Anda di halaman 1dari 24

KEGIATAN PENYELIA

PERKESMAS

IKATAN PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS


PROVINSI JAWA BARAT
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

►Peserta memahami tugas penyelia


perkesmas di wilayah kerjanya

2
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Peserta dapat :
1. menjelaskan konsep penyeliaan dalam
keperawatan
2. Menjelaskan konsep penyeliaan kegiatan
perkesmas
3. Menjelaskan kualifikasi penyelia perkesmas
4. Menjelaskan tugas penyelia perkesmas 3
LATAR BELAKANG

Kepmenkes No. 128 Tahun 2004


tentang Revitalisasi Puskesmas

Perlu optimalisasi upaya perkesmas


(Kepmenkes No. 279 Tahun 2006)

Meningkatkan mutu penyeliaan kegiatan


perkesmas di wilayah kerja masing-masing
daerah 4
PENYELIAAN DALAM
KEPERAWATAN
Penyeliaan :

 Bagian kegiatan pengendalian mutu pelayanan


keperawatan

 Metode : bimbingan dari perawat supervisor


kepada perawat lainnya

 Tujuan : meningkatkan kemampuan keperawatan


sesuai dengan peran dan fungsinya 5
PENYELIAAN KEGIATAN PERKESMAS

 Penyeliaan kepada Perawat Puskesmas


dimaksudkan agar:
1. Perawat puskesmas mencapai
kemampuan profesional dalam
menjalankan perkesmas sesuai dengan
perannya
2. Perawat penyelia memberikan
dukungan dalam rangka meningkatkan
kemandirian melakukan askep yang
bermutu dan akuntabel 6
TUJUAN PENYELIAAN
PERKESMAS

TUJUAN UMUM :

 Meningkatnya cakupan dan mutu yankes di puskesmas melalui


peningkatan kemampuan profesionalisme perawat puskesmas

TUJUAN KHUSUS :

1. Meningkatnya kemampuan klinik perawat puskesmas dalam


melakukan kegiatannya

2. Meningkatnya kemampuan manajerial dalam pengelolaan


7
perkesmas
PENANGGUNG JAWAB
PENYELIAAN PERKESMAS

1. Puskesmas
 Penanggung jawab : Kapuskesmas, dibantu dengan
Koordinator Perkesmas
2. Kabupaten/Kota dan Provinsi
 Penanggung jawab : Penyelia Perkesmas yang telah
ditetapkan oleh Kadinkes
3. Pusat
 Penanggung jawab : Direktur Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian Medik
8
PENYELIA PERKESMAS

Sesuai Kepmenkes RI No. 279 Tahun 2006 tentang


Perkesmas menyebutkan bahwa KUALIFIKASI menjadi :

 Penyelia Perkesmas :
 Min S1 Keperawatan/ Ners
 Pelatihan Keperawatan Komunitas
 Pengalaman melaksanakan
perkesmas di Puskesmas
 Penetapan oleh Kadinkes
 Kedudukannya dapat struktural
atau fungsional
9
(tergantung kondisi daerah)
PERAN PERAWAT PUSKESMAS
DALAM PERKESMAS
 Koordinator Perkesmas :  PJ Darbin Perkesmas :
 Min D3 Keperawatan  Perawat pelaksana yg
 Pelatihan Keperawatan membantu Koordinator
Komunitas Perkesmas dalam
 Pengalaman menjalankan
melaksanakan manajemen perkesmas
perkesmas di di daerah binaan yg
Puskesmas dikelolanya
 Penetapan oleh
Kapuskesmas  Pelaksana Perkesmas :
 Semua tenaga
fungsional perawat di
puskesmas
10
TUGAS PENYELIA PERKESMAS

 Melaksanakan pertemuan secara berkala bersama


koordinator perkesmas untuk :
 Koordinasi dalam penyusunan perencanaan perkesmas di
puskesmas
 Analisis laporan kegiatan perkesmas
 Pembahasan hasil monev dan perencanaan RTL

 Melaksanakan kunjungan lapangan untuk penyeliaan


perkesmas
 Menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan perkesmas 11
LINGKUP PENYELIAAN

 Pelaksanaan askep

 Manajemen kegiatan perkesmas

 Penilaian kegiatan perawat puskesmas

12
METODE PENYELIAAN

 Refleksi Diskusi Kasus

 Pengamatan/ Observasi Kegiatan

 Mempelajari dokumen keperawatan

 Studi Banding

13
PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
PERAWAT PERKESMAS DI PUSKESMAS
Melalui dua cara pendekatan :

1.
Pendidika
n
2.
Pelatihan
14
PENDEKATAN MELALUI
PENDIDIKAN

Melalui dua cara :

1. Pendidikan Berjenjang
 Contoh : SPK  D3 Keperawatan

2. Pendidikan Berkelanjutan Bagi Perawat


 Contoh : PBP Keperawatan Komunitas

15
PENDEKATAN MELALUI PELATIHAN

1. Pelatihan di luar pekerjaan


Jenis Tehnik :
 Presentasi informasi
 Simulasi

2. Pelatihan di dalam pekerjaan


 Penugasan pekerjaan baru
disertai bimbingan dari
Pegawai Senior 16
PERENCANAAN PELATIHAN PERAWAT PERKESMAS

Langkah-langkah yang dapat dilakukan Kab/Kota adalah :


1. Identifikasi profil perawat puskesmas

2. Buat peta profil perawat puskesmas

3. Rencanakan pelatihan/ pendidikan

4. Upayakan dana untuk penyelenggaraan


pelatihan/pendidikan

5. Pantau hasil pelatihan/pendidikan

terkait pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.


17
UNSUR PENDUKUNG
UNTUK PELATIHAN

♥ Institusi/ Unit Penyelenggara Pelatihan di Kab/Kota


♥ Dana Kegiatan
Fasilitas untuk penyelenggaraan pelatihan
Pelatih/ Fasilitator/ Narasumber
Bentuk pelatihan (on the job training atau off the job
training)

♥ Penyelenggara Pelatihan (Panitia)


18
PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN

Mencakup :
1. Latar belakang : dasar pemikiran perlunya pelatihan
2. Tujuan : tujuan umum dan khusus
3. Materi pelatihan : mengacu kepada tujuan
4. Metode pelatihan : mengacu kepada tujuan dan materi
5. Proses pembelajaran : langkah-langkah kegiatan
6. Media/ alat pembelajaran : sarana yang diperlukan
7. Bahan pembelajaran : makalah, buku, pedoman, dll
8. Evaluasi : kegiatan penyelenggaraan dan peserta
9. Peserta : kriteria peserta
10. Fasilitator/ Narasumber : jumlah dan kualifikasi
11. Waktu dan Tempat pelatihan : sesuai GBPP
12. Biaya : jumlah biaya untuk penyelenggaraan
19
STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN
KOMUNITAS

 Proses kelompok,
Proses kelompok digunakan sebagai strategi
intervensi dalam menggerakan masyarakat.
Pembentukan kelompok dilakukan oleh
masyarakat bersama perawat. Kelompok-
kelompok di masyarakat dibentuk berdasarkan
kebutuhan dan inisiatif masyarakat, misalnya p
kelompok tani , karang werdha, kelompok
jumantik, kelompok peduli sampah. Keberadaan
kelompok ini pada dasarnya untuk mendorong
masyarakat sehingga bisa tetap sehat, mandiri,
produktif dan berdaya guna. 20
PENDIDIKAN KESEHATAN
 Pendidikan kesehatan merupakan strategi
intervensi untuk mendukung tercapainya suatu
tujuan.
 Pendidikan kesehatan adalah aktivitas yang
dengan sengaja dirancang untuk meningkatkan
kesehatan atau mempelajari suatu masalah
kesehatan.
 Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif
apabila dapat menghasilkan perubahan
pengetahuan, menyempurnakan sikap,
meningkatkan ketrampilan, dan bahkan
mempengaruhi perubahan dalam perilaku atau
gaya hidup individu, keluarga dan komunitas. 21
KEMITRAAN (PARTNERSHIP)
 Kemampuan melakukan kemitraan dan negosiasi harus
memadai.
 Konsep kemitraan bersifat terbuka, fleksibel dan
mengutamakan negosiasi serta menjadi bagian yang
penting untuk difahami oleh setiap komponen yang
bekerjasama saling menguntungkan dalam bentuk
kemitraan.
 Kemitraan dilakukan sejak membuat perencanaan sampai
evaluasi program penanggulangan gizi kurang pada
kelompok rentan (balita, bumil, buteki dan lanjut usia).
 Kemitraan yang dibangun harus melibatkan berbagai
pihak dan sektor terkait. Kemitraan dengan pihak lain
(Puskesmas, Dinas kesehatan, dan Balai pengobatan
swasta,) serta sektor lain seperti Dinas pertanian, Dinas
sosial dan Pemerintah Kota.
 Kemitraan ini harus dapat meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat dan mendukung keberhasilan program 22
pembinaan kesehatan komunitas.
PEMBERDAYAAN (ENPOWERMENT)
 Strategi pemberdayaan merupakan strategi penting yang
harus digunakan karena berjalannya dan berkelanjutannya
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bila
masyarakat berdaya atau mampu melakukannya secara
mandiri.
 Pemberdayaan harus diawali dengan pendidikan kesehatan
tentang masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut.
Pendidikan kesehatan akan memberikan pengetahuan dan
ketrampilan baru sehingga memberikan kesadaran untuk
melakukan perubahan perilaku.
 Tumbuhnya kesadaran berperilaku sehat selanjutnya akan
membentuk inisiatif dan kemampuan inovatif dalam
pengelolaan masalah secara mandiri.
 Kemandirian masyarakat dalam penanggulangan masalah
kesehatan merupakan tujuan dari strategi pemberdayaan.
 Pemberdayaan masyarakat secara kolektif harus dilakukan
melalui pengorganisasian masyarakat yaitu sebuah proses
yang melibatkan agregat dan masyarakat untuk 23
menyelesaikan masalah dalam mencapai tujuan bersama
24

Anda mungkin juga menyukai