), yang
menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5
hari pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan
air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian. Kebanyakan
orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi
beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami
serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk
antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap
reinfeksi.

Disentri basiler atau Shigellosis disebabkan oleh bakteri genus Shigella. Bakteri ini
termasuk dalam famili Enterobacteriaceae dan merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk
batang (basil). Selain itu bakteri ini bersifat anaerob fakultatif, yang berarti dapat hidup tanpa
atau dengan adanya oksigen.

Karakteristik Host

Manusia merupakan surnber penularan dan hospes alami dari penyakit ini, yang cara
penularannya adalah secara oro- faecal (penularannya melalui makanan yang masuk lewat mulut dan
keluarnya kuman ataupun bakteri berbarengan dengan feses). Shigella sp. ditularkan melalui
jalur fecal-oral dan masuk dalam tubuh secara per oral melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. Bakteri ini akan menjadi penyakit apabila jumlahnya 10 hingga 100 bakteri.
Bakteri ini juga cukup tahan terhadap suasana asam pada lambung sehingga dapat masuk ke
dalam usus. Di dalam usus, bakteri berkembang biak dan menyebar dalam lapisan sub mukosa.
Bakteri ini dapat berpenetrasi ke mukosa karena bakteri ini secara genetik memiliki “invasion
plasmids” sehingga menyebabkan kematian sel usus, ulserasi fokal, pengelupasan sel-sel
mukosa, lendir disertai darah dalam lumen usus, dan adanya akumulasi sel-sel inflamasi pada
lapisan sub mukosa. Selain itu diketahui bahwa Shigella flexneri dan Shigella sonnei
menghasilkan shiga toxin. Diduga racun ini berperan dalam merusak sel-sel endotel dari propria
lamina sehingga terjadi perubahan mikroangiopati.

Karakteristik Agen

Disentri basiler disebabkan oleh Shigella sp. Shigella adalah binatang tidak bergerak,gram
negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan laktosa
tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapitidak menghasilkan gas.
Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigelladysentriae, Shigella boydii dan
Shigella sonnei.

Karakteristik Lingkungan

Disentri basiler ini umumnya terjadi di tempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit
jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi
makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat. Namun
faktor utama dari disentribasiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air
besar. Disentri dapat dialami oleh berbagai kalangan usia, namun lebih sering menyerang anak-
anak. Penyakit ini paling banyak ditemukan di negara berkembang, negara tropis, dan subtropic.

Pencegahan

Penyebab disentri yang paling umum dan sering dijumpai di masyarakat adalah tidak
mencuci tangan, setelah menggunakan toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan.
Cukup simple memang untuk penyebab disentri sebagai kasus klasik, tapi itulah kenyataan yang
sering terjadi. Secara garis besar penyebab penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan
kebersihan lingkungan sekitar kita dan kebiasaan hidup bersih, Adapun pencegahan yang dapat
dilakukan.
a. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teraturdan teliti.
b. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
c. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan.
d. Memasak makanan sampai matang.
e. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
f. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
g. Mengendalikan vektor dan binatang pengerat

Disentri dapat dicegah dengan melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran
organisme dari satu individu ke individu lainnya dalam satu komunitas. Upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan mengedukasi pasien untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, memastikan kebersihan air yang akan dikonsumsi, menjaga kebersihan lingkungan,
memasak makanan hingga matang dan memastikan kebersihannya, dan menutup makanan agar
tidak dihinggapi lalat. Para ibu perlu diedukasi untuk memberikan air susu ibu pada bayi baru
lahir hingga berusia minimal 6 bulan, karena didalam air susu ibu terdapat zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh pada anak. Masyarakat juga perlu diedukasi untuk segera
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami diare berdarah.

Pada anak anak yang menggunakan popok dan sedang mengalami diare, popok bekas pakai
harus dibuang pada tempat sampah khusus dan tidak dibuang sembarangan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah penularan disentri. Selain itu wadah tempat minum air dibuat jauh dari
jangkauan anak anak, untuk menghindari anak anak memasukkan tangan ke dalam air minum.
Pembangunan fasilitas toilet dan air bersih pada daerah terpencil diperlukan untuk mencegah
masyarakat buang air besar di sungai. Hal ini mengingat kebiasaan mandi, mencuci dan buang
air besar di sungai mempermudah penyebaran penyakit disentri secara fekal oral.

Vaksinasi disentri merupakan salah satu upaya pencegahan serta pengendalian penyakit
disentri yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO). Hingga saat ini vaksin
nya masih terus dikembangkan dan sedang diujikan baik secara uji klinis maupun uji praklinis.
Beberapa vaksin yang merupakan sedang diuji klinis dan praklinis untuk disentri khususnya
akibat Shigella meliputi.

Pengobatan

Terapi pada kasus ringan umumnya merupakan terapi suportif, yaitu dengan rehidrasi. Hal
tersebut dilakukan karena kejadian fatal terbesar kasus disentri basiler disebabkan karena
penderita mengalami dehidrasi akibat diare. Untuk kasus yang parah atau pasien dengan respon
imun yang rendah biasanya diperlukan antibiotik untuk menurunkan durasi penyakit. Antibiotik
yang biasa digunakan untuk penanganan disentri basiler meliputi siprofloksasin, azitromisin, dan
ceftriaxon. Untuk penanganan dehidrasi yang biasa digunakan adalah dengan pemberian terapi
cairan secara oral atau intravena sesuai derajat dehidrasi. Obat-obatan anti-diare seperti
loperamid kontraindikasi pada kasus disentri basiler karena dapat memperlama penyakit karena
bakteri akan semakin lama kontak dengan sel epitel usus sehingga kerusakan sel epitel akan
semakin luas. Penggunaan antibiotik dapat menurunkan gejala, namun tidak dianjurkan pada
pasien dewasa dengan kasus ringan. Beberapa Shigella banyak yang dilaporkan resisten terhadap
ampisilin, cotrimoksazole, dan tetrasiklin.
Tabel 1. Terapi Lini Pertama Disentri Basiler

Nama obat Dosis Dewasa Dosis Anak Durasi Efek samping

500 mg 15 mg/kg berat badan,


Ciprofloxacin per diberikan 2x/hari dengan Mual Muntah Nyeri
3 hari
Oral dosis maksimal 1 gram perut Diare Gatal
perhari

50-100 mg/kg berat badan,


Ceftriaxone 1 hingga 2 gram diberikan sehari sekali Sakit kepala Mual
3 hari
Intramuscular Sekali perhari dengan dosis maksimal 1 Muntah Gatal
gram perhari

Ciprofloxacin diberikan secara peroral apabila kondisi pasien memungkinkan. Pada


kondisi berat yang tidak memungkinkan untuk diberikan ciprofloxacin peroral, maka
pemberian ceftriaxone secara intramuscular menjadi terapi pilihan.

Apabila terdapat resistensi, kontraindikasi, dan tidak ada perbaikan kondisi selama lebih
dari 48 jam pada pengobatan lini pertama, selanjutnya pasien diberikan terapi lini kedua yang
terdiri atas azithromycin dan cefixime.

Tabel 2. Terapi Lini Kedua Disentri Basiler

Nama obat Dosis Dewasa Dosis Anak Durasi Efek samping

12 mg/kg Berat badan


500 mg diberikan pada diberikan pada hari
Azithromycin hari pertama, selanjutnya pertama, selanjutnya Konstipasi Mual
5 hari
Per Oral pada hari ke 2 hingga hari pada hari ke 2 hingga Muntah Tinnitus
ke 5 diberikan 250 mg ke 5 diberikan 6
mg/kg Berat badan

Cefixime 400 mg diberikan sehari 8 mg/kg Berat Badan 5 hari Nausea Sakit
per Oral sekali diberikan sehari sekali kepala Pusing
dengan pemberian
maksimal 400 mg Gatal
perhari.

20 mg/kg Berat
Pivmecillinam 100 mg diberikan 4 kali Diare
Badan diberikan 4 5 hari
Per Oral sehari Sakit kepala
hari sekali

Terapi Suportif

Pada disentri terjadi diare yang menyebabkan kehilangan cairan dan nutrisi. Oleh karena
itu diperlukan pemberian nutrisi dan rehidrasi. Untuk pemberian nutrisi dapat diberikan
suplemen makanan seperti zinc. Zinc merupakan nutrisi yang memiliki peran dalam tatalaksana
diare karena membantu proses transpor ion, menstimulasi tumbuh kembang enterosit,
menurunkan permeabilitas usus dan regulasi stres oksidatif, serta peradangan yang terjadi di
saluran pencernaan. Dosis pemberiannya pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun adalah 20 mg
yang diberikan sekali sehari selama 10 hingga 14 hari. Sedangkan untuk anak usia kurang dari 6
bulan diberikan dosis zinc sebesar 10 mg.

Tindakan Pembedahan

Tindakan pembedahan diperlukan pada keadaan nyeri abdomen akut yang diikuti oleh
adanya tanda seperti kolitis amebiasis dengan perforasi, perdarahan berat pada saluran
pencernaan, toksik megacolon, kecurigaan adanya abses hepar, terapi metronidazole tidak
berhasil setelah 4 hari pemberian, emphysema setelah adanya ruptur pada amebiasis hepar, abses
hepar yang masif dan berisiko terjadinya ruptur di perikardium, dan pasien dengan kondisi sakit
berat akibat infeksi bakteri luas pada abses hepar.

Terapi Adjuvant

Paracetamol per oral dapat diberikan pada disentri yang mengalami nyeri ataupun demam.
Sedangkan pemberian obat anti motilitas seperti loperamide, paregoric, atau diphenoxylate tidak
direkomendasikan karena akan memperburuk infeksi yang terjadi.
I. PREPATOGENESA

A. Promosi Kesehatan

Disentri dapat dicegah dengan melakukan berbagai upaya untuk mencegah


penyebaran organisme dari satu individu ke individu lainnya dalam satu komunitas.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengedukasi pasien untuk mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir, memastikan kebersihan air yang akan
dikonsumsi, menjaga kebersihan lingkungan, memasak makanan hingga matang dan
memastikan kebersihannya, dan menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat. Para ibu
perlu diedukasi untuk memberikan air susu ibu pada bayi baru lahir hingga berusia
minimal 6 bulan, karena didalam air susu ibu terdapat zat yang dapat meningkatkan
kekebalan tubuh pada anak. Masyarakat juga perlu diedukasi untuk segera
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami diare berdarah.

B. Perlindungan Khusus

Patofisiologi penularan Disentri diperantarai oleh lalat yang menghinggapi


makanan dan minuman yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Selain secara fekal
oral, Shigella dysenteriae juga dapat menular melalui hubungan seksual seperti pada
kasus homoseksual. Manusia merupakan reservoir natural satu satunya bakteri Shigella
dysenteriae. Patogenesis dimulai dari masuknya bakteri Shigella dysenteriae ke dalam
usus halus dan diikuti dengan proses memperbanyak diri. Kemudian bakteri ini akan
masuk ke dalam usus besar dan melakukan invasi pada mukosa usus besar untuk
selanjutnya akan menghasilkan enterotoksin

Adapun perlindungan khusus pada anak anak yang menggunakan popok dan sedang
mengalami diare, popok bekas pakai harus dibuang pada tempat sampah khusus dan
tidak dibuang sembarangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan disentri. Selain
itu wadah tempat minum air dibuat jauh dari jangkauan anak anak, untuk menghindari
anak anak memasukkan tangan ke dalam air minum.

Pembangunan fasilitas toilet dan air bersih pada daerah terpencil diperlukan untuk
mencegah masyarakat buang air besar di sungai. Hal ini mengingat kebiasaan mandi,
mencuci dan buang air besar di sungai mempermudah penyebaran penyakit disentri
secara fekal oral.
II. PATOGENESA

A. TAHAP INKUBASI

Masa inkubasi penyakit ini sekitar 1-3 hari. Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh
penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa
inkubasi yang berbeda. Masa inkubasi adalah tenggang waktu antara masuknya bibit
penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala
penyakit.

B. TAHAP DINI

Setelah masa inkubasi secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinjaencer. Tinja
yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Shigellosis timbul dengan
gejala adanya nyeri abdomen, demam, BABberdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri
dari demam, nyeri abdomen, dandiare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3
– 5 hari kemudian.Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus
yang lebihparah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai
kolitisulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.

C. TAHAP LANJUT

Setelah timbul gejala, sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksimeliputi ileum
dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapisering mengandung lendir
dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan “mengedan”an tenesmus (spasmus rektum),
yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan
dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang
tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan
kematian.Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu
yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan
dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan
orang membentuk antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak
melindungi terhadap reinfeksi.

Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertangani serta tidak
memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk
pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas.
Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
III. PASCA PATOGENASA

Demam dan diare dapat sembuh secara spontan dalam 4-7 hari. Namun, pada anak-anak
dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis,dan
bahkan kematian. Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kumandisentri
untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa uman usus
menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Padapenyembuhan infeksi,
kebanyakan orang membentuk antibodi terhadap Shigelladalamdarahnya, tetapi antibodi ini
tidak melindungi terhadap reinfeksi.

Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :


a) Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan
sebelumnya/bebeas dari penyakit)
b) Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak
tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu
saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini
tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang
lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir)
c) Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit
tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini
penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.
PENUTUP

Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai
dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir,
nanah, dan darah.

1. Berdasarkan penyebabnya disentri basiler. disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri
Shigella.
2. Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi
kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat
yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di
setiap tempat yang dihinggapi.
3. Pencagahan yang harus dilakukan :
· Dengan mencegah kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat,
pemakaian tablet yang mengeluarkan yodium di dalam air minum (klor dalam bentuk halazon
tak efektif) merupakan cara yang berguna.
· Perbaikan sanitasi umum
4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
5. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.

Anda mungkin juga menyukai