(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan yang diampuh
oleh Dosen Ibu Dr. Marini Susanti Hamidun , S.Si ,M.Si)
Oleh :
Fauzia Hulukati
(431420011)
Kelas :
A Pendidikan Biologi
FAKULTAS MIPA
JURUSAN BIOLOGI
PENDAHULUAN
Kita semua telah saling mengetahui bahwa jaman ini sudah tua,banyak
sekali kejadian kejadian alam disekitar kita yang tidak bisa dipreiksi
kedatangannya seperti rusaknya lingkungan disekitar kita,baik itu
lingkungan alam maupun sosial. Bencana alam dan bencana sosial telah
tampak di depan mata kita itu semua terjadi dikarenakan ulah manusia
sendiri yang tidak dapat menjaga lingkungan.Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia tidak
pernah terlepas dari pengaruh lingkungan.karena lingkungan adalah
kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya”
Dikarenakan manusia tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan maka kita
sebagai manusia harus bisa memanfaatkan lingkungan dengan sebaikbaiknya
baik itu lingkungan alam ataupun sosial, supaya kita sebagai makhluk
yang diciptakan tuhan sebagai kholifah fil ardz bisa menjaga lingkungan
dengan baik dan benar,tidak malah merusak lingkungan tersebut,dan kita
tidak termasuk kategori orang yang merusak lingkungan seperti yang telah
di jelaskan oleh Allah dalam surat Arrum ayat 41 “Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Maka dari itu makalah ini menjelaskan Konsep Konsevasi alam untuk
memudahkan kita dalam memahami dan menjaga lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep lingkungan?
2. Bagaimana Masalah kependudukan dan lingkungan hidup?
3. Bagaimana peran manusia terhadap lingkungan
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami Konsep lingkungan
2. Untuk memahami Masalah kependudukan dan lingkungan hidup
3. Untuk memahami peran manusia terhadap lingkungan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan,
sehingga saya dapat menyelesaian makalah yang berjudul "Konservasi Lingkungan” hingga
akhir. Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi
para pembaca karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang saya miliki,
kekurangan pasti masih ada dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Fauzia Hulukati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3. 2Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
BAB II
PEMBAHASAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia
tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Mempelajari lingkungan dalam kehidupan lebih
banyak dipakai istilah lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1
mengartikan Lingkungan Hidup sebagai berikut:
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya” Bisa diartikan,
Lingkungan Hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati, lingkungan non
hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sumber daya alam (SDA) merupakan salah
satu unsur lingkungan alam, baik hayati maupun on hayati, yang diperlukan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Sumber daya alam sangat banyak
dan melimpah, jadi disusunlah klasifikasi sumber daya alam, yang antaralain meliputi sumber
daya alam terbarui dan tak terbarui. Di sekitar kita juga terdapat sesuatu yang tak terlihat secara
kasat mata. Daya dan keadaan ada di sekitar kita dalam berbagai bentuk, seperti keadaan tenang,
gaduh, sejuk, panas, dingin, banyak, sedikit, kuat, lemah, dan lain-lain. Semuanya
mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan kita. Manusia tidak akan nyaman jika keadaannya
panas atau berisik. Ini berarti kesejahteraannya terganggu.
Semua yang ada di sekitar kita seperti yang telah diuraikan tadi, baik yang berwujud
kebendaan maupun berupa daya dan keadaan akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita,
bahkan akan mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan kita, sesuai definisi lingkungan
menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.Dalam lingkungan terjadi interaksi yang dinamis antara manusia dengan manusia lainnya
dan antara manusia dengan komponen biogeofisikkimia. Interaksi tersebut tidaklah selalu
sederhana tetapi sangat kompleks. Dalam interaksi tersebut manusia mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Pada dasarnya masalah kependudukan merupakan suatu sumber masalah sosial yang
penting, oleh karena pertambahan penduduk dapat menghambat penduduk dapat menjadi
penghambat dalam pelaksanaan pembangunan, terutama jika pertambahannya tersebut tidak
dapat terkontrol secara efektif. Masalah sosial sebagai akibat pertambahan penduduk tidak hanya
dirasakan oleh masyarakat-masyarakat pada daerah tertentu saja, melainkan dirasakan pula oleh
masyarakat secara menyeluruh dalam suatu Negara.
Akibat pertambahan penduduk biasanya ditandai oleh kondisi yang serba tidak merata,
terutama mengenai sumber-sumber penghidupan masyarakat yang semakin terbatas. Di
Indonesia telah melakukan berbagai usaha dalam rangka pengaturan pertambahan jumlah
penduduk melalui program Keluarga Berencana. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara menyeluruh. Kecuali itu juga dilakukan
program Transmigrasi, yang dimaksudkan sebagai usaha pemerataan atau keserasian jumlah
penduduk di seluruh wilayah tertentu.
a. Ledakan penduduk
pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh jumlah kelahiran (natalitas) yang lebih
besar dari pada jumlah kematian (mortalitas). Di Indonesia sekarang laju kelahiran 49 dan
jumlah ini menunjukkan laju kelahiran yang tinggi. Laju kelahiran yang sedang antara 20 – 30,
sedangkan laju kelahiran rendah di bawah 20.
b. Pertambahan penduduk yang pesat juga disebabkan oleh penurunan angka kematian.
Di dunia Barat kematian bayi telah turun sampai 0,5% dan bagi dokter hal ini merupakan
tantangan. Malthus sendiri sudah membayangkan bahwa penurunan angka kematian akan
memunculkan gejala kelebihan penduduk yang serius.
Menurut perhitungan, jika dalam waktu yang relatif singkat di dunia kita nantinya akan
terjadi sistem pembatasan kelahiran yang optimal, maka kesimpulannya: masih dibutuhkan 40
tahun lebih untuk menghentikan pertumbuhan penduduk. Ini disebabkan dengan adanya program
KB yang intensif saja penduduk dunia masih akan mampu melipat dua kali, sehingga dalam
tahun 2020 jumlah umat manusia di planet kita mencapai 7 milyar jiwa.
Dengan melihat besarnya manfaat lingkungan alam bagi kehidupan manusia, seharusnya
manusia melakukan introspeksi diri terhadap apa yang dilakukannya terhadap alam.
Kerusakan alam bukan hanya di Jawa Barat, tetapi hampir di seluruh nusantara, bahkan
dunia. A.Soni Keraf (2002) dalam bukunya berjudul Etika Lingkungan mengingatkan bahwa
masalah lingkungan hidup adalah masalah moral manusia atau persoalan perilaku manusia.
Kerusakan bukan masalah teknis tetapi krisis moral manusia. Menurut beliau, untuk
mengatasi masalah lingkungan hidup dewasa ini langkah awalnya adalah dengan cara
merubah cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam secara mendasar melalui
pengembangan etika lingkungan. Secara teoritis terdapat tiga model teori etika lingkungan,
yaitu yang dikenal sebagai Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental
Ethics, dan Deep Environmental Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai
antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme (Sony Keraf : 2002)
a. Antroposentrisme
Alam perlu diperlakukan secara moral, terlepas dari apakah ia bernilai bagi manusia atau
tidak. Ada empat keyakinan biosentris, yaitu pertama, berkeyakinan bahwa manusia adalah
anggota dari komunitas kehidupan di bumi dalam arti yang sama dan dalam kerangka yang
sama di mana makhluk hidup yang lain juga anggota dari komunitas yang sama. Kedua,
keyakinan bahwa spesies manusia bersama dengan dengan semua spesies lainnya adalah bagian
dari sistem yang saling tergantung sedemikian rupa sehingga kehidupan ditentukan oleh relasi
satu dengan lainnya. Ketiga, keyakinan bahwa semua organisme adalah pusat kehidupan yang
mempunyai tujuan sendiri. Keempat, keyakinan bahwa manusia pada dirinya sendiri tidak lebih
unggul dari makhluk hidup lainnya.
Pandangan itu membuat manusia menjadi lebih netral dalam memandang semua makhluk
hidup dengan segala kepentingannya. Tentu saja manusia akan selalu memandang
kepentingannya lebih penting. Dengan keyakinan tadi, manusia akan lebih terbuka untuk
mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan makhluk hidup lainnya secara serius,
khususnya ketika ada benturan kepentingan antara manusia dengan makhluk hidup yang
lainnya. Sedikit berbeda dengan biosentrisme, Ekosentrisme lebih memandang etika berlaku
pada keseluruhan komponen lingkungan, seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun
tidak. Secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama
lainnya. Karena itu, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk
hidup tetapi juga pada lingkungan tak hidup. Etika Ekosentrisme sekarang ini populer dengan
Deep Ecology sebuah istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Arne Naess, seorang filusuf
Norwegia, tahun 1973. Deep Ecology menuntut etika baru yang tidak hanya berpusat pada
manusia, tapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya
mengatasi persoalan lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Aksara, 2002.