Anda di halaman 1dari 18

Aspek Psiko, Sosio

dan Spiritual Pasien


HIV AIDS
NS GINANJAR SASMITO ADI, M.KEP.,SP.KEP.M.B
Penyebaran di Indonesia

 Pertama ditemukan di Bali (1987)


 Oleh Dr Tuti Parwati, ditemukan turis asing homoseksual
didagnosis 2 tahun sebelumnya
 Menyebar di 407 (kab/Kota)
 terakhir ditemukan di Sulawesi Barat (2012)
 Pasien yang menderita suatu penyakit dengan
kondisi akut sebagian besar akan menunjukkan
adanya gangguan psikologis di antaranya depresi.
Suatu penyakit dan akibat yang diderita, baik
akibat penyakit ataupun intervensi medis tertentu
dapat menimbulkan perasaan negatif seperti
kecemasan, depresi, marah, ataupun rasa tidak
berdaya dan perasaan-perasaan negatif tertentu
yang dialami terus-menerus ternyata dapat
memperbesar kecenderungan seseorang terhadap
suatu penyakit tertentu. (Lubis 2009;Sarafino 1998)
Proses perubahan pada pasien HIV

Perubahan sosial C
O
secara cepat
P
I
Tidak mampu -> N
adjusment disorder G

Stressor psikososial
Respon psikologis terhadap
penyakit (Kubler, Ross (1974)
Pengingkaran

Kemarahan

Sikap tawar menawar

Depresi

Penerimaan dan partisipasi


Isu dampak psikologis pada pasien
HIV
 Krisis kejiwaan pada dirinya, keluarganya,
orang yang dicintainya dan masyarakat
 Khawatir, frustrasi, kesedihan, berduka,
ketakutan anggota keluarga menjadi
terinfeksi, perasaan marah serta depresi
dan ketakutan menghadapi kematian.
(WHO, 2006; Smeltzer, et all, 2010).
 Perlakuan deskriminatif, dan resiko bunuh
diri tinggi.
REAKSI PSIKOLOGIS PASIEN HIV
REAKSI PROSES PSIKOLOGIS HAL YANG DIJUMPAI
Shock (kaget, goncangan Merasa Bersalah, marah tidak Rasa takut, hilang akal,
batin) berdaya frustrasi, rasa sedih, susah,
acting out
Mengucilkan diri Merasa cacat dan tidak Khawatir menginfeksi orang
berguna, menutup diri lain, murung
Membua status secara Ingin tahu reaksi orang lain, Penolakan, stres, konfrontasi
terbatas pengalihan stres, ingin
dicintai
Mencari orang lain yang HIV Berbagi rasa, pengenalan, Ketergantungan, campur
positif kepercayaan, penguatan, tangan, tidak percaya
dukungan sosial padapemegang rahasia
dirinya
lanjutan
Status Khusus Perubahan keterasingan Ketergantungan, dikotomi
menjadi manfaat khusus, kita dan mereka (sema orang
perbedaan menjadi hal yang dilihat sebagai terinfeksi HIV
istmewa, dibutuhkan oleh dan direspon seperti itu), over
yang lainnya identification
Perilaku Komitmen dan kesatuan Pemadaman, reaksi dan
mementingkan kelompok, kepuasan kompensasi yang berlebihan
orang lain memberi dan berbagi,
perasaan sebagi kelompok
Penerimaan Integrasi status positif HIV Apatis, sulit berubah.
dengan identitas diri,
keseimbangan antara
kepentingan orang lain
dengan diri sendiri, bisa
menyebutkan kondisi
seseorang
MEKANISME KOPING

 Coping sebagai segala usaha, sehat maupun tidak


sehat, positif maupun negatif, usaha kesadaran
atau ketidaksadaran, untuk mencegah,
menghilangkan, atau melemahkan stresor, atau
untuk memberikan ketahanan terhadap dampak
stres.
 Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar
dan mengingat. Belajar disini adalah kemampuan
menyesuaikan diri (adaptasi) pada pengaruh faktor
internal dan eksternal (Nursalam, 2003).
STRATEGI KOPING

Lazarus & Folkman (1984), yaitu problem focused coping dan emotion
focused coping.
 Problem focused coping Merupakan usaha individu yang secara
aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan
kondisi atau situasi yang menimbulkan stres.
 Emotion focused coping Merupakan usaha individu untuk mengatur
emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang
akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh
tekanan, sedangkan kondisi objektif yang menimbulkan masalah
tidak

 ODHA memiliki kecenderungan untuk melakukan emotion focus


coping daripada problem focus coping. ditangani.
Respons Adaptif sosial

 Aspek psikososial menurut Stewart (1997) dibedakan menjadi 3 aspek,


yaitu:
1. Stigma sosial memperparah depresi dan pandangan yang negatif
tentang harga diri pasien.
2. Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV, misalnya penolakan
bekerja dan hidup serumah juga akan berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan. Bagi pasien homoseksual, penggunaan obat-obat
narkotika akan berakibat terhadap kurungnya dukungan sosial. Hal ini
akan memperparah stres pasien
3. Terjadinya waktu yang lama terhadap respons psikologis mulai
penolakan, marah-marah, tawar menawar, dan depresi berakibat
terhadap keterlambatan upaya pencegahan dan pengobatan.
Pasien akhirnya mengkonsumsi obat-obat terlarang untuk
menghilangkan stres yang dialami1.
Permasalah sosial pasien HIV

 Permasalahan sosialisasi yang dialami pasien HIV/AIDS adalah


Emosi, Menarik diri, Cemas
 Gangguan sosialisasi, gangguan peran, kekhawatiran terhadap
hubungan dengan pasangan, perubahan gaya hidup, kehilangan
semangat akibat adanya pembatasan-pambatasan serta adanya
perasaan terisolasi. Temuan dalam penelitian ini berbeda dengan
temuan dalam penelitian Hermawati (2012) pada 100 orang pasien
HIV/Aids yang menujukkan bahwa 87,5% pasien mengalami
gangguan dalam interaksi sosial dan bersosialisasi.
Peran Perawat

 Memfasilitasi strategi koping:


1. Memfasilitasi sumber penggunaan potensi diri agar terjadi respons
penerimaan sesuai tahapan dari Kubler-Ross
2. Teknik Kognitif, penyelesaian masalah; harapan yang realistis; dan
pandai mengambil hikmah
3. Teknik Perilaku, mengajarkan perilaku yang mendukung
kesembuhan: kontrol & minum obat teratur; konsumsi nutrisi
seimbang; istirahat dan aktifitas teratur; dan menghindari konsumsi
atau tindakan yang menambah parah sakitnya
Dukungan sosial pada ODHA
(Nurbani & Zulkaida(2012)
Emotional Support
Informational Support
Instrumental or tangible support
Companionship support
RESPON SPIRITUAL

 Pada fase awal pasien dapat mengalami


Permasalahan spiritual dialami HIV/ Aids
tersebut antara lain menyalahkan Tuhan,
menolak beribadah, beribadah tidak sesuai
ketentuan, gangguan dalam beribadah
maupun distress spiritual.
 Pada fase penerimaan, pasien menunjukkan
peningkatan spiritualitas merasa apa yang
dialaminya merupakan cobaan.
Respons Adaptif Spiritual

Dikembangkan dari konsep Ronaldson (2000) dan Kauman & Nipan


(2003).
Respons adaptif Spiritual, meliputi:
1. Harapan yang realistis -> Meyakinkan pasien terkait upaya
kesembuhan.
2. Tabah dan sabar -> Meningkatkan pemikiran positif, lebih
mendekatkan diri kepada Pencipta
3. Pandai mengambil hikmah -> Al-Baqarah 286. Yakinkan pasien
bahwa setiap cobaan pasti mengandung hikmah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai