Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH GIZI BENCANA

PERTEMUAN KE 1

“MAKALAH GIZI TANGGAP BENCANA”

DOSEN :

Khartini Kaluku, S,Gz., M.Kes

Disusun Oleh :

Risky Aulia Rahmawati (P07131020056)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN GIZI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Gizi Bencana tentang Konsep Gizi
Tanggap Bencana.

Makalah Gizi Bencana ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada Dosen yang
bersangkutan dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Patologi Gizi dan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Dalam menulis makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen dan
teman-teman-teman yang telah mendukung sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran selalu kami harapkan. Akhir kata kami ucapkan banyak
Terima kasih. Semoga tulisan kami dapat menjadi tambahan ilmu bagi para pembaca.

Ambon, 17 Februari 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I

PEMBUKAAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kerawanan


bencana alam cukup tinggi. Berdasarkan data World risk report 2018, Indonesia
menduduki urutan ke- 36 dengan indeks risiko 10,36 dari 172 negara paling rawan
bencana alam di dunia. Kondisi tersebut disebabkan oleh keberadaan Indonesia
secara tektonis yang menjadi tempat bertemunya tiga lempeng tektonik dunia
(Eurasia, Indo- Australia dan Pasifik), secara vulkanis sebagai jalur gunung api aktif
yang dikenal dengan cincin api pasifik atau Pacific ring of fire (Hermon, 2014).

Kondisi ini kemudian menjadi penyebab terjadinya bencana gempabumi,


tsunami dan gunung meletus. Selain itu, secara hidroklimatologis Indonesia juga
terdampak dengan adanya fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscillation) dan La
Nina sehingga berimbas pada terjadinya bencana banjir, tanah longsor, kekeringan,
dan angin puting beliung (Sudibyakto, 2011, Hadi & Subhani, 2017).

Kondisi geografis, demografis, sosiologis, historis Indonesia menjadikan


wilayah Indonesia rawan terhadap bencana (alam, non alam, dan sosial)
(Wardyaningrum, 2014). Sejarah kebencanaan Indonesia menunjukkan bahwa
kejadian bencana dan korban meninggal akibat bencana terus mengalami
peningkatan (Sudibyakto, 2011).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep gizi pra bencana?


2. Bagaimana konsep gizi bencana?
3. Bagaimana konsep pasca bencana

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan di atas maka tujuannya sebagai berikut?


1. Mengetahui bagaimana konsep gizi pra bencana
2. Mengetahui konsep gizi bencana
3. Mengetahui konsep gizi pasca bencana
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BENCANA

Pengertian bencana yang terdapat di UU Nomor. 24 tahun 2007


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis” Secara singkat bencana dapat
diartikan sebagai Peristiwa yang mengancam dan menyebabkan kerugian bagi
manusia, yang disebabkan oleh interaksi antara faktor alam dan manusia.”Jika
kita mencermati, maka kita mendapati tiga komponen dalam
pengertianpengertian di atas, yaitu ‘bencana’, ‘kejadian mengancam’ (bisa alam
maupun non-alam), dan ‘faktor manusia’. Implikasinya adalah:

1. Bencana dan kejadian ancaman (selanjutnya disebut ancaman) merupakan


dua hal yang berbeda.
2. Ancaman dapat menjadi bencana apabila manusia dalam kondisi rentan dan
tidak memiliki kemampuan menghadapi ancaman atau kerentanan terhadap
bencana.

B. PRA BENCANA

Tahap prabencana merupakan tahapan penting yang dapat dilakukan untuk


mengurangi risiko bencana secara maksimal. Dengan rencana yang matang,
diharapkan akan dapat meminimalisir dampak negatif dari kejadian bencana. Pada
tahap pra bencana ini meliputi dua keadaan yaitu Dalam situasi tidak terjadi
bencana dan Dalam situasi terdapat potensi bencana.

Program gizi pra bencana; pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan memiliki


bobot yang sama penting dengan penanganan gizi pada masa tanggap darurat.
Keberhasilan penanganan gizi saat terjadi bencana sangat ditentukan oleh
kesiapan sistem, sumberdaya, kapasitas dan koordinasi sebelum terjadinya
bencana. Penanganan gizi pada pra bencana pada dasarnya adalah kegiatan yang
bersifat antisipasi dalam menghadapi terjadinya bencana dan mengurangi risiko
dampak bencana. Proses penanganan gizi pada pra bencana terdiri dari dua tahap,
yaitu dalam situasi tidak terjadi bencana dan dalam situasi terdapat potensi
terjadinya bencana.

1. Dalam Situasi Tidak Terjadi Bencana

1. Analisis dan pengurangan risiko masalah gizi.


2. Sosialisasi dan orientasi.
3. Pengadaan sarana dan prasarana standar penanganan gizi.

2. Dalam Situasi Terdapat Potensi Terjadinya Bencana

1. Penyusunan rencana kontinjensi bidang gizi.


2. Penyediaan buffer stock suplementasi gizi.
3. Penggerakan sumberdaya.
4. Perencanaan penyelenggaraan makanan banyak.
5. Penyediaan tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan
konseling; gizi, menyusui, MP-ASI, PMBA pada situasi bencana.
6. Pembinaan teknis kepada petugas kesehatan dan petugas
penyelenggara makanan yang terlibat dalam penanganan gizi pada
bencana.
7. Simulasi penanganan gizi bencana sesuai rencana kontinjensi kegiatan
gizi.

C. PASCA BENCANA

Pasca bencana sering disebut dengan istilah pemulihan (Recovery) adalah


kegiatan mengembalikan sistem insfrastruktur kepada standar operasi minimal dan
panduan upaya jangka panjang yang dirancang untuk mengembalikan kehidupan
ke keadaan dan kondisi normal atau ke keadaan yang lebih baik setelah bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana meliputi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Kegiatan penanganan gizi pasca bencana pada dasarnya adalah


melaksanakan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari surveilans, untuk
mengetahui kebutuhan yang diperlukan (need assessment) dan melaksanakan
kegiatan pembinaan gizi sebagai tindak lanjut atau respon dari informasi yang
diperoleh secara terintegrasi dengan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat
(public health response) untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi dan
kesehatan korban bencana
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pelaksanaan Respon Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Bencana, materi
presentasi Dukungan PMBA Pada Situasi Bencana

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Pedoman kegiatan gizi dalam penanggulangan bencana,-- Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2012.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Buku Pedoman Penyusunan Rencana


Penanggulangan bencana 2008

Husein, Achmad dan Onasis, Aidil. 2017. Menejemen Bencana. Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai