Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN GIZI BENCANA PADA IBU HAMIL

(Diajukan sebagai bentuk pemenuhan Tugas Mata Kuliah Manajemen


Disaster Gizi yang diampuh oleh Dr. dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 9
Nurul IM Humokor 811419071
Nurhavia Ismail 811420155
Rahmiyati Ramli 811420158

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
“penilaian staus gizi secara biokimia”. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa.

Kami telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,
namun kami pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan
oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Gorontalo, Februari 2023

Kelompok 9
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................ii

Bab I Pembahasan.............................................................................................1

1.1 Pendahuluan..........................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................3

Bab II Pembahasan...........................................................................................4

2.1 Pengertian Manajemen Gizi Bencana...................................................4


2.2 Tujuan manajemen gizi bencana..........................................................4
2.3 Metode dalam penanganan gizi bencana pada ibu hamil.....................4
2.4 Hasil......................................................................................................4

Bab III Penutup.................................................................................................8

3.1 Kesimpulan...........................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................9

Daftar Pustaka...................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negaea dengan wilayah geografis yang luas dan
demografis yang beragam. Kondisi ini membuat Indonesia memiliki
kerentanan lebih terhadap terjadinya berbagai bencana alam. Kondisi
geografis, demografis, sosiologis dan historis Indonesia menjadikan wilayah
Indonesia rawan bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian yang
mengancam dan menganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor manusia, sehingga
menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologi. Misalnya peristiwa gempa bumi yang terjadi di
beberapa wilayah Indonesia, baik disertai peristiwa tsunami maupun tidak,
menunjukan bahwa bencana alam merupakan ancaman nyata yang dihadapi
bangsa Indonesia.
Berdasarkan data inforgrafis Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNBP) jumlah total bencana di Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai
2.952 kasus bencana. Pada awal tahun 2020 Indonesia juga dikejutkan dengan
bencana non alam yang berasal dari bencana kesehatan berupa coronavirus
disease 19 yang merupakan pendemik global yang menyebar ke seluruh dunia
termasuk Indonesia. Pandemi covid-19 bersama dengan tingginya angka
kejadian bencana alam di Indonesia memperburuk situasi terutama dalam
bidang gizi masyarakat yang berkaitan erat de gan tingkat kesehatan
masyarakat terdampak bencana. Salah satu risiko masalah kesehatan
masyarakat yang paling dan perlu mendapat perhatian khusus adalah
kelompok rentan. Kelompok rentan merupakan kelompok masyarakat yang
berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki
kemampuan untuk mempersiapkan diri menghadapi risiko bencana atau
ancaman bencana.
Berdasarkan Undang-undang Kementrian Kesehatan RI Nomor 24 Tahun
2007 disebutkan bahwa salah satu penyelanggaraaan penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat adalah perlindungan kelompo rentan. Kelompok
rentan bencana menurut undang-undang ini adalah bayi, balita, anak-anak, ibu
hamil atau menyusui, penyandang disabilitas, dan usia lanjut. Menurut
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional (BNPB), Lilik
Kurniawan mencatat 60-70% mayoritas korban bencana yang ada di Indonesia
adalah perempuan, anak-anak, dan lansia. Pada wanita hamil kebanyakan
membutuhkan pertolongan yang diberikan pun berbeda dengan korban lainnya
karena pada ibu hamil perlu memperhatikan keselamatan 2 jiwa.
Bencana alam dapat menyebabkan hancurnya infrastruktur kesehatan dan
hilangnya kemampuan system kesehatan dalam merespon kebutuhan
kesehatan masyarakat di sekitar wilayah yang terkena bencana. Hancurnya
fasilitas kesehatan, berkurangnya jumlah tenaga kesehatan karena menjadi
korban bencana, dan kerena keluarganya menjadi korban, limpuhnya fasilitas
komunikasi dan koordinasi menjadi penyebab terganggunya system kesehatan
setempat. Selain itu, kebutuhan kesehatan masyarakat di daerah bencana
meningakat drastis, karena mereka mengalami trauma fisik dan psikis sebagai
dampak langsung dari bencana tersebut. Rusaknya sarana prasarana hidup
seperti rumah, sarana air bersih, sarana sanitasi, dan terganggunya persediaan
makanan juga memperburuk status kesehatan.
Masalah kesehatan utama yang muncul akibat bencan adalah masalah gizi
dan penyakit menular. Pengolahan gizi sangat penting terutama pasa masa
awal tanggap darurat dengan harapan masyarakat tidak mengalami keadaan
kelaparan dan terjadi penurunan status gizi terutama pada ibu hamil sebagai
salah satu kelompok rentan. Pada ibu hamil intervensi gizi sangat penting
terutama dalam proses pertumbuhan janin dan pertumbuhan berbagai organ
tubuhnya sebagai penunjang proses kehamilan. Ibu hamil membutuhkan
tambahan energy, protein, vitamin, dan mineral untuk mendukung
pertumbuhan janji dan proses metabolism tubuh, ibu hamil yang kekurangan
asupan saat terjadi bencana dapat menimbulkan potensi kejadiaan infeksi,
stunting dan gizi buruk pada bayi dan anak di kemudian hari.
Pada ibu hamil yang kekurangan gizi sangat berpotensi terjadinya
persalinan premature, melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)
bahkan kematian bagi ibu dan anak sehingga menjadi ancaman kesehatan
yang nyata.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahuai pengertian manejemen gizi bencana
2. Untuk mengetahuai tujuan manajemen gizi bencana
3. Untuk mengetahui metode dalam penangana gizi bencana pada ibu hamil.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen gizi bencana
2. Apa yang dengan tujuan manajemen gizi bencana
3. Apa yang di maksud dengan metode dalam penanganan gizi bencana ibu
hamil
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Gizi Bencana


Dampak bencana alam yang bersidat darurat salah satunya adalah
masalah kesehatan dan gizi. Dengan kondisi darurat tenaga kesehatan
diperlukan untuk menanggulangi dampak dari bencana alam ini ahli gizi
merupakan salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang dimiliki berperan
penting dala setiap tahapan bencana, terutama di bidang kesehatan gizi,
ibu,anak dan ibu hamil merupakan kelompok yang paling rentan mengalami
masalah gizi kurang sebagai dampak dari sebuah bencana.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat,
namun penanggulangannya tidak dapat dilakukakn dengan pendekatan medis
dan pelayanan kesehatan. Penyebab timbunya masalah gizi adalah multi
faktor , karena itu pendekatan penanggulananya melibatkan berbagai sector
yang terkait. Penanganan gizi darurat pada saat bencana pada ibu hamil
menjadi prioritas pertama dimana pelayanan gizi merpakan bagian paling
penting penangan gizi darurat.
2.2 Tujuan Manajemen Gizi Bencana
Untuk memahami kegiatan gizi dalam penangulangan bencana gizi ada
ibu hamil mulai dari pra bencana tanggap darurat hingga pasca bencana
secara cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya penurunan status gizi pada
ibu hamil.
2.3 Metode dalam penanganan gizi bencana pada ibu hamil
Metode yang digunakan dalam kedua jurnal adalah Literature Review
yaitu penelitian ini mengkaji secara kritis pengetahuin, gagasan atau temuan
dalam jurnal yang didapati melalui Google Scholar, dengan kata kunci
Bencana, Gizi, Ibu Hamil, dan Evakuasi.
2.4 Hasil
Penurunan derajat kesehatan akibat adanya penyakit menular dan status
gizi merupakan masalah utama yang terjadi pada kondisi darurat bencana.
Dampak dari gangguan kesehatan tersebut dapat mengubah fungsi dan
kualitas hidup masyarakat yang terkena dampak bencana. Kesiapsiagaan gizi
dalam situasi bencana dan krisis kesehatan merupakan salah satu kunci dalam
upaya pengurangan risiko baencana dan krisis kesehatan. System perawat
kesehatan memiliki peran penting yaitu masyarakat membutuhkan intervensi
darurat dan perawatan kesehatan jangka panjang. Untuk mencegah system
perawatan kesehatan dari kewalahan, dan untuk memberikan perawatan
psikososial jangka pendek dan jangka panjang yang optimal bagi mereka
yang terkena dampak.
Munculnya dampak kesehatan dan gizi pada saat bencana adalah
rusakanya berbagai sarana dan prasarana pelayanan public dan kesehatan.
Penatalaksana gizi yang cepat dan tepat tentunya akan membuat gangguan
kesehatan seperti kekurangan asupan gizi atau infeksi dapat dikendalikan
dengan baik, sehingga tidak menimbulkan efek penyakit yang parah secara
terus menerus. Berlanjutnya risiko kesehatan yang tinggi pada ibu hamil dan
menyusui tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang kurangatau tidak
seimbang, tetapi juga karena wabah penyakit yang dapat terjadi di daerah
bencana, terutama di daerah pengungsian/ pengungsian yang padat penduduk.
1. Fase Bencana

Kegiatan yang memastikan terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang


terkena bencana dan meminimalkan kerugian akibat bencana. Kekurangan
nutrisi dan peningkatan risiko infeksi pada ibu hamil akibat bencana
menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang bayi di kemudian hari. Bayi
yang lahir dengan kekurangan gizi cenderung memiliki risiko lahir dengan
kondisi dan perkembangan yang kurang misalnya berat badan lahir rendah,
stunting atau keterlambatan mental. Saat terjadi bencana, misalnya tablet
asam folat dapat meningkatakan risiko gangguan saraf pada bayi.
Berdasarakan jurnal Studi tersebut menetapkan bahwa ibu hamil yang
kekurangan gizi berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). Beberapa penelitian melaporkan adanya
hubungan antara bayi dengan berat badan lahir rendah dengan malnutrisi,
pertumbuhan dan perkembangan yang buruk, serta risiko peningkatan
morbiditas dan mortalitas pada anak.

A. Survailans
Pada saat kedaruratan gizi, terutama pada fase area kedaruratan akan
terjadi kekurangan bantuan pangan. Hal ini disebabkan oleh penyaluran
bantuan yang belum mampu berjalan optimal, sehingga pada tahap awal
bencana bantuan pangan perlu ditergetakan kepada masyarakat yang paling
membutuhkan sesuai dengan penilaian status gizi awal sesuai dengan survey
awal yang dilakukan.
B. Pengolahan Program Gizi Pada Bencana
Pengolahan kegiatan pada kegiataan gizi saat bencana harus dilakukan
secara efektif fan efisien, serta diperlukan koordinasi dari berbagai pihak
untuk :
 Penyusunan menu untuk kebutuhan kelompok rentan.
 Perhitungan kebutuhan ransum: penyusunan menu ransum 2.100 kkal
dengan komposisi 50g protein dan 40g lemak.
 Pemeberian suplemen mikronutrien, contoh tablet besi pada ibu hamil,
wanita dan kapsul vitamin untuk balita dan ibu hamil.
 Pelaksanaan, pendamping, pengawasan logistic mulai dari persiapan
hingga pendistribusian termasuk bantuan susu formula dari pihak luar.
 Pelaksanaan, pemantuan dan tindak lanjut surveilans gizi.
 Pengadaan penyuluhan gizi, khususnya penyuluhan gizi.
 Pada populasi ibu hamil, diperlukan tambahan energy sebesar 285
kkal dan 17g protein/hari bagi ibu hamil. Pada ibu menyusui,
diperlukan tambahan energy sebesar 500kkal dan 17g protein/hari.
Tablet tambah darah diberikan pada ibu hamil selama 90 hari.

Manajemen penyelamatan ibu hamil pasca bencana meliputi evakusi,


penanganan cedera, control gizi dan psikis. Evakuasi paling tepat untuk ibu
hamil adalah posisi miring dengan lutut dilipat. Pemulihan gizi dan psikis
ibu hamil juga sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
pada ibu maupun bayi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korban ibu hamil pasca bencana termasuk dalam kategori triage
warna merah (pasien gawat darurat) yang membutuhkan pertolongan
segera dan tepat. Manajemen penyelamatan ibu hamil pasca bencana
meliputi evakuasi, penanganan cedera, kontrol gizi dan psikis. Evakuasi
paling tepat untuk ibu hamil adalah posisi miring dengan lutut dilipat. Jika
terdapat cedera punggung lakukan usaha agar venacava inferior tidak
tertindih uterus. Cedera yang perlu diwaspadai adalah dapat
terjadinya perdarahan, syok, DIC, dan eklamsi. Pemulihan gizi dan psikis
ibu hamil juga sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan pada ibu maupun janin.
Pengelolaan gizi merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan bencana disetiap siklus bencana.. Masalah utama
kesehatan yang dapat muncul pada saat bencana berupa penurunan status
gizi. Pengelolaan gizi yang tidak baik pada ibu hamil dan ibu menyusui
tidak hanya berdampak pada individu tersebut melainkan akan
memberikan efek kesehatan yang buruk pula pada bayi yang dilahirkan
serta masa depan perkembangan anak. Permasalahan kesehatan yang
berkelanjutan juga akan menimbulkan beban ekonomi dan sosial
bagi masyarakat dan negara.
Pengolahan dan ketersediaan makanan yang cepat dan tepat
seringkali menjadi masalah dalam pengelolaan gizi bencana. Perlu
dilibatkan dokter spesialis gizi klinik sebagai tenaga ahli gizi dalam
penulisan program kebijakan dan pedoman tatalaksana gizi pada bencana.
Diperlukan koordinasi ,dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak agar
kegiatan penanggulangan bencana dapat terlaksana dengan baik.
3.2 Saran
Masi terbatasnya pengetahuan tentang bagaimana penganan gizi
pada ibu hamil pada kondisi darurut bencana sehingga membuat
kurangnya nutrisi pada ibu hamil. Hal ini ditambah dengan kurang
tersedianya informasi, pelatihan serta pencegahan pra bencana yang belum
merata di tiap daerah menjadikan tindakan tanggap darurat ketika terjadi
bencana menjadi lebih sulit.
DAFTAR PUSTAKA
Hayudanti, D., Ethasari, R. K., Alristina, A. D., & Laili, R. D. (2022).
Management of Pregnant Women's Nutrition in Disaster Emergencies in
Indonesia: A Systematic Review. International Journal of Advancement in
Life Sciences Research, 5(4), 19-26.
Iswarani, I. N. S., Izzati, I. A. F., Firdausi, R. I., & Nursanto, D. (2020).
Manajemen Penyelamatan Ibu Hamil Pasca Bencana. Al-Iqra Medical
Journal: Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran, 2(2), 72-80
Rachman, N. N., & Andayani, D. E. (2021). Pengelolaan Gizi Bencana pada Ibu
Hamil dan Ibu Menyusui. Ijcnp (Indonesian Journal of Clinical Nutrition
Physician), 4(2), 148-164

Anda mungkin juga menyukai