Anda di halaman 1dari 70

4C

CONTROL – COMMAND –
COORDINATION - COMMUNICATION
KONTROL
• Kontrol adalah arah keseluruhan aktivitas respons dalam
keadaan darurat, operasi
• secara horizontal antar lembaga. Otoritas untuk kontrol
ditetapkan dalam undang-undang atau
• dalam rencana tanggap darurat, dan membawa tanggung
jawab untuk tugas lembaga lain sesuai dengan kebutuhan
situasi.
• 'Garis kontrol' mengacu pada garis pengawasan untuk
mereka yang ditunjuk melakukan fungsi kontrol. Untuk
keadaan darurat yang dicakup oleh ruang lingkup ini
• dokumen, garis kontrol ditunjukkan pada Gambar 3.
KOMANDO
• Komando adalah arah internal personel dan sumber daya dari
suatu agensi, beroperasi secara vertikal di dalam agensi. Setiap
agensi menunjuk agensi komandan untuk mengawasi personil
mereka dan memastikan mereka bekerja dengan aman
• 'Rantai komando' mengacu pada hierarki organisasi
• mendefinisikan akuntabilitas orang atau posisi dan
mengidentifikasi hubungan antara individu dan atasan mereka.
• Sebuah agensi mungkin secara resmi menyetujui seseorang dari
agensi lain untuk mengawasi personil mereka untuk periode yang
tetap selama keadaan darurat.
• Namun, ini tidak menggantikan tanggung jawab agensi setempat
ke personel mereka
KOMANDO
• Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu sistem
penanganan darurat bencana yang digunakan oleh semua
instansi/lembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumberdaya manusia, peralatan dan anggaran.
• Komando Tanggap Darurat Bencana adalah organisasi
penanganan tanggap darurat bencana yang dipimpin oleh
seorang Komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh
Staf Komando dan Staf Umum, memiliki struktur organisasi
standar yang menganut satu komando dengan mata rantai dan
garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando
dalam mengkoordinasikan instansi/lembaga/organisasi terkait
untuk pengerahan sumberdaya.
Sistem Komando
• Dalam tanggap darurat dilaksanakan
secara Incident Command System
(Komando Penanganan Darurat)
• Ditunjuk seorang Incident Commander
sebagai penanggung jawab lapangan
yang bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah setempat
• Pelaksanaan dilakukan dengan
membentuk POSKO, sebagai aktivasi
dari Pusat Pengendali Operasi
6
TAHAPAN PEMBENTUKAN
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA
• Informasi Kejadian Awal
• Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)
– BNPB atau BPBD
• Penetapan Status/Tingkat Bencana
• Pembentukan Komando Tanggap Darurat
Bencana
Penetapan Status/Tingkat Bencana
• Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat
bencana skala kabupaten/kota.
• Gubernur menetapkan status/tingkat bencana
skala provinsi.
• Presiden RI menetapkan status/tingkat
bencana skala nasional.
Pembentukan Komando Tanggap Darurat
Bencana
Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota
sesuai status/tingkat bencana dan tingkat
kewenangannya
• Mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan
Komando Tanggap Darurat Bencana.
• Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia,
peralatan dan logistik serta dana dari instansi/lembaga
terkait dan/atau masyarakat.
• Meresmikan pembentukan Komando Tanggap Darurat
Bencana.
STRUKTUR ORGANISASI
1. Komandan Tanggap Darurat Bencana
2. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana
3. Staf Komando:
1) Sekretariat
2) Hubungan Masyarakat
3) Keselamatan dan Keamanan
4) Perwakilan instansi/lembaga
4. Staf Umum:
1) Bidang Operasi
2) Bidang Perencanaan
3) Bidang Logistik dan Peralatan
4) Bidang Administrasi Keuangan
STRUKTUR ORGANISASI
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANAKABUPATEN/KOTA
KOORDINASI
• Koordinasi adalah penyatuan agen dan sumber daya untuk
memastikan
• respons yang efektif terhadap dan pemulihan dari keadaan
darurat
• Komisaris Manajemen Darurat bertanggung jawab untuk
menanggapi
• koordinasi di tingkat negara yang didukung oleh Petugas
Penghubung Polisi Senior,
• sementara Polisi Victoria bertanggung jawab atas fungsi
koordinasi di
• tingkat regional dan kota.
Relationship between Control, Command and
Coordination
• Fungsi kontrol bertanggung jawab untuk
kegiatan tanggap darurat dan komando dan
fungsi koordinasi memberikan dukungan
kepada mereka yang melakukan fungsi
kontrol. Hubungan antara fungsi diilustrasikan
pada Gambar 4
PENANGGULANGAN BENCANA

SANGAT DIPERLUKAN ADANYA


KOORDINASI, TIDAK MUNGKIN
DILAKSANAKAN HANYA OLEH SATU LEMBAGA
atau DILAKSANAKAN SESUKA LEMBAGA
PELAKSANA
Konsep dasar koordinasi

Informasi kebutuhan

Effective,
Efficient,
Action

Mobilisasi sumber Koordinasi


daya
Koordinasi
Koordinasi seperti di Orchestra
Koordinassi BNPB/BPBD dengan instansi lain,
dalam bentuk:
• Penyusunan kebijakan dan strategi PB
• Penyusunan perencanaan PB
• Penentuan standar kebutuhan minimum.
• Pembuatan protap tanggap darurat bencana.
• Pengurangan risiko bencana.
• Pembauatn peta rawan bencana.
• Penyusunan anggaran PB
• Penyediaan sumber daya/logistik PB.
• Diklat, geladi / simulasi.
• Koordinasi penyelenggaraan PB dilakukan
melalui kerjasama dengan lembaga/organisasi
dan pihak lain terkait.
• Rakor PB dilakukan minimal 1 x/th atau
sewaktu-waktu:
BPBD Kab/Kota --- instansi lain.
BPBD Prop. --- instansi lain.
BPBD Prop – BPBD Kab/Kota
PERAN BNPB / BPBD

MANAJEMEN PB
KOORDI-
NASI

KOMANDO

KOORDI-
PENCEGAHAN NASI
MITIGASI
KESIAPSIAGAAN EMERGENCY
RESPONSE
PEMULIHAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASKA BENCANA


Isu penting
Pergeseran paradigma dan pendekatan
penanggulangan bencana dari:
– Tanggap darurat ke Pengurangan Risiko
– Sektoral menjadi Terpadu
– Sentralistis ke Desentralisasi
– Tugas Pemerintah ke Berbasis Komunitas
– Konvensional ke Holistik

26
Prinsip-prinsip dasar:

• Cepat dan tepat.


• Prioritas.
• Koordinassi dan keterpaduan.
• Berdaya guna dan berhasil guna.
• Tranparansi dan akuntabilitas.
• Kemitraan
• Pemberdayaan.
• Non diskriminatif
• Non Proletisi.
Azaz Penanggulangan Bencana.

• Kemanusiaan.
• Keadilan.
• Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan.
• Keseimbangan, keselarasan dan keserasian.
• Ketertiban dan kepastian hukum.
• Kebersamaan.
• Kelestarian Lingkungan Hidup
• Iptek.
Arah PB
• Menghindari ancaman dan mengurangi risiko
bencana.
• Menyelamatkan jiwa manusia, harta benda
dan hasil-hassil pembangunan.
• Memulihkan dan membangun kembali kondisi
tata kehidupan serta penghidupan
masyarakat.
Kemudahan Akses
pada Saat Tanggap Darurat
BNPB dan BPBD mempunyai kemudahan akses dalam:
– Pengerahan sumberdaya manusia
– Pengerahan peralatan
– Pengerahan logistik
– Imigrasi, cukai dan karantina
– Perizinan
– Pengadaan barang dan jasa
– Pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau
barang
– Penyelamatan
– Komando untuk memerintahkan sektor/lembaga.

30
Kelembagaan koordinasi di Depkes
• Sejak 1991, Depkes telah membentuk
Pokjatap Bencana bidang Kesehatan.
• Th. 1998, dibentuk Crisis Centre dengan nama
PIPKK, pokjatap tetap berjalan
• Th 2000, dibentuk PPMK .
• Th 2005, berubah nama menjadi PPK.
Penugasan
1. Menggerakkan upaya meningkatkan kapasitas
sumber daya penanganan krisis kesehatan.
2. Koordinasi penyelenggaraan bantuan kesehatan
bagi daerah yang memerlukan.
3. Mengembangkan produk kebijakan yang
mendukung penanganan krisis kesehatan.
4. Menggalang kemitraan dan keterpaduan dalam
penyelenggaraan penanganan krisis kesehatan.
5. Mendorong kemandirian masyarakat
Tujuan
Terwujudnya penyelenggaraan bantuan
penanganan krisis kesehatan bagi daerah
yang memerlukan secara cepat, tepat dan
terpadu
Pelaksanaan di lapangan

• Support Koordinasi operasional di Dinas


Kesehatan Propinsi
• Koordinasi harian dengan team Depkes.
• Pertemuan Koordinasi di BPBD aju.
• Koordinasi dengan koordinator bantuan luar
negeri (health cluster).
Kerjasama / Koordinasi dengan siapa ?

??
Kemenkes /
WHO ? sektor
lain / NGO
Koordinasi pada situasi kedaruratan

• Tergantung pada besaran permasalah


emergency dan bencana.
• Koordinator kesehatan ada pada tataran
tertinggi kesehatan di daerah, karena untuk
memudahkan penggerakan sumber daya.
• Rantai koordinasi dan komunikasi sering kali
menjadi masalah.
Koordinasi Sektoral

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

UN / NGO In- House Coordination


Sektor kesehatan Operation Room
Pendidikan dan perlindungan anak / Unit
Penyediaan makanan
Air dan sanitasi
Shelter Civil-Military
Coordination
Kebutuhan dasar Cooperation
Media Collaboration
Dll.
keamanan
Cooperation  shared goals
Coordination  shared tasks
Collaboration  shared resources
Koordinasi sektor kesehatan

• Koordinasi di sektor kesehatan sangat diperlukan,


banyak kelompok keahlian / spesialis
• Depkes / Dinkes dapat mengambil peran
koordinator dan mengkoordinasikan semua
kegiatan kesehatan.
• Koordinator kesehatan dapat bekerjasama dengan
koordinator sektor lain untuk membahas isue-isue
bersama APA SAJA? KEMITRAAN.
1.Saling memahami kedudukan,tugas,fungsi dan struktur
1.Kesetaraan 2.Saling memahami kemampuan (capacity)
3. Saling menghubungi (linkage)
2.Keterbukaan
4.Saling mendekati (proximity)
3.Saling menguntungkan 5.Saling bersedia membantu dan dibantu (openess)
6.Saling mendorong dan mendukung (support)
7.Saling menghargai (reward).

1.Adanya komitmen/kesepakatan bersama


2.Adanya kerjasama yg harmonis
3.Adanya koordinasi yg baik
4.Adanya kepercayaan antar
mitra 5.Adanya
kejelasan tujuan yg akan dicapai
6.Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-masing
mitra
Koordinasi sektor kesehatan
• Tim Rumah Sakit /lapangan.
• Tim Pemberantasan Penyakit Menular.
• Tim Immunisasi
• Tim Kesehatan Reproduksi
• Tim Gizi / Nutrition
• Tim Kesehatan jiwa.
• Tim pelayanan kesehatan mobile.
• Tim informasi dan komunikasi.
• Tim logistik.
Tantangan untuk koordinasi
Authorities International
Dead Body
partners

Your own
Hospital organization Local partners
Health Sector
Management
Mobile Media
Your own
Clinics
team

Programmes Supplies
Rantai Komando dan komunikasi
I know!, You guys want to help
me. But please wait ya, I will tell
you what I need.
DUKUNGAN BANTUAN
We all need
to work
Sektor lain together to
help him
get up
again

DEPKES UN

NGO

Private Sector / Media

Dukungan berbagai sektor – pull and push – memenuhi


kebutuhan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, penanggulangan,
rehabilitasi, pemulihan, rekonstruksi dan pembangunan.
Sector and Cluster Coordination - Struktur dan metode yang
digunakan di Indonesia (Model : Yogya)

Government coordination UN Cluster


meeting Coordination Meeting

Heath Sector / Cluster Other Sectors / Clusters


General Coordination

Sub – Groups Coordination and


presentation
•Immunization
Health •Child, reproductive and maternal
Emergency •Water and Sanitation
Information •Surveillance and outbreak control
Operation •Mental Health
Center •Mobile Clinics
•Field Hospitals
•Hospital care
•Supplies
UN Coordination, Health Cluster

Health Cluster, General Coordination

Surveillance, CDC

Immunization

Mental Health

Child, Maternal, Reproductive, Nutrition

Hospital, Medical Services, Rehabilitation

Emergency, Health informatioan syst & Supply


HAL YANG MENDASAR
• Koordinator Kesehatan di lapangan tetap
berada pada Kepala Dinas Kesehatan
setempat.
• Bantuan dari manapun, dibawah kendali
operasional Kadinkes setempat, kecuali
dinyatakan sebagai bencana nasional. (contoh
di NAD pada th 2004)
Kelembagaan
ORGANISASI BNPB
Presiden RI

Kepala
BNPB

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

Kantor BNPB,
Pejabat Pemerintah terdiri atas personil yang
profesional dan ahli dibidangnya

Masyarakat Profesional
Kepala
BPBD Prov.
Kepala
BPBD Kab./Kota 50
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB)
• Suatu lembaga pemerintah non-departemen
yang dipimpin oleh seorang Kepala setingkat
Menteri.
• Dasar pembentukan:
– UU Nomor 24 Tahun 2007
– Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
• Lembaga sebelumnya adalah Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana
(BAKORNAS PB).
51
STRUKTUR
ORGANISASI BNPB
KEPALA
BNPB
UPT
UNSUR
PENGARAH
INSPEKTORAT SEKRETARIAT
UTAMA UTAMA

BIRO
BIRO
BIRO
BIRO BIRO
BIRO BIRO
BIRO
INSPEKTORAT HUKUM
HUKUM DAN
DAN
INSPEKTORAT II INSPEKTORAT
INSPEKTORAT II
II PERENCANAAN
PERENCANAAN KEUANGAN
KEUANGAN KERJASAMA
UMUM
UMUM
KERJASAMA

Kel.
Kel. Jabatan
Jabatan Kel.
Kel. Jabatan
Jabatan
Fungsional
Fungsional Fungsional
Fungsional PUSAT
PUSAT
PUSAT
PUSAT DATA, INFORMASI
DATA, INFORMASI
DIKLAT PB
DIKLAT PB
DAN
DAN HUMAS
HUMAS

DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN REHABILITASI DAN LOGISTIK DAN
KESIAPSIAGAAN DARURAT REKONSTRUKSI PERALATAN

DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT
PENGURANGAN
PENGURANGAN TANGGAP
TANGGAP PENILAIAN
PENILAIAN LOGISTIK
LOGISTIK
RISIKO
RISIKO BENCANA
BENCANA DARURAT
DARURAT KERUSAKAN
KERUSAKAN

DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT
PEMBERDAYAAN BANTUAN PEMULIHAN & DIREKTORAT
PEMBERDAYAAN BANTUAN PEMULIHAN & PERALATAN
PERALATAN
MASYARAKAT
MASYARAKAT DARURAT
DARURAT PENINGKATAN
PENINGKATAN FISIK
FISIK
DIREKTORAT
DIREKTORAT
DIREKTORAT
DIREKTORAT
DIREKTORAT
DIREKTORAT PEMULIHAN &
PEMULIHAN &
PERBAIKAN
PERBAIKAN
KESIAPSIAGAAN
KESIAPSIAGAAN PENINGKATAN
PENINGKATAN
DARURAT
DARURAT SOSIAL
SOSIAL EKONOMI
EKONOMI

DIREKTORAT
DIREKTORAT
PENANGANAN
PENANGANAN
PENGUNGSI
PENGUNGSI

UPT
UPT
UPT
Tugas BNPB:
• Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap PB
• Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
PB
• Menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat
• Melaporkan penyelenggaraan PB kepada Presiden
• Menggunakan & mempertanggungjawabkan bantuan
nasional dan internasional
• Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran dari APBN
• Melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan
• Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD)

53
BPBD

UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2007


 Pasal 5 :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung-jawab
penyelenggaraan PB.
 Pasal 18 :
Pemerintah Daerah membentuk BPBD.
- Tingkat Propinsi dipimpin seorang pejabat setingkat
di bawah Gubernur/setingkat eselon I.b.
- Tingkat Kabupaten/Kota dipimpin seorang pejabat
setingkat di bawah Bipati/Walikota/setingakt eselon II.a
 Pasal 25 :
Pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi dan tata
kerja BPBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
SUSUNAN ORGANISASI UNSUR PELAKSANA BPBD
PROVINSI

KEPALA

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana


- INSTANSI (IIa) –6 org
Kepala Pelaksana BPBD (IIa)
- PROFESIONAL / AHLI –5 org

Sekretariat
(IIIa)

Subbag Subbag Subbag


(IVa) (IVa) (IVa)

Bidang Pencegahan & Bidang Kedaruratan & Bidang Rehabilitasi &


Kelompok Jabatan Kesiapsiagaan Logistik Rekonstruksi
Fungsional (IIIa) (IIIa) (IIIa)
Seksi Seksi Seksi
(IVa) (IVa) (IVa)
Seksi Seksi Seksi
(IVa) (IVa) (IVa)
Seksi Seksi Seksi
(IVa) (IVa) (IVa)
SUSUNAN ORGANISASI UNSUR PELAKSANA BPBD
KAB./KOTA

KEPALA
TIPE A
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
- INSTANSI
Kepala Pelaksana BPBD (IIb)
- PROFESIONAL / AHLI

Sekretariat
(IIIb)

Subbag Subbag Subbag


(IVa) (IVa) (IVa)

Bidang Pencegahan & Bidang Kedaruratan & Bidang Rehabilitasi &


Kelompok Jabatan Kesiapsiagaan Logistik Rekonstruksi
Fungsional (IIIb) (IIIb) (IIIb)
Seksi Seksi Seksi
(IVa) (IVa) (IVa)
Seksi Seksi Seksi
(IVa) (IVa) (IVa)
Seksi Seksi Seksi
(IVa) (IVa) (IVa)
SUSUNAN ORGANISASI UNSUR PELAKSANA BPBD
KAB./KOTA

KEPALA
TIPE B
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
- INSTANSI
Kepala Pelaksana BPBD (IIIa)
- PROFESIONAL / AHLI

Sekretariat
(IVa)

Seksi Pencegahan & Seksi Kedaruratan & Seksi Rehabilitasi &


Kelompok Jabatan Kesiapsiagaan Logistik Rekonstruksi
Fungsional (IVa) (IVa) (IVa)
Komunikasi

• Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian


pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G)..
• Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian
dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
• Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan
milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti
kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain
tersebut menjadi miliknya
Komunikasi adalah sarana mencapai kegiatan bersama,
menghubungkan satu dengan yang lain dan alat berbagi
ide.
Dalam kelompok, organisasi dan masyarakat, komunikasi
adalah sarana yang dapat mempertemukan kebutuhan
dan tujuan kita sendiri dengan kebutuhan dan tujuan
pihak lain. Di dalam organisasi yang lebih besar,
masyarakat dan komunitas dunia, komunikasi
menyediakan jaringan hubungan yang memungkinkan
kita untuk melakukan aksi bersama, pembentukan
identitas bersama dan pembangunan kepemimpinan
(Ruben danStewart 2013: 17).
PROSES
PROSES KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
  
  

• Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai


komponen dasar sebagai berikut :

Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan


KOMUNIKASI
KOMUNIKASI BENCANA
BENCANA
  
  

• Istilah komunikasi bencana belum menjadi konsep


popular dalam bidang komunikasi maupun bidang
kebencanaan.
• Salah satu titik penting yang menjadi perhatian
terkait komunikasi dalam bencana adalah masalah
ketidakpastian.
• salah satu aspek penting di dalam komunikasi adalah
konsep reduksi ketidakpastian
(Haddow and Haddow, 2008: xiv)

• Komunikasi dalam bencana tidak saja dibutuhkan


dalam kondisi darurat bencana, tapi juga penting pada
saat dan Paska bencana.
• Komunikasi adalah cara terbaik untuk kesuksesan
mitigasi bencana, persiapan, respon, dan pemulihan
situasi pada saat bencana.
• Kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
tentang bencana kepada publik, pemerintah, media
dan pemuka pendapat dapat mengurangi resiko,
menyelamatkan kehidupan dan dampak dari bencana.
Landasan Utama Dalam Membangun
Komunikasi Bencana Yang Efektif
• Costumer Focus, yaitu memahami informasi
apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam hal
ini masyarakat dan relawan. Harus dibangun
mekanisme komunikasi yang menjamin
informasi disampaikan dengan tepat dan akurat.
• Leadership commitment, pemimpin yang
berperan dalamtanggap darurat harus memiliki
komitmen untuk melakukan komunikasi efektif
dan terlibat aktif dalam proses komunikasi.
• Situational awareness, komunikasi efektif didasari oleh
pengumpulan, analisis dan diseminasi informasi yang
terkendali terkait bencana. Prinsip komunikasi efektif
seperti transparansi dan dapat dipercaya menjadi kunci
• Media partnership, media seperti televisi, surat kabar,
radio, dan lainnya adalah media yang sangat penting untuk
menyampaikan informasi secara tepat kepada publik.
Kerjasama dengan media menyangkut kesepahaman
tentang kebutuhan media dengan tim yang terlatih untuk
berkerjasama dengan media untukmendapatkan informasi
dan menyebarkannya kepada publik.
D.KELENGKAPAN TIM :

Kelengkapan Individu & Tim


Garis Besar Sistim informasi Komunikasi

• Prinsip Komunikasi.
• Komunikasi Koordinasi.
• Aktivasi sistim Komando.
• Bagian-bagian Komunikasi.
• Media kontrol dan konten.
• Sumbar daya manusia Komunikasi
Isu Komunikasi Dalam Manajemen Bencana

Shaw dan Gupta(2009 : 59)


KOMUNIKASI
• INTERNAL
– TIM / ORGANISASI / KOMANDO PADA TAHAPAN
BENCANA
• EKSTERNAL / PUBLIK
– PUBLIK
– RISK COMMUNICATION
– MEDIA MASSA
KOMUNIKASI BENCANA
• komunikasi yang dijalankan bisa dalam berbagai bentuk
seperti:
– pendirian media center dalam masa tanggap darurat,
– jumpa pers dalam masa tanggap darurat atau
– jumpa pers rutin untuk menjelaskan kebijakan
penanggulangan bencana,
– sosialisasi bencana ke masyarakat bahkan ke level sekolah
dasar,
– Penggunaan media tradisional untuk masyarakat yang belum
melek IT
– bahkan peningkatan kearifan lokal yang ada didaerah-daerah.

Anda mungkin juga menyukai