IMMOBILITAS
A. KONSEP LANSIA
1. Proses Menua Pada Lansia
Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Perlu hatihati daalm mengidentifikasi penuaan. Bila seseorang mengalami penuaan
fisiologis (fisiological aging), diharapkan mereka tua dalam keadaan
sehat(healty aging). Penuaan itu sesuai dengan kronologis usia( penuaan
primer), dipengaruhi oleh factor endogen, perubahan dimulai dari sel
jaringan organ system pada tubuh. Berbagai perubahan terjadi pada system
musculoskeletal, meliputi tulang keropos (osteoporosis), pembesaran
sendi,
pengerasan
tendon,
keterbatasan
gerak,
penipisan
discus
3. Klasifikasi lansia
Lima klasifikasi lansia
a) Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b) Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c) Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI,2003)
d) Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang /jasa(Depkes RI,2003).
e) Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,2003).
4. Karakteristik lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a) Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat(2), (3), (4) UU
5. Tipe lansia
Beberapa tipe lansiabbergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan,
kondisi
fisik,
mental
social,
dan
ekonominya
(Nugroho,2000).
Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Tipe arif bijaksana
merupakan
ketidakmampuan
seseorang
untuk
sirkulasi
darah
perifer,
system
respirasi,
Penyakit saraf:
Adanya stroke, penyakit Parkinson, dan gangguan sarap
Masa penyembuhan
f)
Fraktur
3. BATASAN KARAKTERISTIK
Ketidakmampuan untuk bergerak dengan tujuan di dalam lingkungan,
termasuk mobilitas di tempat tidur, berpindah dan ambulasi
a) Keengganan untuk melakukan pergerakan
b) Keterbatasan rentang gerak
c) Penurunan kekuatan, pengendalian, atau masa otot
d) Mengalami
pembatasan
pergerakan,
termasuk
protocol-protokol
atau Perubahan
Perubahan
organ
morfologik
fungsional
Tulang
Osteoporosis
Asimtomatik
:penipisan trabekulaenyeri
dan
melebarnyaringan,
rongga tulang
Keadaan patologis
atauOsteoporosis
punggung:meningkat,
nyeri
kifosis,punggung
berat,
dan
fraktur(densitas tulang
tak cukup).
Osteomalasia:
kurangnya
penulangan
matriks
pada
tulang
fraktur
penyakit
paget(
osteitis
deformans), tonjolan
tulang jari kaki, subluksasi sendi tangan
atau kaki, telapak kaki
nyeri
dan
masalah
kaki lain
5. KLASIFIKASI KERUSAKAN MOBILITAS FISIK PADA LANSIA
a) Osteoporosis
b) Osteomalasia
c) Penyakit paget tulang
d) Penyakit keganasan tulang
e) Osteomielitis akut
f) Fraktur( fraktur leher femur, fraktur colles, fraktur columna fertebralis)
g) Arthritis rheumatoid.
6. MANIFESTSI KLINIS
Dampak fisiologis dari imobilitas dan ketidak efektifan
Efek
Hasil
Penurunan
konsumsi
Intoleransi ortostatik
oksigen maksimum
sinkop
kiri
Pengurangan miksi
Gangguan tidur
Penurunan
kebugaran
Konstipasi
Penurunan
7. KOMPLIKASI IMOBILISASI
Imobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sebagai berikut:
b) Sembelit
c) Infeksi paru
d) Gangguan aliran darah
e) Luka tekansendi kaku
f)
Intoleransi aktivitas
j)
Gangguan neuromuskuler
k) Depresi
evakuasi
kandung kemih
kapasitas
l)
Ansietas berat.
Lansia sangat rentan terhadap konsekuensi fisiologis dn psikologis
b)
c)
d)
Sendi sinovial atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat
digerakkan secara bebas dimana permukaan tulang yang berdekatan
dilapisi oleh kartilago artikular dan dihubungkan oleh ligamen oleh
membran sinovial. Contoh: sendi putar seperti sendi pangkal paha
(hip) dan sendi engsel seperti sendi interfalang pada jari.
e)
g)
h)
i)
9. Pathway
Imobilisasi
Kehilangan
daya tahan
otot
Penurunan
otot (atrofi)
Perubahan
sistem
muskulus
skeletal
Gangguan
fungsi paruparu
Penumpuka
n sekret
Jaringan kulit
yang tertekan
Perubahan
sistem
intragumen
kulit
Sulit batuk
Ganggua
n jalan
napas
Kontriksi
pembuluh
darah
Jantung
mengalami
vasokontriksi
Penyumbata
n
Suplai aliran
terganggu
Stres terjadi
Peningkatan asam
lambung
Nafsu makan
menurun
Gangguan sistem
metabolik
Gastro
intestinal
Ketidak
mampuan
diblader
Gangg
uan
Katab
olisme
Anoreksia
Retensi
Sel kulit
menjadi mati
Dekubitus
Ginjal
Konstipa
si
Nitrogen
tidak
seimbang
Kelemahan otot
Kemunduran
defekasi
dikurangi
atau
dicegah
dengan
intervensi
keperawatan.
dan
mencegah
tromboembolisme,
spirometri
insesif
untuk
jam:
a) Data biografi
Terdapat : Nama, Tempat &tanggal lahir , Pendidikan terakhir , Agama,
Status, TB/BB, Penmpilan, Ciri-ciri tubuh, Alamat, Orang yang dekat
dihubungi, Hubungan dengan usila, Alamat.
b) Riwayat keluarga
d) Genogram :
Keterangan :
e) Riwayat Pekerjaan :
Terdapat Pekerjaan saat ini, Alamat pekerjan, Jarak dari rumah, Alat
transportasi, Pekerjaan sebelumnya, Berapa jarak dari rumah, Sumber
sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan.
f) Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal, Jumlah kamar, Kondisi tempat tinggal, Jumlah
orang yang tinggal dirumah, Derajat privasi, Tetangga terdekat, Alamat
/ telpon.
g) Riwayat rekreasi
Hobby/minat, Keanggotaan organisasi, Liburan perjalanan.
h) Sistem pendukung
Perawat
/bidan/dokter/fisioterapi,
jarak
dari
rumah,
pelayanan
Bantuan
Bantuan
n Perawatan
Alat
Diri
1.
Bantun
Depen
laindent
& peralatan
makan
/minum
2. mandi
3. Berpakaian
4. Ke WC
5.
Transfering/
pindah
6. Ambulasi
q) Kategori tingkat kemampuan aktivitas
TINGKAT AKTIVITAS/ MOBILITAS
KATEGORI
Memerlukan
bantuan
pengawasan orang lain
atau
GERAK SENDI
Bahu
Adduksi:
gerakan
lengan ke lateral dari
posisi samping ke atas
kepala, telapak tangan
menghadap ke posisi
yang paling jauh.
180
Siku
150
Pergelangan tangan
80-90
pergelangan
tangan
80-90
tangan
70-90
ke
tekuk
0-20
pergelangan tangan ke
sisi ibu jari ketika
telapak
tangan
menghadap ke atas.
Adduksi:
tekuk
30-50
pergelangan tangan ke
arah
kelingking
telapak
tangan
menghadap ke atas.
Tangan dan jari
Tangan dan jari
tangan
belakang
90
90
30
ke
sejauh
mungkin
Abduksi: kembangkan
20
jari tangan
Adduksi:
20
rapatkan
90
tangan
Ekstensi: luruskan jari
Hiperekstensi: tekuk
90
30
jari-jari
tangan
belakang
ke
sejauh
mungkin
Abduksi: kembangkan
jari tangan
20
PERSENTASE KEKUATAN
NORMAL (%)
Paralisis sempurna
10
25
50
75
100
KARAKTERISTIK
t) KATZ INDEX
AKTIVITAS
KEMANDIRIAN
KETERGANTUNGAN
(1 poin)
(0 poin)
TIDAK
pemantauan,
ataupun didampingi
MANDI
(1 poin)
(0 poin)
bantuan,
hanya
bantuan
bagian kamar
tubuh
tertentu Dimandikan
mandi.
dengan
(1 poin)
Berpakaian
mandiri.
(0 poin)
lengkap Membutuhkan
Bisa
bantuan
keseluruhan
(1 poin)
(0 poin)
(toilet),
mengganti dan
keluar
toilet,
sendiri
atau
menggunakan
telepon
PINDAH POSISI
(1 poin)
(0 poin)
Butuh
bantuan
dalam
bantuan.
Alat tidur
ke
kursi,
atau
atau
total
(1 poin)
(0 poin)
Mampu
MAKAN
mengontrol Sebagian
bladder
(1 poin)
(0 poin)
Mampu
makanan
memasukkan Membutuhkan
ke
tanpa
mulut sebagian
bantuan. dalam
atau
total
makan,
atau
dilakukan
bantuan
makanan
oleh parenteral
orang lain.
AKTIVITAS
KEMANDIRIAN
KETERGANTUNGAN
(1 poin)
(0 poin)
TIDAK
pemantauan,
ataupun didampingi
Total Poin :
6 = Tinggi (Mandiri); 4 = Sedang; <2 = Ganggaun fungsi berat; 0 = Rendah (Sangat
tergantung)
FUNGSI
SKOR
KETERANGAN
Mengendalikan rangsang
pembuangan tinja
0
1
2
Mengendalikan
berkemih
rangsang
0
1
2
Tak terkendali/
tak teratur (perlu
pencahar).
Kadang-kadang
tak terkendali (1x
seminggu).
Terkendali
teratur.
Tak
terkendali
atau pakai kateter
Kadang-kadang
tak
terkendali
(hanya
1x/24
jam)
Mandiri
0
1
Butuh
pertolongan
orang lain
Mandiri
Penggunaan
jamban,
masuk
dan
keluar
(melepaskan,
memakai
celana,
membersihkan,
menyiram)
0
1
Tergantung
pertolongan
orang lain
Perlu pertolongan
pada
beberapa
kegiatan
tetapi
dapat
mengerjakan
sendiri beberapa
kegiatan
yang
lain.
Mandiri
Makan
0
1
2
Tidak mampu
Perlu
ditolong
memotong
makanan
Mandiri
Berubah
Tidak mampu
sikap
dari
berbaring ke duduk
1
2
3
Perlu
banyak
bantuan
untuk
bias duduk
Bantuan minimal
1 orang.
Mandiri
Berpindah/ berjalan
0
1
2
3
Tidak mampu
Bisa
(pindah)
dengan
kursi
roda.
Berjalan dengan
bantuan 1 orang.
Mandiri
Total Skor
Skor BAI :
20
: Mandiri
12 - 19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan sedang
5-8
: Ketergantungan berat
0-4
: Ketergantungan total
dapat
keefektifan
Pertumbuhan
digunakan
intervensi.
tulang
untuk
Adanya
yang
memantau
deformitas
abnormal
akibat
perubahan
dan
dan
kesejajaran.
tumor
tulang.
trombosis.
Tanda-tanda
tromboflebitis
meliputi
dada,
perkusi,
bunyi
napas,
dan
gas
arteri
No Pertanyaan
Jawaban
4a
(tanyakan bila
10
menurun
Jumlah Kesalahan Total
2) MMSE
Mini Mental State Exam (MMSE)
Nilai
Max
Pasien Pertanyaan
Orientasi
5
5
Registrasi
Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing2
kemudian tanyakan klien ketiga objek tersebut, setelah
3
kemudian
ulangi
sampai
ia
mempelajari
Mengingat
3
Bahasa
Nama pensil dan melihat (2 poin)
9
A. Kesedihan
3
Saya
sangat
sedih/
tidak
bahagia
dimana
saya
tidak
dapat
menghadapinya.
2
Saya galau/ sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1
Saya merasa sedih atau galau.
0
Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3
Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
2
Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memendang kedepan.
1
Saya merasa berkecil hati untuk mengenai masa depan.
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3
2
kegagalan.
1
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0
Saya tidak merasa gagal.
D. Ketidakpuasan
3
Saya tidak puas dengan segalanya.
2
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan apapun.
1
Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0
Saya tidak merasa puas.
E. Rasa bersalah
3
Saya merasa sangat buruk atau tidak berharga.
2
Saya merasa sangat bersalah.
1
Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
0
Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3
Saya benci diri saya sendiri.
2
Saya muak dengan diri saya sendiri.
1
saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
0
Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri.
G. Membahayakan diri sendiri
2
1
0
kesempatan.
Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
Saya merasa lebih baik mati.
Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri.
H. Menarik diri dari social
3
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
sesuatu.
1
Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0
Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3
2
1
0
M. Anoreksia
3
2
1
0
0-4
Depresi tidak ada atau minimal.
5-7
Depresi ringan.
8-15 Depresi sedang.
16+ Depresi berat.
Dari beck AT, beck RW : screening depressed patients in family practice(1972)
2. MASALAH KEPERAWATAN
a) Kerusakan mobilitas fisik
b) Gangguan rasa nyaman nyeri
c) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit
d) Gangguan perfusi jaringan perifer
e) Kurang perawatan diri
f)
intervensi
klien
3. Observasi
lingkungan
lingkungan
menurunkan
untuk
bahaya-
bahaya keamanan
4. Ajarkan tentang tujuan dan
pentingnya latihan
Meningkatkan
harga
kemandirian pasien
Diagnosa keperawatan: Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan
dengan penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang.
Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:
a. Klien menyatakan nyeri terkontrol
b. Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur
c. Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan
fungsi kompensasi tubuh
d. Klien
mampu
mendemonstrasikan
tehnik
atau
prilaku
yang
atau
latihan
aktifitas
sendi.
2. Bantu dan ajari keluarga klien untuk 2. Istirahat sistemik dianjurkan selama
pertahankan istirahat tirah baring
penyakit
mencegah
mempertahankan kekuatan
tidur
dimalam
hari
yang
untuk
kelelahan
dan
aktifatau
pasif,
dengan
tidak
personel
jaringan
bantu
abrasi kulit
dan
tekanan
dan
pada
meningkatkan
pemindahan
dapat
adekuat
4. Menghilangkan
penting
terganggu.
rentang
yang
dapat
mencegah
robekan
5. Memaksimalkan
klien
mempertahankan
lingkungan
yang
aman,
menaikkan
kursi
atau
mis:
kloset,
atau
pancuran
cedera
dan
toilet,
sendi,
mempertahankan mobilitas
fungsi
akibat
kemerahan
informasi
tentang
2.
Ajarkan
keluarga
lansia
5.
meningkatkan
eaporasi
5. EVALUASI
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan
proses dan evaluasi akhir).
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E, Moorhouse, geissler, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 1999
Dr. Hardywinoto, SKM, Dr. Tony Setia budhi, Ph. D.Panduan Gerontologi,
Jakarta, PTGramedia Pustaka Utama, 1999.
Joseph J. Gallo, William Reichel, Lillian M. Andersen, Buku Saku
Gerontologi, Edisi 2, Jakarta, EGC, 1998.