Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Anemia Aplastik

Terdapat dua jenis anemia aplastik, yaitu anemia aplastik yang didapat dan anemia aplastik yang
diturunkan. Anemia aplastik yang diturunkan biasanya disebabkan oleh kerusakan gen. Beberapa
penyakit keturunan yang dapat menimbulkan anemia aplastik, antara lain anemia Fanconi, Sindrom
Shwachman-Diamond, diskeratosis kongenital, dan anemia Diamond-Blackfan. Kelainan ini biasanya
diidap oleh anak-anak atau pada usia muda. Sedangkan, anemia aplastik biasanya terjadi pada orang
dewasa.

Penyakit ini merupakan tipe anemia aplastik terbanyak dan biasanya terkait dengan kelainan yang
mengganggu sistem imun (penyakit autoimun), seperti virus, penggunaan obat-obatan (misalnya,
kloramfenikol), zat kimia berbahaya (misalnya, pestisida), kehamilan, radiasi, ataupun kemoterapi. Pada
beberapa kasus, anemia aplastik tidak dapat dijelaskan penyebabnya (idiopatik).

Gejala Anemia Aplastik

Setiap jenis sel darah memiliki fungsi khusus di dalam tubuh. Sel darah merah berfungsi utama untuk
membawa oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sel darah putih bertugas untuk melawan infeksi dan
platelet untuk mencegah perdarahan. Keluhan yang timbul pada pengidap aplastik dapat berbeda-beda
pada setiap pengidapnya tergantung pada jenis sel darah apa yang mengalami defisiensi.

Pada kondisi defisiensi sel darah merah, keluhan dapat berupa:

Mudah mengantuk.

Lemas.

Merasa lemah.

Pucat.
Pusing atau nyeri kepala.

Sesak napas.

Nyeri dada.

Jantung berdebar-debar.

Pengidap anemia aplastik dapat mengalami gejala berikut (saat dalam keadaan defisit sel darah putih):

Demam.

Mudah sakit atau mengalami infeksi berulang.

Jika jumlah platelet rendah, maka tubuh akan mengalami:

Mudah memar.

Perdarahan, seperti mimisan atau perdarahan gusi

Diagnosis Anemia Aplastik

Untuk menegakkan diagnosis anemia aplastik, dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan dan
melakukan pemeriksaan fisik. Di samping itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk
mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan biasanya meliputi:
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan meliputi pemeriksaan darah lengkap dan retikulosit untuk memeriksa kadar hemoglobin,
hematokrit, sel darah merah, sel darah putih, dan platelet.

Pemeriksaan Sumsum Tulang

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah sumsum tulang dapat menghasilkan sel darah yang
cukup. Pemeriksaan sumsum tulang meliputi aspirasi dan biopsi. Aspirasi dilakukan dengan pengambilan
sampel cairan sumsum tulang dengan menggunakan jarum khusus, kemudian dilakukan pemeriksaan di
bawah mikroskop. Sedangkan saat biopsi dilakukan, sedikit jaringan sumsum tulang akan diambil
dengan jarum khusus yang diperiksa di bawah mikroskop. Pada anemia plastik, jumlah sel darah pada
sumsum tulang belakang lebih rendah dari normal.

Anda mungkin juga menyukai