KEPERAWATAN BENCANA
Dosen Pengampu :
Lisna Agustina, S.Kep., Ns.
Disusun oleh :
Kelompok 2
Ananda Hasnah (19.156.01.11.041)
Intan Widuri (19.156.01.11.053)
Ira Rayani (19.156.01.11.054)
Khalda Agustin (19.156.01.11.055)
Moh. Fahmi Syarif (19.156.01.11.056)
Moh. Fauzan (19.156.01.11.057)
Rosidatul Husna (19.156.01.11.063)
Kelas : 3B Keperawatan
Semester VI
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
Karunia – Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Penanggulangan
Bencana Pada Kelompok Rentan ( Ibu Hamil Dan Bayi)”. Maksud makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Bencana.
Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak. untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan pemikiran atau dalam bentuk apapun, terutama kepada Ibu Lisna
Agustina, S.Kep., Ns. yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kami bisa
meningkatkan dalam membuat makalah selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat dapat
memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULAUN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana, baik
bencana alam maupun dikarenakan ulah manusia. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan bencana yaitu, kondisi geografis, iklim, geologis dan
faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bencana ?
2. Apa sajakah potensi ancaman bencana ?
3. Jelaskan apa itu kelompok rentan bencana ?
4. Apa saja dampak bencana pada ibu hamil dan bayi ?
5. Apakah yang dimaksud keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi
sebelum terjadinya bencana ?
6. Jelaskan bagaimana keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi pada
saat terjadinya bancana ?
3
7. Apa itu keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi setelah terjadinya
bencana ?
8. Apa saja masalah kesehatan yang bisa terjadi pada ibu hamil, janin dan
bayi, serta penanganannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari bencana
2. Untuk mengetahui potensi ancaman bencana
3. Untuk mengetahui apa itu kelompok rentan bencana
4. Untuk mengetahui apa saja dampak bencana pada ibu hamil dan bayi
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keperawatan bencana pada ibu
hamil dan bayi sebelum terjadinya bencana
6. Untuk mengetahui bagaimana keperawatan bencana pada ibu hamil dan
bayi pada saat terjadinya bencana
7. Untuk mengetahui apa itu keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi
setelah terjadinya bencana
8. Untuk mengetahui apa saja masalah kesehatan yang bisa terjadi pada ibu
hamil, janin dan bayi serta bagaimana cara penanggulangannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bencana
Bencana adalah suatu fenomena alam yang terjadi yang menyebabkan
kerugian baik materiil dan spiritual pada pemerintah dan masyarakat (Urata,
2008). Fenomena atau kondisi yang menjadi penyebab bencana disebut
hazard ( Urata, 2008).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia bencana adalah
peristiwa pada suatu wilayah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian ekologi, kerugian hidup bagi manusia serta menurunnya derajat
kesehatan sehingga memerlukan bantuan dari pihak luar (Effendy & Mahfudli,
2009). Disaster menurut WHO adalah setiap kejadian, situasi, kondisi yang
terjadi dalam kehidupan ( Effendy & Mahfudli, 2009).
Bencana tidak dapat dihindari tapi dapat dikurangi dampak negatifnya
atau risiko bencananya. Pengurangan risiko bencana perlu dilakukan dengan
cara mengelola risiko bencana. Konsep pengelolaan risiko bencana telah
mengalami paradigma dari pendekatan konvensional menuju pendekatan
holistik (menyeluruh). Pandangan konvensional menganggap bencana
merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dielakkan dan
korban harus segera mendapatkan pertolongan.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan besarnya kerugian dalam
bencana:
1) Kurangnya pemahaman tentang karakteristik bencana (hazard).
2) Sikap dan perilaku yang mengakibatkan rentannya kualitas sumber daya
alam (vulnerability).
3) Kurangnya informasi peringatan dini (early warning) sehingga
mengakibatkan ketidaksiapan.
4) Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi bahaya.
B. Potensi Ancaman Bencana
Potensi ancaman bencana adalah suatu kondisi, disebabkan oleh
kejadian alam maupun oleh ulah manusia. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan bencana antara lain: Bahaya alam dan bahaya karena ulah
5
manusia yang menurut United Nations International Strategy for Disaster
Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi, bahaya
hidrometeorologi, bahaya biologi bahaya teknologi dan penurunan kualitas
lingkungan.
6
D. Dampak bencana pada ibu hamil dan bayi
Pada ibu hamil yang terekspos bencana alam di bulan ketiga kehamilan,
peluang ini meningkat hingga 3,4%. Tidak hanya itu, stres juga menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan keguguran. Selain itu, saat bencana ibu hamil
bisa saja mengalami benturan dan luka yang mengakibatkan perdarahan atau
pelepasan dini pada plasenta dan rupture uteri. Keadaan ini dapat
mengakibatkan gawat janin dan mengancam kehidupan ibu dan janin. Itulah
sebabnya ibu hamil dan melahirkan perlu diprioritaskan dalam
penanggulangan bencana alasannya karenadi situ ada dua kehidupan.
E. Keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi sebelum terjadinya
bencana
Melihat dampak bencana yang dapat terjadi, ibu hamil dan bayi perlu di
bekali pengetahuan dan ketrampilan menghadapi bencana. Beberapa hal yang
dapat dilakukan antara lain:
7
1. Membekali ibu hamil pengetahuan mengenai umur kehamilan, gambaran
proses kelahiran, ASI eksklusif dan MPASI
2. Melibatkan ibu hamil dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana, misalnya
dalam simulasi bencana.
3. Menyiapkan tenaga kesehatan dan relawan yang trampil menangani
kegawat daruratan pada ibu hamil dan bayi melalui pelatihan atau workshop.
4. Menyiapkan stok obat khusus untuk ibu hamil dalam logistik bencana
seperti tablet Fe dan obat hormonal untuk menstimulasi produksi ASI.
F. Keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi pada saat terjadinya
bencana
Ibu hamil dan melahirkan perlu diprioritaskan dalam penanggulangan
bencana alasannya karena ada dua kehidupan dan adanya perubahan fisiologis.
Perawat harus ingat bahwa dalam merawat ibu hamil adalah sama halnya
dengan menolong janinnya. Sehingga, meningkatkan kondisi fisik dan mental
wanita hamil dapat melindungi dua kehidupan.
1. Pengkajian
Pengkajian kesehatan yang harus dilakukan pada ibu hamil dan bayi atau
janin saat terjadi bencana, meliputi:
a. Ibu Hamil
Ibu hamil harus dikaji berat badan, pembengkakan kaki,
dan darah. Berat badan diukur dengan timbangan badan. Hasil
pengukuran saat ini dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya
untuk mengkaji peningkatan berat badan yang dihubungkan dengan
ada atau tidak adanya oedema. Kalau tidak ada timbangan,
mengamati oedema harus selalu dicek dengan menekan daerah tibia.
Ibu hamil yang mengalami oedema juga sulit menggenggam
tangannya, atau menapakkan kakinya ke dalam sepatu karena adanya
oedema di tangan, lutut dan telapak kaki harus diperiksa.
8
melihat gejala – gejala yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu seperti
sakit kepala dan nadi meningkat, apabila tensimeter tidak tersedia.
Anemia dapat dikaji dengan melihat warna pembuluh darah kapiler
ibu hamil. Pada kasus warna konjungtiva atau kuku pucat, dapat
diperkirakan merupakan tanda anemia.
9
(di bawah tulang rusuk)
b. Bayi
Suhu tubuh pada bayi baru lahir belum stabil. Suhu tubuh
bayi perlu dikaji karena permukaan tubuh bayi lebih besar dari pada
tubuh orang dewasa sehingga suhu tubuhnya mudah turun.Pakaian
bayi juga harus tertutup dan hangat agar mengurangi perpindahan
suhu yang ekstrim. Kebutuhan cairan juga perlu dikaji dengan
seksama karena bisa saja bayi terpisah dari ibunya sehingga
menyusui ASI terputus.
G. Keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi setelah kejadian bencana
Setelah masa bencana, ibu dan bayi menjalani kehidupan yang baru.
Pengalaman menghadapi bencana menjadi pelajaran untuk ibu untuk
memperbaiki hidupnya. Ibu yang masih dapat dipertahankan kehamilannya
dipantau terus kondisi ibu dan janinnya agar dapat melahirkan dengan selamat
pada waktunya. Bagi ibu yang sudah melahirkan, fungsi dan tugas ibu
merawat bayi harus tetap dijalankan, baik di tempat pengungsian atau pun di
lingkungan keluarga terdekat.
10
susuan atau donor ASI. Selain itu, pemberian susu formula harus dengan
indikasi khusus yang dikeluarkan dokter dan tenaga kesehatan terampil.
Seperti halnya obat, susu formula tidak bisa diberikan sembarangan,
harus diresepkan oleh dokter.
11
Dengan memberikan makanan yang baik bagi Ibu, sama artinya
dengan menjamin pemberian ASI kepada bayi dan anak. Ketersediaan
ASI yang mencukupi dan melimpah pada dasarnya tidak terpengaruh
oleh makanan dan minuman secara langsung, namun paparan makanan
dan minuman yang menunjang akan menentramkan ibu dalam menyusui
dan menghilangkan kekhawatiran mereka. Hal inilah yang
mempengaruhi pemberian ASI pada kondisi bencana.
H. Masalah kesehatan yang bisa terjadi pada ibu hamil, janin dan bayi,
serta penanganannya.
1. Tekanan darah rendah
Wanita hamil dapat mengalami tekanan darah rendah karena tidur
dengan posisi supinasi dalam waktu lama (Gambar 6.4). Keadaan ini
disebut Sindrom Hipotensi Supinasi, karena vena cava inferior tertekan
oleh uterus dan volume darah yang kembali ke jantung menjadi menurun
sehingga denyut jantung janin menjadi menurun.
Dalam hal ini, tekanan darah rendah dapat diperbaiki dengan
mengubah posisi tubuh ibu menghadap ke sebelah kiri sehingga vena
cava superior dapat bebas dari tekanan uterus. Ketika wanita hamil
dipindahkan ke tempat lain, maka posisi tubuhnya juga menghadap ke
sebelah kiri.
2. Janin kurang oksigen
Penyebab kematian janin adalah kematian ibu. Tubuh ibu hamil
yang mengalami keadaan bahaya secara fisik berfungsi untuk membantu
menyelamatkan nyawanya sendiri dari pada nyawa janin dengan
mengurangi volume perdarahan pada uterus. Untuk pemberian Oksigen
secukupnya kepada janin harus memperhatikan bahwa pemberian
Oksigen ini tidak hanya cukup untuk tubuh ibu tetapi juga cukup untuk
janin.
3. Hipotermi
12
Suhu tubuh pada bayi baru lahir belum stabil,karena permukaan
tubuh bayi lebih besar dari pada tubuh orang dewasa sehingga suhu
tubuhnya mudah turun.Cairan amnion dan darah harus segera dilap
supaya bayi tetap hangat. Perhatikan suhu lingkungan dan pemakaian
baju dan selimut bayi.
Jika ada bayi yang berumur lebih dari 6 bulan tidak bisa disusui,
bayi tersebut harus diberikan susu formula dan perlengkapan untuk
menyiapkan susu tersebut dibawah pengawasan yang ketat dan kondisi
kesehatan bayi harus tetap dimonitor. Botol bayi sebaiknya tidak
digunakan karena risiko terkontaminasi, kesulitan untuk membersihkan
botol, gunakan sendok atau cangkir untuk memberikan susu kepada bayi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kondisi bencana, ibu hamil dan melahirkan serta bayinya
perlu mendapatkan prioritas penanganan karena ada dua nyawa sekaligus
yang harus diselamatkan dan perubahan fisiologis ibu hamil dan
melahirkan sangan rentan terhadap bencana. Dampak bencana yang dapat
terjadi pada ibu hamil adalah abortus/keguguran, kelahiran prematur,
perdarahan eksternal karena luka dan rupture uterin.
14
Keperawatan bencana pada ibu hamil dan bayi setelah bencana di
arahkan untuk membantu ibu menjalani tugasnya, misalnya untuk ibu
hamil dibantu memenuhi kebutuhan sehari-harinya sampai pada waktunya
melahirkan dengan selamat. Sedangkan untuk ibu yang sudah melahirkan
dibantu untuk memberikan ASI eksklusif, pemberian MPASI, makanan
siap saji selama 5 hari pertama pasca bencana.
B. Saran
Perawat adalah tenaga kesehatan yang sangat berkompeten untuk
melakukan pelayanan kesehatan di daerah yang sedang mengalami
bencana, oleh karena itu diharapkan bagi mahasiswa keperawatan maupun
perawat yang sudah berpengalaman dalam praktik pelayanan kesehatan
mau untuk berperan dalam penanggulangan bencana yang ada di sekitar
kita. Karena ilmu yang didapat di bangku perkuliahan sangat relevan
dengan yang terjadi di masyarakat, yaitu fenomena masalah kesehatan
yang biasanya muncul di tempat yang sedang terjadi bencana.
15
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
16
17