Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Berkat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
tentang Water Borne Disease.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kelas yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi kriteria penilaian tugas
kuliah Penyehatan Air - A. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membantu
pembaca serta pelajar-pelajar sebagai tolak ukur bagaimana kita dapat mengetahui
tentang dampak dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan air yang ada di
lingkungan sekitar kita.
Mungkin Makalah ini masih jauh menuju kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritikan dari pembaca kami harapkan, guna memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini dikemudian hari.

Bandar Lampung, 23 Januari 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang ...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5

BAB III PENUTUP……………….......................................................................14


A. Simpulan.....................................................................................................14
B. Saran ...........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air sangat erat hubungannya dengan tubuh manusia, bahkan
merupakan kandungan sebagian bagian dari tubuh manusia. 50-70 % berat
badan manusia terdiri dari air Pentingnya air bagi tubuh manusia terlihat 80%
darah, 25% tulang, 75% saraf, 80% ginjal, dan 70% ginjal terdiri dari air.
Kehilangan air 15% dari berat badan manusia akan menyebabkan kematian.
Orang dewasa perlu minum 1,5 sampai 2 liter air per hari.
Air juga merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup. Air selalu
digunakan dalam kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan seperti mandi,
mencuci, memasak, buang air besar dan berbagai aktivitas hidup lainnya. Air
yang seharusnya digunakan adalah air yang sehat, yang tidak tercemar dan
memenuhi persyaratan fisika, kimia dan biologis. Ciri air sehat antara lain
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, berada di suhu dan
temperatur normal, pH dan kesadahan dalam batas normal, serta tidak
mengandung zat padatan, zat kimia, zat organik maupun mikroorganisme.
Namun air yang disediakan untuk keperluan sehari-hari ini, termasuk
untuk keperluan minum, juga dapat memberikan dampak yang merugikan bagi
manusia beserta lingkungannya. Tentunya jika air yang diberikan tidak
memenuhi syarat kualitas sanitasi dan higiene yang dibutuhkan.
Ketidakcukupan kualitas, kuantitas, dan aksesibilitas, dapat membuka peluang
munculnya penyakit melalui air yang disebut Waterborne Disease.
Waterborne disease adalah penyakit-penyakit yang ditularkan lewat air.
Biasanya disebabkan oleh konsumsi air yang terkontaminasi baik oleh
mikroorganisme pathogen maupun dengan bahan kimia beracun. Infeksi sering
terjadi ketika mandi, mencuci dan minum. Berbagai macam waterborne
disease, salah satunya diare yang merupakan contoh yang menonjol dan
menyerang banyak anak-anak di negeri miskin. Menurut WHO (World Health
Organization), penyakit ini diperkirakan menyarang 4,1% dari penyakit global
dan menyebabkan kira-kira 1,8 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya.

4
WHO memperkirakan bahwa 88% dari penyakit ini diakibatkan karena suplai
air yang tidak aman, serta sanitasi dan hygiene yang buruk.
Cara penularannya bisa bermacam-macam, seperti minum air yang
terkontaminasi tanpa disaring atau dimasak dahulu, memasak dengan
menggunakan air yang terkontaminasi, paparan mikroorganisme yang hidup di
air ketika melakukan kegiatan MCK, dsb. Frekuensi terbanyak penyakit ini
ditularkan melalui air tawar. Penyakit yang ditularkan antara lain kolera,
disentri, tifoid, hepatitis infeksiosa, giardiasis, gastroenteritis dan masih
banyak lagi. Namun, dalam tugas ini, hanya akan di bahas tentang water borne
disease dan 4 penyakit terseringnya, yaitu kolera, disentri, demam tifoid, dan
hepatitis.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu Water Borne Disease?
2. Apa saja penyakit yang tergolong Water Borne Disease?

C. Tujuan
Adapun tujuan umum dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengetahui penyakit apa saja yang tergolong water borne desease di Indonesia
serta merumuskan suatu teknik kesiap-siagaan masyarakat terhadap
kecenderungan dampak dari penyakit tersebut. Kemudian tujuan khusus
pembuatan makalah yakni sebagai bahan dan proses penambahan wawasan dan
ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai water borne disease.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Water Borne Disease


Water Borne Disease adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui
air, dimana air tersebut mengandung kuman patogen dan terminum oleh
manusia maka dapat menimbulkan penyakit. Kontaminasi pada manusia dapat
melalui kegiatan minum, mandi, mencuci, proses menyiapkan makanan,
ataupun memakan makanan yang telah terkontaminasi saat proses penyiapan
makanan. Tidak hanya melalui air minum dan makanan, water-borne
disease juga dapat terjadi akibat kontaminasi di kolam renang. Kondisi
higienitas air kolam yang buruk juga dapat menyebabkan infeksi telinga dan
kulit bagi korban (Paraso, 2015).

B. Jenis Water Borne Disease Berdasarkan Cara Penularan


1. True Water Born Disease, merupakan penyakit yang disebarkan
melalui sumber-sumber air yang mengandung mikroba atau
mikroorganisme patogen. Contohnya adalah diare, kolera, disentri,
typus, dan parathypus. Penyakit ini berkaitan dengan kebersihan umum
dan perorangan.
2. Water Related Vector Borne Disease, merupakan penyakit yang
disebarkan oleh vektor yang hidup di air yang terkontaminasi.
Contohnya demam berdarah dan malaria
3. Water based borne disease, merupakan penyakit yang disebarkan oleh
organisme yang sebagian siklus hidupnya dalam tubuh vektor yang
bersarang sementara di air yang terkontaminasi. Contoh dari golongan
ini adalah dracontiasis dan schistomiasis (keduanya penyakit yang
disebabkan oleh cacing patogen).
4. Water washed disease adalah penyakit yang terjadi akibat
ketidakcukupan kuantitas air. Contohnya trachoma dan skabies.

6
C. Penyebab Water Borne Disease
1. Penyebab Water Borne Disease karena Parasit
a. Entamoeba histolytica
b. Giardia lambia
c. Schistosoma
d. Taenia
e. Ascaris lumbricoides
f. Enterobius vermicularis
2. Penyebab Water Borne Disease karena Bakteri
a. Chlostridium botulinum
b. Campylobacter jejuni
c. Vibrio cholera
d. Vibrio parahaemolyticus
e. Escherichia coli
f. Shigella dysenteriae
g. Salmonella typhi
3. Penyebab Water Borne Disease karena Virus
a. Rotavirus
b. Calicivirus
c. Enteric Adenovirus
d. Hepatitis A
e. Poliovirus

D. Penyakit Water Borne Disease


1. Penyakit Kolera
Kolera adalah kondisi dimana terjadinya infeksi pada usus kecil
yang menyebabkan diare dalam skala besar. Bakteri yang paling sering
menginfeksi usus kecil adalah Vibrio cholerae. Bakteri tersebut
mengeluarkan racun yang memicu terjadinya pelepasan cairan dari usus
dalam jumlah besar, pelepasan cairan ini pada akhirnya menyebabkan
diare. Jika dilihat dari sisi tempat berkembangnya penyakit ini maka sudah
barang tentu tempat dengan sistem kebersihan yang buruk menjadi tempat

7
favorit mewabahnya kolera. Negara atau kawasan yang penduduknya
paling banyak terjangkit kolera di antaranya Asia, Afrika, Meksiko, India,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Proses penularan kolera bisa melalui minuman atau makanan yang
sebelumnya telah tercemar oleh bakteri Vibrio cholera. Selain itu bakteri
yang terdapat pada kerang dan tiram mentah juga ditengarai dapat memicu
terjadinya serangan oleh penyakit ini. Di bawah ini merupakan beberapa
hal yang menjadi tanda awal atau gejala kolera:
a. Perut kram
b. Mulut kering
c. Kulit kering
d. Rasa haus yang berlebihan
e. Mata cekung
f. Lesu
g. Mual
h. Dehidrasi
i. Denyut jantung lebih cepat dari biasanya
j. Serangan kantuk berlebihan
k. Muntah-muntah
l. Diare
Gejala tersebut biasanya ditemukan ketika usus kecil mulai
mengalami infeksi, jika menemukan beberapa gejala di atas dalam waktu
bersamaan maka hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan
mengganti cairan yang hilang agar terhindar dari bahaya dehidrasi.
Langkah pengobatan yang diambil oleh dokter bertujuan untuk
mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, pengganti cairan bisa
diberikan melalui mulut atau melalui impus, semua tergantung dari tingkat
keparahan pasien. Selain itu dokter juga biasanya akan memberikan
antibiotik pada pasien guna mempercepat proses penyembuhan dan
mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Antibiotik yang
bisa digunakan biasanya meliputi doxycline dan tetracycline, antibiotik ini
hanya digunakan atas petunjuk dokter dan dibawah pengawasan mereka.

8
Untuk mencegah penyakit ini, selalu gunakan air yang benar-benar
bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti minum dan mandi. Menjaga
lingkungan sekitar agar tetap bersih merupakan langkah pencegahan yang
paling ampuh guna menangkal terjadinya wabah kolera.
2. Typhus/Demam Thipoid
Penyakit demam tifoid (bahasa inggris: thypoid fever) yang biasa
juga disebut Thypus atau types dalam bahasa indonesianya, merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonela enterica, khususnya
turunanya yaitu salmonella typhi terutama menyerang bagian salururan
pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di
masyarakat (endemik) di indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan
dewasa. Di Indonesia, diperkirakan anatara 800-100.000 orang terkena
penyakit tifus sepanjang tahun. Demam ini terutama muncul di musim
kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, peningkatan
kasus saat ini terjadi pada usia di bawah 5 tahun. Sumber penularan utama
adalah penderita itu sendiri atau karier, dan penularan dapat terjadi karena
infeksi yang disebabkan oleh bakteria yang ada di dalam tinja penderita
yang akan mengontaminasi air, air minum, makanan, ataupun kontak
langsung.
Penyebabnya adalah bakteri jenis bacilicus thypus yaitu salmonella
thyposa, dengan waktu inkubasi sekitar 1 sampai 3 minggu. Bakteri
tersebut masuk melalui mulut dan menjangkiti lympha (getah bening) pada
bagian bawah usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan
terbawa ke organ-organ internal sehingga gejala muncul pada seluruh
tubuh. Gejala-gejalanya antara lain:
a. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malam demam tinggi.
b. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggiranya merah.
Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan
yang asam-asam atau pedas.
c. Mual berat sampai muntah.
d. Diare

9
e. Lemas, pusing dan sakit perut.
f. Pingsan tak sadarkan diri
Obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul
seperti demam dan rasa pusing (paracetamol), untuk anak-anak demam
tifoid pilihan antibiotiknya adalah kloramfenikol selama 10 hari. Apabila
demam berlebihan penderita harus dirawat dan diberikan cairan infus.
Pencegahan penyakit demam tifoid bisa dilakukan dengan cara
perbaikan kebersihan dan sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan.
Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen
Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan
terhadap kuman salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi
bernama chotipa (cholera –tifoid- paratifoid) atau tifa (tifoid-paratifoid).
Untuk anak 2 tahun yang masih rentan bisa juga divaksin.
3. Bacillary Dysentry
Disentri berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) dan
enteron (= usus), yang berarti radang usus yang menimbulkanm gejala
meluas, tinja lendir bercampur darah. Disentri adalah peradangan usus
besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar. Buang air besar
ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan
dan darah. Penyebab umumnya adalah infeksi Entamoeba Hystolitica yang
menyebabkan disentri amuba dan infeksi golongan shiggella yang menjadi
penyebab disentri basiler/ penderita perlu segera mendapatkan perawatan
medis, jika tidak dapat mengancam jiwa.

Penyebabnya adalah bakteri pada disentri basiler (Shigella,


Eschericia Coli Entero Invasif, Salmonella dan Campylobacter Jejuni) dan
amoeba pada disentri amoeba (Entamoeba hystolitica). Berikut gejala-
gejalanya:
a. Disentri Basiler
1) Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja.
2) Panas tinggi (39,5 – 40,00C)
3) Muntah-muntah

10
4) Anoreksia
5) Sakit kram di perut dan sakitr di anus saat BAB
6) Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan
sepsis (kejang, sakit kepala,letargi, kaku kuduk, halusinasi).
b. Disentri Amoeba
1) Diare disertai darah dan lendir dalam tinja
2) Frekuensi BAB umumnya lebih dari pada basiler (<10x/hari)
3) Sakit perut hebat (kolik)
4) Gejala konstutional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan
pada 1/3 kasus)
Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa
sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian. Pilihan utama
untuk shigelosis (menurut WHO):
a. Kotrimiksasol (trimetoprim) 10mg/kgBB/hari
b. Sulfametaksol 50mg/kgBB/hari bagi dalam 2 dosis, selama 5 hari
Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi; ditemukan trofozoid
Entamoeba hystolitica dalam pemeriksaan mikroskopik tinja. Tinja
berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut
(masing_masing diberika untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk
disentri basiler. Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada
anak adalah Metronidazole 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
selama 10 hari.
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
penyakit disentri adalah dengan memperhatikan pola hidup sehat dan
bersih; menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi
kotoran dan serangga pembawa bakteri; dan membiasakan untuk selalu
mencuci tangan sebelum makan.
4. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia
atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung
kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung
lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

11
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari
kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi
karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam
kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang
utama adalah alkohol dan obat-obatan. Virus-virus lain yang dapat
menyebabkan hepatitis :
a. Virus Mumps
b. Virus Rubella
c. Virus Cytomegalovirus
d. Virus Epstein-Barr
e. Virus Herpes
Virus hepatitis A Virus hepatitis A terutama menyebar melalui
vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di
negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya
terjadi melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B, penularannya tidak semudah virus hepatitis A.
Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan
biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual
maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa
menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa
ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah
Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi
hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C, menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis
akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan
melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang
terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih
belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita
hepatitis C.
Virus hepatitis D, hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus
hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B

12
menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah
pecandu obat.
Virus hepatitis E, kadang menyebabkan wabah yang menyerupai
hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
Virus hepatitis G Jenis baru dari virus hepatitis yang telah
terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu diketahui.
Gejalanya simptomatik sesuai dengan tahapannya, yaitu :
a. Masa Prodromal: Lesu, lelah, anoreksia, mual, muntah, rasa tidak
nyaman atas kanan abdomen, demam (>39C), sakit kepala, flu like
syndrome.
b. Masa Ikterik: Urine kuning tua seperti teh diikuti feses warna dempul,
sclera & kulit kuning
c. Fase Penyembuhan: Ikterik (-), feses N dlm 4 m
Pengobatan dengan istirahat, cegah bahan hepatotoksik, terapi
simptomatis dan pada tipe kholestatis gunakan kortikosteroid jangka
pendek. Pencegahan dilakukan secara umum dan khusus. Secara umum
dengan cara memperbaiki higiene dan sanitasi lingkungan dan pribadi
serta isolasi pasien yang terpapar. Secara khusus dengan cara imunisasi
baik pasif maupun aktif.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat
menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut
dapat berupa penyakit menular (PM) maupun penyakit tidak menular
(PTM). Seperti Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung
diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases)
contohnya cholera, thypus, dysentri, diare, dan hepatitis, penyakit yang

13
ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host)
perantara (water based disease) atau agens penyebab yang menjalani
sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai Intermediate
host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit
akibat Dracunculus medinensis. Kurangnya air untuk pemeliharaan
kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat
dapur dan alat makan (water washed disease). Penularan melalui gigitan
serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue,
malaria, demam kuning (yellow fever) (water related insect vector).

B. Saran

1. Makalah ini dibuat agar kita dapat memahami pentingnya masalah air
dalam kehidupan kita.
2. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan
air, kualitas badan air harus tetap dijaga sesuai dengan baku mutu air.

14
DAFTAR PUSTAKA

Huang, Natalia. 2014. Makalah Water Borne Disease. (Online,


https://www.scribd.com/doc/237558840/MAKALAH-WATERBORNE-
DISEASE-docx, diaskes tanggal 28 April 2015).
Paraso, Yusprit. 2015. Water Borne Disease atau (Penyakit Yang di Tularkan
Melalui Air). (Online, http://ikl-mdo.blogspot.com/2013/08/water-borne-
disease-atau-penyakit-yang_2478.html, diakses tanggal 28 April 2015).

15

Anda mungkin juga menyukai