2. Tahap II
Usap abdomen secara sirkuler mengikuti usus besar. Dimulai dari kwadran
kanan bawah menuju mengikuti kolon asendens, kemudian ke arah kiri
mengikuti kolon transfersum lalu ke kwadran kiri bawah mengikuti kolon
desenden. Tindakan ini membantu mendorong materi feses sepanjang usus
untuk dibawa ke rectum. Lakukan usapan ini beberapa kali sambil
meningkatkan kekuatannya usapan untuk menstimulasi kontrasi pada
segmen-segmen usus besar.
Gambar 3.2
Urut Perut Tahap II
3. Tahap III
Lakukan pengusapan secara melingkar pada ujung bawa kolon desendens
dengan satu tangan secara cepat. Gunakan jari-jari tangan untuk agar dapat
memecahkan massa feses di dalam ujung kolon desendens sehingga lebih
mudah masuk ke rektum.
Gambar 3.3
Urut Perut Tahap III
Catatan:
Perhatikan kenyamanan dan
tanyakan perasaan klien selama proses masase. Bila klien merasa tidak nyaman,
kurangi kekuatan dan kedalaman usapan.
d. Fase Terminasi
Pada tahap ini, perawat mengevaluasi perasaan klien setelah tindakan masase dan
membuat kontrak untuk petemuan selanjutnya.
2. Kegiatan Praktikum 2: Senam Kegel
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah melakukan praktikum ini, anda diharapkan mampu mengajarkan senam kegel
pada lansia yang mengalamiinkontinensia urine.
Teori dan Prosedur Kerja
1. Pengertian
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau
Pelvic Floor Muscle yang digunakan untuk terapi pada seseorang yang tidak
mampu mengontrol keluarnya urine.
2. Indikasi / Kontraindikasi
Indikasi
Klien lansia yang mengalami permasalahan miksi dalam pengontrolan otot dasar
panggulnya
Kontraindikasi
Klien lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan mengontrol eliminasi karena
akan menambah frustasi pada lansia.
3. Tujuan
Menguatkan otot-otot yang mengontrol aliran urine (air seni)
Untuk mengatasi urgo incontinence/inkontinensia urgensi (keinginan berkemih
yang sangat kuat sehingga tidak dapat mencapai toilet tepat pada waktunya)
Lansia dapat mengontrol berkemih
Menghindari resiko jatuh pada lansia akibat air kencing (urine) yang tercecer.
4. Alat dan Bahan
Pakaian olah raga atau pakaian yang longgar
Arloji
Matras/Karpet/kursi
Pemutar Musik
Peralatan eliminasi jika memungkinkan
Ruangan yang nyaman dan tenang
5. Prosedur Kerja
a. Berisalam, perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat.
b. Panggil klien dengan nama kesukaan klien.
c. Jelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
d. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
e. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman.
f. Posisikan klien duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong
dengan rileks (dapat pula dengan tidur terlentang di atas matras/karpet dengan
lutut di tekuk)
g. Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga pada paha.
h. Rasakan kontraksi otot dasar panggung
i. Pertahan kankontraksi sebatas kemampuan lansia (kurang lebih 10 detik).
j. Rileks, rasakan otot dasar panggul yang rileks selama kurang lebih 10 detik.
k. Kontraksikan otot panggul kembali, pastikan otot panggul berkontraksi dengan
benar tanpa ada kontrkasi otot perut, (misal: jangan menahan nafas) dengan
meletakkan tangan pada perut lansia.
l. Rileks, rasakan kembali perbedaan saat berkontraksi dan rileks.
m. Sesekali kontraksi dipercepat dan pastikan tidak ada kontraksi otot yang lain.
n. Lakukan kontraksi yang cepat beberapa kali. Pada latihan awal, lakukan tiga kali
pengulangan karena otot yang lemah akan mudah lelah.
o. Latih untuk mengkontraksikan otot dasar panggul dan mempertahankannya
sebelum dan selama aktivitas tertawa, batuk, bersin, mengangkat benda, bangun
dari kursi atau tempat tidur dan jogging.
p. Target latihan ini adalah 10 kali kontraksi lambat dan 10 kali kontraksi cepat.
Tiap kontraksi dipertahankan 10 hitungan. Latihan dilakukan selama 6-8 kali
sehari atau setiap saat dapat melakukannya minimal selama 6 minggu, sehingga
akan didapatkan hasil yang optimal dari program latihan.
q. Evaluasi respon klien.
r. Berikan reinforcement positif.
s. Lakukan kontrak untuk latihan atau exercise selanjutnya.
t. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik.
3. Kegiatan Praktikum 3: Senam Hipertensi
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah melakukan praktikum ini, anda diharapkan mampu mengajarkan Senam
Hipertensi pada lansia
Teori dan Prosedur Kerja
1. Pengertian
Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan
mengelola stress (faktor yang mengelola hipertensi).
2. Indikasi / Kontraindikasi
Indikasi
Lansia yang mengalami hipertensi
Kontraindikasi
-
3. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menurunkan tekanan darah
4. Alat dan Bahan
-
5. Prosedur Kerja
Pemanasan
o Tekuk kepala kesamping lalu tahan dengan tahan pada sisi yang sama dengan
arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
o Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan
bahu dan punggung.
Gerakan Inti
o Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah
dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
o Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu.
Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil
mengatur nafas.
o Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang
searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakan dipinggang dan kepala
searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan. Lalu ganti dengan sisi
lainnya.
o Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua
tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya.
o Hampir sama dengan gerakan inti I, tapi kaki digerakan ke samping. Kedua
tangan dengan jemari mengepal kearah yang berlawanan. Ualangi dengan sisi
bergantian.
o Kedua kaki dibuka lebar dari bahu. Satu lutut agak ditekuk dan tangan yang
searah lutut dipinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk.
Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.
Pendinginan
o Kedua kaki dibuka selebar bahu. Lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8- 10 x dan lakukan pada sisi lainnya.
o Posisi tetap tautkan kedua tangan lalu gerakan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya.
Dan tahan dengan hitungan yang sama.
4. Kegiatan Praktikum 4: Pengkajian Risiko Jatuh
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah melakukan praktikum ini, anda diharapkan mampu melakukan pengkajian risiko
jatuh.
Teori dan Prosedur Kerja
1. Pengertian
Pengkajianrisiko jatuh adalah serangkaian pengkajian yang terdiri
daripenilaian keseimbangan dan penilaian gaya berjalan yang dilakukan untuk
memutuskan tingkatan risijo jatuh seorang lansia
2. Indikasi / Kontraindikasi
Indikasi
Lansia yang masih dapat berdiri /berjalan
Kontras Indikasi
Lansia yang menderita hipertensi berat
3. Tujuan
Untuk mengetahui tingkatan risijo jatuh lansia
Untuk menguatkan otot-otot kaki sehingga dapat mencegah jatuh
4. Alat dan Bahan
Lembar pengkajian
Alat tulis
Kursi
Bantal
5. Prosedur Kerja
Prosedur
1. Pemanasan (warming up)
Prosedur pemanasan pada latihan keseimbangan lansia adalah duduk di kursi lalu
ambil napas dalam melalui hidung sambil kedua lengan diangkat ke atas lalu
regangkan. Turunkan lengan dan hembuskan napas. Ulangi 10 kali. Idealnya
pemanasan dilakukan 5 sampai 10 menit.
2. Memutar bahu
Perlahan putar bahu ke atas, belakang dan bawah. lalu ke atas, depan dan bawah.
Lakukan prosedur ini 10 kali.
3. Berjalan menyamping
a. Berdiri dengan kaki dirapatkan dengan lutut yang sedikit bengkok (gambar A)
b. Lebarkan kaki ke samping dengan perlahan dan terkontrol, geser satu kaki
terlebih dahulu ke salah satu sisi (gambar B)
c. Gerakkan kaki lainnya mendekati kaki yang telah digeser (gambar C)
d. Hindari menjatuhkan pinggul Anda saat Anda melangkah. Lakukan 5 langkah
setiap bergeser ke satu sisi, bergeser kembali 5 langkah ke sisi yang
berlawanan. Prosedur ini diulangi 15 kali.
Gambar 3.5
Berjalan menyamping
4. Berjalan menyilang
a. Silangkan kaki kanan ke depan kaki kiri (gambar A)
b. Gerakkan kaki kiri ke samping menyilang di belakang kaki kanan (gambar B)
c. Lakukan langkah 1 dan 2 secara berulang hingga 5 langkah
d. Dilakukan 10 tahapan.
Gambar 3.6
Berjalan menyilang
Gambar 3.7
Berjalan dengan tumit dan jari
Prosedurnya dimulai dengan meminta lansia duduk pada sebuah kursi. Lansia
diminta berdiri tanpa bantuan tangan. Prosedur ini dapat diulangi 10 kali. Jika
prosedur ini terlalu berat dilakukan maka lansia dapat menggunakan bantal pada
kursi agar lebih kuat untuk berdiri.
8. Pendinginan (cooling down)
Duduk di kursi lalu ambil napas dalam melalui hidung sambil kedua lengan
diangkat ke atas lalu regangkan. Turunkan lengan dan hembuskan napas. Ulangi 10
kali.
b. ROM Exercise
Active Leg ROM Exercise ini berfokus pada daerah extremitas bawah dan
dilakukan dalam posisi duduk dengan gerakan-gerakan sebagai berikut (Health
Information Translation, 2017):
1. Leg Extensions
Meluruskan lutut (telapak kaki sejajar dengan paha). Posisi ini dipertahankan 5
– 10 detik. Dilakukan bergantian pada kedua kaki masing masing 4 kali.
Gambar 3.8
Leg Extensions
2. Marching
Menekuk lutut lalu diangkat setinggi mungkin. Posisi ini dipertahankan 5 – 10
detik. Dilakukan pada kedua kaki masing-masing 4 kali.
Gambar 3.9
Marching
3. Toe Raises
Tumit dibiarkan menempel ke lantai, jari-jari kaki digerakkan perlahan-lahan
naik turun. Dilakukan pada kedua kaki masing-masing 8 kali.
Gambar 3.10
Toe Raises
4. Heel Raises
Jari-jari kaki dibiarkan menempel di lantai, tumit digerakkan perlahan-lahan naik
turun. Dilakukan pada kedua kaki masing-masing 8 kali.
Gambar 3.10
Heels Raises
5. Foot Press
Mendorong kaki dengan kuat ke bawah, seakan-akan hendak berdiri.
Pertahankan dorongan selama 5 – 10 detik. Lakukan secara bersamaan pada
kedua kaki sebanyak 8 kali.
Gambar 3.11
Foot Press
6. Knees Out
Duduk dengan kedua lutut ditekuk. Mendorong kedua kaki keluar secara
perlahan lalu dikembalikan ke posisi semula. Dilakukan sebanyak 8 kali.
Gambar 3.12
Knee Out
7. Knees In
Duduk dengan kedua lutut ditekuk. Tempatkan bantal di antara kedua lutut dan
dijepit sekuat tenanga. Pertahankan selama 5 – 10 detik. Lakukan sebanyak 8
kali.
Gambar 3.13
Knees In
6. Kegiatan Praktikum 6: Perawatan Kulit Lansia
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah melakukan praktikum ini, anda diharapkan mampu melakukan perawatan pada
lansia
Teori dan Prosedur Kerja
1. Pengertian
Perawatan kulit adalah prosedur perawatan yang dilakukan untuk memelihara
kesehatan kulit dan mengatasi berbagai masalah pada kulit
2. Indikasi / Kontraindikasi
Indikasi
o Kulit kering atau kotor
o Rasa tidak nyaman pada kulit
Kontraindikasi
o Luka terbuka
o Iritasi
3. Tujuan
Tujuan tindakan ini adalah untuk membersihkan kulit dan membuat kulit tetap
nyaman
4. Alat dan Bahan
a. Kain pembersih atau handuk
b. Sabun dengan Ph netral (Sabun bayi)
c. Air hangat
d. Baskom atau tempat menampung air
e. Alas
f. Lotion
g. Gunting kuku
h. Sikat kuku/ kutikula lembut
i. Papan pengikir
5. Prosedur Kerja
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan perawatan kulit:
Menyiapkan alat
Menjaga suhu air untuk di sekitar 90 ° F sampai 100 ° F.
Menyampaikan maksud dan tujuan
Menjelaskan prosedur
Cuci tangan
Menginspeksi area permukaan kulit, perhatikan apakah kondisi kulit kering,
adanya inflamasi atau retakan kulit.
Periksa kondisi kuku dan kulit (CRT dan pulsasi)
Menyiapkan alas agar tidak basah ke tempat tidur
Rendam kuku tangan dan kaki klien selama 10 menit
Bersihkan perlahan area bawah kuku
Keringkan kuku yang telah direndam
Gunting kuku klien sejajar puncak jari
Bentuk kuku dengan papan pengikir
Gunakan sikat kutikula lembut di sekitar kutikul
Pembersihan tangan dan kaki
Bilas tangan/ kaki menggunakan handuk yang telah direndam air hangat
Gunakan sabun dengan Ph netral
Bilas kembali tangan/ kaki menggunakan handuk yang telah direndam air
hangat
Keringkan menggunakan handuk kering dengan menepuk-nepuk lembut area
kulit, tidak dengan digosok karena akan menimbulkan luka
Oleskan lotion untuk melembabkan kulit klien, hindari produk perawatan kulit
yang mengandung parfum atau alkohol isopropil.
Periksa kembali keadaan kulit dan perhatikan apakah ada perubahan yang
tampak mencurigakan.
Rapikan alat
Cuci tangan
Lakukan dokumentasi tindakan
Keterangan :
Kesalahan 0 – 2 : fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3 - 4 : kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7 : kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8 – 9 : kerusakan intelektual berat
10. Kegiatan Praktikum 10: Pengkajian Tingkat Kemandirian Lansia
Sub Capaian Pembelajaran
Setelah melakukan praktikum ini, anda diharapkan mampu menilai kemendirian lansia
Teori dan Prosedur Kerja
1. Pengertian
Pengkajian kemandirian lansia adalah se`rangkaian penilaian yang diakukan untuk
meniai kemandirian lansia dalam beberapa hal.
2. Indikasi / Kontraindikasi
-
3. Tujuan
Untuk menilai tingkat kemandirian lansia
4. Alat dan Bahan
Alat tulis
5. Prosedur Kerja
Berpakaian
Mandiri : Mengambil baju dari lemari / laci, berpakaian, melepaskan pakaian
mengancing pakaian, mengikat dan melepas ikatan sepatu.
Tergantung : Tidak berpakaian sendiri atau dibantu sebagian.
Ke kamar kecil
Mandiri : Ke kamar kecil, masuk dan keluar dari kamar kecil, merapikan baju,
membersihkan organ-organ ekskresi, dapat mengatur bedpan sendiri yang digunakan
hanya pada malam hari dan dapat/ tidak dapat menggunakan alat bantu.
Tergantung : menggunakan bedpan atau pispot atau dibantu saat masuk dan
menggunakan toilet.
Berpindah
Mandiri : Berpindah ke dan dari tempat tidur/ kursi secara mandiri (menggunakan/
tidak menggunakan alat bantu)
Tergantung : Dibantu saat berpindah ke dan dari tempat tidur/ kursi, tidak melakukan
satu atau lebih perpindahan.
Kontinensia
Mandiri : BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.
Tergantung : Inkontinensia total atau parsial pada BAB dan BAK, control total atau
parsial dengan enema, atau penggunaan urinal dan/atau bedpan secara
teratur.
Makan
Mandiri : Mengambil makanan dari piring dan memasukkannya ke mulut,
(memotong-motong daging/ikan, mengolesi roti dengan mentega tidak dimasukkan
dalam evaluasi).
Tergantung : Dibantu saat makan, tidak makan sama sekali, atau makam parenteral