Heni Nur Anina, S.Kep., Ners, MPallC Topik 1. Trend issue HIV-AIDS Epidemi, pandemi, dampak sosbud dan perilaku terhadap epidemi 2. Faktor Risiko (Perilaku dan kondisi) 3. Dampak HIV-AIDS konteks individu, keluarga, komunitas, nasional 1. Trend issue terkait HIV-AIDS HIV merupakan salah satu masalah global, masyarakat dunia telah berkomitmen untuk mengatasi permasalahan HIV. WHO telah menyatakan bahwa terdapat 35 juta orang di dunia terinfeksi HIV/AIDS , secara global 1 juta orang meninggal dunia akibat HIV/AIDS pada 2016. (WHO 2019)
Pada tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development
Goals) 2017 : Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia diturunkan tujuan global tentang HIV/AIDS adalah bahwa masyarakat dunia berkomitmen pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya (WHO 2019 dalam Rahmawati 2019) Epidemi ? Dalam epidemiologi, epidemi adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban, misalnya penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu (KBBI) Epidemi HIV di beberapa negara di dunia Over two thirds of all people living with HIV live in the African Region (25.7 million) (WHO 2019) Eastern European, Asian, Middle Eastern and north African regions, these groups accounted for around 95% of new HIV infections (WHO 2019) ASIA Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, Myanmar dan Thailand. Negara ini, bersama India, Cina, Pakistan dan Papua Nugini, merupakan 10 negara yang jika digabungkan merupakan kontributor terbesar (95% dari semua infeksi HIV baru) di tahun 2016 2010- 2016 penurunan tajam kasus infeksi baru di Thailand dengan penurunan 50%. Vietnam dan Myanmar juga mengalami penurunan kasus infesi baru sebesar 34% dan 26%. Pakistan menunjukkan peningkatan kasus infeksi baru sebesar 29%. Filipina, dengan 141% peningkatan kasus infeksi baru. Di akhir tahun 2016, sekitar 10.500 warga Filipina terinfeksi HIV, bertambah 4.300 kasus di tahun 2010 dua dari tiga infeksi HIV baru terjadi pada pria (15 -24 tahun) (UNAIDS 2017 dalam Saliman 2017) Epidemi HIV di Indonesia Data Juni 2019, HIV/AIDS di Indonesia: 349.883 usia 25-49 tahun: 71,1 %, usia 20-24: 14,4 % lbh dri 50 tahun : 9% (kemenkes 2019) Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia pada 1987 di Provinsi Bali hingga Desember 2018, HIV/AIDS dilaporkan oleh 460 (89,5%) dari 514 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia meningkat dari Laporan Triwulan IV pada 2017 pada Desember 2017 yang baru menjangkau 421 (81,9%) dari 514 kabupaten /kota di seluruh Indonesia Jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005- 2018 kenaikan tiap tahunnya (kemenkes 2019) Pandemi HIV Pandemi epidemik penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, benua atau bahkan di seluruh dunia. - Munculnya penyakit baru pada penduduk - Menginfeksi manusia, menyebabkan penyakit berbahaya - Penyakit dapat menyebar dengan mudah dan berkelanjutan diantara manusia (WHO 2005) 38,6 juta terinfeksi HIV/AIDS. Dari 1981 25 juta jiwa meninggal (UNAIDS 2005) Pada 2017, di seluruh dunia 3 dari 4 orang mengetahui status HIV (WHO 2019) 79% dari yang mengetahui status HIV nya mengakses pelayanan HIV (WHO 2019) 81% dari yang mengakses pelayanan tersebut, telah berhasil meraih kondisi viral suppression 47. 47% (WHO 2019) 2000-2018, penurunan kasus baru HIV (37%) dan penurunan angka kematian (45%,) 13.6 juta hidup dengan ART (WHO 2019) Dampak perkembangan sosial budaya dan perilaku terhadap epidemi HIV
Sosial-budaya dan perubahannya
perubahan tata-nilai, norma, perilaku, kebiasaan, adat istiadat dalam masyarakat . Arus informasi dan globalisasi memudarnya tata nilai tingginya prevalensi HIV/AIDS adalah konsekuensi logis dari (Trubus & Nuriyadi 1999) LGBT, narkoba, wanita dan anak-anak yang tertular Dampak HIV terutama di negara berkembang penyebaran HIV/AIDS dan kematian yang di akibatkannya, sangat terkait dengan kemiskinan kondisi biologis untuk penyebaran infeksi, dan membatasi pilihan-pilihan untuk melawan penyebarannya (Wilson 2009). AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa (2005), 1/3 dari jumlah kematian ini di Afrika Sub-Sahara memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia (Patella dkk 1998). Transmission HIV can be transmitted via the exchange of a variety of body fluids from infected people, such as blood, breast milk, semen and vaginal secretions. HIV can also be transmitted from a mother to her child during pregnancy and delivery (WHO 2019). Individuals cannot become infected through ordinary day-to-day contact such as kissing, hugging, shaking hands, or sharing personal objects, food or water (WHO 2019) 2. Faktor risiko Behaviours and conditions that put individuals at greater risk of contracting HIV include: - unprotected anal or vaginal sex; - another sexually transmitted infection (STI) such as syphilis, herpes, chlamydia, gonorrhoea and bacterial vaginosis - sharing contaminated needles, syringes and other injecting equipment and drug solutions when injecting drugs - receiving unsafe injections, blood transfusions and tissue transplantation, and medical procedures that involve unsterile cutting or piercing - experiencing accidental needle stick injuries, including among health workers (WHO 2019) Situasi narkoba, seks komersial dan mobilitas
suplainarkoba ratusan ton pertahun, angka
pengguna lebih dari 5 juta orang tahun 2015, kematian 40 – 50 orang tiap hari akibat mengkonsumsi narkoba (BNN 2017) Seks komersil (penularan PSK-Klien-istri-anak)
Prevalensi pada PSK perempuan, laki-laki, waria
meningkat, salah satu penyebabnya karena penggunaan kondom yang kurang (Mboi 2012) Tingginya Mobilisasi (urbanisasi, migrasi, mobilisasi lintas negara) peningkatan penyebaran Hubungan narkoba dan HIV Penggunaan narkotika berhubungan dengan dengan transmisi HIV. Baik narkotika injeksi maupun non narkotika injeksi merupakan pemicu transmisi. 1dari 8 orang yang menginjeksi narkotika / pengguna narkotika suntik (penasun), hidup dengan HIV. 2016 bahwa prevalensi HIV pada penasun sebesar 11,8% dengan angka 1,3 juta orang HIV mudah ditransmisikan ketika orang berbagi alat untuk menginjeksi narkotika. penggunaan narkotika termasuk alkohol dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan berdampak terjadinya hubungan seksual tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV (UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) 2018) Hubungan perilaku seks dengan HIV
virus HIV dapat ditransmisikan melalui cairan
tubuh dari seseorang yang terinfeksi virus HIV (cairan tersebut antara lain darah, cairan semen, cairan vagina, anal mucus). Dapat terjadi pada setiap jenis orientasi seksual (heteroseksual maupun homoseksual) dengan tipe hubungan seksual beragam (seksual vaginal, anal, maupun oral karena transmisi terjadi melalui cairan tubuh (WHO 2005) Hubungan HIV dan mobilitas
Mobilitas penduduk di dalam dan di luar negeri
berimplikasi untuk penyebaran HIV/AIDS (Hugo 2001) Migrasi masuk dan pariwisata tidak hanya telah memberikan manfaat untuk ekonomi lokal, tetapi juga telah mengubah gaya hidup masyarakat (Purwaningsih 2013) penularan HIV Para migran dan populasi berpindah berisiko meningkatnya infeksi HIV (International Organization for Migration 2019) 3. Dampak HIV / AIDS Konteks individu Fisik menderita akibat gejala penyakitnya seperti demam, batuk, sesak napas, diare, lemas, risiko kanker, dan lain sebagainya. Psikologis depresi, merasa tertekan dan merasa tidak berguna, bahkan ada yang memiliki keinginan untuk bunuh diri karena stigmatisasi atau hukuman sosial dan diskriminasi masyarakat. Penolakan dan pengabaian yang dilakukan oleh orang lain, terutama oleh keluarga akan menambah depresi yang dialaminya (Djoerban, 1999) dalam Apri Astuti dan Kondang Budiyani (2008). Dampak Psikologis Pardita (2014) menyatakan bahwa ODHA pada umumnya berada pada kondisi yang membuat penderita merasakan menjelang kematian dalam waktu dekat. Pasien yang dinyatakan telah terinfeksi HIV akan mengalami masalah fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Masalah psikologis yang muncul adalah stres, keyakinan diri yang rendah dan kecemasan (Khasanah 2016). Konteks keluarga
Anak-anak dan keluarga dengan HIV juga
mengalami masalah psikososial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. (Center for Health Research Universitas Indonesia 2018) Konteks komunitas Kurang pengetahuan masyarakat stigma negatif perekonomian individu penderita, keluarga, masyarakat (Matondang 2009) Variabel sosial yang mengalami perubahan setelah terkena penyakit HIV AIDS adalah : intensitas rapat, intensitas berkunjung ke rumah keluarga atau kerabat, intensitas gotong royong, dan intensitas menghadiri undangan adat (Pardita & Sudibia 2014) Konteks nasional HIV memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia (Paltella dkk 1998; Matondang 2009) Referensi WHO 2019, HIV/AIDS Key Facts, http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids Departement of Health, HIV post-exposure prophylaxis Guidance from the UK Chief Medical Officers’ Expert Advisory Group on AIDS, (Revised 2008, Annex A: Body fluids and materials which may pose a risk of HIV transmission if significant occupational exposure occurs),https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/203139/HIV_post-exposure_prophylaxis.pdf International Association of Providers of AIDS Care,Drug Use and HIV, http://www.aidsinfonet.org/fact_sheets/view/154 UNAIDS, fact sheet –worldaidsday 2018http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/UNAIDS_FactSheet_en.pdf, UNAIDS, UNAIDS Data 2018, http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/unaids-data-2018_en.pdf Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, Surat Laporan Perkembangan HIV-AIDS & Infeksi Menular Seksual (IMS) Triwulan IV Tahun 2018, http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_Triwulan_IV_2018.pdf "CIA world factbook - HIV/AIDS adult prevalence rate https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/rankorder/2155rank.html Khasanah 2016 dampak ekonomi, sosial dan psikologi hiv/aids pada orang dengan hiv/aids (odha) di kabupaten kebumen http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/958/pdf_163 Wilson 2009 Neoliberalisme dan penyebaran HIV/AIDS https://indoprogress.com/2009/12/neoliberalisme-dan-penyebaran-hivaids/ Palella, F. J. Jr, Delaney, K. M., Moorman, A. C., Loveless, M. O., Fuhrer, J., Satten, G. A., Aschman and D. J., Holmberg, S. D. (1998). "Declining morbidity and mortality among patients with advanced human immunodeficiency virus infection. HIV Outpatient Study Investigators". N. Engl. J. Med. 338 (13): 853–860 BBC 2012 Penyebaran HIV AIDS melalui transmisi seksual meningkat https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2012/12/121201_aids_hiv_seksual Hugo Graeme 2001 NDONESIA MOBILITAS PENDUDUK DARI DI DALAM DAN DI LUAR NEGERI: IMPLIKASI UNTUK PENYEBARAN HIV/AIDS http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_141795.pdf Purwaningsih, SS 2013 Mobilitas Penduduk Dan Risiko Penularan Hiv & Aids: Kasus Di Provinsi Bali http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/view/16 Matondang 2009 Dampak HIV/AIDS Bagi Masyarakat Di Kotamadya Medan (1987-1990) http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/30256 Pardita1, DPY & Sudibia, IK 2014 ANALISIS DAMPAK SOSIAL, EKONOMI, DAN PSIKOLOGISPENDERITA HIV AIDS DI KOTA DENPASAR https://media.neliti.com/media/publications/44250-ID-analisis-dampak-sosial-ekonomi-dan-psikologis-penderita-hiv-aids-di-kota-denpasa.pdf Saliman, A 2017 Enam negara Asia merupakan kontributor terbesar infeksi HIV – lapor PBB https://today.mims.com/enam-negara-asia- merupakan-kontributor-terbesar-infeksi-hiv---lapor-pbb