DI SUSUN OLEH:
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan
Bencana dengan baik.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Keperawatan bencana, maka besar harapan kami agar laporan ini
dapat diterima dengan baik.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan makalah kami ini.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua hal di atas hanya dapat terwujud jika Pos Komando tersebut
mempunyai jaringan komunikasi radio yang baik. Penatalaksanaan
lapangan dari suatu bencana massal membutuhkan mobilisasi dan
koordinasi sektor-sektor yang biasanya tidak bekerja sama secara
rutin. Efisiensi aktivitas pra-rumah sakit ini bergantung pada
tercipta-nya koordinasi yang baik antara sektor-sektor tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan koordinasi ini Pos komando harus
dibentuk pada awal operasi pertolongan bencana massal. Kriteria
utama bagi efektifnya Pos Komando adalah tersedianya sistem
komunikasi radio. Sistem ini dapat bervariasi antara peralatan yang
sederhana seperti radiokomunikasi di mobil polisi hingga yang
kompleks pos komando bergerak khusus, bertempat di tenda
hingga yang ditempatkan dalam bangunan permanen. Pos
Komando ditempatkan diluar daerah pusat bencana, berdekatan
dengan pos medis lanjutan dan lokasi evakuasi korban. Pos ini
harus mudah dikenali dan dijangkau, dapat mengakomodasi semua
metode komunikasi baik komunikasi radio maupun visual. masis,
ahli gizi, laboran, teknisi medis, teknisi non medis, dan pembantu
umum).
2) Pengenalan kerentanan
a. Proses Penyiagaan :
4) Lokasi evakuasi
c. Tindakan Keselamatan
d. Langkah Pengamanan
e. Pos Komando
2. Sistem triage
1) Fraktur multiple
1) Fraktur minor
A. Kesimpulan
Perlu adanya penanganan khusus dalam tindakan kebencanaan alam dan
penanganan korban banana. Di dalam koordinasinya harus dimulai dari
sebelum terjadinya bencana dengan memprediksi keparahan bencana
sampai dengan penanganan saat terjadi bencana dan diakhiri dengan
pemulihan kondisi. Kinerja dalam kebencanaan tidak lepas dari upaya
masyarakat, team yang bertugas baik dari lintas disiplin ilmu, aparatur
negara, sampai dengan pihak dari luar negeri yang ikut membantu.
Penanganan bencana tidak hanya sebatas dalam menanggulangi
permasalahan fisik korban, tetapi juga mencakup penanganan kodisi
psikologis semua orang baik yang tua hingga yang muda sehingga
nantinya diharapkan kondisi seseorang tersebut dapat kembali seperti
sedia kala.
DAFTAR PUSTAKA