Disusun Oleh:
PROFESI NERS
2020-2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang materi
KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN PADA PASIEN TRAUMA
KEHAMILAN , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh Kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelompok
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
E. Patofisiologi........................................................................................................9
F. Pemeriksaan diagnostic....................................................................................10
I. Komplikasi........................................................................................................13
J. Penatalaksanaan................................................................................................14
A. Pengkajian........................................................................................................19
B. Daignosa...........................................................................................................32
C. Intervensi..........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................35
LAPORAN PENDAHULUAN KEGAWATDARURATAN
OBSTETRIC : TRAUMA KEHAMILAN
E. Patofisiologi
a) Trauma fisik
Trauma ini terjadi karena Adanya benturan , kecelakaan atau
kekerasan yang dapat mengakibatkan memar, laserasi dan kontusio
yang ahirnya dapat membuat perdarahan dan yang lebih parahnya bisa
membuat patah tulang panggul dan rusuk karena jatuh , dan dari obat-
obatan juga bisa menyebakna bayi meninggal dunia misalkan obat
cloramphernicol yang dapat menghambat pertumbuhan janin dan
diazepam yang dapat membuat relaksasi otot otot Rahim yang dapat
menyebabkan keguguran.
b) Trauma psikis
Trauma ini bisa terjadi karana belum matang nya kesiapan mental
untuk hamil, factor pola hidup faktor social dan factor ekonomi yang
dapat mengakibatkan tekanan pada ibu dan cemas yang berlebihan
yang ahirnya dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang terganggu
atau bahkan dapat menyebabkan post partum blues
F. Pathway
G. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk deteksi dini akibat trauma
kehamilan, yaitu antara lain :
1. USG
Melalui USG dokter menjadi lebih mudah untuk mempelajari bentuk
serta ukuran anatomis, gerak serta hubungan jaringan dengan
sekitarnya. Karena setelah dibandingkan dengan alat penunjang
pemeriksaan lainnya, USG memiliki beberapa keunggulan untuk
membantu dokter dalam mendiagnosa pasiennya secara cepat, aman,
invasif dengan nilai diagnostik yang tinggi.
2. DPL ( Diagnostic Peritoneal Lavage )
DPL ini dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan pada
rongga usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu.
Tetapi DPL ini hanyalah alat diagnostic
3. CT scan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang
kuat antara suatu kelainan, yaitu :Gambaran lesi dari tumor, hematoma
dan abses Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya
vaskularisasi dan infark.
4. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
MRI dilakukan untuk mengevaluasi : Organ dada dan perut termasuk
jantung, hati, saluran empedu,ginjal, limpha dan pankreas serta
kelenjar adrenalin. Organ panggul termasuk pada organ reproduksi
pada pria ( prostat dan testikel ) dan perempuan
5. Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin
Pasien muda yang sehat lebih mudah terkena shock yang berpengaruh
ke sistem kardiovaskular.Ultrasonogram obstetric dapat menunjukkan
usia kehamilan dan posisi janin serta plasentanya.Beberapa penelitian
menyatakan bahwa USG dan Fetal Heart Rate Monitoring adalah suatu
kombinasi paling efektif untuk mendeteksi komplikasi akibat trauma
ada ibu hamil.
6. Kheihauer betke test dan Tes Laboratoriumi
Tes ini digunakan untuk mendeteksi adanya sel darah janin di serum
ibunya.Jika Rh negatif maka tetap mungkin terjadi perdarahan.
Solusinya tetap ada pemberian Rh Immunoglobulin. Namun di sisi lain
terdapat pula studi yang menyatakan tes ini hanya mempunyai
keefektifan yang rendah dalam kejadian trauma yang akut.
H. Dampak Trauma pada Kehamilan dan Persalinan
1) Pengaruh Pada Kehamilan
a) Trauma Fisik
Mengganggu Perkembaangan janin serta kesehatan ibu hamil
Memicu timbulnya Abortus pada Kehamilan
Memicu timbulnya perdarahan pada kehamilan
Menyebabkan timbulnya syock neurologic dan syok
hipovolemic pada ibu hamil,sehingga sirkulasi makanan dan
oksigen ke janin terhambat yang selanjutnya akan
mempengaruhi tumbuh kembang janin.
Menyebabkan cacat permanen pada ibu ataupun cacat
congenital pada janin.
b) Trauma Psikis
Adapun pengaruh perasaan sedih dan frustasi yang berkepanjangan
dan mengakibatkan depresi yang seringkali tidak hanya berdampak
pada sakit secara mental namun dapat mengakibatkan sakit scara
fisik karena terganggunya organ – organ tubuh tertentu.yaitu :
Mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi
adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung
yang tentunya memicu kerancauan system metabolisme yang
akan berpengaruh pada perkembangan janin.
Depresi yang berkepanjangan ini dapat memicu terjadinya
komplikasi pada kehamilan muda antara lain:
Resiko Abortus
Resiko Hiperemesis gravidarum
Resiko Kelahiran Premature
2) Pengaruh Pada Persalinan
a) Trauma Fisik
Menyebabkan resiko janin tidak bisa lahir per-vaginam(partus
dengan bantuan/ secsio caesaria)
Memicu timbulnya abortus
Menyebabkan terjadinya persalinan pre-mature
Menyebabkan ketuban pecah dini
Meningkatkan resiko rupture uteri akibat trauma
Meningkatkan terjadinya perdarahan akibat trauma
Memicu terjadinya rupture uteri akibat trauma
Memicu terjadinya inversio uteri/ prolapsus uteri
b) Trauma Psikis
Stres dan cemas berlebihan akan menyebabkan kerja jantung
lebih cepat dalam mempompa darah,sehingga menyebabkan
penyempitan pembuluh darah / vasokonstriksi vaskuler,dan hal
ini menghambat pertukaran darah dan oksigen serta makanan
dari ibu ke janin,sehingga terjadilah Fetal Distress.
Menyebabkan terjadinya distosia power pada proses persalinan
akibat minimnya motivasi ibu akibat trauma psikis tersebut
Akibat distosia power tersebut memicu timbulnya prolonged
phase pada persalinan.
I. Komplikasi
a. Cedera ibu atau janin
b. Kematian ibu atau janin
c. Perdarahan fetomaternal
d. Persalinan dan partus yang premature
e. Rupture uteri
J. Penatalaksanaan
1. Trauma Fisik
Prinsip – prinsip tata cara pertolongan terhadap ibu hamil yang
mengalami trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan.
Yakni dengan selalu mensurvei ABCDEFGH:
a. Airway ( jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di
jalan nafas
a) Kaji apakah pernafasan nya ada atau tidak
b) Lihat apakah ada trauma pada wajah, mulut, faring, leher, atau
dada
c) Apakah pasien mampu untuk berbicara atau tidak
d) Penurunan tingkat kesadran
e) Stridor saat inspirasi atau ekspirasi
Tidakan :
a) Berikan posisi yang memaksimalkan jalan nafas
b) Lakukan jaw thrust atau chin lift
c) Ambil benda asing atau lakukan suctuin untuk mengeluarkan
benda asing
d) Pasang nasofaring airway atau orofaring (jangan pernah
memasukan nasofaring airway pada pasein dengan trauma
wajah. Pertimbangkan nasofaring airway untuk pasein sadar
yang memerlukan bantuan)
e) Antisipasi dengan intubasi atau tehnik jalan nafas buatan
b. Breathing ( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma
berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.
a) Kaji apakah ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan
pernfasan seperti emfisema atau asma
b) Dispneu, takinepnea, atau apneu
c) Pernafasan agonal ( pernafasan yang abnormal ditandai dengan
nafas yang tersengal-sengal )
d) Pernafasan d
e) Hasil gas darah arteri abnormal
Tindakan:
a) Berikan oksigen tambahan
b) Bantu dengan ventilasi menggunakan BAG-MASK
c) Lakukan dekompresi jarum atau selang dada tabung jika
terdapat indikasi
c. Circulation (sirkulasi atau aliran darah ibu) jangan sampai
menghambat vena cava, posisikan untuk miring atau fowler.
a) Denyut jantung <60 denyut per menit atau >100 denyut
permenit disertai indikasi adanya gangguan peredaran darah
b) Pulsasi dengan kekuatan atau kualitas abnormal (lemah dan
tidak teratur)
c) Perdarahan ekternal yang tidak terkontrol
d) Kulit pucat atau dingin, berkeringat
e) Tekana darah sistolik dibawah normal
f) Gelisah atau cemas
g) CRT > 2 detik
Tindakan:
a) Mulailah kompresi dada saat nadi tidak teraba
b) Kontrol perdarahan eksternal, jika ada perdarahan kita sebagai
tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang infuse
RL ,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi darah jika
sewaktu-waktu dibutuhkan
c) Mulai melakukan resusitasi cairan
d. Disability
a) Pupil anisokor atau lamban bereaksi atau gagal untuk bereaksi
b) Penurunan skor Glasgow Coma Scale, perubahan tingkat
kesadaran
c) Kelemahan pada satu atau di salah satu ekstermitas atau
hilangnya fungsi dari satu sisi atau satu ekstermitas
d) Postur abnormal
Tindakan:
a) Jaga kepala lurus dengna posisi kepala datar atau elevasikan 30
sampai 45 drjat
b) Pertimbangkan pemberian manitol (Osmitrol) untuk perubahan
tingkat kesaaran yang berhubungan dengan peningkatan tekana
intracranial
c) Kurangi rangsangan eksternal
e. Exposure
Sebagai bagian proses dari proses ini, tim yang menangani trauma
harus hati-hati melakukan penilaian adanya kelaianan bagian tubuh
yang terkena yang mungkin perlu memerlukan intervensi segera,
seperti luka trebukaatau fraktur, perdarahan yanhg tidak terkontrol
atau eviserasi.
f. Foley Cateter
Pemasangan foley cateter untuk mengevaluasi cairan yang masuk.
Input cairan harus dievaluasi dari hasil output cairan urine.
Outuput urine normal
Dewasa : 0.5cc/kg bb/jam
Anak : 1cc/kg bb/jam
Bayi : 2cc/kg bb/jam
Namun pemasangan cateter tidak dapat dipasang pada penderita
adanya hematoma
g. Gastric Tube
Pemasangan gastric tube bertujuan untuk mengurangi distensi
lambung dan mencegah aspirasi jika terjaid muntah sekaligus
mempermudah dalam pemberian obat atau makanan.
Kontraindikasi pemasangan NGT adalah untuk penderita yang
mengalami fraktur basis crania atau diduga parah, jadi pemasanagn
kateter lambung melalui mulut atau OGT
h. Heart monitoring
Bertujuan untuk mementau EKG dan TTV pada ibu atau untuk
memantau DJJ pada janin
2. Trauma Psikis
a. Masa Kehamilan
Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan
psikologik harus dilakukan. Perhatikan pada pasien yang hamil
dengan riwayat gangguan psikis saat hamil dan persalianan / nifas
sebelumnya, karena kecendurungan gangguana psikis yang lebih
berat sangat tinggi. Dibutuhkan suatu komunikasi baik antara
tenaga kesehatan dengan pasien untuk kemudian dapat
memberikan saran dan psikoterapi yang memada. Beberapa
langkah dalam mengenali, mencegah, dan mengobati kalainan
psikis pada saat antenatal antara lain:
a) Buatlah suatau perencanaan bersama untuk mengenali kelainan
psikis pada ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan
psikis ini, seluruh personil dapat memberikan terapi awal.
b) Berikan penjelasan tentang tahap – tahap persalinan / nifas
pada keluarganya.
c) Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien menyataka
keluhannya. Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila
diperlukan, periksalah pelengkap diagnostik dengan
laboratorium ataupun USG, foto rontgen, MRI, dan sebagainya
untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah –
langkah kehamilan dan persalinan selanjutnya.
d) Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada persiapan
untuk mengahadapi kemungkinan – kemungkinan penyulit
pada saat kehamilan dan persalinan sedemikian sehingga
pasien atau keluarganya mempunya kepercayaan yang tinggi
terhadap dokter / saran pelayanan yang ada. Informasi yang
jelas dan terbuka disertai dengan komunikasi yang baik dengan
suami dan keluarga ibu hamil tersbut akan merupakan
dukungan yang sanagt berarti.
b. Masa Persalinan
Keadaan emosional pada ibu bersalin sangat dipengaruhi oleh
timbulnya rasa sakit dan tidak enak selama persalinan berlangsung,
apalagi pada ibu hamil tersebut baru pertama kali melahirkan dan
pertama kali merawat dirumah sakit. Untuk itu, alangkah baiknya bila
ibu hamil tersebut sudah mengenal lebih baik keadaan ruang bersalin/
ruamah sakit dari segi fasilitas pelayanannya maupun tenaga
pelayanan yang ada.
Usahakan agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang hangat
dan femeliar walaupun berada di rumah sakit. Peran perawat yang
empati pada ibu bersalin sangat berarti. Keluhan dan kebutuhan –
kebutuhan yang timbul agar mendapatkan tanggapan yang baik.
Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus dikerjakan dengan baik
agar ibu bersalain tidak jatuh dalam keadaan panik.
Peran suami yang sudah memahami proses persalunan bila berada di
samping ibu yang sedang bersalin sangat membantu pemantapan ibu
bersalin dalam menghdapai rasa sakit dan takut yang timbul.
KONSEP ASUHAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRIC
TRAUMA KEHAMILAN
A. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Tanggal :
Jam :
No. Reg :
Data Subyektif
a. Biodata
Biodata pasien
Nama, jenis kelamin, usia tanggal lahir
Biodata penanggung jawab
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.
b. Keluhan Utama
Biasanya ibu mengeluh nyeri
c. Riwayat prenatal, natal, dan postnatal
Prenatal : Ibu mengalami kekerasan,
mengalami kecelakaan
Natal : Lilitan tali pusat, Plasenta previa,
perdarahan, solusio plasenta,premature, partus
lama,
d. Kebutuhan dasar
Pola nutrisi
Pola eliminas
Pola istirahat
Pola aktivitas
e. Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang menderita HT,penyakit
jantung,gangguan pembekuan darah atau yg lain.
b. Pengkajian primer
a) Airway
- Inspeksi secara
cepat &
1. Jalan napas paten?
menyeluruh
2. Penggunaan otot
orofaring, lakukan
bntu nafas ?
head til chin lift &
3. tdk terdapat suara jaw trust,
abnormal? hilangkan bnda yg
menghalangi jln
napas
- Pasang neck
collar/ servical
collar
- Lakukan intubasi
endotracheal
b) Breathing
c) Kaji ekstermitas
e. Exposure
1. Anamnesa
S ( Sign and Symtom )
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien trauma
kehamilan
A ( Alergi )
Adanya alergi makanan, obat, dan lingkungan
M ( Medikamentosa )
Obat atau herbal yang saat ini d konsumsi oleh pasien
P ( Post medical history )
Riwayat penyakit sebelumnya
L ( Last oral intake )
Asupan makanan terakhir
E ( events )
Peristiwa yang menyebabkan trauma atau cedera
2. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Kepala
o Inspeksi
Kepala di inspeksi secara sistematis dan dinilai adanya
luka, deformitas, atau asimetris. Dan catat setiap area
yang ada ekimosis atau perubahan warna. Ekimosis
dibelakang telinga , tulang mastoid (Battle Sign), atau
di daerah periorbital (raccon eyes) meningkatkan
kecurigaan fraktur tengkorak basilar
o Palpasi
Palpasi tengkorak adanya depresi fragmen tulang,
hematoma, laserasi atau nyeri tekan
Wajah
o Inspeksi
- Periksa wajah adanya luka dan asimetrsi
- Perhatikan setiap jenis cairan dari telinga, hidung,
mata atau mulut. Cairan dari hidung atau telinga
diasumsikan cairan cerebrospinal sampai tidak
terbukti bahwa cairan tersebut adalah cairan
cerebrospinal
- Periksa ketajaman visual
- Minta pasien untuk membuka dan menutup mulut
untuk memeriksa maloklusi, laserasi, avulsi gigi
dan benda asing
Leher
o Inspeksi
Inspeksi adanya luka , ekimosis, distensi vena leher,
emfisema subkutan atau deviasi endotracheal
o Palpasi
Ekimosis, distensi vena leher, emfisema subkutan atau
deviasi endotracheal
o Auskultasi
Lakukan auskultasi arteri karotis untuk melihat adanya
bruits
Dada
o Inspeksi
Liat kesimetrisan dadanya , dan liat apakah
deformitas, trauma penetrasi dan luka lainnya
o Auskultasi
Lakukan auskultasi jantung dan paru-paru
o Palpasi
Palpasi dinding dada untuk deformitas , emfisema
subkutan dan nyeri tekan
Abdomen
o Inspeksi
Diperiksa bagian abdomen apakah terdapat memar ,
massa , pulsasi dan benda yang menembus
o Auskultasi
Lakukan auskultasi untuk bising usus di kempat
kuadran
o Palpasi
Dengan lembut palpasi abdomen untuk melihat adanya
kekakuan dan nyeri tekan , nyeri lepas atau periksa
secara keseluruhan
o Tentukan ukuran uterus dengan mengukur tinggi
fundus dalam sentimeter dari simfisis pubis untuk
mengetahui umur janin (1 cm = 1 minggu usia
kehamilan).
o Pemeriksaan perut pada pasien hamil harus disertai
pemeriksaan uterine tendernessi and consistency,
adanya kontraksi, dan letak serta pergerakan janin.
Pemeriksaan pelvis dilakukan dengan memperhatikan
adanya darah pada vagina atau cairan amnion, dan
lainnya. Pemeriksaan pH amnion (pH > 7) dan vagina
(pH = 5) harus dilakukan.
Pelvis
o Inspeksi pelvis adanya perdarahan, memer, deformitas,
dan trauma tembut
o Periksa perineum adanya darah, feses, dan cedera
o Pemeriksaan rektal dilakukan untuk menilai tonus
sfingter , mengidentifikasi darah.
o Dengan lembut tekan ke dalam ( kearah garis tengah )
pada iliaka untuk menilai stbilitas panggul. Palpasi
juga bagian atas simfisis pubis. Hemtikan jika terdapat
nyeri atau pergerakan dan lakukan pemeriksaan
radiografi
Ektermits
o Periksa keempat ekstermitas lihat adanya deformitas,
dislokasi, ekimosis, bengkak dan luka lainnya
o Periksa status sensorik , motoric dan status
neovaskular dari setiap ekstermitas
o Palpasi adanya nyeri tekan, krepitus, dan suhu
abnormal
o Jika terdapat cedera , nilai kembali status neovaskular
bagian distal secara teratur
Inspeksi bagian posterior
o Dengan dikajinya tubuh bagian belakang, dapat
melihat adanya memar, perubahan warna dan luka
terbuka
o Palpasi adanya deformitas , pergerakan dan nyeri pada
tonjolan tulangvertebre
o Jika tulang belakang dipastikan baik atau pasien dapat
berbaring diam, ambil backboard
f. Foly chateter
Kaji apakah paisen tersebut membutuhkan pemasangan foley
cateter.indikasi pemasangan cateter untuk mengetahui input dan
outpu cairan
Kontraindikasi pada pasien yang memmpunyai hematoma
g. Gastri tube
Kaji apakah pasien tersebut muntah dan tidak bisa memenuhi
kebutan nutrisinya dengan mandiri.
perdarahan yang
Ketahanan jaringan tidak mampu
banyak dari luka
mengkompensasi
tusukan
Perdarahan massif
Resiko hipovolemik
Luka terbuka
Peningkatan risiko invaksi bakteri
pathogen
Resiko infeksi
C. Daignosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Gangguan integritas kulit b.d trauma benda tajam d.d adanya luka
terbuka
c. Resiko hipovolemik b.d kerusakan jaringan vaskuler d.d perdarahan
massif dan kehilangan cairan fisiologis tubuh
d. Resiko infeksi b.d luka terbuka d.d peningktan invasi bakteri pathogen
D. Intervensi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan Observasi d. Untuk mengetahui
keperawatan nyeri a. Identifikasi status nyeri
pasien dapat lokasi,karakteristik, e. Untuk mengurangi rasa
teratasi dengan durasi, frekuensi nyeri nyeri
KH : b. Identifikasi skala nyeri f. Untuk mengurangi atau
o Skala nyeri c. Identifikasi respon mnegalihkan rasa nyeri
berkurang nyeri non verbal ( tetapi hanya bisa
Terapeutik dipake di skala 1-5 )
g. Supaya efektif hasilnya
a. Berikan tekik
h. Supaya hasilnya lebih
nonfarmakologis (mis.
efektif
Terapi
music,akupresur,
aromaterapi dll)
b. Control lingkungan
yang mempengaruhi
seperti suhu rangan
encahayaan dll
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
a. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
b. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
c. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolabiorasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik (bila perlu)
2 Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit
tindakan Observasi
keperawatan a. Identifikasi penyebab a) Untuk mengetahui penyebab
integritas kulit integritas kulit.
gangguan integritas
Terapeutik
kulit teratasi
a. Bersihkan parineal dengan
dengan KH: air hangat. b) Untuk mencegah terjadinya
o Keutuhan, Edukasi resiko infeksi.
dan a. Anjurkan menggunakan
kelembaban pelembab c) Agar terjaga kelembaban
kulit terjaga b. Anjurkan minum air yang kulit.
cukup d) Untuk menjaga keutuhan dan
c. Anjurkan untuk kelembaban kulit.
meningkatkan asupan e) Untuk meningkatkan
nutrisi perubahan status pada nutrisi
agar kulit tenjaga
kelembabannya.
DAFTAR PUSTAKA