Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KLDB

“UPAYA PENGGENDALIAN VEKTOR PADA DAERAH TANGGAP DARURAT”

OLEH :
KELOMPOK 1
1.DESSY MANU (2007010162)
2.YUNERIS YACOBUS TANESI (2007010215)
3.ELYZA FEBRIANTI MARIA (2007010034)
4.MISTRA KOGOYA (1907010274)
5. YEDUTUN KASE(2007010212)
6. GESBERTH ERWIN NIFUEKI (2007010170)
7. MIRNAWATI PITA GOLI (2007010221)
8.ALOYS MENO(2007010054)
9. LENNY APLONIA BOLING (2007010185)
10.AHMAD THORIQ T API GADI (2007010052)
11. JOSUA EREDIENST ELFETO ( 2007010182 )

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga tugas kelompok berupa makalah ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.Pembuatan makalah ini dengan tujuan memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Kesehatan Lingkungan Darurat Bencana yang di ampuh oleh Ibu
Yudishinta Missa,S.KM.,M.Si Dengan judul makalah “Upaya Pengendalian Vektor di daerah
tanggap darurat”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi materi
yang kami sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kupang, 31 Oktober 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………...1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………...1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………...1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………….1
BAB II…………………………………………………………………………………………..2
2.1 UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR PADA DAERAH TANGGAP DARURAT……2
2.2 CARA PENGELOLAAN PADA DAERAH TANGGAP DARURAT………………….3
2.3. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MALARIA DAN PENGENDALIAN
BAHAN KIMIA PADA DAERAH TANGGAP DARURAT…………………………………5
2.4 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENGENDALIAN VEKTOR PADA DAERAH
TANGGAP DARURAT…………………………………………………………………………7
2.5 FAKTOR RESIKO TERTULARNYA PENYAKIT MELALUI VEKTOR PADA
DAERAH TANGGAP DARURAT……………………………………………………………10
BAB III………………………………………………………………………………………….13
PENUTUP………………………………………………………………………………………13
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko
untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Cara pengendalian vektor antara lain usaha
pencegahan (prevention), usaha penekanan (suppression), dan usaha pembasmian (eradication).
Upaya pengendalian vektor perlu ditingkatkan karena penyakit yang ditularkan melalui vektor
merupakan penyakit endemis yangdapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat bahkan
wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
Masalah yang dihadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia antara lain kondisi
geografi dan demografi, belum teridentifikasinya spesies vektor pada semua wilayah endemis,
peningkatan populasi vektor yang resisten terhadap insektisida tertentu, keterbatasan sumber
daya serta kurangnya keterpaduan dalam pengendalian vektor. Upaya pengendalian vektor pada
daerah tanggap darurat jika di sekitar lokasi penampungan pengungsi belum ada saluran air,
harus dibuat saluran air darurat sederhana untuk mengalirkan air ke saluran umum atau lubang
peresapan, dengan ketentuan konstruksi saluran atau lubang peresapan tidak menjadi tempat
perindukan lalat dan nyamuk.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Upaya Pengendalian Vektor pada Daerah tanggap darurat ?
2. Bagaimana Cara untuk Pengelolaan Lingkungan Pada saat tanggap Darurat ?
3. Bagaimana Pencegahan dan Penanggulangan malaria dan pengendalian bahan kimia
pada saat tanggap darurat ?
4. Apa Yang dimaksud Dengan Pengendalian Vektor Di Daerah Tanggap Darurat ?
5. Faktor Resiko Tertularnya Penyakit melalui Vektor Di Daerah Tanggap Darurat ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Upaya Pengendalian Vektor Pada daerah Tanggap darurat.
2. Untuk Mengetahui Tata Cara Pengelolaan Lingkungan pada daerah Tanggap Darurat.
3. Untuk Mengetahui Pengedalian Malaria dan Pengendalian Bahan Kimia pada daerah
Tanggap Darurat.
4. Untuk Mengetahui Pengertian Pengendalian Vektor pada daerah Tanggap Darurat.
5. Untuk Mengetahui Faktor – Faktor apa saja untuk pengendalian Vektor pada daerah
tanggap darurat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Upaya Pengendalian Vektor Pada Daerah Tanggap Darurat
Jika di sekitar lokasi penampungan pengungsi belum ada saluran air, harus dibuat saluran
air darurat sederhana untuk mengalirkan air ke saluran umum atau lubang peresapan, dengan
ketentuan konstruksi saluran atau lubang peresapan tidak menjadi tempat perindukan lalat dan
nyamuk. Jenis vektor yang perlu mendapatkan perhatian di lokasi pengungsi adalah lalat, tikus
serta nyamuk. Upaya yang dilakukan berupa:
 Pembuangan sampah/sisa makanan dengan baik
 Bilamana diperlukan dapat menggunakan insektisida
 Tetap menjaga kebersihan individu selama berada di lokasi pengungsi
 Penyediaan sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan pembuangan sampah yang baik
 Kebiasaan penanganan makanan secara higienis
2.2 Cara untuk Pengelolaan Lingkungan Pada saat tanggap Darurat
 Menghilangkan tempat perindukan vektor seperti genangan air, tumpukan sampah
 Bersama sama pengungsi melakukan :
 Memberi tutup pada tempat sampah.
 Menimbun sampah yang dapat menjadi sarang nyamuk.
 Membuat saluran air limbah .
 Menjaga kebersihan lingkungan .
 Membersihkan dan menjaga kebersihan jamban.
2.3 Pencegahan dan Penanggulangan Malaria Dan Pengendalian Bahan Kimia Pada Saat
Tanggap Darurat
 Pengendalian Vektor Nyamuk
Di lokasi penampungan pengungsi penyakit malaria sangat mungkin terjadi. Hal ini
terutama penampungan pengungsi terletak pada daerah yang endemis malaria atau pengungsi
dari daerah endemis datang ke lokasi penampungan pengungsi pada daerah yang tidak ada
kasusnya tetapi terdapat vektor (daerah reseptif malaria). Pencegahan penyakit menular dapat
dilakukan melalui beberapa cara berikut:
1. Pencegahan Gigitan Nyamuk
Beberapa cara pencegahan penularan malaria antara lain, mencegah gigitan nyamuk dengan
cara:
▪ Tidur dalam kelambu (kelambu biasa atau yang ( berinsektisida).
▪ Memasang kawat kasa.
▪ Menggunakan repelen (cream anti nyamuk).
▪ Membakar obat nyamuk.
▪ Pencegahan dengan obat anti malaria( profilaksis ).
Pengobatan pencegahan malaria diberikan kepada kelompok berisiko tertular malaria seperti:
▪ pendatang dan perorangan atau sekelompok orang yang non-imun yang akan dan sedang di
daerah endemis malaria
▪ Ibu hamil (sasarannya adalah ibu hamil di daerah endemis malaria).
2. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan dapat mencegah, mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan
vektor, antara lain:
▪ Pengeringan
▪ Pengaliran
▪ Pembersihan lumut
▪ Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah perkembangan larva nyamuk Anopheles
sundaicus, yang merupakan vektor utama malaria di daerah pantai. Larva nyamuk ini suka hidup
pada lumut di lagun-lagun daerah pantai.Dengan pembersihan lumut ini dapat mencegah
perkembangan nyamuk An.sundaicus.
3. Pemberantasan Lalat
Usaha pemberantasan lalat meliputi: a. Tindakan penyehatan lingkungan
 Menghilangkan tempat-tempat pembiakan lalat
 Melindungi makanan terhadap kontaminasi oleh
lalat
b. Membasmi larva lalat
c. Membasmi lalat dewasa
Usaha pemberantasan lalat harus merupakan salah satu program kesehatan lingkungan dari tiap-
tiap Dinas Kesehatan Rakyat. Kadang-kadang perlu diadakan kampanye pembasmian lalat untuk
menarik perhatian dan mendapatkan kerjasama serta bantuan masyarakat dalam sebuah
”Community fly control program”. Program semacam ini harus direncanakan dan dipersiapkan
dengan seksama satu usaha kerjasama dari seluruh masyarakat karena usaha yang dilakukan
secara individual tidak akan berhasil disebabkan jarak terbang lalat yang jauh. Untuk satu
community fly-control program perlu terlebih dulu dilakukan survey pendahuluan yang meliputi
seluruh daerah untuk mencari tempat-tempat pembiakan lalat yang ada dan yang potensiil bisa
menjadi tempat pembiakan lalat. Juga perlu diselidiki fly density dari jenis-jenis lalat yang
terpenting di daerah itu. Survey pendahuluan ini diperlukan untuk dapat menentukan luasnya
daerah yang harus dikontrol maupun intensitas serta macam tindakan pemberantasan yang perlu
diambil. Tindakan-tindakan penyehatan lingkungan harus merupakan tindakan-tindakan pokok
terpenting untuk pemberantasan lalat, karena penggunaan zat-zat kimia saja tidak dapat
menggantikan usaha-usaha sanitasi. Hasil-hasil dari community fly-control program harus selalu
dievaluasi dengan pemeriksaan fly-dencity pada waktu-waktu tertentu untuk menentukan
effektivitas dari tindakan-tindakan pemberantasan yang dijalankan dan untuk menentukan
dimana dan apabila tindakan- tindakan pemberantasan itu diperlukan. Untuk menentukan fly-
density harus selalu dipakai alat dan cara yang sama supaya angkaangka dapat dipakai untuk
perbandingan.
2.4 Apa Yang dimaksud Dengan Pengendalian Vektor Di Daerah Tanggap Darurat
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaanya tidak lagi berisiko untuk
terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat
dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah. Dan juga Pengendalian
Vektor Terpadu (PVT) merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode
pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azaz keamanan, rasionalitas dan efektifitas
pelaksanaanya serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
2.5 Faktor Resiko Tertularnya Penyakit melalui Vektor Di Daerah Tanggap Darurat
• Tempat mengungsi bersifat sementara à higiene domestik kurang optimum.
• Peningkatan pemajanan vektor à dikarenakan kondisi tempat bernaung terbuka.
• Peningkatan pemajanan kepada sumber agent penyakit yang ditularkan vektor
dikarenakan overcrowding.
• Bertambahnya dan tersedianya tempat perindukan serta tempat istirahat vektor.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Upaya Pengendalian Vektor pada daerah Tanggap Darurat adalah dimana Pengendalian
Vektor Program pengendalian untuk penyakit bawaan vektor harus digencarkan selama periode
darurat dan rehabilitasi, khususnya di wilayah endemic (leptospirosis, DBD, malaria, tifus, pes,
dll). Dan juga . Pulihkan aktivitas pengumpulan dan pembuangan sampah yang saniter sesegera
mungki,. Selenggarakan promosi kesehatan untuk memusnahkan tempat,perkembangbiakkan
vektor, termasuk hygiene personal, Lakukan pengendalian kimia jika perlu, Simpan makanan
dalam tempat tertutup dan terlindung.Dan juga Untuk . Terwujudnya kerjasama berbagai
organisasi untuk menanggapi masalah kesehatan akibat kedaruratan dan bencana secara
harmonis Berkurangnya tumpang tindih dan celah (gap) pelaksanaan penanggulangan masalah
kesehatan terutama pengendalian vektor adanya optimalisasi penanggulangan pengendalian
vektor. Terwujudnya peran dan tanggung jawab yang jelas dan memadai dalam penanggulangan
vektor adanya kesamaan pandangan, rasionalisasi kebijakan dan standart kegiatan pengendalian
vektor Tersedianya panduan tata laksana kegiatan masing masing unit kerja dan kerelawanan
dalam rangka meningkatkan koordinasi, pengendalian, pemantauan dan. evaluasi kegiatan
pengendalian vektor dalam penanganan gawat darurat bencana.
DAFTAR PUSTAKA
 http://scholar.unand.ac.id/70994/4/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
 http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/sandar/MODUL
%20MI%206%20PENGENDALIAN%20VEKTOR.pdf
 https://ddart.lppm.undip.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/SOP-Pengendalian-
Vektor-Bencana.pdf

Anda mungkin juga menyukai