Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK YANG BERBEDA

PADA UDANG VANAME DENGAN RESISTENSINYA TERHADAP


PENYAKIT KEPALA KUNING (YHD)

Disusun Oleh :
Dimas Pratama (20311015)

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS PERIKANAN


UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
2021/2022
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) adalah salah satu spesies udang yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP, 2020),
budidaya udang vaname saat ini merupakan andalan sector perikanan dan prioritas
pengembangan akuakultur di Indonesia pada perekonomian nasional. Pada tahun 2020,
volume hasil ekspor udang vaname mencapai 239,28 juta kilogram dengan nilai US$ 2,04
miliar. Selain itu, udang vaname memliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhan yang
cepat, mampuh bertahan pada kisaran salinitas yang lebar (0,5 – 45 ppt), relatif membutuhkan
protein yang rendah (20-35%), nilai FCR rendah (Briggs et al., 2004), dan dapat dipelihara
pada padat penebaran yang tinggi (Araneda et al., 2008).
Salah satu permasalahan yang dihadapi saat proses pembesaran udang vaname adalah
penyakit kepala kuning (Yellow Head Disease). Penyakit kepala kuning (YHD) menyerang
budidaya tambak tradisional maupun tambak intensif. Penyakit ini disebabkan adanya infeksi
dari virus Yelllow-Head Baculovirus (YBV). Virus ini berbentuk batang berukuran (44 + 6 x
173 + 13 nm). Virus ini memiliki sitoplasma terbungkus. Virus ini termasuk dalam pantogen
kategori C-1, yaitu kategori yang dapat menyebabkan kematian massal dan dapat menyebar
dalam suatu wilayah serta sulit untuk disembuhkan. Jika penyakit ini menginfeksi udang,
mortalitas atau tingkat kematiannya meningkat menjadi 100% dalam jangka waktu 3 - 5 hari
setelah terjangkit. Adapun penyakit ini tercatat dapat muncul pada hari ke 50 - 70 setelah
tebar saat udang berukuran 5 – 15 gram. (JALA, 2019)
Mula-mula udang yang terserang penyakit ini nafsu makannya terlihat baik dan
pertumbuhan fisiknya terlihat normal. Namun, ketika mencapai umur 50 - 70 hari tiba-tiba
nafsu makan udang di dalam tambak terlihat menurun drastis, sehingga mengakibatkan perut
udang terlihat kosong dan warna tubuhnya pucat. Jika diperhatikan, terlihat warna
kekuningan pada bagian kepala termasuk hepatopankreasnya. Dalam beberapa kasus
ditemukan udang yang terserang penyakit kepala kuning tidak dapat terdeteksi oleh mata
manusia, oleh karena itu perlu dilakukan tes pengujian di laboratorium. Pemeriksaan bisa
dilakukan pada hepatopankreas atau insang dalam pengujian di laboratorium. Dengan
pewarnaan Hematoksilin dan Eosin, jaringan yang sakit terlihat berwarna biru dan terdapat
banyak bulatan yang disebut basophilic globose bodies. (Yos Mo, 2017)
Probiotik yang digunakan pada proses budidaya udang vaname di tambak sangat
bergantung agar sistem imun udang dapat terjaga. Probiotik berperan untuk memperbaiki laju
pertumbuhan, memperbaiki kualitas lingkungan perairan, meningkatkan daya tahan tubuh
udang, serta meningkatkan efisiensi konversi pakan. Penggunaan probiotik sudah dapat
diaplikasikan dalam bentuk cairan maupun padat pada budidaya udang vaname. Bakteri
probiotik yang dicampur dengan pakan konsumsi pada udang akan terserap ke dalam saluran
pencernaan. Bakteri probiotik akan membentuk keseimbangan mikroflora di dalam saluran
pencernaan udang, sehingga bisa menekan populasi bakteri pantogen yang merupakan
sumber penyakit. Fungsi lain dari probiotik adalah membantu udang merombak senyawa
yang merugikan menjadi senyawa tidak beracun. (Yos Mo, 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
perbedaan pemberian jenis probiotik (Bacillus licheniformis, Bacillus megaterium, Bacillus
pumilus, dan Bacillus subtillis) terhadap proses pertumbuhan maupun perkembangan udang
vaname yang diharap dapat membantu pembudidaya memilih jenis probiotik yang paling
efektif dan efisien digunakan dalam melakukan budidaya udang vaname.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengaruh pemberian jenis probiotik berbeda (Bacillus licheniformis,
Bacillus megaterium, Bacillus pumilus, dan Bacillus subtillis) terhadap imun udang
vaname dengan resistensi penyakit kepala kuning/Yellow-Head Disease (YHD).
b. Jenis probiotik manakah yang lebih berpengaruh terhadap imun udang vaname
dengan resistensi penyakit kepala kuning/Yellow-Head Disease (YHD).

1.3. Tujuan Penelitian


a. Mengetahui dan memahami jenis probiotik yang cocok untuk mengurangi resiko
terhadap infeksi virus Yellow-Head Baculovirus (YHB) pada imun udang vaname
yang dapat menyebabkan kematian massal pada budidaya udang vaname.
b. Mengetahui pengaruh tiap probiotik yang berbeda terhadap imun udang vaname saat
terinfeksi virus Yellow-Head Baculovirus (YHB).

1.4. Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan manfaat dan informasi
tentang jenis probiotik yang berpengaruh pada imun udang vaname dengan resistensinya
terhadap virus Yelllow-Head Baculovirus (YHB), dan dapat bermanfaat terhadap
pembudidaya ataupun petani tambak sehingga dapat memilih probiotik yang lebih efektif dan
efisien terhadap kesehatan udang vaname.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Udang


Data penyakit diambil dari beberapa sumber buku dari Dinas Lembaga Penelitian
Perikanan Lampung dengan seorang pakar bernama Bapak Suheri dengan riwayat kerja
sebagai supervisor budidaya udang di PT. Dipasena Citra Darmaja. Data sampel diambil di
pertambakan udang tepatnya tambak udang Dipasena Lampung terdapat 3 buah petak kolam
tambak yang mana setiap petak memiliki luas 40 x 50 meter, dengan tebaran benih sebanyak
100.000 ekor udang, dengan periode satu tahun bisa menghasilkan panen 3 sampai 4 kali
masa panen. (Suheri, 2019). Salah satu penyakit yang diamati pada saat peninjauan lokasi
adalah penyakit kepala kuning / (Yellow Head Disease). Udang-udang yang ada di dalam
tambak yang sudah terinfeksi penyakit kepala kuning jika tidak segera ditangani dan dipanen
akan menyebabkan tingkat kematian 100% secara bertahap dalam waktu 3 sampai 5 hari
untuk udang yang berumur 50-60 hari. Udang yang terjangkit penyakit ini tiba-tiba
kehilangan nafsu makan secara drastis sehingga mengakibatkan perut udang terlihat kosong
dan warna tubuh pucat. Jika diperhatikan terlihat warna kekuningan pada bagian kepala
termasuk hepatopankreasnya.
Pada tahun 2012, total produksi udang mengalami penurunan dari 1.900 ton menjadi
1.025,8 ton (Arafani, 2016). Virus diduga menjadi pantogen yang memicu kasus di atas.
Beberapa jenis virus yang menyebabkan kerugian pada budidaya udang vaname adalah Taura
Syndrome Virus (TSV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), White Spot Syndrome Virus
(WSSV), dan Yellow Head Virus (YHV). Virus-virus tersebut menganggu pertumbuhan
meliputi bentuk tubuh yang tidak normal, ukuran benih yang tidak seragam, pertumbuhan
yang lambat, hingga menyebabkan kematian massal pada budidaya udang (Balai Budidaya
Laut Lampung, 2011).

2.2. Peranan Probiotik


Probiotik bermanfaat dalam mengatur keseimbangan mikroba pada saluran
pencernaan dan menghambat perkembangan mikroba pantogen dalam saluran pencernaan
serta mensekresikan enzim yang membantu proses pencernaan makanan. Pengaruh
penggunaan probiotik terhadap perbaikan mutu kualitas air pada budidaya udang sebenarnya
tidak secara kontinyu sepanjang pemeliharaan, tetapi terdapat fluktuasi karena banyak sekali
faktor yang berpengaruh terhadap perubahan mutu kualitas air budidaya udang dalam tambak
(Gunarto, 2008). Hal ini berakibat pada setiap aplikasi probiotik tidak selalu akan berakibat
pada peningkatan produksi udang secara signifikan. Penambahan probiotik pada media
pemeliharaan biasanya ditambahkan satu kali selama pemeliharaan. Oleh karena itu
pemberian probiotik yang berbeda dengan dosis yang sudah ditentukan juga diperlukan untuk
diteliti guna menentukan jenis probiotik dengan dosis yang tepat pada media pemeliharaan.

2.3 Klasifikasi Udang Vannamei


Udang vannamei termasuk crustacea, ordo decapoda seperti halnya udang lainnya,
lobster dan kepiting.Decapoda dicirikan mempunyai 10 kaki, carapace berkembang baik
menutup seluruh kepala. Udang paneid berbeda dengan decapoda lainnya. Perkembangan
larva dimulai dari stadia nauplidan betina menyimpan telur didalam tubuhnya (Ditjenkan,
2006).Menurut Haliman dan Adijaya (2005), klasifikasi udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) meliputi:
 Kingdom : Animalia
 Sub kingdom : Metazoa
 Filum : Artrhopoda
 Sub filum : Crustacea
 Kelas : Malascostraca
 Sub kelas : Eumalacostraca
 Super ordo : Eucarida
 Ordo : Decapoda
 Sub ordo : Dendrobrachiata
 Infra ordo : Penaeidea
 Super famili : Penaeioidea
 Famili : Penaeidae
 Genus : Litopenaeus
 Spesies : Litopenaeus vannamei
2.4 Morfologi Udang Vannamei
Tubuh udang vannamei dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan
bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri
dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan
abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan
(kaki renang) yang beruas-ruas pula. Ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan
satu telson yang berbentuk runcing (Wyban dan Sweeney, 1991).

Gambar 1.Morfologi udang vannamei (Warsito, 2012).

Udang vannamei termasuk genus Penaeus dicirikan oleh adanya gigi pada rostrum
bagian atas dan bawah, mempunyai dua gigi di bagian ventral dari rostrum dan gigi 8-9 di
bagian dorsal serta mempunyai antena panjang (Elovaara, 2001).
Menurut Kordi (2007), juga menjelaskan bahwa kepala udang vannamei terdiri dari
antena, antenula, dan 3 pasang maxilliped . Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan
3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (periopoda). Maxilliped sudah mengalami
modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Pada ujung peripoda beruas-ruas yang
berbentuk capit (dactylus). Dactylus ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3. Abdomen terdiri dari
6 ruas, ada bagian abdomen terdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan sepasang uropods
(ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson (Suyanto dan Mujiman, 2004).

2.5 Habitat dan Siklus Hidup Udang Vannamei


Udang vanammei adalah jenis udang laut yang habitat aslinya di daerah dasar dengan
kedalaman 72 meter. Udang vannamei dapat ditemukan di perairan atau lautan Pasifik mulai
dari Mexico, Amerika Tengah dan Selatan. Habitat udang vannamei berbeda-beda tergantung
dari jenis dan persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Umumnya
udang vannamei bersifat bentis dan hidup pada permukaan dasar laut. Adapun habitat yang
disukai oleh udang vannamei adalah dasar laut yang lumer (soft) yang biasanya campuran
lumpur dan pasir(Haliman dan Adijaya, 2006).
Menurut Haliman dan Adijaya (2006), bahwa induk udang vannamei ditemukan
diperairan lepas pantai dengan kedalaman berkisar antara70-72 meter (235 kaki). Udang ini
menyukai daerah yang dasar perairannya berlumpur. Sifat hidup dari udang vannamei adalah
catadromous atau dua lingkungan, dimana udang dewasa akan memijah di laut terbuka.
Setelah menetas, larva dan yuwana udang vannamei akan bermigrasi kedaerah pesisir pantai
atau mangrove yang biasa disebut daerah estuarine tempat nurseri groundnya, dan setelah
dewasa akan bermigrasi kembali ke laut untuk melakukan kegiatan pemijahan seperti
pematangan gonad (maturasi) dan perkawinan (Wyban dan Sweeney, 1991).
Menurut Haliman dan Adijaya (2006), perkembangan Siklus hidup udang vannamei
adalah dari pembuahan telur berkembang menjadi naupli, mysis, post larva, juvenil, dan
terakhir berkembang menjadi udang dewasa. Udang dewasa memijah secara seksual di air
laut dalam. Masuk ke stadia larva dari stadia naupli sampai pada stadia juvenil berpindah ke
perairan yang lebih dangkal dimana terdapat banyak vegetasi yang dapat berfungsi sebagai
tempat pemeliharaan. Setelah mencapai remaja, mereka kembali ke laut lepas menjadi
dewasa dan siklus hidup berlanjut kembali. Habitat dan siklus hidup udang vannamei dapat
dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Siklus hidup udangvannamei (Wyban and Sweeney, 1991).

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 – Januari 2023 yang
bertempat di CP Vaname Naganraya Makmur, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan
Raya, Aceh.

3.2. Alat dan Bahan


Penelitian ini menggunakan 5 buah kolam terpal dengan kapasitas 200 L sebagai
wadah penelitian yang diisi air 100 L dengan salinitas 35 ppt pada setiap wadah, udang
vaname yang digunakan pada penelitian ini adalah PL 25. Padat tebar pada masing-masing
wadah adalah 50 ekor/bak. Dengan frekuensi pemberian pakan 5 kali dalam sehari yaitu pada
pukul 06:00, 10:00, 14:00, 18:00, dan 22:00 WIB. Dan jumlah pakan yang diberikan 10%
dari bobot tubuh udang. Bahan yang digunakan yaitu probiotik Aquacare Bacillus (dengan
kandungan Bacillus subtillis), probiotik Proflok 100 (dengan kandungan Bacillus pumilus),
probiotik Paraqua Bacillus (dengan kandungan Bacillus megaterium), dan probiotik B-Plus
Aqua (dengan kandungan Bacillus licheniformis), serta pelet komersil dengan kadar protein
36% - 40%. Alat yang digunakan selama penelitian antara lain kolam terpal, selang dan batu
aerasi, DO meter, Refraktometer, Thermometer, Spektrofotometer, Kertas millimeter,
serokan, selang siphon, alat tulis, dan kamera.

3.3. Metode Penelitian


Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
Rancangan acak lengkap 1 faktor 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga menjadi 15
unit percobaan, dengan perlakuan sebagai berikut :
P0 : Tanpa diberi probiotik Bacillus.
P1 : Diberi Probiotik Aquacare Bacillus 1 ml/L air.
P2 : Diberi Probiotik Proflok 100 1 ml/L air.
P3 : Diberi Probiotik Paraqua Bacillus 1 ml/L air.
P4 : Diberi Probiotik B-Plus Aqua 1 ml/L air.
Begitu juga seterusnya hingga 3 kali pengulangan, yang mana setiap pengulangan akan
ditambahkan dosis probiotiknya sebanyak 1 ml/L air.

Data kualitas air yang diperoleh selama penelitian dimasukkan ke dalam tabel.
Selanjutnya untuk mengetahui jenis probiotik terbaik untuk pertumbuhan panjang mutlak,
pertumbuhan bobot mutlak, kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan harian akan
dilakukan uni anava. Apabila p<0,05 maka ada pengaruh pemberian probiotik terhadap
kelulushidupan, pertumbuhan panjang, pertumbuhan bobot, dan laju pertumbuhan mutlak
udang vaname.

Anda mungkin juga menyukai