OLEH :
KELOMPOK I
1. NADIA BINI NURBAYANI 7. LINDA AMELIA SARI
2. BAGUS PRASETYO 8. MINDRATU
3. DESQIYA QATRUNNADA 9. PUSPITA OKTAVANI
4. HAEKAL ARIPIN 10. TATA EKA APRILIA
5. SAKYANANDI 11. TITIN FIBRIYANTI
6. SITI HAJAR USMAN
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penyusunan ......................................................................................... 2
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejadian bencana akan berdampak terhadap stabilitas tatanan masyarakat.
Kelompok masyarakat rentan (vulnerability) harus mendapatkan prioritas. Salah
satu kelompok rentan dalam masyarakat yang harus mendapatkan prioritas pada
saat bencana adalah ibu hamil, ibu melahirkan dan anak-anak.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada berbagai macam kondisi
kita harus cepat dan bertindak tepat di tempat bencana, petugas harus ingat
bahwa dalam merawat ibu hamil adalah sama halnya dengan menolong janinnya.
Sehingga, meningkatkan kondisi fisik dan mental wanita hamil dapat melindungi
dua kehidupan, ibu hamil dan janinnya.
Bencana-bencana tersebut, selain menelan korban jiwa, juga
menghancurkan sebagian besar infrastruktur, permukiman, bangunan-bangunan
pendidikan, kesehatan, keamanan, sosial, dan ekonomi, serta mempengaruhi
kondisi sosial ekonomi masyarakat, termasuk kondisi psikologis dan tingkat
kesejahteraan.
Salah satu kelompok yang paling rentan terdampak bencana alam adalah
anak-anak karena secara fisik dan mental masih dalam pertumbuhan dan masih
tergantung dengan orang dewasa. Mengalami kejadian yang sangat traumatis dan
mengerikan akibat bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung merapi
dapat mengakibatkan stress dan trauma mendalam bagi anak bahkan orang
dewasa sekalipun. Pengalaman trauma yang dialami anak tersebut kalau tidak
diatasi segera akan berdampak buruk bagi perkembangan mental dan sosial anak
sampai dewasa.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara untuk memahami dampak dan penanganan khusu bencana pada
kelompok ibu dan anak?
1
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami dampak dan penanganan khusus bencana pada kelompok ibu dan
anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hanya itu, stress juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
keguguran. Oleh karena itu, ibu hamil harus dijaga agar tercukupi nutrisinya
dan juga bebas dari stress agar kehamilan sehat dan tidak mengalami
kelahiran premature.
2. Pendarahan
Selain itu dampak bencana terhadap ibu hamil dan bayi adalah perdarahan
yang disebabkan oleh luka pada tubuh ibu hamil; pelepasan dini pada
plasenta normal dan rupture uterin.
4
Stres pada anak yang disebabkan oleh bencana tidak hanya dipengaruhi
oleh skala bencana serta tingkat kerusakan atau kehilangan, tetapi juga
dipengaruhi oleh usia anak itu sendiri, orang-orang yang ada disamping mereka
ketika bencana, tingkah laku dan respon dari orang tua serta anggota
keluarganya. Stres anak berhubungan dengan stres pengasuh mereka, maka anak
merasa terancam dan ketakutan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan melihat dan merespon Pada reaksi stres orangtua / pengasuh.
Reaksi stres pada anak muncul dalam 3 aspek yaitu fisiologis, emosi dan
tingkah laku. Meskipun tidak ada masalah penyakit dalam, mereka
menunjukkan gejala fisik seperti mual-mual, sakit perut, sakit kepala, konsumsi
susu yang buruk, panik karena ketakutan pada pemandangan atau bunyi sepele
yang mengingatkan peristiwa yang menakutkan, menangis pada malam hari,
susah tidur, bermimpi buruk berkali-kali, tidak bisa konsentrasi untuk belajar,
melamun tanpa ekspresi wajah, melakukan tindakan yang tidak realistis,
memperlihatkan tingkah laku yang menakutkan seolah-olah mereka dalam situai
bencana, tidak tenang, dan gelisah, perilaku seperti bayi, sebagai contoh minta
digendong, mengisap ibu jari, dan tidak mau pisah dari orang tua.
Reaksi stres anak
Gejala somatik Gejala mental Reaksi stres
(badan) (pikiran) (tindakan)
5
Batuk Merasa tersisihkan Isolasi sosial
6
Pada korban hamil dengan gangguan punggung tidak dapat dievakuasi
dalam posisi miring, melainkan dengan cara berikut :
1. Uterus ditekan dari arah kiri ke kanan korban. Walaupun tindakan ini efektif
untuk memulihkan aliran darah jantung yang normal bagi korban maupun
janin, tetapi tindakan ini memerlukan lebih dari 1 orang penolong untuk
menjaga uterus tetap di sisi kanan korban.
2. Letakkan bantal kecil, selimut, atau handuk pada pinggang kiri korban.
Elevasi stinggi 4 inchi untuk mengurangi tekanan uterus pada vena cava
inferior.
Karena perubahan fisiologis dan anatomi kehamilan, risiko trauma pada ibu
dan janin meningkat dengan usia kehamilan. Perubahan anatomi kehamilan ini
mengubah pola cedera. Peningkatan pembengkakan pembuluh panggul
menyebabkan peningkatan risiko perdarahan retroperitoneal dan hematoma.
Trauma abdominal tumpul dapat menyebabkan cedera pada kandung kemih,
limpa, dan patah tulang panggul. Trauma tumpul juga dapat menyebabkan
rupture uterus perlambatan cepat, terutama di mana telah ada operasi Caesar
sebelumnya.
Persalinan ketika proses evakuasi lebih sulit ditangani dan lebih berbahaya.
Hal ini harus didampingi oleh petugas medis yang kompeten sampai fasilitas
kesehatan yang dituju. Saat evakuasi pun dapat menyebabkan perburukan
kondisi pada korban ibu hamil, seperti perdarahan, syok, Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC), dan eklampsia.
1. Perdarahan yang sering terjadi disebabkan adanya solusio plasenta. Hal ini
dapat terjadi tanpa manifestasi perdarahan pervaginam. Dalam beberapa
menit korban dapat kehilangan setengah volume darahnya dan menyebabkan
syok yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian.
Untuk menghindari korban jatuh dalam kondisi syok, harus segera dilakukan
pemasangan IV (Intravena) line.
7
2. Syok biasanya merupakan akibat dari perdarahan. Hal ini biasanya dapat
diatasi dengan baik, tidak menunjukkan gejala/sindrom pre-syok, kecuali
terjadi kolaps pembuluh darah yang mendadak.
3. DIC biasanya terjadi pada ibu hamil dengan pre-eklampsi berat, sindrom
HELLP, dan perdarahan intrapartum. Hal ini dapat muncul tiba-tiba dan
dapat mengakibatkan kematian.
4. Peningkatan tekanan darah ringan pada wanita hamil (pre-eklampsia) dapat
berubah dengan cepat menjadi pre-eklampsia berat dan eklampsia (kejang).
Wanita hamil dengan pre-eklampsia yang akan dievakuasi harus dilakukan
pengawasan terhadap kenaikan tekanan darah dan tersedia obat serta alat
penanganan eklampsia.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kejadian bencana akan berdampak terhadap stabilitas tatanan masyarakat.
Kelompok masyarakat rentan (vulnerability) harus mendapatkan prioritas. Salah
satu kelompok rentan dalam masyarakat yang harus mendapatkan prioritas pada
saat bencana adalah ibu hamil, ibu melahirkan dan anak-anak.
Pengalaman traumatis akibat hilangnya orang yang dicintai atau
menyaksikan kejadian yang mengerikan seperti bencana alam dapat
menyebabkan stress dan trauma yang dapat mengganggu perkembangan fisik,
sosial dan mental ibu dan anak. Rusaknya infrastruktur, sarana dan prasarana
pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya menetapkan ibu dan anak pada situasi
yang rentan untuk menjadi korban ekploitasi ekonomi, seksual, perdagangan
anak.
B. SARAN
Penyusunan makalah DAMPAK DAN PENANGANAN KHUSUS
BENCANA DAN KELOMPOK IBU DAN ANAK ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kelompok membuka saran dan kritik dari pembaca
untuk memberikan penyusunan makalah berikutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11