Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKOLOGI PERAIRAN

Tentang Kerusakan Ekosistem Perairan Akibat


Bencana Alam dan Penanganannya
Dosen Pengampu : Pebry Aisyah Putri, S.Pi, M,Si

Disusun Oleh :
Nurul Khiarani Lubis (20311904)
Dimas Pratama (20311015)
Putra Ardiansyah Harahap (20311006)

FAKULTAS PERIKANAN
PRODI AKUAKULTUR
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamiin Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kerusakan Ekosistem Perairan Akibat Bencana Alam Dan
Penanganannya” mata kuliah Ekologi Perairan, ini sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini selain bertujuan sebagai tugas dari Dosen mata kuliah
Ekologi Perairan yaitu Pebry Aisyah Putri, S.Pi, M,Si juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa khususnya untuk penulis sendiri tentang
dampak dan solusi kerusakan ekosistem. Penulis menyadari sepenuhnya akan
kekurangan dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dari segi isi, penulisan dan lain-lain untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun sangat penulis harapakan guna penyempurnaan dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

Pembuatan dan penyusunan makalah ini bertujuan agar kita dapat mengetahui
dampak serta solusi dari kerusakan ekostem perairan akibat bencana alam.

Medan, 25 Mei 2021

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................5
1.3 Manfaat........................................................................................5
BAB 2 EKOLOGI PERAIRAN......................................................................6

2.1 Definisi Ekologi Perairan..............................................................6


2.2 Kerusakan Ekosistem Perairan Akibat Bencana Alam................7
2.3 Dampak Ekosistem Perairan Akibat Bencana Alam....................8
2.4 Penanganan Ekosistem Perairan Akibat Bencana Alam.............9
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia diapit oleh dua samudra yang sangat besar yaitu samudra Hindia dan
samudra pasifik. Karena memiliki wilayah laut dan perairan yang sangat luas,
membuat indonesia menjadi negara yang sangat kaya akan sumber daya lautnya.
Bakan, banyak sekali jenis-jenis ikan dan terumbu karang yang hidup diperairan
indonesia. Perairan yang hangat serta arus yang tidak terlalu besar menjadikan laut
indonesia banyak di huni oleh beragam jenis ikan dan tumbuhan laut. Tidak sedikit
pula jenis-jenis ikan yang berasal dari luar wilayah perairan indonesia yang
bermigrasi ke perairan laut indonesia pada musim-musim tertentu. Kaena hal ini
maka indonesia memiliki jenis-jenis ikan yang sangat beragam. Di wilayah pesisir
banyak warga indonesia yang berprofesi sebagai nelayan, pembuat jaring, pembuat
garam, pengepul ikan, dan masih banyak lagi proesi yang berhubungan dengan
dunia perairan.

Masyarakat pesisir di Indonesia sebagian besar masih sangat bergantung pada


sumber dayaalam di laut yang menghasilkan beragam produk kelautan dan
perikanan. Terbukti dari banyaknya profesi yang mengandalkan sumber daya laut
sebagai objek utama untuk mendapatkan penghasilan. Kondisi itu, terjadi hampir di
semua provinsi diseluruh Indonesia.

Ancaman dampak perubahan iklim kini semakin nyata dirasakan nelayan dan
masyarakat pesisir dan ada di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Ancaman itu,
ditandai berbagai bencana alam di berbagai wilayah Indonesia. Termasuk,
Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, yang baru saja dilanda cuaca buruk dan
gelombang tinggi.

Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana (hazard potency) yang


sangat tinggi. Beberapa potensi bencana yang ada antara lain adalah bencana alam
seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Potensi
bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama,
yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral
hazard). Potensi bahaya utama ini dapat dilihat antara lain pada peta potensi
bencana gempa di Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah
dengan zona-zona gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta
potensi bencana letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi
bencana banjir, dan lain-lain. Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat
disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi bahaya utama (main hazard potency)
yang tinggi. Hal ini tidak menguntungkan bagi negara Indonesia, karena disamping
tingginya potensi bahaya utama, Indonesia juga memiliki potensi bahaya ikutan
(collateral hazard potency) yang sangat tinggi (IDEP, 2007).

Sementara itu, banyak hewan-hewan laut lain yang akan mati dengan cepat dan
tanpa rasa sakit  kekuatan tsunami. Sisanya mungkin akan mati setelahnya sebagai
akibat dari perusakan habitat atau masalah kualitas air yang disebabkan tsunami.

4
1.2 Tujuan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini antara lain ialah agar dapat mengatasi
dan meminimalisir aktivitas yang merusak ekosistem laut. Sedangkan tujuan
khususnya antara lain yaitu:

1. Mengetahui pengertian kerusakan ekosistem laut

2. Mengetahui penyebab dari rusaknya ekosistem laut di Indonesia

3. Mengetahui cara mengatasi atau meminimalisir kerusakan ekosistem laut

1.3 Manfaat

Memberikan informasi tentang kerusakan ekosistem perairan akibat bencana


alam.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ekologi Perairan

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos
yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem


dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan
oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).

Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi


dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi
untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di
antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama
guna meningkatkan produktivitas.

Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan


lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.

Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada


komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi
berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan


berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik
antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Jadi. Ekologi yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan apa
yang kita lakukan terhadap lingkungan atau pun alam disekitar kita, baik itu berupa
sebab-akibat maupun menguntungkan/merugikan makhluk hidup lainnya (Michael,
1994).

Salah satu kajian dari ekologi yaitu ekosistem perairan. Ekologi perairan
adalah ilmu yang mempelajari hubungan organime dengan lingkungan perairan.

6
Terdapat berbagai jenis lingkungan perairan dari sungai, danau, waduk, muara
sampai dengan laut. Pada lingkungan perairan berbagai jenis komunitas kita
temukan sampai dengan tingkatan ekosistem, sehingga dari semua lingkungan ini
akan dipelajari dalam ekologi perairan. Salah satu organisme yang hidup di
ekosistem perairan yaitu ikan. Oleh sebab itu ekologi perairan sangat berperan erat
dengan bidang perikanan.

2.2 Kerusakan Ekosistem perairan Akibat Bencana Alam

Perusakan ekosistem perairan adalah tindakan yang menimbulkan


perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang
melampuai kriteria baku kerusakan laut.

Bencana kelautan dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alami dan
faktor buatan (manusia). Diperlukan upaya untuk mencegah dan mengatasi dampak
yang diakibatkan oleh bencana. Bencana yang biasa terjadi di wilayah pesisir
adalah abrasi, akresi, banjir rob, tsunami. Sebagai contoh, bencana abrasi yang
terjadi di pantai Samas, dan banjir rob. Bencana tersebut menyebabkan perubahan
muka fisik wilayah pesisir seperti perubahan garis pantai. Selain itu, bencana pesisir
juga dapat terjadi karena stabilitas alam wilayah pesisir yang semakin rendah
terutama ekosistem penyusun kawasan pesisir (mangrove, lamun dan terumbu
karang). Penyebab rendahnya stabilitas karena kerusakan yang disebabkan oleh
alam sendiri maupun manusia. Misalnya, rusaknya ekosistem mangrove akibat
eksploitasi berlebihan, rusaknya lamun akibat kegiatan snorkeling dan rusaknya
terumbu karang akibat kegiatan pencarian ikan. Kerusakan tersebut akan berdampak
pada kerusakan yang lain.

Contoh bencana alam yang merusak ekosistem ialah tsunami. Saat tsunami
terjadi, dan melewati lautan dalam, permukaan air laut akan naik hanya beberapa
inci saja, dan makhluk hidup di situ mungkin tak menyadari bahwa sesuatu yang
besar sedang terjadi. Sering didapati laporan bahwa kapal-kapal yang berlayar di
atas lautan dalam, tidak menyadari ada sesuatu yang melewatinya, yakni gelombang
tsunami.

Masalah akan muncul ketika gelombang mencapai lautan yang relatif dangkal,
yang menyebabkan kecepatan gelombang melambat, menghasilkan gelombang
yang tumbuh jauh lebih tinggi dan membentuk kekuatan destruktif yang kita sebut
tsunami itu. Karena ini terjadi, air pantai dipaksa keluar ke laut, dan hewan laut apa
pun yang tidak bergerak dengannya mungkin terdampar keluar dari air.

Ketika gelombang menabrak ke pesisir pantai, kekuatan gelombang tsunami


dapat menghancurkan kehidupan laut serta habitat yang menopangnya. Terumbu
karang yang merupakan rumah bagi banyak spesies ikan dan hewan laut lainnya
dan dianggap sebagai “pemecah gelombang alami” untuk tsunami, bakan menderita

7
kerusakan besar ketika tsunami menabraknya. Hutan bakau dan hamparan rumput
laut di perairan dangkal yang juga habitat penting bagi banyak spesies ikan, dapat
hancur dan rusak.

Setelah gelombang tsunami menabrak daratan, air membawa semua jenis puing
kembali ke laut, yang mungkin termasuk berbagai bahan kimia beracun, dan benda-
benda berbahaya lain. Ini juga akan mengaduk sedimen, yang dapat mempengaruhi
kejernihan air dan kualitas air dalam banyak hal yang berbahaya bagi kehidupan laut
pesisir.

2.3 Dampak Kerusakan Ekosistem Perairan Akibat Bencana Alam

Pencemaran dan kerusakan ekosistem laut akibat bencana alam sungguh


banyak merusak biota bawah laut. Banyak bencana yang meyebabkan kerusakan itu
terjadi contohnya saja tsunami. Tsunami merupakan gelombang laut dasyat yang
dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu gempa bumi, letusan gunung api dasar
laut, bahkan meteor yang jatuh ke laut.

Tsunami datang dengan cepat dan membuat manusia yang ada disekitar
terjadinya tsunami jadi terseret ombak. Selain itu, benda-benda yang ada di daratan
juga bisa kembali tersapu kelaut yang meyebabkan mengotori laut.

Dasar laut akan mengalami erosi. Gelombang tsunami dapat mengubah


bentuk dasar laut, karena mengikis endapan dasar laut. Selain itu, hal ini juga bisa
menghancurkan dasar laut seperti krustasea, cacing, dan siput laut yang menggali
dan mencampurkan endapan dasar laut.

Tumbuhan dan hewan di daerah interdal juga terpengaruh. Saat tsunami


terjadi, daerah interdal ini menjadi area yang terkena dampak paling berbahaya.
Daerah interdal ini termasuk hamparan lamun, hutan bakau, lahan basah pantai, dan
kehidupan ikan serta hewan lainnya.

Selain tsunami, gempa bumi bawah laut juga menjadi hal yang berbahaya
bagi lautan dan isinya. Getaran yang dihasilkan dari gempa bumi bisa menyebabkan
tanah longsor pada laut dan meyebabkan kerusakan pada terumbu karang serta
habitat laut lainnya. Selain itu, gempa juga bisa menyebabkan gangguan dasar laut
karena tanah kadang bisa terangkat atau turun karena getaran dan menyebabkan
kerusakan pada flora dan fauna.

8
2.4 Penanganan Ekosistem Perairan Akibat Bencana Alam

Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah bertemunya keseimbangan ketiga


ekosistem alam yang rentan yaitu ekosistem laut, ekosistem darat dan ekosistem
udara (Beatly et al, 2002). Keadaan itu memberikan kemungkinan timbulnya
bencana di wilayah pesisir. Definisi bencana pesisir dikutip dari Peraturan
Pemerintah No. 64 tahun 2010 sebagai berikut: “adalah kejadian karena peristiwa
alam atau karena perbuatan orang yang menimbulkan perubahan sifat fisik dan/atau
hayati pesisir dan mengakibatkan korban jiwa, harta, dan/atau kerusakan di wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil”.

Bencana pesisir dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alami dan
faktor buatan (manusia). Diperlukan upaya untuk mencegah dan mengatasi dampak
yang diakibatkan oleh bencana. Bencana yang biasa terjadi di wilayah pesisir
adalah abrasi, akresi, banjir rob, tsunami. Sebagai contoh, bencana abrasi yang
terjadi di pantai Samas, dan banjir rob yang terjadi di Kabupaten Semarang.
Bencana tersebut menyebabkan perubahan muka fisik wilayah pesisir seperti
perubahan garis pantai. Selain itu, bencana pesisir juga dapat terjadi karena
stabilitas alam wilayah pesisir yang semakin rendah terutama ekosistem penyusun
kawasan pesisir (mangrove, lamun dan terumbu karang). Penyebab rendahnya
stabilitas karena kerusakan yang disebabkan oleh alam sendiri maupun manusia.
Misalnya, rusaknya ekosistem mangrove akibat eksploitasi berlebihan, rusaknya
lamun akibat kegiatan snorkeling dan rusaknya terumbu karang akibat
kegiatan pencarian ikan. Kerusakan tersebut akan berdampak pada kerusakan yang
lain.

Perlu adanya pemulihan terhadap ekosistem yang rusak sehingga dapat


meminimalisasi bencana pesisir. Dalam hal ini, peran masyarakat sekitar menjadi
penting untuk menjaga ekosistem, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pemulihan ekosistem yang telah dilakukan. Selain itu, wilayah
pesisir yang dulu tidak pernah dikenal, sekarang sudah menjadi sarana edukasi bagi
masyarakat sekitar kawasan. Sehingga dengan adanya pemulihan tersebut akan
membuat masyarakat lebih paham fungsi dan manfaat dari pemulihan ekosistem 
terutama di bidang lingkungan yaitu untuk menjamin kondisi fisik wilayah pesisir dan
mencegah terjadinya bencana pesisir.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan


penanaman pohon. Pohon selain bias mencegah longsor, diakui mampu menyerap
air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan
pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan
handal.

Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon
sesungguhnya bias menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin
banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.

9
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan hasil akhir dari pembahasan di atas dan merupakan


jawaban dari tujuan penulisan. Berikut adalah kesimpulan dalam penulisan makalah
kerusakan ekosistem laut di Indonesia.
1.    Perusakan ekosistem laut adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang melampuai
kriteria baku kerusakan laut.
2.  Penyebab kerusakan ekosistem laut adalah selain dari aktivitas-aktivitas
manusia yang tidak peduli atau kurang memperhatikan kelestarian alam serta tidak
menjaga keindahan alam laut, kerusakan juga disebabkan oleh bencana alam yang
merusak biota-biota bawah laut.
3.  Cara mengatasi atau meminimalisir kerusakan ekosistem laut manusia harus
lebih mengindahkan dan memperhatikan kelestarian alam laut, serta harus lebih
peduli dan menjaga alam laut. Selain itu beberapa yang harus diperhatikan
diantaranya Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut Peningkatan
pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut, baik luar maupun dalam laut,
Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan, Mengembangkan potensi industri
kelautan dan mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.

3.2 Saran

Penysun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
penyusun mengharapkan kritik ataupun saran yang membangun guna dalam
kesempunaan membuat makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://bobo.grid.id/amp/081901568/saat-terjadi-tsunami-apa-efeknya-bagi-laut-
dan-penghuni-laut-ya?page=all

https://pgsp.big.go.id/pemulihan-ekosistem-untuk-minimalisasi-bencana-
pesisir/

https://www.mongabay.co.id/2019/11/29/apa-yang-terjadi-dengan-satwa-laut-
saat-tsunami-terjadi/

https://akhmadawaludin.web.ugm.ac.id/menfaat-ekologi-perairan-di-bidang-
perikanan/#:~:text=Ekologi%20perairan%20adalah%20ilmu%20yang
%20mempelajari%20hubungan%20organime%20dengan%20lingkungan
%20perairan.&text=Oleh%20sebab%20itu%20ekologi%20perairan,perairan
%20dengan%20karakteristiknya%20masing%2Dmasing

https://www.researchgate.net/publication/
333457239_Analisis_Dampak_Pencemaran_dan_Kerusakan_Ekosistem_Laut_
Di_Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai