OLEH:
HARDIANI
(PO7120318051)
2021
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
2. KLASIFIKASI
1. Neutrofibromatosis
Suatu rongga patologis yang dilapisi oleh epitel. Kista terjadi akibat
pembentukan cairan antara lapisan sisa-sisa epitel luar dan dalam atau antara
lapisan organ.
3. Keratosis
Papula atau plak yang berbatas tegas, kasar, berpigmen dan mengenai
wajah dan dada. Mereka timbul pada orang-orang setengah baya atau yang
berusia lebih tua.
4. Veruka (Kutil)
Suatu tumor jinak yang biasa disebut sebagai kutil atau mata ikan
yang disebabkan oleh infeksi HPV yang membuat lapisan kulit menjadi
menebal. Gejala yang timbul umumnya ada peninggian permukaan kulit
berbentuk bulat atau oval yang kasar, berwarna lebih terang atau bahkan
lebih gelap dibanding daerah sekitarnya. Pada umumnya penderita tidak
merasakan nyeri, karena veruka tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri
dalam hitungan bulan atau tahun
5. Angioma
6. Nevus
Sel melanoblas yang pada keadaan normal berada pada lapisan basal
epidermis. Sel dapat dan tidak mengandung pigmen melanin. Pembentukan
pigmen melanin yang berlebihan akan difagosit oleh sel makrofag yang
dinamakan melanofor yang terletak di dermis bagian atas.
7. Keloid
3. ETIOLOGI
c) Human papiloma virus (HPV) dan pancaran sinar UV juga berperan dalam
pembentukan beberapa kista epidermoid, terutama kista verrucous dengan
hipergranular kasar.
1. Faktor eksternal
2. Faktor internal
a. Imunitas rendah
b. Genetik
Dapat terjadi pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-
orang dengan keturunan kulit putih. Hal ini disebabkan oleh pigmen
yang terdapat dalam kulitnya tidak banyak sehingga tidak tahan
terhadap radiasi sinar UV.
4. PATOFISIOLOGI
Sumbatan Folikel
Pada individu lanjut usia, terdapat kondisi yang disebut sindroma Fave-
Racouchot (elastosis nodular) di mana kerusakan matahari yang terakumulasi
merusak unit pilosebasea. Hal ini berujung pada abnormalitas seperti sumbatan
komedon dan hiperkornifikasi yang kemudian dapat menyebabkan
pembentukan kista epidermoid.
Transformasi Keganasan
5. PATHWAY
Faktor Internal: Imunitas rendah, genetic
terbentuk dari berbagai
Faktor Eksternal: radiasi kontak arsenia, obat Invasi HPV tipe 2,
imunosupresan, terpapar x-ray, dan radio jenis sel kulit
nuklir dalam waktu lama, pemakaian obat 27 dan 57
(epidermis melanosit)
kimia, virus.
Virus bereplikasi
Muncul di sekitar
tangan, wajah,
kaki, dan genital Mengubah karakter
epidermis
Gangguan citra
Ansietas tubuh
Nodul bertambah
banyak dan membesar,
permukaan kasar dan
pigmnetasi warna abu-
abu/coklat
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
c) Makroskopik, lesi muncul dikemas dan berisi baan kunin keratin seperti
keju.
e) Biopsi. Untuk memastikan diagnosis tumor, eksisi untuk kista kecil dan
insisi untuk ukuran yang besar.
8. KOMPLIKASI
Berikut ini adalah sejumlah komplikasi yang dapat terjadi akibat kista
epidermoid, yaitu:
Peradangan pada area sekitar kista.
Infeksi, terutama akibat memencet kista sampai pecah.
Kista tumbuh kembali, terutama bila tidak ditangani dengan operasi.
Walaupun sangat jarang, kista epidermoid juga dapat berubah
menjadi kanker kulit.
9. PENATALAKSANAAN
1. Pengkajian
Hoang VT, Trinh CT, Nguyen CH, Chansomphou V, Chansomphou V, Tran TTT.
Overview of epidermoid cyst. Eur J Radiol Open. 2019;6:291–301.
Zito PM, Scharf R. Cyst, epidermoid (sebaceous cyst). 20 April 2021. Diunduh dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499974/
Fromm LJ, Elston DM. Epidermal inclusion cyst. 20 April 2021. Diunduh dari
https://emedicine.medscape.com/article/1061582-clinical#showall
Weir CB, St. Hilaire NJ. Epidermal inclusion cyst. 20 April 2021. Diunduh dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532310/