Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN JANGKA PANJANG

Mata Kuliah: Keperawatan Bencana


Dosen Pengampu:
Ns. Armunanto, M. Kep

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Arisa Vira Oktafiani (1803016)


2. Azizza Jasmine Akbriani (1803020)
3. Fegi Mentari Putri Erlina (1803040)
4. Noor Putri Elliya (1803064)
5. Ririk Indah Sari (1803084)
6. Sheilla Indah Yuniar (1803090

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan
Jangka Panjang pada korban bencana” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ns. Armunanto, M. Kep pada mata
kuliah Keperawatan Bencana. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Keperawatan Bencana bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Armunanto, M. Kep selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Bencana yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah suatu negara yang rawan sekali bencana di dunia. Bahkan,
bencana-bencana besar sering terjadi seiring dengan tumbuh berkembangnya bangsa
Indonesia dari tahun ke tahun. Indonesia berlokasi di Cincin Api Pasifik (sebuah area
dengan banyak aktivitas lempeng tektonik), Indonesia harus bisa beradaptasi dengan
berbagai resiko bencana yang kerap terjadi misalnya seperti letusan gunung berapi,
gempa bumi, banjir, dan tsunami. Sebagai salah satu negara kepulauan di dunia
dengan jumlah pulau 17.504, Indonesia memiliki ciri khas yang unik dalam
penanggulangan bencana. Indonesia memiliki ragam etnik, agama, bahasa, sosial,
ekonomi, dan budaya menyebabkan penanggulangan bencana di Indonesia lebih
kompleks. Indonesia saat ini dijadikan rujukan (role model) bagi negara-negara
berkembang lainnya dalam penanggulangan bencana. Keberhasilan Indonesia dalam
melakukan penanggulangan bencana telah menginspirasi negara-negara berkembang
untuk menjadikan contoh dalam penanganan bencana di negaranya sejak adanya
bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 (James Fleming,2016).
Berbagai kejadian bencana Alam maupun bencana karena ulah manusia yang
kerap terjadi di Indonesia yang telah menimbulkan berbagai macam kerugian dan
malapetaka yang dialami oleh para korban dan penyintas bencana. Suatu keadaan
yang sering terjadi akibat bencana yaitu krisisnya kondisi kesehatan para korban, ada
beberapa kasus kebencanaan, penderitaan korban makin bertambah karena kebutuhan
dasar mereka seperti sandang, pangan papan tidak terpenuhi. Selain itu masih
menghadapi berbagai macam kendala, antara lain: sistem informasi dan mekanisme
koordinasi yang belum berjalan baik, mobilisasi bantuan ke lokasi bencana masih
terhambat, dan sistem pembiayaan yang belum mendukung. Kendala-kendala tersebut
menyebabkan pertolongan kepada korban bencana tidak optimal. Sehingga krisis
kesehatan yang akan dialami akibat bencana tidak dapat diatasi sedini mungkin
(Suryani, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin membuat makalah yang berjudul
“Pemenuhan Kebutuhan Jangka Panjang dalam menghadapi Bencana”.
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya uraian latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan jangka panjang?
2. Apa saja macam- macam kebutuhan jangka panjang?
3. Apa saja prinsip dalam pemberian pemenuhan kebutuhan jangka panjang pada
korban pasca bencana?
4. Apa saja tujuan pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan jangka panjang?
5. Bagaimana pemenuhan kebutuhan jangka panjang bagi para korban bencana?
6. Apa saja kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah dalam upaya memenuhi
kebutuhan jangka panjang bencana alam?
7. Dasar hukum untuk pemenuhan jangka panjang diatur dalam Undang-Undang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kebutuhan jangka panjang
2. Untuk mengetahui macam- macam kebutuhan jangka panjang
3. Untuk mengetahui prinsip dalam pemberian pemenuhan kebutuhan jangka
panjang pada korban pasca bencana.
4. Untuk mengetahui tujuan pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan jangka
panjang.
5. Untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuhan jangka panjang bagi para korban
bencana
6. Untuk mengetahui kebijakan- kebijakan pemerintah dalam upaya memenuhi
kebutuhan jangka panjang bencana alam.
7. Untuk mengetahui dasar hukum untuk pemenuhan jangka panjang yang diatur
dalam Undang-Undang Indonesia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kebutuhan Jangka Panjang


Pemulihan jangka panjang ditujukan untuk membangun kembali (rekontsruksi) yang
berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan. Kebutuhan Jangka Panjang dapat
didefinisikan sebagai suatu pemenuhan secara menyeluruh baik sandang, pangan, papan,
psikologis, dan lain sebagainya yang diperuntukkan untuk masyarakat dalam kurun
waktu yang lama baik berupa pemulihan dan bantuan pasca bencana bagi masyarakat.
Tata cara pemberian bantuan merupakan mekanisme atau prosedur yang
menghubungkan antara pemberi bantuan dan penerima bantuan pada suatu situasi
kebencanaan.
Bantuan dalam hal ini adalah bantuan kemanusiaan yang terdiri dari penampungan
sementara, bantuan pangan, sandang, air bersih dan sanitasi, serta pelayanan kesehatan.
Penampungan/ hunian sementara adalah tempat tinggal sementara selama korban
bencana mengungsi, baik berupa tempat penampungan massal maupun keluarga, atau
individual. Bantuan pangan dan non pangan adalah bantuan bahan makanan dan bantuan
lainnya di luar bantuan pangan yang diberikan kepada korban bencana demi
kelangsungan hidup sesuai dengan makanan pokok setempat.
Sandang adalah keperluan individu berupa pakaian dan perlengkapan pribadi. Air
Bersih adalah air yang kualitasnya memadai untuk diminum serta digunakan bagi
kebersihan pribadi dan rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti terhadap
kesehatan. Sanitasi adalah kebersihan dan kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan
saluran air (drainase), pengelolaan limbah cair dan padat, pengendalian vektor (sumber
penyebar penyakit), dan pembuangan tinja. Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan
pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan bagi korban bencana, baik untuk
pengobatan maupun untuk pencegahan penyakit.
Standar Minimal Kebutuhan Dasar adalah tingkat minimal yang harus dipenuhi dalam
pemenuhan kebutuhan penampungan/ hunian sementara, bantuan pangan, sandang, air
bersih, sanitasi, dan pelayanan kesehatan. Kelompok rentan adalah bayi, anak usia
dibawah lima tahun, anak-anak, ibu hamil atau menyusui, penyandang cacat, orang sakit,
dan orang lanjut usia.
B. Macam – Macam Kebutuhan Jangka Panjang
1. Pemulihan kegiatan perekonomian
2. Pembangunan infrastruktur yang rusak baik jalan, jembatan, sekolah, pasar,
perkantoran
3. Tempat ibadah, sarana kesehatan
4. Rehabilitasi kejiwaan
5. Rehabilitasi kecacatan
6. Perbaikan aliran listrik dan komunikasi yang permanen
7. Pemulihan produksi pangan, sector produksi pertanian lainnya, peternakan, dan
perikanan
8. Perbaikan kondisi lingkungan hidup
9. Pemulihan pendidikan baik sarana prasarana maupun sumberdaya manusia
10. Pemulihan unsur rohani, budaya, adat istiadat.
C. Dalam pemberian pemenuhan kebutuhan jangka panjang pada korban pasca bencana
harus dengan menggunakan prinsip :
1. Cepat dan tepat
2. Prioritas
3. Koordinasi dan keterpaduan
4. Berdaya guna dan berhasil guna
5. Transparansi dan akuntabilitas
6. Kemitraan
7. Pemberdayaan
D. Tujuan pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan jangka panjang adalah :
1. Meningkatnya mobilisasi sumber daya bantuan dari pemberi bantuan kepada
penerima bantuan
2. Tersalurkannya pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan jangka panjang kepada
korban bencana secara cepat, tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan
3. Terselenggaranya proses pemberi bantuan sesuai dengan prosedur dan mekanisme
yang ditentukan.
D. Pemenuhan Kebutuhan Jangka Panjang Bagi Para Korban Bencana
Pemenuhan kebutuhan jangka panjang bagi para korban bencana dapat dimulai dari:
1. Bantuan darurat
a. Mendirikan pos komando bantuan
b. Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain
c. Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan, pos
koordinasi
d. Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian
e. Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian
f. Membantu petugas meddis untuk pengobatan dan mengelompokkan korban
g. Mencari, mengevaluasi, dan makamkan korban meninggal
2. Inventarisasi kerusakan
Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang terjadi, baik
bangunan, fasilitas umum, lahan pertanian, dan sebagainya
3. Evaluasi kerusakan
Dilakukannya pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam penanggulangan
bencana diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini
4. Pemulihan (Recovery)
Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang
rusak atau kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya
dilakukan pada lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga
diberikan pemulihan baik secara fisik maupun mental.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
a. Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi
kepercayaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban
bencana. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana.
b. Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem
pengelolaan lingkungan
c. Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
d. Relokasi korban dari tenda penampungan
e. Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
f. Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka
menengah
g. Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
h. Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit
dan pasar mulai dilakukan
i. Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau
pendampingan
6. Rekonstruksi
Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka
panjang guna perbaikan fisik, social, dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
7. Melanjutkan pemantauan
Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan besar akan
mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemantauan terus-menerus untuk meminimalisir dampak bencana tersebut.
E. Kebijakan – Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Jangka Panjang
Bencana Alam
1. Kebijakan
a. Penanggulangan bencana dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang
melibatkan seluruh potensi pemerintah, swasta dan masyarakat, baik pada tahap
pra bencana, saat terjadi bencana maupun pasca bencana.
b. Memberikan penjaminan pemenuhan hak masyarakat korban bencana dan
pengungsi yang terkena bencana terutama pelayanan kebutuhan dasar secara adil
dan sesuai dengan standar minimal.
2. Strategi
a. Pemerintah memfasilitasi penyiapan dan penyediaan sumber daya sedekat
mungkin dengan lokasi rawan bencana.
b. Mengupayakan terpenuhinya standar minimum dalam pemenuhan kebutuhan
dasar.
F. Dasar hukum untuk pemenuhan jangka panjang diatur dalam undang-undang :
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; Pasal 5 ayat (2)
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Kepala BNPB NOMOR 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara
Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jenis bencana yang terjadi di Indonesia sangat beragam baik itu ulah manusia ataupun
kejadian bencana alam. Dalam hal ini pemenuhan kebutuhan baik dalam janagka pendek,
menengah, ataupun pajang disesuaikan dengan kejadiana bencana tersebut. Kebutuhan
Jangka Panjang didefinisikan sebagai suatu pemenuhan secara menyeluruh baik sandang,
pangan, papan, psikologis, dan lain sebagainya yang diperuntukkan untuk masyarakat
dalam kurun waktu yang lama baik berupa pemulihan dan bantuan pasca bencana bagi
masyarakat. Bantuan dalam hal ini adalah bantuan kemanusiaan yang terdiri dari
penampungan sementara, bantuan pangan, sandang, air bersih dan sanitasi, serta
pelayanan kesehatan.
B. Saran
Penanggulangan bencana hendaknya bukan hanya dimaksudkan untuk rehabilitasi
fisik tetapi juga membangkitkan kegiatan usaha, penyediaan sarana umum, serta kegiatan
ekonomi produktif lainnya. Dengan demikian damage and loss assessment harus
dilakukan dengan mengutamakan keberlanjutan kegiatan usaha (livelihood) bukan
sekadar rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan fisik. Manajemen bencana kesehatan
sebaiknya ditempatkan pada jajaran tinggi kementerian kesehatan.
Program ini menjadi tanggung jawab di tingkat nasional atau pusat, di tingkat provinsi
atau regional, departemen epidemiologi maupun instansi yang berwenang dalam bidang
kesehatan lingkungan. Keberadaan rumah sakit maupun pusat pelayanan kesehatan
lainnya beserta fasilitasnya, institusi jaminan sosial yang mapan, organisasi yang
bergerak dalam bidang bantuan kemanusiaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
merupakan pilar-pilar yang harus tersedia dengan baik dan mencukupi dalam mendukung
upaya pemenuhan kebutuhan dasar para penyintas dan korban bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2008). PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN


BANTUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR . Retrieved Maret 21, 2021, from
BNPB: https://bnpb.go.id/produk-hukum/uploads/24/peraturan-kepala/2008/perka-7-
tahun-2008-tentang-tata-cara-pemberian-bantuan-pemenuhan-kebutuhan-dasar.pdf

Devsaran. (2021). BPDB . Retrieved Maret 21, 2021, from BPDB NTB:
https://bpbd.ntbprov.go.id/?q=content/penanganan-bencana

Suryani AS. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Kesehatan Lingkungan Bagi Penyintas
Bencana Studi di Peovinsi Riau dan Jawa Tengah. Aspirasi [Internet]. 2017;8(1) :43–
63. Available from: https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1254

Efizudin, Anis. 2016. Indonesia Jadi Rujukan Penanggulangan Bencana di Negara


Berkembang. https://mediaindonesia.com/internasional/37635/indonesia-jadi-rujukan-
penanggulangan-bencana-di-negara-berkembang (diakses tanggal 18 Maret 2021).

Husein, A., & Onasis, A. (2017). Bahan Ajar MANAJEMEN BENCANA Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai