LAPORAN PENDAHULUAN
TRAUMA KEHAMILAN
NIM : 19.04.019
PEMBIMBING
PROFESI NERS
MAKASSAR
2020
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk deteksi dini akibat trauma
kehamilan, yaitu antara lain :
1. USG
Melalui USG dokter menjadi lebih mudah untuk mempelajari bentuk
serta ukuran anatomis, gerak serta hubungan jaringan dengan sekitarnya.
Karena
setelah dibandingkan dengan alat penunjang pemeriksaan lainnya, USG
memiliki beberapa keunggulan untuk membantu dokter dalam mendiagnosa
pasiennya secara cepat, aman, invasif dengan nilai diagnostik yang tinggi.
2. DPL ( Diagnostic Peritoneal Lavage )
DPL ini dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan pada
rongga usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi
DPL ini hanyalah alat diagnostik.
3. CT scan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang
kuat antara suatu kelainan, yaitu :Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan
abses
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan
infark.
4. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
MRI dilakukan untuk mengevaluasi : Organ dada dan perut termasuk
jantung, hati, saluran empedu,ginjal, limpha dan pankreas serta kelenjar
adrenalin. Organ panggul termasuk pada organ reproduksi pada pria ( prostat
dan testikel ) dan perempuan.
5. Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin
Pasien muda yang sehat lebih mudah terkena shock yang berpengaruh
ke sistem kardiovaskular.Ultrasonogram obstetri dapat menunjukkan usia
kehamilan dan posisi janin serta plasentanya.Beberapa penelitian
menyatakan bahwa USG dan Fetal Heart Rate Monitoring adalah suatu
kombinasi paling efektif untuk mendeteksi komplikasi akibat trauma pada
ibu hamil.
6. Kheihauer betke test dan Tes Laboratoriumi
Tes ini digunakan untuk mendeteksi adanya sel darah janin di serum
ibunya.Jika Rh negatif maka tetap mungkin terjadi perdarahan. Solusinya
tetap ada pemberian Rh Immunoglobulin. Namun di sisi lain terdapat pula
studi yang menyatakan tes ini hanya mempunyai keefektifan yang rendah
dalam kejadian trauma yang akut.
F. Penatalaksanaan
1. Trauma Fisik
a. Prinsip – prinsip tata cara pertolongan terhadap ibu hamil yang
mengalami trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni
dengan selalu mensurvei ABC :
1) Airway ( jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di
jalan nafas.
2) Breathing ( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma
berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.
3) Circulation ( sirkulasi atau aliran darah ibu )jangan sampai
menghambat vena cava, posisikan untuk miring atau fowler.
4) Juga yang perlu diwaspadai ialah kontrol adanya problem
perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian
tertinggi untuk kasus trauma pada wanita hamil.jika ada perdarahan
kita sebagai tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang
infuse RL grojok,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi
darah jika sewaktu-waktu dibutuhkan.serta yang tidak kalah
pentingnya adalah oksigenasi set.
5) Patokannya adalah dengan melakukan resusistasi atau menstabilkan
kondisi si ibu seoptimal mungkin. Hal tersebut sudah akan menambah
jaminan keselamatan janin dalam kandungan.
6) Evaluasi pengaruh trauma terhadap keadaaan janin salah satunya bisa
diketahui dengan memonitor denyut nadi janin.
b. Begitu juga perlu perhatian sungguh – sunggguh terhadap kondisi janin
jika si ibu mengalami kasus seperti perdarahan per vaginal, solusio
plasenta, nyeri yang tiba – tiba di bagian bawah perut, nyeri yang hebat
di seluruh perut sebagai tanda terjadinya robekan lapisan rahim serta
kejang – kejang yang disertai dengan hipertensi sebagai tanda –tanda
terjadi eklamsia.
2. Trauma Psikis
a. Masa Kehamilan
Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan
psikologik harus dilakukan. Perhatikan pada pasien yang hamil dengan
riwayat gangguan psikis saat hamil dan persalianan / nifas sebelumnya,
karena kecendurungan gangguana psikis yang lebih berat sangat tinggi.
Dibutuhkan suatu komunikasi baik antara tenaga kesehatan dengan
pasien untuk kemudian dapat memberikan saran dan psikoterapi yang
memada.
Beberapa langkah dalam mengenali, mencegah, dan mengobati
kalainan psikis pada saat antenatal antara lain:
1) Buatlah suatau perencanaan bersama untuk mengenali kelainan
psikis pada ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan psikis ini,
seluruh personil dapat memberikan terapi awal.
2) Berikan penjelasan tentang tahap – tahap persalinan / nifas pada
keluarganya.
3) Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien menyataka
keluhannya. Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila
diperlukan, periksalah pelengkap diagnostik dengan laboratorium
ataupun USG, foto rontgen, MRI, dan sebagainya untuk
mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah – langkah
kehamilan dan persalinan selanjutnya.
4) Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada persiapan untuk
mengahadapi kemungkinan – kemungkinan penyulit pada saat
kehamilan dan persalinan sedemikian sehingga pasien atau
keluarganya mempunya kepercayaan yang tinggi terhadap dokter /
saran pelayanan yang ada. Informasi yang jelas dan terbuka disertai
dengan komunikasi yang baik dengan suami dan keluarga ibu hamil
tersbut akan merupakan dukungan yang sanagt berarti.
b. Masa Persalinan
Keadaan emosional pada ibu bersalin sangat dipengaruhi oleh
timbulnya rasa sakit dan tidak enak selama persalinan berlangsung,
apalagi pada ibu hamil tersebut baru pertama kali melahirkan dan
pertama kali merawat dirumah sakit. Untuk itu, alangkah baiknya bila ibu
hamil tersebut sudah mengenal lebih baik keadaan ruang bersalin/
ruamah sakit dari segi fasilitas pelayanannya maupun tenaga pelayanan
yang ada.
Usahakan agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang
hangat dan femeliar walaupun berada di rumah sakit. Peran perawat yang
empati pada ibu bersalin sangat berarti. Keluhan dan kebutuhan –
kebutuhan yang timbul agar mendapatkan tanggapan yang baik.
Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus dikerjakan dengan baik
agar ibu bersalain tidak jatuh dalam keadaan panik.
Peran suami yang sudah memahami proses persalunan bila berada di
sdamping ibu yang sedang bersalin sangat membantu pemantapan ibu
bersalin dalam menghdapai rasa sakit dan takut yang timbul.
G. Patofisiologi
Perubahan Fisiologis
Pernapasan
A. Pengkajian
1. Primary survey
Prinsip – prinsip tata cara pertolongan terhadap ibu hamil yang mengalami
trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni dengan selalu
mensurvei ABC :
a. Airway ( jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di
jalan nafas
b. Breathing ( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma
berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.
c. Circulation ( sirkulasi atau aliran darah ibu )jangan sampai menghambat vena
cava, posisikan untuk miring atau fowler.
d. Juga yang perlu diwaspadai ialah kontrol adanya problem
perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian tertinggi
untuk kasus trauma pada wanita hamil.jika ada perdarahan kita sebagai
tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang infuse RL
grojok,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi darah jika sewaktu-
waktu dibutuhkan.serta yang tidak kalah pentingnya adalah oksigenasi set.
e. Patokannya adalah dengan melakukan resusistasi atau menstabilkan kondisi
si ibu seoptimal mungkin. Hal tersebut sudah akan menambah jaminan
keselamatan janin dalam kandungan.
f. Evaluasi pengaruh trauma terhadap keadaaan janin salah satunya bisa
diketahui dengan memonitor denyut nadi janin.
Begitu juga perlu perhatian sungguh – sunggguh terhadap kondisi janin jika
si ibu mengalami kasus seperti perdarahan per vaginal, solusio plasenta,
nyeri yang tiba – tiba di bagian bawah perut, nyeri yang hebat di seluruh
perut sebagai tanda terjadinya robekan lapisan rahim serta kejang – kejang
yang disertai dengan hipertensi sebagai tanda –tanda terjadi eklamsia
Pengumpulan Data :
a. Pengkajian
Tanggal :
Jam :
Tempat :
Oleh :
No. Reg :
Data Subyektif :
Biodata :
- Biodata pasien :
Nama, jenis kelamin, usia tanggal lahir
- Biodata penanggung jawab
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.
b. Keluhan Utama
Biasanya ibu mengeluh nyeri.
c. Riwayat prenatal, natal, dan postnatal
Prenatal:Ibu mengalami kekerasan seksual.dsb
Natal :Lilitan tali pusat, Plasenta previa, solusio plasenta,premature, partus lama,.
Kebutuhan dasar :Pola nutrisi, pola eliminas, pola istirahat, dan pola aktivitas .
d. Riwayat penyakit keluarga
Adakah keluarga yang menderita HT,penyakit jantung,gangguan pembekuan darah
atau yg lain.
e. Riwayat psikososial
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan ventilasi dan
pernapasan akibat desakan uterus ke diagragma
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen Cedera Fisiologis
D. Intervensi Keperawatan
Dep.Kes. RI. 2007. Kementrian kesehatan republik indonesia. www. depkes ri.go.id.
http://www.g-excess.com/37420/gejala-dan-dampak-dari-hiperemesis-gravidarum