NIM : 20330104003
PRODI : K3
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
Kepada Saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahNya lah Saya
dapat menyelesaikan makalah Yang berjudul Penyakit Bawaan Makanan tepat waktu.
Makalah Penyakit Bawaan Makanan disusun guna memenuhi tugas ini dengan mata
Kuliah Manajemen Kesehatan Pangan di Universitas Trinita. Selain itu, Saya juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Manajemen
Kesehatan Pangan.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Nci Felly Kairupan SKM,
M.KES. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni Saya. Saya juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan Saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
M O D. KANGKI
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
TUJUAN.....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUTAKA....................................................................................................................6
Pengertian makanan....................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.............................................................................................................................9
PENGERTIAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN...............................................................9
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT BAWAAN MAKANAN..............................9
BAB IV.........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat
yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai di zaman modern ini.
Penyakit tersebut meminta banyak korban dalam kehidupan manusia dan menyebabkan
sejumlah besar penderitaan, khususnya di kalangan bayi, anak, lansia, dan mereka yang
kekebalan tubuhnya terganggu. Tingkat keparahan (besaran) dan konsekuensi penyakit
bawaan makanan ini kerap kali diremehkan oleh pihak berwenang di bidang kesehatan
masyarakat. Baru dalam beberapa tahun terakhir ini saja, sebagai akibat dari kejadian luar
biasa (KLB) penyakit bawaan makanan (mis., KLB infeksi Escherichia coli strain
enterohemoragik, listeriosis, salmonelosis, dan kolera), kesadaran beberapa negara
terhadap pentingnya penyakit ini bagi kesehatan masyarakat mulai meningkat. Walaupun
demikian, sarana dan prasarana untuk upaya pencegahan penyakit bawaan makanan
masih kurang tersedia.
Selain itu, yang patut disesalkan adalah bahwa negara yang memikul beban terbesar
permasalahan ini juga merupakan negara yang sumber dayanya paling sedikit untuk
mencegah kejadian penyakit tersebut. Karena luasnya permasalahan, kurangnya informasi
pada beberapa kawasan di dunia, dan sifat permasalahannya yang sepotong-potong pada
beberapa kawasan lain, kita tidak mungkin menelaah atau memperbandingkan data dari
berbagai negara. Oleh karena itu, bab ini disusun untuk memberikan suatu pandangan
terhadap lingkup, besaran, sifat, dan konsekuensi permasalahan kesehatan serta ekonomi
yang ditimbulkan oleh penyakit bawaan makanan dan faktor-faktor yang memengaruhi
prevalensinya.
dan negara industri, kita harus menyadari bahwa penyakit tidak memiliki batasan dan
sebagian besar menyebar di seluruh dunia tanpa bergantung pada kawasan atau tahap
pembangunan suatu negara.
4
Penyakit bawaan makanan (foodborne disease), biasanya bersifat toksik maupun
infeksius, disebabkan oleh agens penyakit yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
makanan yang terkontaminasi. Kadang-kadang penyakit ini disebut “keracunan makanan”
(food poisoning) walaupun istilah ini tidak tepat. Penyakit bawaan makanan mencakup
lingkup penyakit yang etiologinya bersifat kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit
kolera dan diare, sekaligus beberapa penyakit parasit.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Pengertian Makanan?
TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang penyakit bawaan makanan
5
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
PENGERTIAN MAKANAN
Menurut WHO (World Health Organization) makanan adalah semua substansi yang
diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi-substansi yang dipergunakan
untuk pengobatan. Menurut Departemen Kesehatan, makanan adalah semua bahan baik
dalam bentuk alamiah maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air
dan obat-obatan (Anwar, 2000). Berdasarkan dari sifat mudah tidaknya mengalami
kerusakan bahan makanan digolongkan menjadi (Purnawijayanti,2001) :
a. Bahan makanan sangat mudah rusak (Perishable Food) Bahan makanan dari kelompok
ini antara lain daging, ikan, ayam, telur, susu, buah-buahan, dan sayuran. Bahan-bahan
tersebut memerlukan metode penyimpanan yang memadahi untuk memperlambat proses
kerusakan. Penyimpanan pada suhu rendah dapat dipilih untuk memperpanjang umur
simpannya.
b. Bahan makanan agak mudah rusak (Semi Perishable Food) Bahan makanan ini
memiliki umur simpan yang agak lama, serta kecepatan kerusakan yang lebih lambat.
Untuk lebih meningkatkan umur simpannya bahan makanan dari kelompok ini sebaiknya
juga disimpan pada suhu rendah. Contoh kelompok bahan makanan ini antara lain
kacang-kacangan, apel, kentang dan mentimun.
c. Bahan makanan yang tidak mudah rusak (Non Perishable Food) Kelompok bahan
makanan ini paling tahan terhadap kerusakan, meskipun tanpa penanganan penyimpanan
yang memadai. Biasanya untuk penyimpanannya hanya diperlukan pengemasan yang
rapat dan kuat, sehingga tidak mudah diserang oleh serangga atau hewan pengerat.
Misalnya, semua jenis bahan makanan kering seperti gula, tepung, biji-bijian dan kacang-
kacangan kering serta rempah-rempah. Menurut Anwar (2000) ada empat fungsi pokok
makanan bagi kehidupan manusia :
6
b. Memperoleh energi guna melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air mineral dan cairan
tubuh yang lain.
Makanan tidak saja bermanfaat bagi manusia, tetapi juga sangat baik untuk pertumbuhan
mikroba yang patogen. Agar mendapatkan keuntungan yang maksimum dari makanan,
perlu dijaga keadaan sanitasi makanan. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat
makanan dapat dikelompokkan menjadi :
Infeksi dari makanan akan timbul apabila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
mikroorganisme pathogen yang hidup. Mikroorganisme hidup tersebut kemudian akan
berkembang di dalam tubuh dan menimbulkan gejala-gejala penyakit. Waktu antara
konsumsi makanan terkontaminasi dengan timbulnya gejala penyakit, baik infeksi
maupun peracunan disebut dengan waktu inkubasi. Biasanya waktu inkubasi dari infeksi
oleh makanan lebih Panjang dibandingkan waktu inkubasi peracunan makanan. Hal ini
disebabkan karena mikroorganisme memerlukan waktu untuk tumbuh dan berkembang
biak di dalam tubuh. Mikroorganisme yang paling banyak menimbulkan infeksi makanan
adalah dari kelompok bakteri. Sedangkan jenis makanan yang sering terkontaminasi
bakteri penyebab infeksi adalah makanan dari kelompok berasam rendah, seperti daging,
ikan, telur, susu, dan produknya (Purnawijayanti, 2001).
Penyakit Bawaan Makanan adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat
memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba pathogen. Penyakit Bawaan
Makanan pada umumnya menunjukkan gejala gangguan saluran pencernaan dengan rasa
sakit perut, diare (buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan berair atau encer) dan
kadang-kadang muntah. Penyakit Bawaan Makanan (food borne disease), biasanya
bersifat toksik maupun infeksius, disebabkan oleh agent penyakit yang masuk ke dalam
7
tubuh melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Kadang- kadang penyakit ini
disebut ”keracunan makanan” (food poisoning). Penyakit Bawaan Makanan mencakup
lingkup penyakit yang etiologinya bersifat kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit
kolera dan diare, sekaligus beberapa penyakit parasit (Depkes, 2004).
8
BAB III
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN
Sedangkan, penyakit bawaan makanan biasanya disebabkan oleh infeksi patogen (seperti
bakteri, parasit, atau virus). Biasanya, patogen yang menyebabkan penyakit bawaan
makanan adalah:
• Salmonella, biasanya ada dalam telur, ayam, daging, susu mentah, keju, serta
sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi
Penyebab infeksi bawaan makanan yang paling umum adalah bekteri Campylobacter,
Salmonella, E. coli O157:H7, dan grup virus yang bernama Calicivirus (juga dikenal
sebagai virus Norwalk dan virus Norwalk-Like).
9
orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang amat rendah, bakteri ini dapat menginvasi
aliran darah, dan menyebabkan infeksi yang membahayakan jiwa.
3. E. coli O157:H7, adalah bakteri patogen yang bersarang pada ternak dan
sejenisnya. Penyakit yang terjangkit pada manusia umumnya terjadi setelah mengonsumsi
air dan makanan yang telah terkontaminasi tinja sapi. Gejala yang umum terjadi adalah
diare parah yang mengandung darah, serta nyeri pada daerah abdomen tanpa banyak
demam.
Ada 3 tertuduh utama yang bisa menyebabkan sakit dari makanan: kuman,virus dan racun
dalam makanan baik yang alamiah maupun icampurkan. Makanan apa pun dapat
meracuni, apakah ini diolah atau disiapkan di rumah, sekolah, supermarket setempat, toko
makanan bungkus atau rumah makan. Bahaya keracunan berkurang bila makanan
disimpan dan disiapkan semestinya.
Ada berbagai penyakit dengan banyak gejala berlainan yang bisa timbul karena makan
makanan tercemar.Penyebab umumnya adalah: kuman, misalnya Salmonella,
Campylobacter dan Listeria, virus, misalnya Norovirus dan Hepatitis A,racun, misalnya
racun yang dibuat oleh kuman seperti Staphylococcus aureus atau Bacillus cereus, dan
Ciguatoxin.
Gejalanya tak tentu - tergantung dari penyebabnya dan bisa termasuk menceret, muntah,
mual, sakit perut dan demam. Gejala lainnya mungkin sakit kepala, sakit kuning atau
baal. Berkembangnya gejala ini bisa berjam-jam, berhari-hari atau lebih lama lagi dan
biasanya berlangsung beberapa hari atau ada kalanya lebih lama.
10
Siapa yang bisa terkena?
Siapa pun bisa terkena penyakit bawaan makanan, tetapi ada orang yang lebih rentan
terkena sakit parah, yakni: anak kecil, orang lansia, orang yang sistem ketahanannya
tertekan, dan wanita hamil.
Pengobatannya?
Banyak orang mendapat gejala ringan lalu cepat sembuh. Orang yang menceret dan
muntah sebaiknya tidak masuk kerja atau sekolah dulu dan minum banyak. Orang yang
bisa kehabisan cairan tubuh misalnya anak kecil dan orang lansia patut ke dokter lebih
dini. Biasanya tidak diperlukan antibiotika kecuali jika rumit.
11
12
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. scrbd.com
belajarkesehatan.wordpress.com
3. hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/keracunan-makanan-penyakit-bawaan/
4. id.scribd.com/doc/205781900/penyakit-bawaan-makanan
13