Disusun oleh :
NADIA SALSABILA
2112101010111
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021/2022
PAPER KOLERA
A. Latar Belakang
disease menjadi salah satu permasalahan utama yang menjadi topik penting
bagi badan kesehehatan dunia atau dikenal dengan Worlh Health Organization
(WHO). Masyarakat pada kelas ekonomi rendah serta lingkungan yang tidak
sehat memiliki resiko lebih besar terjangkit penyakit yang mematikan ini.
usia, mulai dari bayi hingga lansia terutama pada orang-orang yang memiliki
tingkat kekebalan tubuh yang rendah. Selan itu masih banyak ditemukan
masyarakat yang meremehkan penyakit yang berasal dari makanan. Salah satu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh makanan adalah kolera (WHO, 2020).
Wabah kolera pertama kali muncul Negara India pada tahun 1817-1824.
Penyakit ini diduga berawal dari desa kecil di India pada saat upacara adat dan
menyebar cepat melalui Asia ke Timur Tengah, Afrika bagian timur dan garis
kuman yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang
1
ketidakmampuan masyarakat mengakses kesehatan disebuah Negara. Jumlah
kejadian kolera setiap tahun diperkirakan sebanyak 1,3 hingga 4 juta kasus dan
berat. Penyakit ini juga tidak menunjukkan adanya gejala pada penderitanya
hingga wakti 12 jam hingga 5 hari setelah terinfeksi, dan jika tidak segera
diobati maka dapat membunuh penderinya mulai dari hitungan jam jika
penderitanya memiliki daya tahan tubuh yang tidak baik (WHO, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Host
dengan bakteri vibro cholera. Didalam saluran pencernaan bahteri ini akan
al., 2013).
2
Pada kelompok ekonomi rendah seperti desa di pedalam Afrika, India
dan daerah lainnya yang tidak memiliki sanitasi lingkungan khususnya jamban
maka mereka akan buang air kecil dan besar di sungai atau menggali lubang.
Air yang dipakai untuk perluan sehari-hari (dari sungai) sudah terkontaminasi
oleh bakteri vibro cholera, sementara itu lalat yang menghampiri muntahan
maupun tinja (pada mereka yang BAB dengan cara menggali tanah) juga dapat
menjadi pembawa bakteri (lalat akan menenpel pada makanan) dan ini menjadi
Penyakit kolera hampir tidak memiliki tanda dan gejala terutama pada 12
(Anggaraditya, 2015):
1. Sering buang air besar (BAB) dengan konsistensi cair tanpa didahului
2. Terjadi perubahan warna pada feses atau tinja, yang awalnya memiliki
warna dan berbau berubah menjadi tidak berwarna (seperti air cucian beras)
3. Tinja yang berwarna seperti air cucian beras tersebut akan mengeluarhan
6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
3
7. Terjadi perubahan pada tanda vital seperti detak jantung cepat dan nafas
akibat muntah dan diare akut sehingga penangan paling awal yang harus
dan muntah berlebih pada pasien. Pasien dengan kondisi yang sangat lemah
Sejak tahun 2013 WHO telah mengeluarkan vaksin kolera oral (OCV).
OCV hanya salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengobati kolera,
meski vaksin ini aman bagi penderita namun bukanlah upaya pencegahan
utama, air bersih, sanitasi dan kebersihan (WASH) merupakan hal utama yang
F. Pencegahan
maupun mencegah penularan penyakit ini adalah melalui penyediaan air bersih
4
serta sanitasi lingkungan yang layak khusunya bagi masyarakat dengan kelas
ekonomi rendah. Selain itu penting bagi masyarakat untuk memiliki prilaku
hidup bersih dan sehat seperti buang air kecil dan air besar di jamban, cuci
tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir setiap kali selesai
makanan dan diminum sudah dimasak dengan benar (dimasak hingga kuman
mati). Selain itu pemerintah juga telah menyediakan vaksin oral bagi mereka
kercemar atau terpapat dengan muntahan dan feses harus segera disterilkan,
jika terdapat vector (misalnya lalat) harus segera dibasmi guna mencegah
penularan antar anggota keluarga. Pada Negara dengan tingkat ekonomi rendah
kerjasama lintas sektor, jika ini dilakukan dengan baik maka penyebaran
sehingga berdampak terjadinya penyakit kolera. Adapun bagan agent, host dan
5
Gambar 1. Sumber (Amerta, 2011)
Keterangan
H. Kesimpulan
bakteri vibro cholera dengan akibat muntah dan diare akut, dimana jika
menyebabkan kematian pada usia < 5 tahun dan lansia, serta pada orang
3. Vaksin atau VCO bukanlah faktor utama dalam upaya pencegahan dan
6
DAFTAR PUSTAKA
Lapau, B., & Birwin, A. (2017). Prinsip dan Metode Epidemiologi. Kencana.