Dosen Pengampu:
M.Hidayat, S.Hum, S.Sos, MA
Oleh Kelompok 3:
1. Sherly Yunimar (20058124)
2. Putri Nadya Larasati (20058114)
3. Ranti Erisa Putri (20058116)
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal.
Berkat rahmat dan karunianya pula, kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Kearifan lokal dan pelestarian lingkungan”. Yang inshaAllah tepat pada
waktunya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah
untuk kedepannya. Mudah-mudahhan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan
pembacanya.
Kelompok 3
2|Page
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
I. Latar Belakang......................................................................................................... 4
II. Rumusan Masalah.................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 6
A. Pengertian Lingkungan............................................................................................ 6
B. Permasalahan Lingkungan....................................................................................... 6
C. Hubungan Manusia dan Lingkungan dalam Upaya Melestarikan Lingkungan.....10
D. Kearifan Lokal dan Konservasi Lingkungan......................................................... 13
KESIMPULAN..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 17
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
4|Page
II. Rumusan Masalah
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan
B. Permasalahan Lingkungan
1. Perubahan iklim
Usaha tani padi sawah sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim
karena keberhasilan usaha produksi pangan pokok ini sangat bergantung
kepada daya dukung iklim yang sebelumnya dianggap stabil. Petani
biasanya merujuk pada apa yang dalam bahasa Jawa dikenal sebagai
6|Page
pranåtåmångså (ketentuan musim), yaitu semacam penanggalan yang
dikaitkan dengan kegiatan bercocok tanam. Dalam perkembangannya,
kondisi iklim nyata maupun perkiraan kemudian menggeser ketentuan-
ketentuan seperti itu. Hasil penelitian Syahbuddin et al. (2007)
mengungkapkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir usaha tani
tanaman pangan seringkali hanya mengandalkan kebiasaan dan naluri
(instinct) petanui dalam penetapan pola tanam. Akibatnya petani sering
berhadapan dengan kendala kekurangan air, terutama pada saat musim
kering yang berlangsung lebih lama. Oleh karena itu, perlu adanya
penyesuaian pola tanam yang lebih adaptif dengan keragaman dan
perubahan iklim.
Dalam penelitian survey di wilayah Kecamatan Gempol, Purwosari,
dan Prigen di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Ketiga wilayah secara
berurut mewakili daerah pertanaman padi sawah pada zona agroekosistem
dataran rendah, sedang, dan tinggi. Kecamatan dengan desa-desa yang
memiliki areal pertanaman padi sawah yang lebih luas, terdampak
perubahan iklim, dan termasuk wilayah yang menjadi lokasi percontohan
dari Program Pengembangan Kapasitas untuk Kegiatan Adaptasi
Perubahan Iklim di Sektor Pertanian dan Sektor Lainnya yang Relevan.
Tujuannya untuk pengembangan kegiatan-kegiatan adaptasi perubahan
iklim oleh komunitas petani untuk menurunkan tingkat kerugian akibat
gagal panen yang disebabkan oleh perubahan iklim dan meningkatkan
kesejahteraan petani (Estiningtyas & Syakir,2018).
2. Sampah Plastik
7|Page
Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar kedua terutama sampah
plastik dengan volume 187,2 juta ton/tahun, dengan China pada posisi
pertama dengan 262,9 juta ton/tahun dan berikutnya setelah negara kita
diikuti oleh Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Adanya jumlah tersebut
dapat diasumsikan bahwa Indonesia memproduksi sekitar 175 ribu ton/hari
atau 0,7 kg/orang setiap harinya (News n.d.).
8|Page
pengolahannya, serta membangun kreativitas dalam mengelolaan sampah
untuk nilai ekonomi. Adanya peningkatan produktivitas dan kualitas dari
organisasi PKK desa, selanjutnya dapat diberdayakan kembali sebagai tim
penyuluh lapangan tentang sampah. Penugasan ini dapat dipilih
berdasarkan yang berprestasi dalam organisasi dan diperlukan pula
apresiasi dari pemerintah atas hal ini (Juniartini,2020).
3. Bencana Banjir
9|Page
benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat
menghambat proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
10 | P a g e
terhadap pelestarian lingkungan sangat berpengaruh. Apabila perilaku
negatif yang dicerminkan seseorang terhadap lingkungan itu buruk maka
akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Maka dari itu, dibutuhkannya
etika lingkungan dalam membahas hubungan manusia dengan lingkungan.
Etika lingkungan adalah suatu pendekatan terhadap lingkungan yang
saling menopang untuk memahami dari keseluruhan. Sehingga semua
unsur itu mempunyai makna dan arti yang sama. Jadi dapat kita ketahui
etika lingkungan merupakan pengetahuan tentang nilai atau moral yang
dimiliki oleh seseorang atau setiap anggota masyarakat yang berkaitan
dengan lingkungannya.
11 | P a g e
(analisis mengenai dampak lingkungan)”. Pada dasarnya semua usaha dan
kegiatan pembangunan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup,
perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus
memuat perkiraan dampaknya yang penting terhadap lingkungan hidup,
untuk dijadikan pertimbangan apakah untuk rencana tersebut perlu dibuat
analisi menganai dampak lingkungan.
12 | P a g e
D. Kearifan Lokal dan Konservasi Lingkungan
13 | P a g e
sering tidak memperhatikan lingkungan serta nilai sosial budaya lokal.
Misalnya kejadian pembangunan ruko (rumah toko) di perkotaan yang
kadang-kadang membeton semua lahan tanpa meninggalkan resapan air
atau tanpa drainase yang memadai dapat menyebabkan bencana banjir,
walaupun hanya ada hujan lebat dalam jangka waktu tidak terlalu lama.
3. Tri Mandala
Tri mandala terdiri dari kata tri dan mandala, yang mana tri artyinya
tiga, mandala artinya tempat atau zone. Jadi tri mandala artinya 3 tempat
atau 3 zone (misal: Suwardani, 2015). Makna tri mandala dari segi
aksesibilitas pada sebuah rumah misalnya, bahwa wilayah disekitar rumah
dibagi ke dalam 3 zone yaitu zone yang bisa diakses oleh umum atau siapa
saja yaitu telajakan rumah, wilayah atau zone yang terbatas untuk siapa
saja dalam keluarga sehari-hari yaitu pekarangan rumah, serta wilayah
yang bisa diakses hanya untuk kepentingan sembahyang yang berupa
merajan/sanggah.
Makna dari tri mandala dari segi konservasi adalah bahwa seseorang
yang membangun tidak boleh memanfaatkannya hanya untuk kepentingan
pemanfaatan manusia saja tetapi juga harus menyediakan ruang untuk
kepentingan kegiatan spiritual/parhyangan serta untuk kepentingan alam,
konservasi. Oleh sebab itu, mereka harus menyediakan satu lahan hanya
sebagai lahan terbuka hijau alami yang mirip dengan "teba" pada
lingkungan pemukiman. Jika "teba" tidak ada lagi maka tidak ada lagi
cukup vegetasi untuk menyerap polusi dari lingkungan sekitar, dan tidak
tersedia lagi habitat bagi fauna, serta tidak tersedia lagi keragaman flora
yang berfungsi sebagai cadangan genetik (plasma nutfah) bagi
kepentingan konservasi alam, yang mungkin berguna buat kita namun
belum tentu semuanya kita ketahui manfaatnya sampai saat ini.
4. Nyepi
14 | P a g e
Nyepi bagi umat Hindu di Bali biasanya dikaitkan dengan
pergantian tahun baru Caka. Nyepi dilalui dengan melakukan amati
karya atau tidak bekerja, amati geni tidak menyalakan api, amati
lelungan atau tidak bepergian, dan amati lelanguan atau tidak
bersenang-senang.
Dalam pemaknaan yang lebih mendalam, misalnya amati geni bisa
dimaknai tidak boleh marah. Dengan nyepi manusia diberikan
kesempatan selama satu hari penuh untuk melakukan evaluasi atas
kehidupannya untuk menyongsong tahun baru yang lebih baik, dan
tidak mengulangi hal-hal yang jelek atau negatif di masa lalu. Kalau
dikaitkan dengan manajemen seperti review manajemen atau evaluasi
menyeluruh atas manajemen usaha atau kehidupan. Jadi bukan hanya
sekedar tidak bekerja saja. Untuk masyarakat tertentu, misalnya
masyarakat Nusa Penida mereka bahkan memiliki nyepi segara. Dalam
kaitan dengan ini, pada hari tertentu nelayan di Nusa Penida tidak
melakukan aktivitas kesehariannya untuk memberikan kesempatan
kepada alam laut untuk berjalan secara alami tanpa intervensi manusia.
15 | P a g e
KESIMPULAN
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, H. A., Wasino, W., & Setyowati, D. L. (2012). Kearifan lokal dalam
menjaga lingkungan hidup (Studi kasus masyarakat di Desa Colo Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus). Journal of Educational Social Studies, 1(1).
17 | P a g e