DISUSUN OLEH
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH BENGULU
T/A 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai “Atraumatic care”. Kami sebagai penulis
meminta maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Kritik dan saran dari pembaca selalu kami harapkan, agar pembuatan makalah-makalah selanjutnya dapat
lebh baik lagi. Serta kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami
dalam proses pembuatan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II Pembahasan............................................................................................................................2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sarana transportasi, peralatan rumah tangga, dan industry yang disertai
perbaikan social ekonomi dan perubahan gaya hidup ternyata membawa pengaruh terhadap
angka cedera pada bayi. Fasilitas semula bertujuan untuk mempermudah manusia, ternyata
menyebabkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian akibat kecelakaan dan cedera pada
anak-anak. Keadaan ini tentu dapat menggangu proses tumbuh kembang anak di kemudian hari.
Di masa mendatang kecelakaan dan cedera pada anak-anak akan menjadi salah satu masalah
kesehatan yang penting. Karenanya, tindakan pencegahan dan penanganan pertama perlu di
pahami oleh masyarakat terutama orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak.
Kecelakaan dan cedera pada anak dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Sampai umur
empat tahun anak belum memiliki kemampuan mendeteksi bahaya, dan ini cukup rawan. Setiap
saat bahaya dapat mengintai si kecil, mulai dari tempat bermain, tempat tidur, mainan, benda-
benda di sekitar rumah, cuaca, hewan, serta tumbuhan.
Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga tahun 1986 oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes R.I., kasus kecelakaan dan cedera pada anak usia 1-4 tahun di
Indonesia adalah 190 per 100.000 dan pada anak usia 5-14 tahun adalahsetengah kalinya. Cukup
tingginya angka kesakitan pada anak akibat kecelakaan dan cedera mendorong para orang tua
untuk memahami cara melakukan pertolongan pertama.
B. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian atraumatic care dan pencegahan
terjadinya kecelakaan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri
dalam kehidupannya, anak akn selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari, slalu
bersikan waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan
orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya.
6
C) Antisipasi Anak Terhadap Kecelakaan
1.1 Pengertian
Telah dikemukakan bahwa perawat mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membntu orang
tua memahami tumbuh kembang anak dan melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan anak
Bimbingan antisipasi dan pencegahan kecelakaan atau anticipatory guidance adalah bantuan
perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya
pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan, dan supervisi kesehatan ( Marlow, 1988).
Pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai karakteristik yang khas, yang memerlukan
kecermatan orang tua untuk mengenalinya sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan yang sangat
potensial untuk dialami oleh anakusia Toodler. Demikian juga latihan berkemih dan defekasi (toilet
training) penting dilakukan orang tua karena pada usia Toodler ini anak mulai dapat diajarkan untuk
mengontrol sfingter ani dan sfingter uretra.
Oleh karena itu, penting bagi perawat memahami pentingnya bimbingan antisipasi dan toilet
trainingbagi orang tua dalam membantu anak untuk bertumbuh dan berkembangsesuai dengan
tahapannya.
Kecelakaan pada anak usia Todler sering kali mengkibatkankondisi yang fatal, yaitu kematian.
Kondisi yang dimaksud, diantaranya tertabrak mobil/motor, lika bakar, keracunan, jatuh, dan
tenggelamkondisi tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi apabila orang tua memahami tingkat
pertumbuhan danperkembangan anak, khusunya usia Todler. Pemahaman tentang tingkat perkembangan
anak tentunya perlu diikuti dengan pemahaman tentang pentingnya antisipasi terhadap bahayayang dapat
muncul karena aktivitas gerak yang khas dari anak usia Todler, yaitutidak bisa diam dan bergerak terus.
Olehkarena itu, orangtua harusdiberi pengertian tentang bahaya yang dapat terjadi pada anak.
Tidak hanya orang tua, anak pun harus diberikan pemahaman tentang cara melindungi diri dari
kecelakaan. Tentu saja cara penyampaiannyaharus menggunakan bahasa yang sederhana dan dapat
dimengerti oleh anak.
7
1. Anak Todler sedang mengembangkan keterampilan motorik kasarnya yang membuat
motorik kasarnya yang membuat mereka bergerak terus, berlari, berjinjit, naik turun tangg,
pagar, atau mainan, serta sepedanya.
2. Anak usiaTodler mengalami peningkatan kemampuan motorik halus ketika mereka semakin
terampil menggengam sesuatu, membuka dan menutup botol, membuka dan menutup lemari
yang tidak dikunci, dan pintu, sertamenggenggam dan melemparbenda-benda kecil. Dengan
demikian, mereka mencobaterus kemampuan motorik halusnya dengan benda-benda yang
ada di sekelilingnya, sementara mereka belum mengetahui bahayayang mengancamnya.
3. Anak Todler mempunyai rasa ingin tahu yang besar dibandingkan dengan anak pada usia
lainnya, dan senang mencoba melakukan sesuatu yang belum dikenalnya, padahal ia belum
mengetahui hal-hal yang membahayakannya.
4. Anak laki-laki cenderung lebih berpotensi mengalami kecelakaan dari pada perempuan
karena lebih aktif bergerak.
5. Anak yang tidak dijaga sewaktu bermain saatorang tuanyaberkerja, sibuk dengan kegiatan
lain, terlalu letih atau merasa ada orang lain yang menjaganya.
6. Resiko kecelakaan akan lebih besar terjadi saat anak lapar dan lelah karena padasaat itu
kemampuan tenaga menurun dan mungkin anak merasa lemah dan lesu.
7. Anak merasa asing dengan lingkungan atau orang yang menjaganyakarena tidak
mengenalnya dengan baik.
8. Anak belum tahu dan belum berpengalaman dalam upaya melindungi dri sendiri dari bahaya
kecelakaan.
Kebanyakan kecelakaan pada anak dapat di cegah dan orang tua merupakan orang terpenting
dalam melindungi anaknya. Itu sebabnya penting bagi orang tua untuk mengetahui apa saja yang
potensial menimbulkan cedera/kecelakaan pada anaknya. Walaupun demikian paparan berikut
tidak bermaksud membuat orang tua menjadi terlalu khawatir.
Memang banyak orang tua yang terlalu berlebihan melindungi anaknya, padahal anak
membutuhkan kebebasan dalam derajat tertentu, untuk belajar dari pengalaman dalam
mengambil resiko. Dari pengalaman dalam resiko. Dari pengalaman itu anak akan dapat
mengembangkan cara mereka sendiri untuk hidup aman.
8
Kebebasan untuk diberikan sesuai dengan usia dan kepribadiannya. Namun, untuk setiap
bahaya, pikirkan akibatnya, lindungi, ajarkan, dan bebaskan. Sebagai contoh, amak jangan
diizinkan main di tangga sebelum ia berusia 10-12bulan. Setelah 12-18 bulan anak harus
ditemani dan dipegangi saat naik-turun tangga. Namun, bila sudah usia 18 bulan anak sudah naik
turun tangga sendiri sambil di awasi.
a. Di Jalan Raya
1. saat bejalan kaki
Periksa rem kereta bayi ketika akan jalan di jalan raya sehingga saat di tinggalkan di
tempat yang landai tidak menggelinding ke jalan raya.
Anak yang baru mulai berjalan perlu memakai tali kendali, mereka sangat implusif
dan bisa seenaknya menyebrangi jalan.
Usia kurang dari 5 tahun jangan di biarkan menyebrang jalan sendiri, karena anak
belum mampu menilai situasi jalanan.
Usia 5-7 tahun anak bisa di ajar menyeberang pada jalan yang sepi.
Usia 7-9 tahun mereka harus cakap menyeberangi jalan sepi.
2. Bersepeda
Pada prinsipnya, mengendarai sepeda cukup aman. Anak-anak boleh di anjurkan
bersepeda di taman, kebun, dan tempat yang aman sejak mereka menguasai
keseimbangan badan. Bahaya utama adalah mengendarai sepeda di jalan raya.
Beberapa kelengkapan yang harus duperiksa sebelum bersepeda adalah helm
pengaman, pakaian, pelindung siku, rem, roda, dalam keadaan baik, kaca spion dan
tinggi sadel sesuai.
3. Di dalam mobil
Bayi harus ditaruh dalam keranjang bayi (carrycot) yang diikatkan pada kursi
belakang mobil.
Anak yang sudah bisa duduk, harus duduk terikat dengan kursi anak. Makin besar
anak bisa memakai sabuk pengaman untuk orang dewasa. Namun, sebaiknya anak
tidak duduk di kursi depan.
9
b. Di Rumah
1. Terjatuh
Anak sering terjatuh di dalam rumah. Kebanyakan ringan, tetapi ada yang bisa
mengakibatkan patah tulang tengkorak, atau anggota badan atau bahkan mematikan.
Jangan tinggalkan bayi sendiri dalam buaian atau kursi, ia mungkin bisa terpelanting
jatuh.
Bila bayi sudah mulai merangkak, gunakan pintu atau penghalang pada ujung tangga
atas dan bawah tangga.
Bila bayi tidur usahakan di beri penghalang seperti teralis atau pagar pada boks bayi
atau bantal agar bayi tidak mudah terjatuh.
Dengan meningkatnya usia, anak mulai tidur bergulingan sehingga perlu dilindungi
dengan kasur atau matras di bawahtempat tidur yang agak tinggi.
2. Listrik
Adalah bahaya yang tidak dimengerti oleh anak kecil. Keingintahuan mereka dapat
berakibat fatal. Usahakn agar tidak ada kabel listrik atau soket yang telanjang atau
terkupas. Alat-alat listrik tidak boleh ada atau di pasang di kamar mandi atau dekat
dengan air. Stop kontak atau lubang sambungan listrik yang berada di bawah dekat lantai
sebaiknya tertutup.
3. luka bakar
Jangan biarkan nak bermain dengan korek api, lampu minyak, atau dekat kompor.
Jangan biarkan anak yang mulai dapat berjalan bermain sendiri tanpa pengawasan
sampai usia 5 tahun.
Jika memakai taplak meja di dapur, pilih yang terbuat dari plastic dan sematkan ke
meja sehingga taplak tidak bisa tertarik dan menumpahkan air panas.
Jauhkan termos air panas dari jangkauan atau tempat yang dapat dicapai anak.
10
Jangan menyimpan bensin, racun atau bahan berbahaya di tempat yang bisa di capai
oleh anak sebaiknya tempatkan dalam ruangan khusus.
c) Di Luar Rumah
1. Tumbuh-tumbuhan
Pada keluarga yang gemar akan flora biasanya mengoleksi berbagai jenis tanaman di
rumahnya. Dagi anak yang mulai berjalan hal tersebut menarik apalagi bila ada di
dekatnya, seperti di atas meja, dekat ruang tam, dan tempat lain. Hati-hatilah meletakkan
tumbuhan yang berduri, seperti kaktus, bunga mawar agar anak terhindar dari luka gores.
2. Hujan
Biasanya anak laki-laki suka bermain air di musim hujan. Keceriaan mereka sering
kali melupakan bahay mengintai mereka setiap saat. Laranglah anak bermain dekat
selokan, sungai, danau apalagi anak anda belum bisa berenang karena beresiko besar
untuk tenggelam. Laranglah anak bermain di tempat terbuka sewaktu hujan karena
beresiko terkena kilatan petir.
Biasanya untuk menghibur anak kita sering membawanya ke tempat bermain atau
taman. Awasilah anak ketika bermain, pastikan alat bermain yang di gunakan anak aman
(tidak tajam, tidak patah, atau tidak licin) serta tidak terdapat binatang atau serangga yang
berbahaya.
11
E) Peran Perawat Anak
Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang
tua. Beberapa peran penting seorang anak, yaitu sebagai pembela (advocacy), pendidik,
konselor, kordinator, pmbuat keputusan etik, perancang kesehatan, Pembina hubungan
terapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti. Perawat dituntut sebagai pembela bagi
anak/keluarga pada saat meereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil
keputusan/menentukan pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang
tersedia, pengobatan, dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluarga.
12
kesehatan karena 24 jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra pesawat oleh
karena itu karena sama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya perawat
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses
perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : an.S
Umur : 8 tahun
Pekerjaan : siswa
Agama : Islam
Alamat : Perumnas Polda bengkulu KM9
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien masuk RSUD M.Yunus pada tanggal 29 Maret 2012 di antar oleh keluarga
dengan keluhan Panas Tinggi
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah masuk RS
3. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan, menular ataupun menahun
c. Analisa data
a. Ds
klien mengatakan takut
klien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit
b. Do
klien tampak berkeringat
muka klien memerah
muka klien kelihatan pucat
14
2. Dx.1
3. Intervensi
a. Intervensi
Beri informasi dan pengetahuan kepada pasien/keluarga
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tenteng tindakan yang di lakukan
b. Rasional
Untuk mencegah agar pasien tidak terlalu cemas ataupun takut
4. Implementasi
a. Implementasi
Melakukan pemberian informasi kepada pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
b. Respon
Paien mengerti apa yang perawat jelaskan
Pasien terlihat lebih rileks
15