DISUSUN OLEH
NIA SARTIKA, S. Kep
19.04.019
CI LAHAN CI INSTITUSI
2. Etiologi
Menurut Keliat (1995) harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll.
Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena
privasi yang kurang diperhatikan: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang
tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai.
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien mempunyai cara fakir yang negatif,
kejadian sakit, dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya.
Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen (1998) penyebab harga diri
rendah dibedakan menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan stressor
presipitasi.
a. Faktor Predisposisi
berikut:
1) Perkembangan
dimiliki.
menerima atas usaha anak, ketidak pastian diri, dan anak yang tidak
Orang tua selalu curiga pada anak sehingga anak akan ragu
apakah yang ia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang
tua maka akan timbul rasa bersalah. Kontrol orang tua pada anak
oleh kelompoknya.
b. Faktor presipitasi
transisi peran:
diri.
Akibat
a. Isolasi sosial : menarik diri
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu menari
diri merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun
minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri)
(Stuart dan Sundeen, 1995).
Tanda dan Gejala
1) Apatis
2) Ekspresi wajah sedih
3) Afek tumpul
4) Menghindar dari orang
lain
5) Klien tampak
memisahkan diri dengan orang lain
6) Komunikasi kurang
7) Kontak mata kurang
8) Berdiam diri
9) Kurang mobilitas
10) Gangguan pola tidur
(Tidur berlebihan/ kurang tidur)
11) Mengambil posisi tidur
seperti janin
12) Kemunduran kesehatan
fisik
13) Kurang memperhatikan
keperawatan diri
Data Subyektif
a. Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak
mampu, bodoh, tidak tahu apa-apa.
b. Klien megungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
3. Gangguan citra tubuh
Data Obyektif :
a. Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.
b. Menolak penjelasan perubahan tubuh.
c. Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.
d. Mengungkapkan keputusasaan.
e. Mengungkapkan ketakutan.
Data Subyektif
Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
Rasionalisasi:
1) Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol
diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan
keperawatannya.
2) Reinforcemen positif akan meningkatkan harga diri klien
3) Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan
hanya karena ingin mendapatkan pujian.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC, Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
EGC. Jakarta.
Keliat, Budi Anna. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC. Jakarta.