PERKESMAS
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Peserta dapat :
1. menjelaskan konsep penyeliaan dalam
keperawatan
2. Menjelaskan konsep penyeliaan kegiatan
perkesmas
3. Menjelaskan kualifikasi penyelia perkesmas
4. Menjelaskan tugas penyelia perkesmas 3
LATAR BELAKANG
TUJUAN UMUM :
TUJUAN KHUSUS :
1. Puskesmas
Penanggung jawab : Kapuskesmas, dibantu dengan
Koordinator Perkesmas
2. Kabupaten/Kota dan Provinsi
Penanggung jawab : Penyelia Perkesmas yang telah
ditetapkan oleh Kadinkes
3. Pusat
Penanggung jawab : Direktur Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian Medik
8
PENYELIA PERKESMAS
Penyelia Perkesmas :
Min S1 Keperawatan/ Ners
Pelatihan Keperawatan Komunitas
Pengalaman melaksanakan
perkesmas di Puskesmas
Penetapan oleh Kadinkes
Kedudukannya dapat struktural
atau fungsional
9
(tergantung kondisi daerah)
PERAN PERAWAT PUSKESMAS
DALAM PERKESMAS
Koordinator Perkesmas : PJ Darbin Perkesmas :
Min D3 Keperawatan Perawat pelaksana yg
Pelatihan Keperawatan membantu Koordinator
Komunitas Perkesmas dalam
Pengalaman menjalankan
melaksanakan manajemen perkesmas
perkesmas di di daerah binaan yg
Puskesmas dikelolanya
Penetapan oleh
Kapuskesmas Pelaksana Perkesmas :
Semua tenaga
fungsional perawat di
puskesmas
10
TUGAS PENYELIA PERKESMAS
Pelaksanaan askep
12
METODE PENYELIAAN
Studi Banding
13
PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
PERAWAT PERKESMAS DI PUSKESMAS
Melalui dua cara pendekatan :
1.
Pendidika
n
2.
Pelatihan
14
PENDEKATAN MELALUI
PENDIDIKAN
1. Pendidikan Berjenjang
Contoh : SPK D3 Keperawatan
15
PENDEKATAN MELALUI PELATIHAN
Mencakup :
1. Latar belakang : dasar pemikiran perlunya pelatihan
2. Tujuan : tujuan umum dan khusus
3. Materi pelatihan : mengacu kepada tujuan
4. Metode pelatihan : mengacu kepada tujuan dan materi
5. Proses pembelajaran : langkah-langkah kegiatan
6. Media/ alat pembelajaran : sarana yang diperlukan
7. Bahan pembelajaran : makalah, buku, pedoman, dll
8. Evaluasi : kegiatan penyelenggaraan dan peserta
9. Peserta : kriteria peserta
10. Fasilitator/ Narasumber : jumlah dan kualifikasi
11. Waktu dan Tempat pelatihan : sesuai GBPP
12. Biaya : jumlah biaya untuk penyelenggaraan
19
STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Proses kelompok,
Proses kelompok digunakan sebagai strategi
intervensi dalam menggerakan masyarakat.
Pembentukan kelompok dilakukan oleh
masyarakat bersama perawat. Kelompok-
kelompok di masyarakat dibentuk berdasarkan
kebutuhan dan inisiatif masyarakat, misalnya p
kelompok tani , karang werdha, kelompok
jumantik, kelompok peduli sampah. Keberadaan
kelompok ini pada dasarnya untuk mendorong
masyarakat sehingga bisa tetap sehat, mandiri,
produktif dan berdaya guna. 20
PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan merupakan strategi
intervensi untuk mendukung tercapainya suatu
tujuan.
Pendidikan kesehatan adalah aktivitas yang
dengan sengaja dirancang untuk meningkatkan
kesehatan atau mempelajari suatu masalah
kesehatan.
Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif
apabila dapat menghasilkan perubahan
pengetahuan, menyempurnakan sikap,
meningkatkan ketrampilan, dan bahkan
mempengaruhi perubahan dalam perilaku atau
gaya hidup individu, keluarga dan komunitas. 21
KEMITRAAN (PARTNERSHIP)
Kemampuan melakukan kemitraan dan negosiasi harus
memadai.
Konsep kemitraan bersifat terbuka, fleksibel dan
mengutamakan negosiasi serta menjadi bagian yang
penting untuk difahami oleh setiap komponen yang
bekerjasama saling menguntungkan dalam bentuk
kemitraan.
Kemitraan dilakukan sejak membuat perencanaan sampai
evaluasi program penanggulangan gizi kurang pada
kelompok rentan (balita, bumil, buteki dan lanjut usia).
Kemitraan yang dibangun harus melibatkan berbagai
pihak dan sektor terkait. Kemitraan dengan pihak lain
(Puskesmas, Dinas kesehatan, dan Balai pengobatan
swasta,) serta sektor lain seperti Dinas pertanian, Dinas
sosial dan Pemerintah Kota.
Kemitraan ini harus dapat meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat dan mendukung keberhasilan program 22
pembinaan kesehatan komunitas.
PEMBERDAYAAN (ENPOWERMENT)
Strategi pemberdayaan merupakan strategi penting yang
harus digunakan karena berjalannya dan berkelanjutannya
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bila
masyarakat berdaya atau mampu melakukannya secara
mandiri.
Pemberdayaan harus diawali dengan pendidikan kesehatan
tentang masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut.
Pendidikan kesehatan akan memberikan pengetahuan dan
ketrampilan baru sehingga memberikan kesadaran untuk
melakukan perubahan perilaku.
Tumbuhnya kesadaran berperilaku sehat selanjutnya akan
membentuk inisiatif dan kemampuan inovatif dalam
pengelolaan masalah secara mandiri.
Kemandirian masyarakat dalam penanggulangan masalah
kesehatan merupakan tujuan dari strategi pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat secara kolektif harus dilakukan
melalui pengorganisasian masyarakat yaitu sebuah proses
yang melibatkan agregat dan masyarakat untuk 23
menyelesaikan masalah dalam mencapai tujuan bersama
24