Anda di halaman 1dari 10

METODE TIM

By
Ridawati Sulaeman, S.Kep. Ns, MM
DEFINISI

 Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).
 Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yeng
terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (registered nurse).
TUJUAN

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :


 Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga pasien merasa puas.
 Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas,
memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences diantara
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
 Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
 Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
 Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
 Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
 
STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien Pasien Pasien

Sistem pemberian asuhan keperawatan tim


( Marquis & Huston, 1998).
 
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
 Menetapkan standar kerja yang diharapkan sesuai denganstandar asuhan keperawatan
 Mengorganisir pembagian tim dan pasien
 Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan
 Menjadi narasumber bagi ketua tim
 Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode atau model tim dalam
pemberian asuhan keperawatan
 Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangannya
 Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada diruangannya
 Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya
 Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak
lanjutinya
 Memotivasi staf untuk meningkatkan kemempuan melalui riset keperawatan
 Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
Tanggung Jawab Ketua Tim

 Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan denagn kepala ruangan


 Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh
kepala ruangan
 Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan
bersama-sama anggota tim
 Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medicMembuat penugasan
kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan melalui konferensi.
 Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta
mendokumentasikannya
Tanggung Jawab Anggota Tim

 Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan


 Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
berdasarkan respon klien
 Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan
 Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim
 Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
 Memberikan laporan
Kelebihan dalam metode tim
 Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
 Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
 konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar
 Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
 Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-beda secara afektif
 Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat menghasilkan sikap moral
yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan
bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan
 Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggunga jawabkan
 Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Kekurangan dalam metode tim
 Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus
mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik
 Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
 Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim ditiadakan, sehingga
komunikasi antar anggota tim terganggu
 Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf, berlindung
kepada anggota tim yang mampu
 Akuntabilitas dari tim menjadi kabur
 Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena membutuhkan tenaga yang
mempunyai keterampilan tinggi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai