Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK DI ERA PANDEMI COVID-19”


Tugas dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Anak yang diampu oleh
Ibu Budiyati, M.Kep.,Ns.Sp. Kep.An

Disusun Oleh Kelompok 1


1. TRI ANONIM (P1337420921041)
2. WAHYU TRI AJI (P1337420617001)
3. NI LUH NONI ANDAYANI (P1337420617071)
4. ACHMAD FAOZI (P1337420617047)
5. GHANI IQROM SEPTIANA (P1337420620071)
6. HIDAYAT SYAM N. (P1337420617027)
7. DITA NAFIRA HIDAYAT (P1337420921023)
8. LILA HIDAYATI (P1337420921005)
9. ANNISA ISNA M. (P1337420717039)
10. INDRIYANI SETIANINGSIH (P1337420717014)

PRODI STUDI PROFESI NERS SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perspektif
Keperawatan Anak Di Era Pandemi Covid-19" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang perawatan anak di
masa pandemi covid-19.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Budiyati, M.Kep.,Ns.Sp.
Kep.An selaku dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Anak. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 15 Agustus 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Perspektif keperawatan anak .................................................................................3
B. Pola Kesehatan pada anak....................................................................................11
C. Perspektif keperawatan anak di era new normal..................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi
untuk tumbuh dan berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak bukanlah miniature
orang dewasa, melainkan individu yang sedang berada dalam proses tumbuh
kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-
sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat terus berjalan. Orangtua
diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan
perawatan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Keperawatan
anak saat ini telah mengalami perubahan karena anak dipandang sebagai klien
bukan lagi sebagai objek. Seorang anak yang menjadi klien atau individu di
dalam dunia keperawatan merupakan seseorang anak yang berusia kurang
dari 18 tahun.
Keberadaan anak di tengah-tengah keluarga sangat penting, baik
dalam perawatan anak sehat, maupun saat anak sakit. Keluarga dengan anak
yang sedang sakit di rumah menuntut keluarga itu sendiri untuk memberi
perawatan yang optimal pada anak.
Dalam konteks era new normal, keperawatan anak menjadi salah satu
aspek yang harus diperhatikan baik aspek sosial, pendidikan, keamanan dan
kesehatan. Aspek kesehatan dan pendidikan menjadi prioritas karena berperan
strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya, penanggulangan
kemiskinan, dan pembangunan ekonomi di era new normal. Oleh karena itu,
Bagi perawat, new normal menjadi momentum untuk merevitalisasi peran
barunya, peran tersebut antara lain mengajarkan upaya-upaya peningkatan
kesehatan alias promosi kesehatan dan pencegahan penularan Covid-19.
Sementara itu, peran dalam pencegahan Covid-19 dilakukan melalui edukasi
tentang physical distancing, cuci tangan dengan sabun, menggunakan masker
dan lain lain kepada anak.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep perspektif keperawatan anak
2. Bagaimana pola kesehatan pada anak
3. Bagaiman perspektif keperawatan pada anak di era New Normal
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep perspektif keperawatan anak
2. Untuk mengetahui pola kesehatan pada anak
3. Untuk mengetahui perspektif keperawatan pada anak di era New Normal

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persepektif Keperawatan Anak


1. Filosofi Keperawatan Anak
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak
yang berfokus pada keluarga (family centered care),dan pencegahan
terhadap trauma (atraumatic care).
a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak
mengingat anak bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep
diperlukan keterlibatan keluarga karena anak selalu membutuhkan
orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau program
perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat
mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang telah
direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat selalu
membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang
dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan
pada anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu
proses penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan
keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama
perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi dampak
psikologis anak sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada
aspek kesejahteraan anak akan tercapai.
b. Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma
pada anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan
terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan

5
keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk
mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan
oleh perawat antara lain:
⁃ Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan
pada anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
⁃ Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan
pada anak.
Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak
dapat meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap
waspada dalam segala hal.
⁃ Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak
psikologis).
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara
cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya
distraksi, relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan
tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada
anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak.
⁃ Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang
sangat berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat
proses kematangan dan tumbuh kembang anak.
⁃ Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat
meningkatkan keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman
dilingkungan.

6
2. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan
sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip
dalam asuhan keperawatan anak adalah:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan
anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan
dan perkembangan menuju proses kematangan.
b.  Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan
yang sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi
kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi,
istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan
peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang
sakit.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus
pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Anak
dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan ganggguan psikologis,
seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas
juga dari peran keluarga.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan
meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum
(legal). Sebagai bagian dai keluarga anak harus dilibatkan dalam
pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan antara
keluarga, anak dan tim kesehatan.

7
f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
makhluk biopsikososial dan spritual dalam kontek keluarga dan
masyarakat.
g. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus
pada ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan
mempelajari aspek kehidupan anak.
3. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri
atas empat komponen. Komponen paradigma keperawatan anak :

Manusia (anak )

Sehat –sakit lingkungan

Keperawatan
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah
anak,anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari
delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan
kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan
spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/
todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11
tahun), remaja (11-18 tahun).
b.  Sehat dan Sakit
Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status
kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit
kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai
status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama

8
dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat
baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak
berada pada rentang sehat maka upaya perawat untuk
meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf sejahtera
baik fisik, sosial maupun spritual.
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud
adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam
status kesehatan anak.
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis
kelamin, intelektual,emosi dan adanya predisposisi atau resistensi
terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : status nutrisi, orang tua, saudara
kandung, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua,
agama, budaya, status sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan
lingkungan fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di
sekililingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari
lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan
penuh kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti
adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan
ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak. Fokus utama
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama,
yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan
perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama yang diperlukan
anak dan keluarga adalah pemberian dukungan, pemberian

9
pendidika kesehatan dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan
lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
kebutuhan anak.

4. Lingkup Praktik Keperawatan Anak


Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan
dasar anak yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti
asuh, asih dan asah.
a. Kebutuhan Asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi
kebutuhan akan nutrisi atau gizi, kebutuhan pemberian tindakan
keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit,
kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan
akan tempat atau perlindungan yang layak dan lain-lain.Kebutuhan
AsihKebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada
anak atau memperbaiki psikologi anak.
b. Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak,
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan
sesuai dengan usia tumbuh kembang.
Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
⁃ Pemberi perawatan
⁃ Sebagai advokat keluarga
⁃ Pencegahan penyakit
⁃ Pendidikan
⁃ Konseling
⁃ Kolaborasi
⁃ Pengambilan keputusan etik
⁃ Peneliti

10
Didalam pasal 3 telah didinyatakan bahwa, ”pertumbuhan
anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting
untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat”. Untuk itu
salah satu program KIA adalah agar setiap anak dimana saja dapat
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang, lepas
dari rasa ketakutan. Pelayanan kesehatan anak meliputi:
1. Pelayanan kesehatan anak dan tata laksana neonatal sakit.
Masa neonatus ( umur 0 - 28 hari) yang merupakan masa
terjadinya kehidupan yang baru eksta uteri. Pada masa ini terjadi
proses adaptasi semua sistem tubuh seperti pernafasan, jantung, 
pencernaan, sistem defekasi, urinaria dan sebagainya. Untuk itu
perlu perhatian untuk mencegah kematian dan kesakitan pada
usia ini.
2. Pola asuh anak.
Pentingnya kedua orang tua memahami tujuan utama
pengasuhan adalah mempertahankan kehidupan fisik anak dan
meningkatkan kesehatannya, memfasilitasi anak untuk
menyeimbangkan kemampuan sejalan dengan tingkat
perkembangannya dan mendorong peningkatan kemampuan
berprilaku sesuai dengan nilai agama dan budaya yang
diyakininya. Kemampuan orang tua untuk mngasuh tidak hanya
didapatkan dari pendidikan tetapi juga berdasarkan pengalaman
sendiri dan orang lain.
3. Pelayanan kesehatan balita melalui manajemen terpadu balita
sakit (MTBS) dan imunisasi.
MTBS merupakan suatu bentuk pengelolaan balita yang
mengalami sakit yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan anak serta kualitas pelayanan kesehatan anak. Cara ini
angat efektif untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan
bayi dan anak. Karena bentuk pelayanan ini dapat dilakukan

11
pada pelayanan tingkat pertama seperti unit rawat jalan,
puskesmas, polindes dan lain-lain
4. pelayanan kesehatan anak usia prasekolah.
Pada masa pertumbuhan masa prasekolah pada anak perlu
mendapat perhatian, khususnya pertumbuhan fisik, Berat badan
mengalami kenaikan rata-rata 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi
aktifitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai
kematangan seperti berjalan melompat, dll.
5. Pelayanan kesehatan anak usia sekolah melalui program UKS.
Peningkatan kesehatan anak sekolah dengan titik berat pada
upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif yang berkualitas, Usaha keasehatan Sekolah (UKS)
menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. UKS bukan hanya
dilaksanakan di Indonesia, tetapi dilaksanakan di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan
konsep sekolah sehat atau Health Promoting School ( Sekolah
yang mempromosikan kesehatan ). 
Health Promoting School adalah sekolah yang telah
melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak
yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan
lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan
pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap
pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk
mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Upaya Health Promoting School tersebut idengan titik berat
pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitatif yang berkualitas adalah :
1. Promotif dan Pencegahan
⁃ Pemberian nutrisi yang baik dan benar

12
⁃ Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
⁃ Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
⁃ Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
⁃ Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
⁃ Imunisasi anak sekolah
2. Kuratif dan rehabilitasi
⁃ Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
⁃ Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
⁃ Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan
gangguan perilaku dan gangguan belajar
B. Pola Kesehatan Pada Anak.
1. Penyakit yang lazim terjadi :
⁃ Kelainan kongenital ⁃ DBD
⁃ Pneumonia. ⁃ Malaria
⁃ Influenza ⁃ ISPA
⁃ Varicella ⁃ Parotitis
⁃ Morbili ⁃ Gaky
⁃ TBC ⁃ Malnutrisi
⁃ DPT ⁃ Diare
2. Usaha.Promotif.
⁃ Penyuluhan kesehatan masyarakat
⁃ Promosi kesehatan melalui media komunikasi
⁃ Pembinaan peran serta masyarakat
⁃ Pembinaan gizi masyarakat
3. Usaha Preventif.
Sasaran :
⁃ Mengurangi penyebab atau peranan penyebab
⁃ Mengatasi atau memodifikasi lingkungan
⁃ Meningkatkan daya tahan tubuh
Tindakan pencegahan

13
⁃ Imnunisasi
⁃ Control lingkungan atau sanitasi lingkungan
⁃ Pemberantasasn vector penyakit
⁃ Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
⁃ Pengawasan obat dan makanan
⁃ Pelayanan kesehatan ibu dan anak
⁃ Perbaikan pemukiman
4. Follow up care dan home care.
Setelah penemuan kasus, maka diadakan kunjungan rumah sebagai
tindak lanjut, karena dengan kunjungan rumah akan diketahui juga
keadaan rumah tangga keadaan kesehatan, kebersihan lingkungan, keadaan
sosial budaya, adat istiadat, kepercayaan dan aspek lain yang mungkin
berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga.
C. Persepektif Keperawatan pada Anak di Era New Normal
Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah kebijakan dalam
pemutusan dan pencegahan penularan Covid-19. Kebijakan yang dimaksud,
seperti diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor A Tahun 2020 Tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu
Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Rentetan
kebijakan tersebut memiliki benang merah, yaitu pembatasan aktivitas
masyarakat di ruang publik atau menghindari aktivitas keramaian. Hal ini
membawa konsekuensi pada dua aktivitas baru yang menitikberatkan pada
rumah, yaitu “Work from Home” (bekerja dari rumah) dan “School from
Home” (belajar dari rumah) (Gunawan, 2020; Ihsanuddin, 2020; Logitech,
2020; Purwanto, 2020; Purwanto et al., 2020) Sehingga keluarga menjadi pusat
aktivitas selama pandemi. Khususnya orang tua, di satu sisi orang tua harus
mengerjakan pekerjaannya, di sisi lain orang tua juga harus mendampingi
proses belajar anak.
Anak merupakan kelompok rentan terpapar Covid-19. Pemahamannya
terutama terkait pandemi Covid-19 tentu belum maksimal. Di masa new
normal, tidak menutup kemungkinan anak akan kembali beraktivitas di luar

14
rumah, oleh karena itu salah satu upaya penting yang harus dilakukan oleh
orang tua adalah melindungidan dan memberikan arahan pada mereka dimulai
dari rumah dan keluarga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Penerapan PHBS dinilai sebagai kunci keberhasilan upaya
pencegahan dan pengendalian virus Covid-19 agar individu, keluarga dan
masyarakat tidak tertular di masa new normal. Dalam mempersiapkan anak di
era new normal, protokol kesehatan harus tetap jadi yang utama ditekankan
yaitu mencucci tangan, memakai masker dan menjaga jarak
Pada aktivitas pembelajaran antara siswa dan guru di era Belajar Dari
Rumah diselenggarakan melalui sistem dalam jaringan (daring). Penggunaan
sistem daring ini, menurut Puspitasari (2020) terkadang juga memunculkan
berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran
yang belum selesai disampaikan oleh guru, kemudian guru mengganti dengan
tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang
diberikan oleh guru lebih banyak. Permasalahan lainnya, yaitu kendala sinyal
yang mengakibatkan terganggunya arus akses informasi, sehingga siswa
ketinggalan informasi yang bisa berdampak pada kemungkinan keterlambatan
dalam pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.[ CITATION Sar20 \l 1033 ]
Secara garis besar, berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh Aji
(2020), ada dua dampak bagi keberlangsungan pendidikan yang disebabkan
oleh pandemi Covid-19. Pertama, dampak jangka pendek, yaitu sebagian besar
keluarga masih kurang familier melakukan sekolah di rumah, sehingga muncul
efek kejutan besar bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan
pekerjaannya di luar rumah. Demikian juga dengan masalah psikologis anak-
anak yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka.
Pelaksanaan pengajaran secara daring dilaksanakan pada skala yang belum
pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua,
dampak jangka panjang. Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang akan
terpapar dampak jangka panjang dari Covid-19 ini. Dampak pendidikan dari
sisi waktu jangka panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan
ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat dan antar daerah di Indonesia.

15
Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2020) dan
Purwanto et al. (2020), pembelajaran jarak jauh atau daring membuat anak-
anak jenuh, anak-anak mulai jenuh di rumah dan ingin segera ke sekolah
bermain dengan teman-temannya, peserta didik terbiasa berada di sekolah
untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan bercanda gurau
dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya. Melihat
kondisi ini, siswa perlu pendampingan dan motivasi baik dari guru maupun
orang tua. Orang tua harus selalu melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar anak dan juga menjalin dialog dengan anak terkait aktivitas belajarnya.
Guru dalam memberikan motivasi dapat dilakukan melalui pemberian tugas
yang menarik dan menyenangkan serta seluruh guru membuat sebuah video
untuk memberikan semangat kepada peserta didik meskipun harus
melaksanakan pembelajaran dari rumah. Dari hasil masing-masing pengamatan
orang tua terhadap anak dan hasil pengamatan guru terhadap anak, dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk didiskusikan antara orang tua dan guru
dalam merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi kendala
belajar yang dihadapi oleh anak (Putria, Maula, & Uswatun, 2020).

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
anak yang berfokus pada keluarga (Family Centered Care),dan
pencegahan terhadap trauma (Atraumatic Care).
2. Untuk meningkatkan pola kseshatan anak dapat dilakukan dengan
beberapa usaha yaitu dengan usaha promotif, preventiv, dan follow up
care
3. Terdapat beberapa perspekstif keperawatan anak di era new normal,
yaitu anak-anak merasakan jenuh karena terlalu lama berada dirumah,
mereka ingin segera ke sekolah untuk bermain dengan teman-
temannya, mereka sendiri sudah terbiasa berada di sekolah untuk
berinteraksi, bermain dan bercanda gurau dengan teman lainnya.

17
B. Saran
1. Orang tua melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar anak dan
menjalin dialog dengan anak terkait aktivitas belajarnya di era new
normal.
2. Guru memberikan motivasi dan semangat kepada anak didiknya
meskipun dilakukan pembelajaran di rumah.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, R. H. S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(5), 395–402. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314

American Academy of Paediatric. (2003). Family Centered Care and The


Pediatrician’s Role. Pediatrics. Vol. 112 (3);

Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI.

Hidayat.A.A.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika :


Jakarta

Purwanto, A. (2020). Studi Eksplorasi Dampak Work From Home (WFH)


terhadap Kinerja Guru Selama Pandemi Covid-19. EduPsyCouns: Journal
of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 92–100. Retrieved from
https://ummaspul.ejournal.id/Edupsycouns/article/view/418

18
Purwanto, A., Asbari, M., Fahlevi, M., Mufid, A., Agistiawati, E., Cahyono, Y., &
Suryani, P. (2020). Impact of Work From Home (WFH) on Indonesian
Teachers Performance During the Covid19 Pandemic: An Exploratory
Study. International Journal of Advanced Science and Technology, 29(5),
6235–6244. Retrieved from
http://sersc.org/journals/index.php/IJAST/article/view/15627

Supartini (2004). Buku ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta.
Undang-undang Perlindungan Anak RI. Nomor 35 tahun 2015.

Yuliastati dan arnis Amelia.2016.Keperawatan Anak (Modul bahan ajar cetak


keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:Jakarta.

Wong, D.L, et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.).
Missouri; Mosby.

19

Anda mungkin juga menyukai