KEPERAWATAN BENCANA
“HEALTH MAINTENENCE OF THE EVACUEES”
Dosen Pembimbing : Aulia Siska,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Ana Iriani (163210005)
2. Danang Ardiansyah (163210009)
3. Fatati Ulfatus S (163210014)
4. Fatimah Tul Jannah (163210015)
5. Munshin I’is Elfine (163210027)
6. Ndindik Krisdiana (163210028)
7. Nur Faizah (163210121)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “HEALTH MAINTENENCE OF THE EVACUEES”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Iva Millia Hani. R,S.Kep.Ns.,M.Kep Selaku Pembimbing akademik
kelas S1 Keperawatan semester 5A
2. Aulia Siska,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Keperawatan Bencana yang telah memberikan bimbingan berupa moral
maupun moril.
3. Orang Tua kami yang senantiasa mendukung dan mendoakan kami.
4. Dan Teman-teman yang telah memberi saran.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................
Daftar is ...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bencana ........................................................................
2.2 Macam-macam Bencana ............................................................
2.3 Konsep Dasar Manajemen Penanganan Bencana ......................
2.4 Prinsip-prinsip dalam Penanganan Bencana ..............................
2.5 Masalah-masalah Kesehatan Akibat Bencana alam...................
2.6 Pengaruh Umum Bencana Alam terhadap Kesehatan ...............
2.7 Persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
Menuju Lokasi Bencana Alam ..................................................
2.8 Perawatan di Lapangan ..............................................................
2.9 TRIASE ......................................................................................
2.10 Pertolongan Pertama ................................................................
2.11 Pos Medis Lanjutan ..................................................................
2.12 Arus Pemindahan Korban ........................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................
3.2 Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Tanggap
Kesiapsiagaan Darurat
Mitigas
Pra Bencana Saat Bencana
Pencegahan
Pasca Bencana
Rekonstruksi Pemulihan
Berbagai upaya penanggulangan bencana yang dapat dilakukan
pada setiap tahap dalam siklus bencana antara lain:
a. Pencegahan dan mitigasi:
Upaya ini bertujuan menghindari terjadinya bencana dan mengurangi
risiko dampak bencana. Upaya‐upaya yang dilakukan antara lain:
1. Penyusunan kebijakan, peraturan perundangan, pedoman dan standar
2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah kesehatan
3. Pembuatan brosur/leaflet/poster
4. Analisis risiko bencana
5. Pembentukan tim penanggulangan bencana
6. Pelatihan dasar kebencanaan
7. Membangun sistem penanggulangan krisis kesehatan berbasis
masyarakat.
b. Kesiapsiagaan
Upaya kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya bencana. Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada saat bencana
mulai teridentifikasi akan terjadi. Upaya‐upaya yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Penyusunan rencana kontinjensi
2. Simulasi/gladi/pelatihan siaga
3. Penyiapan dukungan sumber daya
4. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi
c. Tanggap darurat
Upaya tanggap darurat bidang kesehatan dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan. Upaya yang dilakukan
antara lain:
1. Penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment)
2. Pertolongan pertama korban bencana dan evakuasi ke sarana
kesehatan
3. Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan
4. Perlindungan terhadap kelompok risiko tinggi kesehatan.
d. Pemulihan
Upaya pemulihan meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi. Upaya
rehabilitasi bertujuan mengembalikan kondisi daerah yang terkena
bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih baik.
Upaya rekonstruksi bertujuan membangun kembali sarana dan prasarana
yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan sempurna. Upaya-
upaya yang dilakukan antara lain:
1. Perbaikan lingkungan dan sanitasi
2. Perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan
3. Pemulihan psikososial
4. Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan
2.9 TRIASE
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang
mebutuhkan stabilisasi segera (perawatan di lapangan) mengidentifikasi
korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-
savingsurgery). Dalam aktivitasnya, digunakan kartu merah, hijau dan hitam
sebagai kode identifikasi korban, seperti berikut :
a. Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera
dan korban yang mengalami :
1. Syok oleh berbagai kausa
2. Gangguan pernapasan
3. Trauma kepala dengan pupil anisokor
4. Pendarahan eksternal massif
Pemberian perawatan lapangan intensif ditujukan bagi korban yang
mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, sehingga setelah perawatan
dilapangan ini penderita lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke
Rumah Sakit, dan lebih siap untuk menerima perawatan yang lebih invasif.
Triase ini korban dapat dikategorisasikan kembali dari status "merah" menjadi
"kuning", misalnya korban dengan tensionpneumothorax yang telah dipasang
drain thoraks (WSD).
b. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat,
tetapi perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini :
1. Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
2. Fraktur multipel
3. Fraktur femur/pelvis
4. Luka bakar luas
5. Gangguan kesadaran/trauma kepala
6. Korban dengan status yang tidak jelas
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus,
pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, dan
diberikan perawatan sesegera mungkin.
c. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan
pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup korban
yang mengalami :
1. Fraktur minor
2. Luka minor, luka bakar minor
3. Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau
pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
4. Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
d. Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia. Triase
lapangan dilakukan pada tiga kondisi:
1. Triase ditempat (triase satu)’
Triase di tempat dilakukan di "tempat korban ditemukan" atau pada
tempat penampungan yang dilakukan oleh tim Pertolongan Pertama
atau Tenaga Medis Gawat Darurat. Triase di tempat mencakup
pemeriksaan, klasifikasi, pemberian tanda dan pemindahan korban ke
pos media lanjutan.
2. Triase medik (triase dua)
Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan oleh
tenaga medis yang berpengalaman (sebaiknya dipilih dari dokter
yang bekerja di Unit Gawat Darurat, kemudian ahli anestesi dan
terakhir oleh dokter bedah). Tujuan triase medik adalah menentukan
tingkat perawatanyang dibutuhkan oleh korban.
3. Triase evakuasi (triase tiga)
Triase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan ke Rumah
Sakit yang telah siap menerima korban bencana massal. Jika pos
medis lanjutan dapat berfungsi efektif, jumlah korban dalam status
"merah" akan berkurang, dan akan diperlukan pengelompokan
korban kembali sebelum evakuasi dilaksanakan. Tenaga medis di pos
medis lanjutan dengan berkonsultasi dengan Pos Komando dan
Rumah Sakit tujuan berdasarkan kondisi korban akan membuat
keputusan korban mana yang harus dipindahkan terlebih dahulu,
Rumah Sakit tujuan, jenis kendaraan dan pengawalan yang akan
dipergunakan.
Hijau Hitam
E
AREA V
A
K
U
TRIASE A
S
I
Merah Kuning
Hijau Hitam
E
NON V
AKUT
A
K
U
A
S
AKUT I
Merah Kuning
3.1 Kesimpulan
Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan
demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan
oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia yang menyebabkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional.
Pengaruh bencana yang terjadi tiba-tiba tidak hanya menyebabkan
banyak kematian, tetapi juga gangguan sosial besar-besaran dan kejadian luar
biasa (KLB) penyakit epidemi, serta kelangkaan bahan pangan sehingga orang
yang selamat sepenuhnya bergantung pada bantuan luar. Pengamatan
sistematis yang dilakukan terhadap pengaruh bencana alam pada kesehatan
manusia menghasilkan berbagai kesimpulan, baik tentang pengaruh bencana
pada kesehatan maupun tentang cara yang paling efektif untuk menyediakan
bantuan kemanusiaan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para
pembaca agar memahami secara mendalam materi yang telah dipaparkan
dalam makalah ini, karena dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut sangat
bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Effendi dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Effendy, Nasrul. 2005. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC
Sulistyowati, Lily. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan
PanAmerican Health Organization, 2006 ;Bencana Alam Perlindungan Kesehatan
Masyarakat (Natural Disaster :ProtectingThe Public'sHealth) alihbahasa
MunayaFauziahSKM,MKM, Jakarta : Penerbit EGC 2006
Departemen Kesehatan RI, 2007; Pedoman Tekhnis Penanggulangan Krisis
Kesehatan Akibat bencana (mengacu pada standar interasional) Panduan
bagi Petugas kesehatan yang bekerja dalam penanganan krisis kesehatan
akibat bencana di indonesia.
Proyek Sphere, 2000; Piagam Kemanusiaan dan standar-standar minimum dalam
penanggulangan bencan